cover
Contact Name
Yunardi Kristian Zega
Contact Email
pietasjurnal@gmail.com
Phone
+6281266209657
Journal Mail Official
pietasjurnal@gmail.com
Editorial Address
Kavling Pancur Pelabuhan Blok A No.189 Tanjung Piayu, Sungai Beduk, Batam, Kepulauan Riau. 29400
Location
Kota batam,
Kepulauan riau
INDONESIA
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya
ISSN : -     EISSN : 30314836     DOI : https://doi.org/10.62282/pj.v1i2
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya (e-ISSN: 3031-4836) adalah jurnal peer-review yang didedikasikan untuk promosi dan diseminasi penelitian ilmiah tentang studi agama dan sosial budaya. Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah (LPPI), Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas dan bekerja sama dengan ASAI: Asosiasi Studi Agama Indonesia. PIETAS menerbitkan artikel secara online dengan frekuensi terbitan 2 kali dalam setahun, yakni terbit di bulan Mei dan November. Proses review dalam jurnal ini menggunakan double-blind review, yang berarti identitas reviewer dan penulis disembunyikan dari reviewer, begitu pula sebaliknya.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 11 Documents
Pertanyaan Pemantik: Sebuah Model Pengajaran Yesus dalam Matius 16:13-20 Evarisman Nehe; Talizaro Tafonao
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/pj.v1i1.1-14

Abstract

Pembahasan mengenai pertanyaan pemantik dan desain pembelajaran, telah dilakukan oleh beberapa penulis. Namun belum ada penulis yang secara konstruktif memaparkan pertanyaan pemantik dalam pengajaran Yesus yang bermanfaat bukan saja mengaktifkan nalar kritis tetapi juga mempermudah pendengar (para murid) mengerti tujuan pembelajaran (hal kerajaan sorga). Pertanyaan yang timbul adalah, bagaimanakah pertanyaan pemantik dalam model pengajaran Yesus? Kemudian apakah urgensitas pertanyaan pemantik Yesus terhadap desain pembelajaran? Tujuan tulisan ini melakukan eksposisi nats Matius 16:13-20 guna mengungkap pertanyaan pemantik yang terkandung di dalamnya, kemudian mengkajinya dalam kaitan desain pembelajaran guru di kelas, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menganalisis ragam literatur tentang pertanyaan pemantik dalam pengejaran Yesus dan kaitannya dalam desain pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertanyaan pemantik adalah jantung makna dan tujuan pembelajaran dalam ruang lingkup desain pembelajaran. Dengan demikian desain pembelajaran yang peduli pada makna dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah desain yang memberi waktu menyusun dengan cermat pertanyaan pemantik.
Filosofi Boraspati dalam Menerapkan Kekristenan di Tengah Masyarakat Majemuk Tri Murni Situmeang; Agiana Her Visnhu Ditakristi
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/pj.v1i1.15-28

Abstract

Filosofi merupakan pola berfikir manusia, prinsip hidup, ataupun cara berfikir manusia. Pada dasarnya orang Batak terkenal dengan kekayaan filosofi hidup seperti itu. Bahkan dalam beradaptasi dalam pergaulan, orang Batak selalu dilatarbelakangi oleh filososfi. Salah satu simbol dalam filosofi Batak yang melatarbelakangi hubungan bermasyarakat dilambangkan dengan gambar sepasang cicak yang di sebut Boraspati. Tujuan penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan tentang budaya bermasyarakat Batak Toba melalui filososfi Boraspati dalam menerapkan kehidupan kekristenan di tengah masyarakat majemuk. Artinya kehidupan orang Batak dapat beradaptasi kepada siapapun dan budaya apapun. Peneliti menggunakan metode peneliti deskriptip kualitatif dengan kajian studi pustaka yang didasarkan pada buku-buku, artikel jurnal dan media yang lain terpercaya. Hasil dalam artikel ini adalah menekankan bahwa pemahan tentang filosofi Boraspati sebagai sistem kekerabatan di suku batak merupakan kunci dalam menerapakan kehidupan Kekristenan di dalam kehidupan bermasyarakat majemuk, baik dalam berorganisasi, bermasyarakat dan berbudaya sosial dengan yang lainnya.
Inkarnasi Yesus Kristus: Sebagai Langkah Interupsi Praktek Bully di Kalangan Siswa Abad 21 Evarisman Nehe; Esron Sibuea; Etaprida Zai; Candra Gunawan Marisi
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/pj.v1i1.29-50

Abstract

Masalah utama dialami oleh para pelaku pedagogi abad 21 ini adalah memudarnya nilai – nilai karakter peserta didik diantaranya terkait perundungan siber atau cyberbullying. Praktek Bully menimbulkan rasa malu, sakit secara fisik, terhina, terancam, dan bila terus berulang berdampak pada psikologis korban. Oleh karenannya masalah yang dirumuskan adalah Apakah itu inkarnasi dalam bingkai kristologi? dan Bagaimanakah persoalan Bully yang terjadi di kalangan siswa abad 21 ini? Dan tujuan penelitian hendak mengkaji makna inkarnasi Yesus Kristus dalam bingkai kristologi dan bagaimana integrasinya dalam menginterupsi praktek bully dalam sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan tafsir biblikal dengan mengeksegese Injil Yohanes 1:1,14 diharapkan diperoleh penjelasan teologis tentang dasar kristologi yang kuat dan mampu memberi solusi praktis menginterupsi praktek bully di kalangan siswa abad 21. Hasil kajian penelitian ini mengusung suatu konsep baru bagi penanganan praktek bully di sekolah yang mengajak guru berkolaborasi dan siswa untuk menghidupi makna Inkarnasi Yesus Kristus yang memandang kelemahan dan kekurangan bahkan kehinaan manusia dengan tindakan kasih yang nyata, memulihkan, bukan justru membuly. Konsep inilah yang saya bahasakan sebagai inkarnasi menginterupsi bully.
Menyingkap Kristologi dalam Bingkai Nusantara (Batak Parmalim) dan Integrasinya dalam Pendidikan Agama Kristen Viktor Deni Siregar; Yohana br Tarigan; Teti Tri Pujianti Gea; Candra Gunawan Marisi
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/pj.v1i1.51-66

Abstract

Kristologi menjadi bagian fundamental bagi penganut ajaran kekristenan di seluruh dunia. Menjadikan kristologi sebagai pusat central pengajaran tentu memberikan polemik tersendiri dalam cakupan suku dan ras. Kristologi kontekstual juga harus hadir untuk menjadi jembatan yang akan menjangkau atau menerobos batasan-batasan sehingga adanya capaian tujuan dalam penyampaian injil dan penuaian jiwa-jiwa bagi Tuhan, baik itu berbentuk nilai dan juga pendidikan karakter. Kajian ini bertujuan untuk memberikan penyingkapan kristologi kontekstual yang ada dalam batak parmalim dan tentunya mengintegrasikannya dalam pendidikan agama kristen (PAK), pasti memiliki nilai keluhuran yang dapat diterapkan. Manfaat yang ditemukan bahwa kristologi kontekstual dapat menyentuh jauh kepada suku dan menarik nilai yang ada pada suku tersebut untuk diintegrasikan pada PAK baik itu pada Sekolah, Keluarga, Gereja, dan Masyarakat. Pentingnya dilakukan penelitian ini tentu untuk menyingkap kristologi yang terdapat dalam kontekstual yang dilakukan sehingga terlihat bahwa kristologi dapat di kontekstualisasikan dalam kebudayaan batak parmalim. Metodologi penelitian yang digunakan dalam kajian ini menggunakan metode literature review atau tinjauan kepustakaan. Dengan mengumpulkan data-data primer melalui buku, artikel jurnal, majalah, bahkan wawancara dan lain sebagainya yang kemudian dianalisis dan berikan argumen sehingga mendapatkan simpulan melalui hasil analisis yang dilakukan. Hasil yang ditemukan bahwa dalam batak parmalim telah dilakukan kontekstualisasi kristologi untuk memenangkan suku batak parmalim dan kontekstualisasinya dapat diintegrasikan dalam PAK.
Etika Kristen tentang Standar Mengasihi Berdasarkan 1 Yohanes 4:18-21 dan Penerapannya oleh Orang Percaya di Media Sosial Junieli Waruwu
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/pj.v1i1.82-98

Abstract

Etika Kristen diambil dan ditarik dari pendalaman akan firman Tuhan untuk dipergunakan sebagai standar berperilaku dan bertindak baik dalam dunia nyata maupun dalam dunia maya. Tidak dapat dihindari bahwa masyarakat kita memiliki dua dunia yaitu dunia nyata dan dunia maya. Masyarakat menyukai dunia maya karena mampu mengekspresikan diri secara bebas tanpa aturan yang mengikat. Kebebasan ini menimbulkan berbagai permasalah yang memicu hilangnya nilai kasih sebagai perintah utama Tuhan Yesus Kristus bagi pengikut-Nya. Orang percaya sering bertindak gegabah dengan mengujarkan kebencian, kritik tanpa solusi, dan kadang menghina karena jengkel dengan suatu pernyataan tertentu yang kadang juga dilanjutkan dalam dunia nyata. Hilangnya rasa mengasihi merupakan tantangan bagi orang percaya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan fokus pada kajian literatur untuk menemukan standar mengasihi sebagaimana ditegaskan kembali dalam 1 Yohanes 4:18-21. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan hasil bahwa setiap orang percaya memiliki standar mengasihi sesama sekalipun tidak kelihatan dengan hati yang tulus, mengasihi dengan segenap akal budi, mengasihi seperti mengasihi diri sendiri, serta tidak takut dengan perkembangan teknologi, tetapi justru melihat bagaimana perspektif Allah mengasihi sesama sesuai dengan perkembangan masyarakat digital.
Kurikulum Merdeka Belajar: Efektivitas dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Asni Darmayanti Duha
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/pj.v1i1.67-81

Abstract

Berlakunya kurikulum merdeka belajar yang diterapkan di dalam proses belajar mengajar mengalami persoalan yang secara tidak langsung mempengaruhi keefektivitas pembelajaran pendidikan agama Kristen, yakni kurang siap sumber daya manusia, minimnya sarana prasarana, sangat kurang kegiatan bimbingan teknis untuk membekali para tenaga pendidik dan terjadinya ketimpangan penerapan di daerah pelosok, seperti siswa tidak memiliki kemampuan mengikuti alur penerapan kurikulum merdeka belajar. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan keefektivitas penerapan kurikulum merdeka belajar di dalam mata pelajaran pendidikan agama Kristen dan memberikan pengertian kepada tenaga pendidik agar penerapan kurikulum berdeka belajar dapat dimaksimalkan sesuai dengan kearifan lokal. Untuk menghasilkan suatu hasil penelitian, peneliti menggunakan metode penelitian pustaka. Dari hasil analisis tersebut, maka kurikulum merdeka belajar pada dasarnya dapat meningkatkan keefektivitas pembelajaran namun karena kurangnya sumber daya manusia dan sarana prasarana yang tidak memadai, maka kurikulum merdeka belajar menjadi tidak efektif dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen. Penerapan kurikulum berdeka belajar dalam mata pelajaran pendidikan agama Kristen pada saat ini masih kurang efektif mengingat belum siap secara maksimal sumber daya manusia (tenaga pendidik) dan sarana prasarana untuk mendukung penerapannya dalam kegiatan pembelajaran.
Meretas Kebekuan Hati: Kiprah Penyuluh Kristen di Balik Jeruji Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kupang Kurniawati Aseleo; Adriana I S Sole; Maya Katarina Manu
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/pj.v1i2.99-110

Abstract

Eksistensi Penyuluh Kristen dalam Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas IIA Kota Kupang sangat penting sebagai pemberi kesejukan bagi warga binaan. Rentannya gangguan dan masalah mental yang terjadi karena disebabkan perasaan bersalah dan terhakimi sehingga dibutuhkan kehadiran tokoh-tokoh yang mampu menyejukkan dan memberikan ketenangan batin, salah satunya dengan kehadiran Penyuluh Kristen bagi WBP yang menganut agama Kristen. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelusuri sejauh mana kiprah Penyuluh Kristen dalam pelayanan terhadap WBP pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kupang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dari penelitian ini diketahui sebanyak 5 (lima) kegiatan yang dilakukan Penyuluh Kristen yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kupang yaitu membangun kerjasama dengan Instansi terkait, melaksanakan program pastoral konseling, melaksanakan program pemahaman Alkitab, melaksanakan kegiatan ibadah mingguan dan melaksanakan pemutaran film dan game. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa peran Penyuluh Kristen sebagai pembina rohani telah melaksanakan fungsi sebagai Penyuluh Kristen. Namun, terdapat juga hambatan dalam pelaksanaan tugas tersebut, hambatan tersebut antara lain keterbatasan kewenangan, kurangnya ketegasan petugas LAPAS dan kurangnya kesadaran warga binaan.
Studi Tingkat Pemahaman Anggota Persekutuan Doa Alfa Omega Kota Kupang tentang Konsep Gereja dan Misi Jeni Isak Lele; Daud Alfons Pandie; Herlin Sunni; Lidia Nubatonis
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/pj.v1i2.111-121

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tingkat pemahaman anggota Persekutuan Doa Alfa Omega Kota Kupang terhadap konsep gereja dan misi. Di mana banyak jemaat yang kurang memahami konsep gereja dan misi akibat rutinitas mengakses dunia digital. Persekutuan doa sering dianggap terpisah dari gereja, menyebabkan ketidakharmonisan dalam pelayanan misi gereja. Metode survei digunakan dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pemahaman anggota mencapai 84,4 persen menandakan pemahaman yang baik tentang konsep gereja dan misi. Para peneliti disarankan untuk menggunakan metode yang sama dalam penelitian mereka untuk tema yang berbeda guna mengukur tingkat pemahaman anggota jemaat tentang topik tertentu yang dapat mendorong mereka dalam pelayanan Tuhan.
Eskatologi dalam Agama Tradisional Parmalim: Implikasi bagi Keilmuan Alkitab dan Teologi di Sumatera Utara Mangarimbun Gultom; Meliusu Gea; Otniel Harefa
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/pj.v1i2.122-136

Abstract

Kepercayaan Parmalim pertama kali dikembangkan oleh kelompok Batak di Indonesia, sebagian besar di Sumatera Utara. Parmalim adalah agama budaya dengan kepercayaan dan ritual yang khas. Eskatologi memainkan peran penting dalam perspektif kehidupan dan kematian dalam agama tradisional Parmalim suku Batak di Indonesia. Pertanyaan utama penelitian adalah bagaimana gagasan eskatologi dalam kepercayaan Parmalim bersinggungan dengan nilai-nilai dan perspektif kontemporer. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi eskatologi dalam agama tradisional Parmalim dan menganalisis implikasinya bagi keilmuan Alkitab dan teologi di Sumatera Utara. Pendekatan penelitian ini adalah metode kualitatif dimana peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam pengumpulan dan analisis data. Keterlibatan peneliti secara langsung dalam proses pengumpulan data memungkinkan pengembangan pemahaman yang mendalam. Hasil studi ini mengungkapkan kompleksitas dan kekhasan eskatologi dalam agama Parmalim, yang mencakup konsep tentang kematian, kehidupan setelah kematian, dan kehidupan sehari-hari yang tercermin dalam ritual dan praktik keagamaan. Implikasi dari temuan ini memperkaya pemahaman tentang pluralitas agama di Sumatera Utara dan menawarkan kontribusi yang berharga bagi keilmuan Alkitab dan teologi dalam konteks multikultural.
Intermediate State: Mengungkap Rahasia Alam Baka Antara Surga dan Neraka Evarisman Nehe; Imelda Marcos Simbolon; Otniel Otieli Harefa
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/pj.v1i2.137-154

Abstract

Posisi jiwa manusia setelah kematian yang disebut intermediate state bukan saja terbesik sebagai pertanyaan bahkan tengah menjadi polemik dalam konteks eskatology di kalangan teolog dan gereja secara interdenominasi, diantaranya purgatory, persoalan sheol dan hades, dan sebagainya. Berbeda konsep yang tampak pada prinsip yang dinyatakan Yesus bahwa “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus, demikian kesaksian” Lukas 22:43. Oleh karenannya masalah yang dirumuskan adalah pertama bagaimana konsep Alkitab mengungkap konsep intermediate state? Kemudian Bagaimana gereja masa kini memaknai, menyikapi konsep intermediate state? Dan tujuan penelitian khusus berhaluan pada konsep firman yang komprehensif dan memaknainya untuk menjawab pro dan kontra bahkan multi tafsir yang selama ini terjadi, secara khusus dalam konteks eskatology. Penulis melakukan penelitian pustaka menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Selain itu, penulis melakukan penelitian terhadap berbagai sumber literatur, termasuk buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan eskatologi secara khusus bahasan intermedate state dan semua aspek dogmatikkannya. Hasil kajian penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman yang akurat tentang Intermediate State menolak konsep tradisional seperti purgatori dan pandangan sheol serta hades sebagai tempat netral atau sementara bagi jiwa, sebab sejatinya manusia setelah mati secara fisik jiwa yang selamat langsung masuk ke surga (firdaus) sambil menunggu hari penghakiman terakhir secara umum dipersatukan oleh Allah dengan tubuh kebangkitannya dan kemudian berlangsungnya kehidupan kekal memuji Allah selamanya di surga, sebaliknya demikian juga dengan jiwa yang tidak selamat langsung masuk neraka menunggu dipersatukan tubuh kebangkitan dan menanggung hukuman kekal selama-lamanya.

Page 1 of 2 | Total Record : 11