cover
Contact Name
Endah Triastuti
Contact Email
endah.triastuti@ui.ac.id
Phone
+622178849018
Journal Mail Official
jki@ui.ac.id
Editorial Address
Gedung Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, Jawa Barat, Indonesia
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Komunikasi Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 23019816     EISSN : 26152894     DOI : https://doi.org/10.7454/jkmi
The aim of the Jurnal Komunikasi Indonesia is to promote and enhance advanced academic discussions, including research development and debates in the field of media and communication. It also serves as a interdisciplinary forum for researchers and industry players who use research as the frame for social awareness, development, and change. We welcome any submission of manuscripts throughout the year. Authors are invited to submit scholarly works on communication such as International Relations, Media Management, Film and Media Arts, Game Studies, Digital Education and Communities, Communication and Policies, Globalization and Social Impact, Youth and Media, Audience and Perception Analysis, Democracy and Integration, Media Literacy and Education, Media and Development, Health Communication, Political Communication, Hegemony and the Media, Gender and Sexuality, Queer and Media, Social Media and Subcultures, Popular Culture and Society, Media and Religion, Media and Identity, War/Peace Journalism, Conflict and Crisis Communication, Strategic Communication and Information Management, Digital Media, Advertising and Persuasive Management, Public Relations and Crisis Management, Global Journalism and relevant areas from the standpoint of media and communication.
Articles 202 Documents
Strategi Intergrated Social Media Network Game: Penggunaan Advergame dalam Membentuk Customer Brand Engagement Halim, Ira Agustiana
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 4, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dengan mempergunakan teori Phases of Engagement, membahas bagaimana proses terbentuknya engagement pemain advergame Explorion dengan brand Pocari Sweat. Melalui metode kualitatif yang mempergunakan teknik triangulasi dalam penggabungan berbagai teknik sumber data melalui observasi berperan, wawancara mendalam dan studidokumen maka dapat diketahui bahwa penggunaan sosial media yang terintegrasi dengan advergame Explorion merupakan strategi yang memang ditetapkan oleh Pocari Sweat sebagai bagian dari kampanye pemasaran terpadu mereka yang dalam pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari penggunaan elemen-elemen pemasaran lain seperti advertising baikmedia elektonik dan media cetak serta PR/Publicity. Penggunaan strategi sosial media yang terintegrasi dengan advergame mengindikasikan keinginan Pocari Sweat untuk membangun hubungan komunikasi dan interaksi yang lebih dalam untuk menyampaikan pesan edukasi. Dengan karakteristik yang dimiliki, Advergame Explorion dan sosial media, Pocari Sweat berhasil mendorong para pemain untuk melalui kelima tahapan engagement mulai dari tahapan lurking, casual, active,commited hingga tahapan loyalist. The research, which applies the Phases of Engagement theory, tries to explain the engagement process of Explorion advergame players. The Explorion game is used by Pocari Sweat (the brand studied in this thesis). Through qualitative method that employs triangulation technique in amalgamating date sources through participative observation, in-depth interview and document study, it is found that the use of social media which is integrated with Explorion advergame is adopted by Pocari Sweat as part of its integrated marketing campaign, which cannot be separated from the use of other marketing elements such as advertisements inprint and electronic media and PR/publicity. The use of social media which is integrated with advergame indicates Pocari Sweat’s intention to communicate and build deep relationship in order to convey its educational message. Given the characteristics of advergame Explorion and social media, Pocari Sweat has managed to push their players to go through the five phases of engagement, starting from the stage of lurking to casual, active, committed and finally loyalist phase.
Pemilihan Penggunaan Bahasa dalam Interaksi Sebagai Bentuk Adaptasi Antarbudaya di Indonesia Natalia, El Chris
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 4, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang orang-orang Korea Selatan dalam memilih penggunaan bahasa saat berinteraksi sebagai bentuk adaptasi antarbudaya di Indonesia. Orang-orang Korea Selatan menghadapi budaya yang berbeda ketika di Indonesia dan mengharuskan mereka beradaptasi dengan budaya dan orang-orang Indonesia. Salah satu perbedaan budaya yang harus dihadapi adalah bahasa. Bahasa bisa jadi penghalang dalam melakukan komunikasi. Akomodasi komunikasi menjadi suatu aspek pendukung bagi orang-orang Korea Selatan untuk beradaptasi. Penelitian ini berfokus untuk menjelaskan bagaimana penggunaan bahasa yang dilakukan orang-orang Korea Selatan dalam berinteraksi sebagai bentuk adaptasi antarbudaya di Indonesia. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan metode fenomenologi. Hasil penelitian menyatakan bahwa kesamaan karakteristik pada orang-orang Korea Selatancenderung menjadikan mereka cenderung melakukan konvergensi ketika berinteraksi dengan orang Indonesia. Jumlah orang Korea Selatan dan kurun waktu orang Korea tinggal di Indonesia menentukan penggunaan bahasa yang mereka pilih. This research discusses how South Koreans choose a language when interacting as part of intercultural adaptation in Indonesia. South Koreans deal with different cultures in Indonesia, requiring them to adapt to Indonesian people and culture. One of the cultural differences is language. Language can serve as a barrier of communication. Communication accommodation helps South Koreans to adapt. This research focuses on explaining how the South Koreans use language in their interaction as a form of intercultural adaptation in Indonesia. The research applies qualitative approach with phenomenology method. The results suggest that the similar characteristics of South Koreans tend to make them more likely to converge when interacting with Indonesians. The number of South Koreans and the length of their stay in Indonesia determine their choice of language.
Banjir Ibu Kota pada Tahun Politik: Tipologi Kritik Media oleh Bloggers Kompasiana Sebagai Pilar Kelima Dwifatma, Andina
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 4, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini membahas pembingkaian bloggers Kompasiana terhadap banjir Jakarta pada tahun diselenggarakannya pemilu legislatif dan pemilu presiden, serta tipologi kritik media apa saja yang muncul dalam rangkaian posting mereka terkait tema tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banjir Jakarta oleh bloggers Kompasiana dibingkai bukan hanya sebagai bencana, namun juga sebagai komoditas berita politik; tipologi kritik media yang muncul adalah Agenda Setting, Framing, dan Praktik Jurnalistik; dan peran bloggers sebagai pilar kelima baru mencapai tahap awal kemunculannya (emerging). The study discusses the framing Kompasiana bloggers give to Jakarta floods in the year prior to legislative and presidential elections, as well as typology of media criticisms that appear in the series of posts related to the theme. This study is a qualitative one using a constructivist paradigm. The research finds that the Jakarta flooding is interpreted not only as a common event, but also a political news commodity; the typology of media criticisms that arise are Agenda Setting, Framing, and practice of journalism; and the role of bloggers as the fifth estate is emerging.
Identitas dan Pembentukan Stereotip Pemain Indonesia Dalam Online Game Adyapradana, Girindra
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 4, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan tekonologi komunikasi telah membawa babak baru dalam kehidupan manusia. Salah satu hasil perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mempunyai pengaruh signifikan dalam interaksi antar manusia adalah game online, dalam hal ini adalah Massively Multiplayer Online game (MMOG). Seperti halnya dalam komunikasi antar budaya yang terjadi dalam konteks bertatap muka, stereotipe sulit untuk dihindari. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan stereotipe-stereotipe yang muncul di antara pemakain game online. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode studi kasus, dan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi. Informan dalam penelitianini adalah para pemain Battle of Immortals (BoI) yang berasal dari Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam dunia online game, saat para pemain tidak bertatap muka sekalipun, cukup banyak stereotipe pemain Indonesia yang muncul dalam proses komunikasi antar pemain - pemain Indonesia yang muncul dalam dunia online game Battle of Immortals (BoI). Development in communication technologies has brought a new chapter into human life. One result of the development of information and communication technologies that have significantly effected interaction between people is online game, in this case is the Massively Multiplayer Online game (MMOG). Like in intercultural communication that occurs in the form of face to face, it is difficult to avoid stereotypes. This study aims to describe stereotypes that arise in the the world of online game. The research applies a qualitative approach with a case study method, and uses in-depth interviews and observation as a data collection technique. Informants in this study are players of Battle of Immortals (BoI) game from Indonesia. In general, the study reveals that in the online game world, although the players do not interact face to face, there are quite a lot of stereotypes of Indonesian players emerging in their process of communication.
Komodifikasi Kebertubuhan Perempuan dalam Wacana Erotika dan Pornografi pada Tayangan Televisi Afneta, Andrine Prima
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 4, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan media untuk menampilkan sosok perempuan sebagai objek, menyebabkan eksploitasi fisik perempuan sebagai daya tarik tayangan. Studi ini berfokus pada komodifikasi kebertubuhan perempuan dalam wacana erotika dan pornografi pada tayangan televisi “Mata Lelaki”. Kemenarikan fisik perempuan serta penggunaan wacana tubuh perempuan dimanfaatkan oleh tayangan Mata Lelaki untuk membawa imajinasi khalayak ke tema yangmenjadi segmentasi program. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis. Melalui analisis framing Gamson dan Modigliani, hasil penelitian menunjukan bahwa kebertubuhan perempuan dalam tayangan televisi dianggap sebagai instrumen dalam mengakumulasi modal. Objektifikasi perempuan selalu disajikan dalam rancangan program, menjadi salah satu manifestasi eksploitasi perempuan. Perempuan diidentifikasi hanya sebatas kemenarikan fisik dan keterampilan yang lemah. Dari sini, perempuan di representasikan hanya untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan cepat melalui kekuatan rating. The ability of the media to depict women as objects has led to exploitation of their bodies as a means to attract TV audience. The study focuses on commodification of women’s bodies and their embodiment in the discourse over eroticism and pornography in the “Mata Lelaki” program. The TV show exploits women’s physical appeal to bring the audiences’ imagination to the theme of the program segmentation. This qualitative research uses critical paradigm.Through Gamson and Modigliani’s framing, the study reveals that women’s bodies and their embodiment in the television are regarded as an instrument to accumulate capital. Objectification is always presented in the program design as manisfestation of women’s exploitation. Women are identified simply from their physical beauty and weak state. Women are represented by television program only to reap big profit quickly through the power of rating.
Trending Topics Vs Agenda-Setting:Pengaruh Trending Topics Politik sebagai Reversed Agenda-Setting dan Haluan Politik Pemilik Terhadap Berita Politik di Televisi Prabowo, Maybi; Irwansyah, Irwansyah
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 5, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh trending topics politik pada media sosial Twitter dan haluan politik pemilik terhadap durasi berita-berita politik di Metro TV dan TV One selama bula November 2015. Selain itu penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui perbedaan berita-berita politik trending pada dua stasiun televisi tersebut. Penelitianini menggunakan metodologi campuran (mixed method) yakni menguji secara kuantitatif pengaruh trending topics politik terhadap berita-berita politik di Metro TV dan TV One dan perbedaan berita-berita politik trending pada ke dua stasiun televisi selama bulan November 2015. Penelitian ini juga dilakukan secara secara kualitatif dengan mewawancarai secaramendalam produser-produser di kedua televisi untuk mengetahui pengaruh haluan politik pemilik terhadap pembentukan agenda berita-berita politik. Penelitian ini mendapati hubungan korelasional di antara peringkat trending topics politik di Twitter dan durasi berita-berita yang mengulas topik politik trending di TV One. Namun penelitian ini tidak menemukan bukti yang sama pada durasi berita-berita politik topik politik trending tersebut di Metro TV. Penelitian ini tidak menemukan perbedaan secara signifikan berita-berita politik trending pada dua stasiun televisi. Hasil wawancara kualitatif mendapati besarnya dominasi haluan politik pemilik terhadap proses penyusunan agenda dan pengemasan berita-berita politik pada dua stasiun televisi. Hasil penelitian ini memiliki implikasi positif terhadap pengembangan kajian teori agenda-setting danterhadap dua bidang praktis yakni media dan politik. This study is performed to understand the influence of Twitter’s political trending topics and political orientation of Metro TV and TV One owners to duration of political news in the two TV channels in November 2015. The study also aims to understand differences of the trending political news between the two stations. The study uses mixed methods by examining in a quantitative way the influence of political trending topics on political news in the two channels in November 2015. The research also applies the qualitative method through in-depth interviews with political news producers employed by the two televisions. Results suggest a significant positive correlation between the ranking of Twitter political trending topics and the duration of the political news in TV One. But the study does not discover such correlation in Metro TV. There is no significant difference between trending political news in the two TV stations. Qualitative interview conducted in the study finds great influence of the TV station owners’ politicalleaning on the process and framing of political news production in the stations.The results give positive implications to development of the agenda-setting theory and media and political practice.
Motif-Motif yang Mempengaruhi Participatory Culture Internet Meme: Studi pada Khalayak Media Sosial Path di Kalangan Mahasiswa Cahya, Muhammad Bayu
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 5, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini membahas tentang motif yang mempengaruhi khalayak untuk berpartisipasi dalam internet meme yang beredar pada sosial media Path. Teori utama yang digunakan yaitu Uses and Gratifications terkait motif dan konsep Participatory Culture. Teori Uses and Gratifications dipilih karena merupakan teori yang seringkali digunakan untuk media atau konten baru dari sudut pandang khalayak serta konsep Participatory Culture ini muncul dan berkembang pada era digital saat ini Penelitian ini menggunakan paradigm positivistik dengan pendekatan kuantitatif bersifat eksplanatif dan metodologi yang digunakan melalui survey. Penelitian ini menyimpulkan bahwa motif Entertainment dan Self-expression mempengaruhi khalayak untuk ikut berpartisipasi dalam internet meme di media sosial path, sedangkan motif socializing and community building tidak memiliki pengaruh namun tetap berhubungan. Sementara satu lagi yaitu motif informativeness ditemukan tidak berpengaruh dan tidak berhubungan dengan partisipasi internet meme. This study discusses motives that influence audiences to participate in internet memes that prevail in social media Path. This study employs motives from Uses and Gratifications as the main theory, and the concept of Participatory Culture. Uses and Gratifications theory is selected because it has frequently explained the phenomena of new media or new contents from the audience point of view. Meanwhile the concept of Participatory Culture of Henry Jenkins has emerged and thrived in this digital era. This research uses positivistic paradigm with quantitative explanatory approach. For data collection this study relies on survey as a research method. The conclusion of this research shows that entertainment and self-expression motives influence audience to participate in internet memes in the social media platform Path. Meanwhile socializing and community building motives lack significant influence to internet meme participation, but it still has a connection with internet meme participation. While another motive, informativeness, has neither connection nor influence to internet meme participation.
Reportase dalam Hegemoni Pemerintah dan Media: Studi Kasus Jurnalis Kepresidenan Era Soeharto dan Joko Widodo Oktavianti, Roswita
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 5, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pers Indonesia mengalami dua rezim pemerintahan. Era Orde Baru pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan era Reformasi pasca Soeharto. Keduanya memiliki dinamika pers yang berbeda. Pada Orde Baru, terutama pasca peristiwaMalari, pemerintah Indonesia menjadi pemegang hegemoni dominan. Pemerintah dalam konteks penelitian ini, Presiden, memiliki pengaruh kuat terhadap perusahaan pers dan jurnalis sebagai aktor di dalamnya. Sebaliknya, pada Era Reformasi dengan kebebasan pers, dominasi beralih dalam media itu sendiri. Dalam arti, jurnalis sebagai subordinat pada hegemoni pemilik media sekaligus pemerintah. Proses reportase jurnalis mengalami perubahan, tidak hanya sebagai dampak dari kebebasan pers tetapi juga pers sebagai sebuah industri. Sejumlah penelitian dan publikasi menyoroti perubahan Era Orde Baru ke Era Reformasi yang terjadi pada tataran regulasi pers Indonesia dan implikasinya pada pemberitaan. Sementara itu, penelitian ini berupaya mengungkap lebih jauh bagaimana perubahan reportase jurnalis dari sudut pandang jurnalis di lingkungan terdekat Presiden atau jurnalis kepresidenan pada dua era pemerintahan, Presiden Soeharto dan Presiden Joko Widodo. The Indonesian press has survived two regimes of government: the New Order era during the reign of President Soeharto and the post-Soeharto Reform era. The press dynamics in the two periods are different. In the New Order, especially afterthe Malari incident, the government held the dominant hegemony. The President wielded a powerful influence on the media companies and journalists as the actors. By contrast, in the Reform Era which is typidfied by freedom of the press, thedominance shifts to the media themselves. In this situation, journalists are the subordinates of media owners and even the government. The news reporting process is changing, as a result of not only the freedom but also industrialization of the press. A number of studies and publications highlight the changes of the New Order Era to the Reform Era that took place in the press regulations and their implications on the news. This research seeks to reveal further how press coverage in changes from the perspective of journalists close to the president or journalists posted in the presidential palace in the era of Soeharto and Joko Widodo.
Pengaruh Saluran dan Narasumber Kampanye Negatif terhadap Kepercayaan Isi Pesan: Studi Eksperimental Isu Korupsi Kandidat di Indonesia Hari, Fitri
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 5, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini dilatarbelakangi oleh kasus-kasus kandidat yang terlibat isu negatif terpilih/terpilih kembali dalam pemilihan. Apakah pemilih tidak mempercayai kampanye negatif? Ketidakpercayaan ini apakah disebabkan adanya perbedaan saluran atau narasumber yang mempengaruhi tingkat kepercayaan pesan kepada pemilih. Kajian kampanye negatif belum banyak yang mengkaji saluran dan narasumber. Studi ini membahas bagaimana pengaruh saluran (iklan, flyer dan blog) dan narasumber (kandidat, partai politik, dan kelompok kepentingan) kampanye negatif terhadap kepercayaan isi pesan kepada pemilih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukan bahwa saluran kampanye negatif tidak mempengaruhi kepercayaan isi pesan. Sedangkan narasumber kampanye negatif memberikan pengaruh kepercayaan isi pesan. Keduanya, antara saluran dan narasumber tidak memberikan interaksi kepada kepercayaan isi pesan. The study is motivated by the many cases of election or reelection of candidates despite the negative issues plaguing them. Do voters not buy negative campaign or is the distrust caused by different channel and sources that influence the voters’ level of trus? Studies on negative campaign have rarely explored medium/channel. This study discuses how channels (ads, flyer, and blog) and sources (candidate, political parties, and interest group) of negative campaign influence voters’ trust in the content of the message. This study uses a quantitative approach with the experimental method. The results show that the channels do not affect the people’s confidence in the message, but sources of negative campaign do.
Gaya Komunikasi dan Kepemimpinan dalam Menangani Krisis Organisasi: Studi pada Kepemimpinan Badan Pemeriksa Keuangan Periode 2004-2009 dan 2009-2014 Handayani, Rikha Handayani
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 5, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Krisis adalah suatu peristiwa yang dapat membawa organisasi ke arah yang lebih baik atau lebih buruk. Sebagai sebuah lembaga negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) tidak luput dari krisis, baik yang termasuk dalam kategori victim crises dengan minimal crisis responsibility maupun accident crises dengan low crisis responsibility. Melihat fenomena ini diperlukan penanganan krisis yang dilakukan secara internal oleh pimpinan BPK RI. Penelitian ini ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana seorang pemimpin dari dua periode kepemimpinan yang berbeda menangani krisis organisasi ketika terdapat perbedaan situasi, kondisi, serta dasar hukum yang berlaku. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma post positivis, serta wawancara sebagai metode pengumpulan data dan coding sebagai teknik analisa datanya, penelitian studi kasus ini menggunakan teori gaya kepemimpinan early style theory milik Lippit-White, serta gaya komunikasi milik Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss, dan tiga tahap penanganan krisis dari W. Timothy Coombs untuk memperoleh pemahaman tentang studi yang dikaji. Penelitian ini menemukan bahwa pada situasi krisis, kepemimpinan otoriter tidak selamanya merugikan, dan kepemimpinan demokratis tidak selamanya memiliki dampak positif, namun demikian mengingat situasi yang berbeda, keduanya dapat diterima sebagai aspek yang telah memberikan warna pada cara seorang pemimpin menangani krisis. A crisis is an event that can lead an organization to a better or worse direction. As a state agency, the Supreme Audit Agency of the Republic of Indonesia (BPK RI) does not immune from crises, either victim crises with minimum responsibility or accident crises with low crisis responsibility. Therefore, BPK leaders need to initiate internal crisis management. This research aims to explain how a leader of two different terms handled organizational crises that occurred under different circumstances, situations and prevailing laws. Using a qualitative approach to the post-positivist paradigm, interviews as data collection method and coding as data analysis technique, this case study uses the theory of leadership style from Lippit-White, communication styles of Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss, and crisis management by W. Timothy Coombs to acquire an understanding of the research. This research discovers that in a crisis, authoritarian leadership is not always harmful, and democratic leadership does not always have a positive impact. Nevertheless, given the different circumstances, both can be accepted as a contribution to the way a leader handles a crisis..

Page 8 of 21 | Total Record : 202