cover
Contact Name
Achsan
Contact Email
kjif@unjani.ac.id
Phone
+6222-6629821
Journal Mail Official
kjif@unjani.ac.id
Editorial Address
FAKULTAS FARMASI UNIVERSETAS JENDERAL ACHMAD YANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman PO BOX 148, Cimahi, Jawa Barat, 40531, Indonesia
Location
Kota cimahi,
Jawa barat
INDONESIA
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi
ISSN : 23546565     EISSN : 25023438     DOI : https://doi.org/10.26874/kjif.v6i1.135
Kartika: Jurnal Ilmiah Farmasi (KJIF) merupakan media publikasi ilmiah dalam bidang kefarmasian yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, bekerjasama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI Jawa Barat). Ruang lingkup artikel yang diterbitkan adalah: Farmasetika, Kimia Farmasi, Kimia Analisa, Farmasi Fisika, Farmakognosi dan Etnobotani, Natural Produk, Farmakologi dan Toksikologi, Praktik Kefarmasian dan Farmasi Rumah Sakit, Farmakogenomik, Farmakoekonomi, Studi Kasus dan Uji Klinis.
Articles 114 Documents
PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) UNTUK ESTIMASI KADAR SIMULTAN ANTIEMETIK PIRIDOKSIN HIDROKLORIDA DAN PIRATIAZIN TEOKLAT DALAM BENTUK SEDIAAN TABLET Fikri Alatas; Hernandi Sujono; Woro Artati Sucipto
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i2.187

Abstract

Abstrak Metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor ultra lembayung telah dikembangkan dan divalidasi untuk estimasi kadar secara simultan campuran piridoksin hidroklorida (PH) dan piratiazin teoklat (PT)dalam sediaan tablet antiemetik. Proses pemisahan terjadi dalam kolom Inertsil® ODS-3 pada panjang gelombang 280 nm dengan laju alir 1,0 mL/menit. Fase gerak yang optimal untuk pemisahan adalah campuran methanol-asam asetat 1% (20:80) dengan waktu retensi PH dan PT berturut-turut adalah 1,2 dan 9,8 menit. Perolehan kembali PH dan PT berturut-turut adalah 100,13 dan 99,78 %. Batas deteksi untuk PH dan PT berturut-turut adalah 0,21 dan 0,22 µg/mL, sedangkan batas kuantisasinya berturut-turut adalah 0,70 dan  0,72 µg/mL. Metode ini dapat diterapkan sebagai metode untuk estimasi kadar campuran piridoksin hidroklorida dan piratiazin teoklat dalam bentuk sediaan tablet secara simultan. Kata kunci: Piridoksin hidroklorida, piratiazin teoklat, KCKT, tablet Development and validation of high performance liquid chromatography (HPLC) method for simultaneous estimation of antiemetic pyridoxyne hydrochloride and pyrathiazine theoclate in tablet dosage form Abstract The high performance liquid chromatography (HPLC) method with an ultra violet detector has been developed and validated for simultaneous estimation of pyridoxine hydrochloride (PH) and pyrathiazine theoclate (PT) in antiemetic tablet preparations. The separation process occurs in the Inertsil® ODS-3 column at a wavelength of 280 nm with a flow rate of 1.0 mL /min. The optimal mobile phase for separation is a mixture of methanol-acetic acid 1% (20:80) with the retention times of PH and PT 1.2 and 9.8 minutes respectively. The recoveries of PH and PT were 100.13 and 99.78%, respectively. The detection limits for PH and PT were 0.21 and 0.22 µg / mL respectively, while the quantisation limits were 0.70 and 0.72 µg / mL, respectively. This method can be applied as a method for simultaneous estimating the levels of pyridoxine hydrochloride and pyrathiazine theoclate in tablet dosage form. Keywords: Pyridoxine hydrochloride, pyrathiazine theoclate, HPLC, tablet
PROFIL KERACUNAN DI FASILITAS KESEHATAN TERSIER KOTA YOGYAKARTA PERIODE 2016 – 2017 Suci Febriani; Ndaru Setyaningrum; Ninisita Sri Hadi
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v7i2.189

Abstract

Berdasarkan beberapa studi yang dilakukan sebelumnya, angka kejadian keracunan di Indonesia masih tergolong tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil keracunan di fasilitas kesehatan tersier Kota Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan metode observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional. Bahan penelitian adalah rekam medis pasien. Subjek penelitian adalah seluruh pasien dengan diagnosa keracunan yang terdata mulai Januari 2016 – Desember 2017 di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit tersier Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan jumlah kasus keracunan sebanyak 97 kasus. Berdasarkan karakteristik pasien diketahui pasien keracunan laki-laki 62 (64%) dan perempuan 35 (36%). Rentang usia 0 – 11 tahun 18 (19%); 12 – 25 tahun 37 (38%); 26 – 45 tahun 24 (25%); 46 – 65 tahun 15 (15%) dan usia >65 tahun sebanyak 3 (3%). Berdasarkan karakteristik latar belakang pendidikan, pasien tidak pernah sekolah sejumlah 26 (27%); SD 14 (14%); SMP 10 (10%); SMA 36 (37%); Diploma II 1 (1%) dan Sarjana 10 (10%). Berdasarkan pekerjaan kategori pelajar/mahasiswa sebanyak 37 pasien (38%); tidak bekerja 28 (29%); pegawai swasta 10 (10%); petani 6 (6%); buruh 5 (5%); wiraswasta 4 (4%); PNS 4 (4%); ibu rumah tangga 2 (2%); dan TNI/POLRI 1 (1%). Berdasarkan penyebab keracunan dikategorikan karena gigitan hewan 41 kasus (42%); obat 23 (24%); alkohol 14 (14%); produk rumah tangga 10 (10%); pestisida 5 (5%); makanan 2 (2%); minuman, hidrokarbon dan racun tanaman masing – masing 1 kasus (1%). Hasil analisis bivariate menunjukkan bahwa pendidikan berhubungan dengan kejadian keracunan (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini diketahui bahwa laki – laki usia remaja dengan tingkat pendidikan SMA pelajar merupakan karakteriktik pasien paling dominan yang mengalami keracunan. Sedangkan berdasarkan kategori penyebab keracunan paling tinggi karena gigitan ular.
Aktivitas ektrak etanol Lansau, ramuan tradisional suku etnis Muna, terhadap perbaikan fungsi ginjal Ruslin Ruslin; Henny Kasmawati; Munarsi Munarsi; Sundar Ihsan; Suryani Suryani
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v7i1.200

Abstract

Abstrak Lansau adalah ramuan tradisional masyarakat Suku Muna Sulawesi Tenggara yang terdiri dari 44 jenis tanaman yang dipercaya oleh masyarakat setempat berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Lansau telah digunakan selama ratusan tahun secara turun temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol ramuan lansau terhadap histopatologi organ ginjal pada model hewan yang mengalami kerusakan fungsi ginjal dengan induksi kombinasi injeksi gentamisin 3,6 mg/kgbb dan suspensi oral piroksikam 100 mg/kgbb. Hewan uji tikus dikelompokkan menjadi 6 kelompok, yaitu normal, kontrol negatif, kontrol positif, ekstrak etanol lansau dosis 6,90; 13,81 dan 27,62 mg/kg bb. Pemberian bahan uji dilakukan secara oral setiap hari selama 4 minggu. Pada minggu kelima hewan dikorbankan, dilakukan pembedahan dan diamati histopatologi organ ginjal meliputi tubulus normal, degenerasi sel tubulus, nekrosis sel tubulus, penyempitan lumen tubulus, adhesi dan atrofi glomerulus. Hasil pengamatan menunjukkan ektrak etanol lansau dosis 6,90; 13,81 dan 27,62 mg/kgbb memiliki kemampuan dalam menghambat kerusakan fungsi ginjal.  Berdasarkan histopatologi organ ginjal pemberian ekstrak etanol lansau dosis 13,81 mg/kgbb lebih efektif dalam menghambat kerusakan organ ginjal dengan tidak ditemukannya sel yang mengalami degenerasi dan nekrosis.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah ektrak etanol lansau mempunyak aktivitas untuk perbaikan fungsi ginjal. Kata kunci: Lansau, suku Muna, histopatologi, perbaikan fungsi ginjal.  The ethanol extract activity of Lansau, a traditional Muna ethnic concoction, on improving kidney function AbstractLansau is a traditional concoction of the Southeast Sulawesi Muna Tribe community which consists of 44 types of plants that are believed by local people to be efficacious for treating various diseases. Lansau has been used for hundreds of generations. The aim of this study was to determine the activity of ethanol extract of elderly herbs against the histopathology of kidney organs in animal models that have impaired kidney function by induction of a combination of gentamicin injection of 3.6 mg / kgbb and oral suspension of piroxicam 100 mg / kgbb. Rat test animals were grouped into 6 groups, namely normal, negative control, positive control, ethanol extract, or 6.90; 13.81 and 27.62 mg / kg bw. Provision of test material is carried out orally every day for 4 weeks. In the fifth week the animals were sacrificed, performed surgery and observed histopathology of kidney organs including normal tubules, tubular cell degeneration, tubular cell necrosis, tubular lumen constriction, adhesion and glomerular atrophy. The observation results showed an ethanol extract of a dose of 6.90; 13.81 and 27.62 mg / kg have the ability to inhibit damage to kidney function. Based on histopathology of kidney organs, the administration of ethanol extract at a dose of 13.81 mg / kg is more effective in inhibiting kidney organ damage with the absence of degenerated and necrotic cells. The conclusion of this study is the ethanol extract of the elderly has activity to improve kidney function.  Keywords: Lansau, Muna ethnic, histopathology, improvement of kidney function.
Formulasi Dan Evaluasi Transdermal Patch Kalium Diklofenak Nira Purnamasari; Fikri Alatas; Dolih Gozali
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v7i1.209

Abstract

Abstrak Kalium diklofenak adalah salah satu obat golongan anti-inflamasi non steroid (AINS) yang memberikan efek samping iritasi pada saluran pencernaan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan formulasi dan evaluasi sediaan dengan rute alternatif lain penggunaan kalium diklofenak melalui transdermal patch. Patch dibuat dengan metode penguapan pelarut. Polivinil pirolidon (PVP) digunakan sebagai polimer untuk pembentukan patch transdermal kalium diklofenak dengan dibutil ftalat (DBP) sebagai plasticizer dan mentol sebagai peningkat penetrasi. Uji in vitro dilakukan dengan alat difusi modifikasi Franz dan ditentukan dengan spektroskopi UV-sinar tampak. Kadar zat aktif, berat, ketebalan dan organoleptis dari patch juga ditentukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata uji laju difusi sediaan patch 1,3884 mg/cm2 dengan persen permeasi sebesar 8,9 % selama 180 menit.           Kata Kunci : Transdermal; Patch; kalium diklofenak; mentol. Formulation and Evaluation Patch Transdermal Diclofenac Potassium Abstract Diclofenac potassium is one of the non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) that provides irritating side effects to the digestive tract. The purpose of this study is to formulate and evaluate preparations with alternative routes of using potassium diclofenac through the transdermal patch. Preparation of the matrix patches used the solvent casting method. Polyvinyl pyrrolidone (PVP) was used as a matrix for the formation of transdermal diclofenac potassium patches, dibutyl phthalate (DBP) as the plasticizer and menthol as the permeation enhancer. The in vitro assay was carried out in a modified Franz diffusion cell and the rates of diffusion were determined by UV spectroscopy. The average drug content, thickness, organoleptic, weight uniformity of the matrix patches was also determined. The results showed that the average dosage rate of diffusion test Patch is 1,3884 mg/cm2 with permeation percentage 8,9 % for 180 minutes.  Keywords: Transdermal; Patch; diclofenac potassium; menthol
Pengembangan Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon (L.)) sebagai Antidiabetes Oral Erna Neovita; Puspa Sari Dewi Solihah; Sri Wahyuningsih; Hani Husnul Aeni; Fithriyani Azhari
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v8i1.220

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai oleh tingginya kadar gula darah akibat dari terganggunya fungsi pankreas dalam menghasilkan insulin. Terganggunya fungsi pankreas dapat berdampak pada turunnya produksi insulin atau pankreas tidak dapat lagi memproduksi insulin, hal ini dapat menyebabkan adanya komplikasi atau gangguan metabolisme lainnya dan kematian karena diabetes melitus. Tingginya privalensi diabetes melitus yang menyebabkan kematian menduduki peringkat terbesar ketiga di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi dan dosis ekstrak etanol kulit jeruk lemon sebagai antidiabetes alternatif dengan metode preventif. Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Proses pembentukan model tikus diabetes dilakukan dengan induksi aloksan 175 mg/kgBB pada tikus Sprague-Dawley. Setelah tikus diabetes dalam 3 sampai 4 hari, kemudian tikus dipisahkan dan diberikan sediaan uji sesuai kelompoknya masing-masing kontrol positif (Na CMC), pembanding (Glibenklamid 5 mg), dan 3 varian dosis ekstrak etanol kulit jeruk lemon ( EEKJL 82 mg/kgBB, 164 mg/kgBB dan 328 mg/kgBB). Setelah 1 jam pemberian sediaan, kemudian dilakukan uji toleransi glukosa pada tikus jantan diabetes Sprague-Dawley. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit jeruk lemon efektif menghambat kenaikan kadar gula darah pada tikus jantan diabetes Sprague-Dawley. Dosis 328 mg/kgBB EEKJL menunjukkan hasil terbaik yang berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok kontrol dan tidak berbeda bermakna atau setara dengan glibenklamid 5 mg (p>0,05). Percobaan ini membuktikan bahwa EEKJL memiliki potensi sebagai antidiabetes alternatif.Kata kunci: Diabetes melitus, Kulit Lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.), Aloksan
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS GEL TABIR SURYA DARI EKSTRAK BUAH BLACKBERRY (Rubus fruticosus) SECARA IN VITRO DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBEL Neni Sri Gunarti; Lia Fikayuniar
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v7i2.227

Abstract

Abstrak Buah Blackberry (Rubus fruticosus) merupakan buah yang mengandung senyawa fenolik dan antosianin yang tinggi yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan berkaitan dengan aktivitas fotoprotektif sehingga dapat dimanfaatkan dalam bentuk sediaan tabir surya seperti sediaan gel. Maka dilakukan penelitian untuk mengembangkan ekstrak blackberry menjadi gel tabir surya. Penelitian diawali dengan tahapan formulasi gel dengan menggunakan ekstrak blackberry sebagai zat aktif dengan variasi 5 konsentrasi masing-masing 0,25%; 0,5%; 0,75%; 1%; dan 1,25%. Zat tambahan yang digunakan adalah karbopol (gelling agent) 0,5%, gliserin (humectant) 10%, trietanolamin (neutralizing agent) secukupnya, nipagin (preservative) 0,18%, nipasol (preservative) 0,02% dan aquadest (solvent). Hasil formulasi gel ekstrak buah blackberry dilakukan uji kualitas sediaan meliputi uji organoleptis, pH, uji viskositas, dan daya sebar. Aktivitas tabir surya ditentukan menggunakan metode spektrofotometri uv-visibel berdasarkan serapan pada panjang gelombang yang dapat menimbulkan eritema dan pigmentasi yaitu 292,5 nm – 372,5 nm. Parameter yang digunakan berdasarkan persen transmisi eritema (%Te) ,persen Transmisi pigmentasi (%Tp) dan nilai sun protecting factor (SPF) terhadap 5 formulasi gel. Hasil formulasi sediaan gel menunjukkan kualitas yang baik untuk empat formula (I-IV) sedangkan formula V menunjukan nilai viskositas yang kurang baik. Sedangkan hasil dari aktivitas tabir surya formula IV dan V memiliki aktivitas tabir surya tertinggi dengan nilai SPF kategori ultra dan nilai persen transmisi eritema (%Te) dan persen transmisi pigmentasi kategori total block atau sunblock. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formula IV (ekstrak 1%) merupakan formula terbaik dengan kualitas sediaan dan aktivitas tabir surya terbaik dengan nilai SPF 31,2 termasuk kategori ultra sedangkan persen eritema (%Te) 0,24% dan persen pigmentasi (%Tp) 0,35% termasuk kategori sunblock. Kata Kunci : Buah Blackberry, Gel Tabir Surya , Spektrofotometri UV-Visibel.  Abstract Blackberry (Rubus fruticosus) is a fruit that contains high phenolic and anthocyanin compounds that have antioxidant activity. Antioxidant activity is related to a photoprotective activity so that it can be utilized in the form of sunscreen preparations such as gel preparations. Then researched to develop blackberry extract into a sunscreen gel. The study began with the stages of gel formulation using blackberry extract as an active substance with a variation of 5 concentrations of 0.25% each; 0.5%; 0.75%; 1%; and 1.25%. Additional substances used are carbopol (gelling agent) 0.5%, glycerin (humectant) 10%, triethanolamine (neutralizing agent) to taste, nipagin (preservative) 0.18%, nipasol (preservative) 0.02% and aquadest (solvent) ). The results of the formulation of blackberry extract gel were carried out the quality test of the preparations including organoleptic test, pH, viscosity test, and spreadability. Sunscreen activity is determined using the uv-visible spectrophotometry method based on absorption at wavelengths that can cause erythema and pigmentation of 292.5 nm - 372.5 nm. The parameters used are based on percent erythema transmission (% Te), percent transmission of pigmentation (% Tp), and the value of sun protecting factor (SPF) on 5 gel formulations. The results of gel formulations showed good quality for four formulas (I-IV) while formula V showed poor viscosity values. While the results of the sunscreen activity of formula IV and V have the highest sunscreen activity with the SPF value of the ultra category and the percentage value of erythema transmission (% Te) and the percentage of pigmentation transmission in the total block or sunblock category. Based on the results of the study it can be concluded that formula IV (extract 1%) is the best formula with the best quality preparations and sunscreen activity with an SPF value of 31.2 including the ultra category while the percent of erythema (% Te) is 0.24% and percent pigmentation (% Tp ) 0.35% included in the sunblock category. Keywords: Blackberry Fruit, Sunscreen Gel, Spectrophotometry UV-Visible
SENYAWA BIOAKTIF KROMEN PADA GENUS PEPEROMIA Syumillah Saepudin; Yasmiwar Susilawati
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v7i2.229

Abstract

Senyawa kromen memiliki aktivitas farmakologi yang beragam. Senyawa kromen ditemukan diberbagai genus tanaman. Peperomia merupakan genus terbesar kedua dalam keluarga Piperaceae. Berbagai aktivitas farmakologis Peperomia telah diketahui seperti antidiabetes, antibakteri, antijamur, dan analgesik. Peperomia mengandung metabolit sekunder salah satunya adalah senyawa kromen. Hasil penelusuran pustaka diketahui beberapa spesies Peperomia yang memiliki senyawa kromen antara lain Peperomia pellucida, Peperomia dindygulensis Miq, Peperomia sui, Peperomia villipetiola, Peperomia serpens dan Peperomia oreophila Hensch. Beberapa isolat kromen pada spesies Peperomia telah diuji aktivitas farmakologi antara lain antijamur, antidiabetes dan antiangiogenik.
FICI Value Determination of Combination of Aquilaria microcarpa Baill. Ethanolic Extract with Amoxicillin against Salmonella typhi Pratiwi - Apridamayanti; Robiyanto Robiyanto; Trie - Farica
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v8i1.246

Abstract

Karas (Aquilaria microcarpa Baill.) adalah tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai FICI dari kombinasi ekstrak etanol daun karas (Aquilaria microcarpa Baill.) dengan amoksisilin terhadap bakteri Salmonella typhi. Metode yang digunakan adalah metode difusi cakram Kirby-Bauer. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui karakteristik kombinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai FICI kombinasi ekstrak etanol daun karas (Aquilaria microcarpa Baill.) dengan amoksisilin terhadap Salmonella typhi adalah 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik kombinasi terhadap bakteri Salmonella typhi bersifat indifferent atau tak berbeda.Kata kunci : Aquilaria microcarpa Baill., ekstrak etanol, amoksisilin, Salmonella typhi , Fractional Inhibitory Concentration Index (FICI)
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN C PADA BUAH DAN KERIPIK NANAS SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis Azlaini Yus Nasution; Denia Pratiwi; Yola Frimananda; Ardiansyah Ardiansyah
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v8i1.251

Abstract

Vitamin C ini banyak ditemukan dalam buah-buahan seperti pada buah nanas. Buah nanas dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan olahan, salah satunya keripik nanas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil validasi metode analisis vitamin C yang terdapat pada buah nanas dan keripik nanas. Penelitian ini menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Metode ini memiliki nilai validitas yang memenuhi parameter validasi sehingga dapat diterima yaitu pada uji stabilitas pengukuran diperoleh pada menit ke 10 sampai 20. Rata-rata hasil uji akurasi buah nanas segar yaitu 98,4765%, sedangkan pada keripik nanas sebesar 80,7633%. Pada uji presisi dengan konsentrasi 5 ppm nilai SD = 0,0265 dan RSD = 5,8434%, konsentrasi 7 ppm nilai SD = 0,0173 dan RSD = 3,0647%, dan konsentrasi 9 ppm nilai SD = 0,02 dan RSD = 3,0520%. Pada uji linearitas didapatkan hasil regresi linear y = 0,0809 x – 0,1239 dan koefisien korelasinya r = 0,9980. Nilai batas deteksi (LOD) = 0,3708 ppm dan batas kuantitasi (LOQ) = 1,2361 ppm. Rata-rata kadar vitamin C pada buah nanas segar 0,4331%, pada keripik nanas 0,2827%. Metode analisis vitamin C pada buah nanas dan keripik nanas secara spektrofotometri UV-Vis sudah tervalidasi.
KONSENTRASI HAMBAT MINUMUM ENZIM BROMELIN DARI KULIT DAN BONGGOL NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) TERHADAP Staphylococcus aureus Desi Sagita; Barmi Hartesi; Kurnia Fitri; Lufita Lufita
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v8i2.278

Abstract

Enzim bromelin adalah enzim proteolitik yang memiliki kemampuan menghidrolisis protein sehingga bisa berperan sebagai antibakteri. Enzim bromelin dapat diisolasi dari kulit, buah, bonggol Nanas (Ananas comosus (L.) Merr ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi enzim bromelin dari kulit dan bonggol buah Nanas dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Bromelin diisolasi dengan cara ekstraksi dengan buffer pospat, dipurifikasi dengan ammonium sulfat 60%. Uji aktivitas antibakteri enzim bromelin dari kulit dan bonggol Nanas terhadap bakteri Staphylococcus aureus dilakukan secara invitro menggunakan difusi cakram dengan mengukur zona hambat.  Konsentrasi enzim bromelin yang digunakan adalah 1 %, 2%, 3% dan 4% dengan antibiotik kloramfenikol sebagai kontrol positif. Enzim bromelin dari kulit dan bonggol Nanas pada konsentrasi 4% menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan zona hambat masing masing 19,23 mm dan 18,30 mm. Konsentrasi hambat minimum enzim bromelin dari kulit dan bonggol Nanas adalah 1% dengan zona hambat masing-masing 11,45 mm dan 12,24 mm. Enzim bromelin dari kulit dan bonggol Nanas memberikan aktivitas yang sama dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Kata kunci : Bromelin; Kosentrasi Hambat Minumum; Presipitasi Amonium Sulfat.   ABSTRACT The Bromelains are proteolytic enzymes that have the ability to hydrolyze proteins so they can act as antibacterial. Bromelain enzymes can be isolated from the peel, fruit, and stem of pineapple (Ananas comosus (L.) Merr). The purpose of this study was to obtain the concentration of bromelain enzymes from the peel and stem of Pineapple in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus. Bromelain was isolated by extraction with phosphate buffer, purified with 60% of ammonium sulfate. Antibacterial activity tests of bromelain enzymes from the peel and stem of pineapple against Staphylococcus aureus were carried out in vitro using disc diffusion by measuring clear zones. The bromelain enzyme concentration used was 1%, 2%, 3% and 4% with chloramphenicol antibiotics as a positive control. The results showed that bromelain enzymes from peel and stem of pineapple at 4% concentration inhibited the growth of Staphylococcus aureus with inhibition zones of 19.23 mm and 18.30 mm respectively. The minimum inhibitory concentration of bromelain enzymes from peel and stem of pineapple was 1% with inhibition zones of 11.45 mm and 12.24 mm respectively. Bromelain enzymes from the peel and stem of pineapple provide the same activity in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Keywords : Bromelain; minimum inhibition concentration; ammonium sulfate precipitation

Page 10 of 12 | Total Record : 114