cover
Contact Name
Eko Pramudya Laksana
Contact Email
publisher@um.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jih.journal@um.ac.id
Editorial Address
Jl. Jalan Semarang 5 Malang 65145 Malang, East Java, Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmu Hayat
ISSN : -     EISSN : 25494686     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Ilmu Hayat (J. Ilmu Hayat) is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research from all area of biosciences fields such as ecology, conservation, biodiversity, biosystematics, structure and development, physiology, genetics and biotechnology. All life forms (microbes, fungi, plants, animals, and human, including virus) are covered by J. Ilmu Hayat.
Articles 50 Documents
Diversitas Fauna dan Flora Sebagai Pendukung Ekowisata di Kawasan Wisata Alam Kahui Project, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Ahmad Muammar Kadafi; Muhammad Rizki; Ade Damara Gonggoli; Asrael Racho; Rahmad Hidayat; Lilik Sugiarti
Jurnal Ilmu Hayat Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v6i12022p20-32

Abstract

Ekowisata merupakan salah satu upaya dalam konservasi diversitas fauna dan flora melalui pengelolaan secara ekologi dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menginvetarisasi data diversitas fauna dan flora yang terdapat pada kawasan wisata alam Kahui Project, Kalimantan Tengah. Pengambilan data dilakukan dengan motode Visual Encaunter Survei (VES) pada kelompok fauna dan random sampling pada kelompok flora. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sebanyak 78 spesies fauna yang terdiri dari 46 famili, dan 20 spesies flora dari 13 famili. Diversitas fauna dan flora yang beragam pada kawasan Kahui Project dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam pengelolaan ekowisata dan objek lain sebagai pendukung dalam pengembangan kawasan ekowisata dimasa mendatang.
Persepsi dan Apresiasi Masyarakat Suku Tengger terhadap Biodiversitas Tumbuhan Obat di Sekitar Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Yusri Juma; Sulisetijono Sulisetijono; Fatchur Rohman
Jurnal Ilmu Hayat Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v1i12017p1-7

Abstract

Persepsi dan Apresiasi mengenai penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan tumbuhan obat oleh masyarakat Suku Tengger di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru  terbentuk melalui suatu proses sosialisasi yang secara turun temurun dipercaya dan diyakini kebenarannya oleh masyarakat Suku Tengger. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai persepsi dan apresiasi masyarakat Suku Tengger terhadap pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Data kualitatif diperoleh menggunakan survey dan wawancara struktural dengan teknik Purposive Sampling dengan lokasi penelitian di desa Ngadas, Ranu Pani, dan Cemoro Lawang pada bulan Pebruari sampai April 2019. Pengetahuan masyarakat Suku Tengger tentang pemanfaatan tumbuhan obat di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengalami penurunan berdasarkan nilai presepsi dan apresiasinya, karena masyarakat Suku Tengger sudah mengalami moderenisasi dari penggunaan tumbuhan obat.
Kemampuan Antibakteri Metabolit Sekunder Bakteri Endofit Tanaman Purwoceng terhadap Escherechia coli Nur'aini Kartikasari; Yekti Asih Purwestri
Jurnal Ilmu Hayat Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v5i12021p17-24

Abstract

Kajian tentang senyawa antibakteri yang dihasilkan oleh bakteri endofit mulai bermunculan untuk mengatasi meningkatnya bakteri resisten obat seperti Escherechia coli. Bakteri endofit (GP14, GP2 dan DG1) yang diisolasi dari purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkend) telah diketahui memiliki potensin  dalam mencegah pertumbuhan bakteri patogen. Pada penelitian ini isolat GP14, GP 2 dan DG 1 menunjukkan aktivitas untuk mencegah pertumbuhan E. coli. Senyawa bioaktif diekstraksi dari kultur cair menggunakan etil asetat, diikuti dengan uji Thin layer chromatography (TLC) sebagai uji profil metabolik untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia. Uji TLC menunjukkan bahwa isolat GP14, GP2 dan DG1 menghasilkan senyawa alkaloid. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode paper disc diffusion dengan media TSA. Konsentrasi yang digunakan adalah 25 mg/ml, 50 mg/ml, 100 mg/ml dan 200 mg/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar hasil ekstraksi etil asetat memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli. Zona hambat terbesar ditunjukkan dari ekstrak kasar isolat DG1 pada konsentrasi 200 mg/mL yaitu 2.135 mm.
Uji Ekstrak Buah Maja (Aegle marmelos) terhadap Mortalitas dan Penghambatan Makan Spodoptera litura Anisa Fariantika; Sofia Ery Rahayu; Agus Dharmawan
Jurnal Ilmu Hayat Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v3i12019p31-37

Abstract

Spodoptera litura merupakan hama pertanian yang menyerang berbagai tanaman karena bersifat polifag. Pengendalian ulat pemakan daun oleh petani masih bergantung dengan insektisida sintetik. Tanaman maja (Aegle marmelos) berpotensi sebagai biopestisida karena mengandung senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai insektisida.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah maja terhadap mortalitas dan daya hambat makan S. litura. Uji eksperimental dirancang menggunakan pola RAK dengan variasi konsentrasi 0 µl/ml , 200 µl/ml , 400 µl/ml, dan 600 µl/ml yang dilakukan dalam 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah maja konsentrasi 600 µl/ml dan lama pendedahan 96 jam mempunyai LC50-96 jam dan efek daya hambat makan S.litura paling tinggi dibanding perlakuan lainnya.
Prevalensi dan Intensitas Telur Cacing Parasit Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) di Anoa Breeding Center, Manado, Sulawesi Utara dan Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) di Bontomaranu Education Park, Gowa, Sulawesi Selatan sebagai Upaya Menunjang Konservasi Aji Pramono; Sofia Ery Rahayu
Jurnal Ilmu Hayat Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v2i12018p45-53

Abstract

Anoa merupakan satwa endemik Pulau Sulwaesi terdiri dari dua jenis, yaitu, Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) dan Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi). Anoa dikategorikan oleh IUCN dan CITES sebagai hewan yang terancam punah sehingga ditangkarkan secara ex-situ. Parameter keberhasilan penangkaran yaitu keberadaan cacing parasit pada feses anoa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan jumlah telur cacing parasit, serta menganalisis prevalensi dan intensitas jenis telur cacing parasit Anoa. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan memeriksa feses anoa di Laboratorium Jurusan Biologi FMIPA UM, bulan Maret-Mei 2017. Populasi penelitian ini adalah telur cacing Anoa. Sampel penelitian ini adalah telur cacing parasit yang teramati pada sampel feses Anoa. Metode pemeriksaan telur cacing pada tinja anoa secara natif, sedimentasi sentrifuse, dan apung. Data berupa morfologi telur cacing parasit yang teridentifikasi, dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pada tinja Anoa Dataran Rendah dan Pegunungan diperoleh sebanyak 17 genus. 11 ditemukan di kedua jenis anoa diantaranya Moniezia, Dicrocoelium, Paragonimus, Fasciola, Diphyllobothrium, Nematodirus, Taenia, Alaria, Strongyloides, Ascaris (fertile), Paramphistomum. 6 genus lainnya hanya ditemukan pada Anoa Dataran Rendah diantaranya Trichuris, Anoplocehala, Haemonchus, Trichostrongylus, dan Nemtaodirus. Prevalensi telur cacing parasit tertinggi yang menginfeksi B. depressicornis adalah Strongyloides dan terendah yaitu Ancylostoma, Haemonchus, Trichostrongylus, dan Nematodirus  Prevalensi tertinggi telur cacing parasit pada B. quarlesi antara lain Ascaris, Strongyloides, Diphyllobothrium, Monieza, dan terendah dimiliki oleh Paragonimus, Alaria, nematodirus, Taenia. Intensitas tertinggi telur cacing parasit pada B. depressicornis yaitu Ascaris dan Strongyloides, terendah adalah Paragonimus, Nematodirus, Ancylostoma, dan Trichuris. Intensitas telur cacing parasit tertinggi pada B. quarlesi yaitu Ascaris dan Strongyloides, yang terendah  genus Alaria dan Nematodirus.
Efek Penambahan Ampas Tebu pada Pakan terhadap Pertambahan Berat Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Alifa Aulia Ainayya; Agus Dharmawan; Abdul Gofur
Jurnal Ilmu Hayat Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v7i12023p10-17

Abstract

Kelinci merupakan hewan yang dapat dibudidayakan untuk dimanfaatkan dagingnya. Namun biaya pakan ternak kelinci dapat menghabiskan 60-70% dari biaya produksi. Bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai komponen alternatif pakan adalah ampas tebu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penambahan ampas tebu pada pakan terhadap pertambahan berat kelinci serta komposisi pakan yang ideal untuk pertambahan berat kelinci. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu kontrol (P0), ampas tebu 13% (P1), ampas tebu 16% (P2), dan ampas tebu 19% (P3) dengan empat ulangan. Analisis data menggunakan One Way Anova dengan Uji Lanjut Post Hoc Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ampas tebu dengan beberapa konsentrasi memiliki rerata yang berbeda secara nyata. Perlakuan pemberian ampas tebu 13% (P1) memberikan hasil pertambahan berat kelinci tertinggi dengan nilai konversi terendah setelah perlakuan kontrol (P0) yaitu sebesar 3,6 sehingga menjadi komposisi pakan yang ideal untuk pertambahan berat kelinci.
Pengaruh Penambahan Azolla pinnata pada Ransum terhadap Pertambahan Bobot Itik Mojosari Jantan dan Analisis Usaha Ridho Aka Qomarizzaman; Mohamad Amin; Abdul Gofur; Agus Dharmawan
Jurnal Ilmu Hayat Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v1i22017p52-60

Abstract

Meat is food source of animal protein could be consumed to fill up food needs. Duck is poultry commodity that has the potential to fill up meat needs. Duck farming needs more capital cost in buying feedstuff. Farmer should provide alternative feed to minimize cost of production. Alternative feed ingredients could be given for example Azolla pinnata. Azolla pinnata is a weed grows in aquatic areas for example lakes, swamps and ponds cultivated. The aim of this research are 1) to find out difference treatments of Azolla pinnata addition to the weight of male Mojosari ducks, and 2) the effective addition of Azolla pinnata. This research is experimental research using 5 treatments (without addition of Azolla pinnata, addition of Azolla pinnata 5%, 10%, 15% and 20%) with replication 5 times each repetition. Data collection was done by calculating body weight gain, Feed Consumption Rate (FCR) and analysis of business.  The result of this research is the addition of Azolla pinnata on ration influencing the increase of duck weight of male Mojosari and the addition of Azolla pinnata 20% most effective and can be applied for male Mojosari duck.
Variasi Sekuen dan Filogenetik Leptocorisa oratorius (Fabricius) di Jawa Timur Berdasarkan Gen COX2 Itsna Fauziyyah; Suhadi Suhadi
Jurnal Ilmu Hayat Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v5i22021p71-79

Abstract

Leptocorisa oratorius menyerang tanaman padi hingga menyebabkan gagal panen di Jawa Timur. Strategi pengendalian hama harus disesuaikan dengan jarak genetik, agar tidak menyebabkan resistensi hama akibat penanganan yang tidak tepat pada populasi hama di tempat yang berbeda. Sehingga tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui variasi sekuen dan filogenetik hama Leptocorisa oratorius menggunakan gen COX2. Sampel diambil dari Trenggalek, Magetan, Malang, Bondowoso, Gresik dan Mojokerto. Metode penelitian yang digunakan yaitu ekstraksi DNA menggunakan The Wizard Genomic DNA Purification Kit Promega. Amplifikasi gen COX2 dengan primer COX2 Leptocorisa oratorius (F) -5’ ACA AGA TGC AAT ATC CCC TT 3’ dan COX2 Leptocorisa oratorius (R) -5’ TGG TTT AAG AGA CCA ATG CT 3’. Analisis sekuens menunjukkan terdapat perbedaan enambelas pasang basa nukleotida pada urutan sekuens sampel dilokasi yang berbeda. Hasil rekontruksi pohon filogenetik yaitu sampel daerah (Malang, Mojokerto dan Bondowoso) merupakan sampel yang berada pada satu internal klaster, sedangkan sampel (Gresik dan Magetan) memisah dengan sampel lain begitu juga dengan sampel (Trenggalek). Nilai jarak genetik terkecil terbentuk pada populasi hama Mojokerto-Malang, Bondowoso-Malang, Bondowoso-Mojokerto, dan Magetan-Gresik dengan nilai 0.0000 dan jarak genetik terbesar antara populasi hama Gresik-Trenggalek dan Magetan-Trenggalek dengan nilai 0.0190.
Kepadatan Makrozoobentos pada Wilayah Penangkapan Kerang Anadara spp. Di Perairan Teluk Lada Selat Sunda, Pandeglang Banten ajeng daniarsih
Jurnal Ilmu Hayat Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v5i12021p1-9

Abstract

Environmental parameters and human activities around the waters can affect the growth and density of macrozoobentos. The aim of this study is to know the density, composition, diversity, uniformity, dominance and distribution patterns as well as physical and chemical factors that influence the life aquatic macrozoobentos. The study was conducted at the waters of the Lada Gulf, Sunda Strait, Pandeglang Banten. This research is descriptive method with survey technique the determination of station and taking sample purposive sampling. Location of this study were divided into 3 zones (Bama Beach, Cibungur Beach and Panimbang Beach), each zone is divided into three station. Analysis include density and diversity index. The results showed 27 species identified with the highest density and composition represented by Anadara granosa amounted to 9 ind/m2 and 32.27%, while the lowest density is Distorsia reticulata at 0,011 ind/m2 with 0.04% of the composition. Temporally, the highest density of macrozoobentos occurred in August and lowest in July, the highest spatial zone I and lowest in zone II.
Perilaku Harian Burung Nuri Kepala Hitam (Lorius Lory) di Penangkaran Eco Green Park Kota Batu Jawa Timur Saiful Anwar Febriawan; Sofia Ery Rahayu
Jurnal Ilmu Hayat Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v2i22018p84-94

Abstract

Burung Nuri Kepala Hitam (Lorius lory) merupakn burung endemik Papua dan merupakan satwa langka Indonesia yang berada dalam status kritis. Upaya melestarikan burung Nuri Kepala Hitam (Lorius lory) dilakukan konservasi ex situ dengan cara melakukan penangkaran Eco Green Park merupakan tempat penangkaran burung, salah satunya burung Nuri Kepala Hitam (Lorius lory). Keberhasilan konservasi ex situ didukung oleh pengamatan perilaku harian burung Nuri Kepala Hitam (Lorius lory). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku, persentase lama waktu perilaku harian, dan frekuensi harian burung Nuri Kepala Hitam (Lorius lory) di Eco Green Park , Batu Propinsi Jawa Timur pada bulan Mei hingga Juni 2017. Pengamatan dilakukan setiap hari mulai pukul 07.00-09.00 WIB dan pukul 15.00-17.00 WIB. Objek penelitian menggunakan sepasang burung Nuri Kepala Hitam (Lorius lory). Umur burung Nuri Kepala Hitam (Lorius lory) lebih dari 5 tahun. Data yang diperoleh berupa jenis perilaku harian dan persentase waktu serta frekuensi perilaku harian burung Nuri Kepala Hitam (Lorius lory). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 9 jenis perilaku harian yang muncul pada burung jantan dan betina yaitu perilaku makan, terbang, pindah tempat, mematuk benda, bertengger, membersihkan badan, membuang kotoran, saling mendekati, dan saling menelisik. Persentase perilaku harian yang tertinggi adalah perilaku bertengger dan terendah perilaku membuang kotoran. Frekuensi tertinggi adalah perilaku makan sedangkan terendah adalah perilaku saling menelisik.