cover
Contact Name
Achsan
Contact Email
kjif@unjani.ac.id
Phone
+6222-6629821
Journal Mail Official
kjif@unjani.ac.id
Editorial Address
FAKULTAS FARMASI UNIVERSETAS JENDERAL ACHMAD YANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman PO BOX 148, Cimahi, Jawa Barat, 40531, Indonesia
Location
Kota cimahi,
Jawa barat
INDONESIA
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi
ISSN : 23546565     EISSN : 25023438     DOI : https://doi.org/10.26874/kjif.v6i1.135
Kartika: Jurnal Ilmiah Farmasi (KJIF) merupakan media publikasi ilmiah dalam bidang kefarmasian yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, bekerjasama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI Jawa Barat). Ruang lingkup artikel yang diterbitkan adalah: Farmasetika, Kimia Farmasi, Kimia Analisa, Farmasi Fisika, Farmakognosi dan Etnobotani, Natural Produk, Farmakologi dan Toksikologi, Praktik Kefarmasian dan Farmasi Rumah Sakit, Farmakogenomik, Farmakoekonomi, Studi Kasus dan Uji Klinis.
Articles 114 Documents
Aktivitas Analgetik Ekstrak dan Fraksi-fraksi Akar Pakis Tangkur (Polypodium feei., METT) Dari Gunung Talaga Bodas Secara In Vivo Deden Winda Suwandi; Tina Rostinawati; Muchtaridi Muchtaridi; Anas Subarnas
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v8i1.280

Abstract

Pakis tangkur merupakan tanaman obat tradisional yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit reumatik. Tanaman ini tumbuh di area pegunungan talaga bodas, Garut. Penelitian sebelumnya, melaporkan bahwa senyawa Shellegueain A yang terkandung dalam akar pakis tangkur yang berasal dari pegunungan Tangkuban Perahu efektif sebagai analgetik. Namun, dalam bentuk sediaan ekstrak yang secara umum merupakan sediaan yang paling banyak digunakan secara tradisional oleh masyarakat belum dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas analgetik ekstrak etanol dosis 100, 200 dan 400 mg/kg serta fraksi n-heksan, etil asetat dan air dosis 50, 100 dan 200 mg/kg dengan metode geliat (siegmund) dan metode panas (hot plate). Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol menghasilkan jumlah geliat hewan sebesar 85,5; 68,45 dan 77,35 kali dengan nilai persen proteksi 71,78; 77,4 dan 74,5 %. Sediaan fraksi n-heksan sebesar 90,45; 78,7 dan 85,95 kali (nilai persen proteksi 70,14; 74,03 dan 71,63 %); fraksi etil asetat sebesar 58,5; 102,5 dan 55,5 kali (nilai persen proteksi 80,05; 66,17 dan 79,68 %) serta fraksi air sebesar 205,2; 65,2 dan 60,5 kali (nilai persen proteksi sebesar 32,28; 78,48 dan 80,03 %). Aktivitas analgetik kuat hanya ditunjukkan oleh fraksi etil asetat dengan lama waktu respon 136,5; 147,5 dan 128,75 detik (nilai persen peningkatan 59,01; 55,4 dan 74,3 %) serta fraksi air sebesar 153; 144,75 dan 146 detik (persen peningkatan 57,39; 66,77 dan 71,47 %). Fraksi yang terbaik sebagai obat pereda nyeri adalah fraksi etil asetat terutama dosis 200 mg/kgbb.   
Telaah Potensi Interaksi Obat Resep Polifarmasi Klinik Jantung pada Salah Satu Rumah Sakit di Bandung Alfi Nurul Islamiyah
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v8i1.283

Abstract

Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROM) adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Sekitar sepertiga kasus ROM yang dapat dicegah merupakan interaksi obat. Obat kardiovaskular yang diresepkan secara tidak tepat bertanggung jawab atas hampir 25% dari semua ROM yang dapat dicegah, Saat ini, polifarmasi adalah hal biasa dijumpai dalam praktik kefarmasian. Studi observasional retrospektif dilakukan pada pasien rawat jalan klinik jantung salah satu rumah sakit di Bandung. DIlakukan identifikasi potensi interaksi obat pada resep dengan tujuh atau lebih obat (polifarmasi), untuk memberikan gambaran terkait frekuensi interaksi obat, obat yang terlibat dalam interaksi, dan tingkat keparahan interaksi obat. Terdapat 41 potensi interaksi obat dengan keparahan berat yang penting secara klinis, yang teridentifikasi pada 30 (22,06%) resep polifarmasi di klinik jantung. Sebanyak 8 (26,67%) resep diantaranya memiliki 2 potensi interaksi obat yang penting secara klinis, dan 1 (3,33%) resep memiliki 4 potensi interaksi obat yang penting secara klinis. Selain itu teridentifikasi pula 8 (19,51%) interaksi obat dengan indeks terapi sempit yaitu warfarin [5 (12,19%)] dan digoksin [3 (7,32%)]. Apoteker di rumah sakit harus berperan aktif dalam mengidentifikasi interaksi obat dan memberikan informasi terkait interaksi obat beserta rekomendasi manajemen terapi yang terbukti secara klinis.
REVIEW : TUMBUHAN BERKHASIAT UNTUK MENGATASI DISMENOREA Putri Nur Fauziyah; Ade Zuhrotun
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v7i2.284

Abstract

Banyak tumbuhan yang telah dilaporkan dapat meredakan gejala dismenorea. Sebagian besar tumbuhan tersebut memiliki aktivitas dalam menurunkan jumlah prostaglandin atau menghambat pembentukan prostaglandin, sehingga gejala dismenorea (nyeri haid) berkurang atau bahkan hilang. Dari 18 jenis tumbuhan yang telah ditelaah berdasarkan sumber review jurnal, ada khasiat lain yang dimiliki tiap tumbuhan untuk mendukung aktivitas penurunan gejala dismenorea seperti, sedatif, antiansietas dan relaksasi otot. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tumbuhan terbaik untuk meredakan gejala dismenorea adalah adas, lavender, mint, mawar, pepaya, serai dan zataria.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN KECUBUNG GUNUNG (Brugmansia candida Pers) TERHADAP DEPRESIASI KATALEPSI Ita Nur Anisa; Sulaeman Al Jati; Suci Nar Vikasari
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v8i1.286

Abstract

Katalepsi merupakan tanda efek ekstrapiramidal dari obat-obatan yang menghambat transmisi dopaminergik atau meningkatkan pelepasan histamin di otak. Salah satu tanaman yang memiliki efek menurunkan kadar histamine adalah kecubung gunung. Metode yang di gunakan adalah pencegahan di mana hewan diuji di bagi dalam beberapa kelompok, yang terdiri atas kelompok kontrol yang diberikan Natrium CMC 10 mL/kg bb secara oral, kelompok pembanding di berikan difenhidramin hidroklorida 1 mg/kg bb mencit secara intraperitoneal, dan 3 kelompok terakhir di berikan ekstrak air daun kecubung gunung 0,315 mg/20g bb mencit ; 0,63 mg/20 g bb mencit ; serta dosis 1,26 mg/20g bb mencit secara per oral. Semua kelompok di induksi oleh obat klonidin 1 mg/kg bb mencit secara subkutan setelah 30 menit pemberian sediaan uji, kemudian di ukur durasi katalepsinya pada rentang waktu 5, 30, 60, 90, 120, 150 dan 180 menit. Parameter yang digunakan adalah durasi katalepsi. Hasil penelitian yang diperoleh, yaitu kelompok ekstrak air daun kecubung gunung dosis 0,63 mg/20 g bb mencit merupakan ekstrak yang paling sedikit durasi katalepsinya dibandingkan dengan kelompok kontrol, pembanding dan dua dosis ekstrak yang lain. Rata –rata kumulatif durasi katalepsinya yaitu 1,5s + 1,1 ; 3,0s + 1,5; 4,3s +1,9 ; 7,2s + 2,9 ; 9,4s + 3,1 ; 11,9s + 3,1 dan pada menit terakhir 14,7s + 3,4. Hasil yang didapatkan berbeda bermakna secara statistik pada P<0,05 di bandingkan dengan kelompok kontrol dengan uji T-student. Kesimpulan yang didapatkan bahwa ekstrak air daun kecubung gunung memiliki efek menurunkan durasi katalepsi yang di induksi oleh klonidin.
Profil fitokimia selada laut (Ulva lactuca) dan mikro alga filamen (Spirogyra sp) sebagai bahan alam bahari potensial dari perairan Indonesia Ari Sri Windyaswari; Elfahmi Elfahmi; Fahrauk Faramayuda; Soraya Riyanti; Oktiyas Muzaky Luthfi; Inna Puspa Ayu; Niken Tunjung Murti Pratiwi; Khairunisa Harizqi Nurul Husna; Ridzka Magfirah
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v7i2.288

Abstract

AbstrakPerairan Indonesia merupakan habitat bagi berbagai spesies makro dan mikro alga. Selada laut (Ulva lactuca) adalah salah satu makroalga hijau yang secara empiris digunakan sebagai makanan oleh masyarakat Indonesia yang hidup dipesisir pantai. Pada perairan tawar, ganggang hijau (Spirogyra porticalis) merupakan mikroalga filamen yang berperan penting sebagai bioindikator dalam sistem akuatik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil fitokimia dari selada laut dan ganggang hijau yang tumbuh di perairan Indonesia. Hasil pengujian kualitatif pada selada laut (Ulva lactuca)  menunjukkan kandungan metabolit primer  dan sekunder berturut-turut adalah karbohidrat, alkaloid, flavonoid, mono dan seskuiterpenoid. Sementara itu ganggang hijau (Spirogyra porticalis) mengandung karbohidrat, protein, alkaloid, flavonoid, fenolik, tannin, kuinon, mono dan seskuiterpenoid. Pola kromatogram selada laut (Ulva lactuca) dan  ganggang hijau (Spirogyra porticalis) mendeteksi aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh senyawa- metabolit sekunder  seperti fenol, tannin, flavonoid, mono dan seskuiterpenoid yang memiliki variasi kepolaran dari semi hingga polar. Hasil uji pendahuluan aktivitas antioksidan menggunakan metode dinamolisis menunjukkan selada laut (Ulva lactuca) dan  ganggang hijau (Spirogyra porticalis) memiliki aktivitas antioksidan dan berpotensi dikembangkan sebagai obat, suplemen, eksipien farmasi dan makanan nutrisi. Kata kunci: selada laut (Ulva lactuca), ganggang hijau (Spyrogyra porticalis), antioksidan, bahari, Indonesia. AbstractIndonesian waters are habitat for various macro and micro algae species. Sea lettuce Ulva lactuca is one of the green macroalgae that is empirically used as food by Indonesian people. In freshwater, green algae Spirogyra porticalis is filament microalgae that play an important role as bioindicators in the aquatic system. The aim of this research was to profiling the chemical constituent from native Indonesian sources, Ulva lactuca  and Spirogyra porticalis. The results of  Ulva lactuca  qualitative analysis showed the content of primary and secondary metabolites are carbohydrates, alkaloids, flavonoids, mono, and sesquiterpenoids, respectively. On the other hand, green algae Spirogyra porticalis carbohydrates, proteins, alkaloids, flavonoids, phenolics, tannins, quinones, mono, and sesquiterpenoids, respectively. The chromatogram pattern of sea lettuce Ulva lactuca and  Spirogyra porticalis showed the antioxidant activity caused by secondary metabolites such as phenol, tannin, flavonoids, mono and sesquiterpenoids which were various polarity. Preliminary test results of antioxidant activity with the dinamolysis method showed sea lettuce Ulva lactuca  and and green algae Spirogyra porticalis have antioxidant activity. It potentially developed as drugs, supplements, pharmaceutical excipients and nutritional foods. Keywords: sea lettuce Ulva lactuca, green microalgae Spyrogyra porticalis, antioxidant, marine, Indonesia,
EFEK HEPATOTOKSIK PEMBERIAN SUBAKUT TRITERPEN TOTAL DARI Centella asiatica Linn. PADA TIKUS PUTIH JANTAN DEWASA GALUR WISTAR Erjon Erjon; Kamaluddin Kamaluddin; Theodorus Theodorus
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v8i1.299

Abstract

Senyawa aktif utama dari Centella asiatica Linn. adalah triterpen total. Centella asiatica dilaporkan dapat menyebabkan nekrosis sel hati. Telah diteliti efek hepatotoksik pemberian subakut triterpen total dari Centella asiatica pada tikus putih jantan dewasa galur Wistar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemberian dosis tunggal triterpen total dari Centella asiatica terhadap gambaran histopatologi dan fungsi hati tikus.Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas SGOT dan SGPT yang berbeda bermakna (ANOVA one way, p<0,05) pada setiap kelompok perlakuan. Peningkatan dosis pemberian triterpen total menunjukkan korelasi positif yang bermakna (Pearson Correlation, p <0,05) dengan peningkatan aktivitas SGOT dan SGPT. Peningkatan aktivitas SGOT dan SGPT tidak melebihi pada batas rentang normal.  Dari gambaran histopatologi, pada kelompok kontrol dan perlakuan tidak ditemukan kerusakan histopatologi sel hati.Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian subakut triterpen total pada dosis  21, 42, 84 mg/kgBB/hari selama 6 minggu dapat meningkatkan aktivitas SGOT dan SGPT dan belum ditemukan kelainan histopatologi sel hati
PENGARUH KADAR TRIGLISERIDA TERHADAP KEKAKUAN ARTERI PADA MODEL HEWAN TIKUS WISTAR JANTAN Patonah Hasimun; Hasballah Zakaria
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v7i2.307

Abstract

ABSTRAK Hasil studi epidemiologi diketahui bahwa trigliserida merupakan salah satu factor resiko independent terjadinya penyakit kardiovaskular walaupun target kadar low density lipoprotein (LDL) telah tercapai dengan obat statin. Diduga terdapat hubungan antara kadar trigliserida dengan elastisitas arteri. Kekakuan arteri telah diakui berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hipertrigliseridemia terhadap tingkat kekakuan arteri pada model hewan tikus Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak dan fruktosa 25%. Sejumlah 10 ekor tikus dikelompokkan secara acak menjadi 2 kelompok terdiri dari kelompok control normal menerima pakan normal dan kelompok control positif menerima pakan tinggi lemak dan air minum fruktosa 25% selama 28 hari. Pengukuran pulse wave velocity (PWV), denyut jantung, dan kadar trigliserida serum dilakukan pada hari ke 28. Hasil menunjukkan, kelompok kontrol positif mengalami kenaikan kadar trigliserida serum yang disertai dengan meningkatnya nilai PWV dan denyut jantung yang menunjukkan terjadinya kekakuan arteri yang berbeda bermakna secara statistik terhadap kelompok kontrol normal (p<0.05). Hasil dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kadar trigliserida dengan kekakuan arteri. Semakin tinggi kadar trigliserida meningkatkan kekakuan arteri sehingga resiko kardiovaskular semakin meningkat. Kata kunci : trigliserida, kekakuan arteri, denyut jantung, kardiovaskular   ABSTRACT Epidemiological studies report that triglycerides are an independent risk factor for cardiovascular disease even though the target level of low density lipoprotein (LDL) has been achieved with statin drugs. It is suspected that there is a relationship between triglyceride levels and arterial elasticity. Arterial stiffness has been recognized as being closely related to cardiovascular disease. This study aims to determine the effect of hypertriglyceridemia on arterial stiffness in animal models of Wistar rats induced by a high-fat diet and 25% fructose in drinking water. A total of 10 rats were randomly divided into 2 groups consisting of a normal control group receiving normal feed and a positive control group receiving a high-fat diet and 25% fructose in drinking water for 28 days. Measurements of pulse wave velocity (PWV), heart rate, and serum triglyceride levels were carried out on day 28. The positive control group experienced an increase in serum triglyceride levels accompanied by an increase in PWV and heart rate that was statistically significantly different (p <0.05) compared to the group normal. The results concluded that there was a positive relationship between triglyceride levels and arterial stiffness. Higher triglyceride levels increase arterial stiffness. it increases the risk of cardiovascular disease. Keywords : triglyceride, arterial stiffness, heart rate, cardiovascular
KAJIAN LITERATUR DAN KROMATOGRAFI UNTUK HERBA KESUM Ibtisam Abdul Wahab; Nor Amlizan Ramli; Hannis Fadzillah Mohsin; Kathleen Jalani
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v7i2.308

Abstract

ABSTRAK Spesis Polygonum (misalnya P. aviculare) dilaporkan mempunyai kandungan alkaloid. Begitu juga dengan daun kesum (P. minus Huds), yang terbukti sebagai sumber molekul perubatan semulajadi. Masalah yang diidentifikasi dari kajian kesum termasuklah di dalam aspek fitokimia genus Polygonum ini, yang belum pernah disiasat secara mendalam. Oleh itu, sasaran kajian ini adalah untuk mengulas data biokimia tumbuhan tersebut melalui metode literatur serta menjalankan telaah analisis kimia terhadap ekstrak kesum. Dari artikel dan jurnal penerbitan, bahagian daun dan akar dipelajari melalui kaedah kromatografi kolom. Tambahan itu, sebatian kimia dari kesum dicirikan dengan teknik spektroskopi resonans magnetik nuklear. Temuan signifikan diperolehi apabila senyawa indol dan alkaloid diterpen C20 berjaya dikarakterisasi. Secara kesimpulannya, projek di masa hadapan boleh ditumpu kepada ujikaji antikanser dan anti-penuaan dari herba kesum ini.    Kata kunci  : herba, kesum, literatur, Polygonum ABSTRACT Polygonum species (e.g. P. aviculare) were reported to consist of alkaloidal nature. Likewise, the kesum leaves (P. minus Huds) is proven as a source of natural medicinal compound.  The identified problem in the kesum research would include the phytochemistry aspects of this Polygonum genus, which is not yet thoroughly investigated, via literature search.  Therefore, the aim of this study is to accumulate and review the biochemical data of this herb. From the articles and published journals, the leaves and root extracts were analysed by using liquid chromatographic technique. In addition, the chemical substance from kesum could be elucidated via nuclear magnetic resonance spectroscopy. The significant findings could be obtained when the indole and and C20-diterpene alkaloids were successfully characterised. In summary, future directions of the project could focus on anticancer and anti-aging experiments of this kesum herb.  Keywords     : herb, kesum, literature, Polygonum
KAJIAN POLA PERESEPAN DAN POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI DI SALAH SATU APOTEK KOTA CIMAHI Robby Ramdani; Linda P. Suherman; Ambar Sundari; Ayu Krishna Widya Utami
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v9i1.408

Abstract

Hipertensi merupakan kondisi tekanan darah di atas normal dimana tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg. Tekanan darah yang tidak  terkendali  pada  pasien  hipertensi  dapat  meningkatkan  risiko  terjadinya penyakit  kardiovaskular. Pengunaan obat hipertensi yang tidak tepat akan menyebabkan masalah yang serius terhadap pelayanan kesehatan dikarenakan akan menyebabkan dampak yang negatif kepada pasien sehingga pola peresepan menjadi hal yang penting. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pola peresepan obat antihipertensi, sehingga dapat diketahui obat yang diresepkan pada pasien hipertensi berdasarkan umur, jenis kelamin, golongan obat dan jenis obat yang diresepkan. Desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif observasional.  Penelitian dilakukan di salah satu Apotek Kota Cimahi periode Januari-Desember 2019. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 89 pasien pada rentang usia 51-60 tahun (58.43%), dengan jenis kelamin terbanyak laki-laki sebesar 59 pasien (66,3%). Penggunaan monoterapi yang terbanyak pada peresepan obat ramipril sebanyak 17 pasien (19,1%), kombinasi 2 golongan obat furosemide dan ramipril sebanyak 6 pasien (3,4%) dan penggunaan 3 kombinasi obat hidroklortiazid, kaptopril dan nebivolol sebanyak 1 pasien (1,25%). Potensi mekanisme interaksi obat secara farmakodinamik terjadi sebanyak 7 pasien (87,5%) dan tidak diketahui sebanyak 1 pasien (12,5%). Berdasarkan tingkat keparahan dapat terjadi potensi interaksi secara major sebanyak 3 pasien (37,5%) pada penggunaan kombinasi obat kandesartan dan rampiril, interaksi obat secara moderate sebanyak 5 pasien (62,5%) pada penggunaan kombinasi obat furosemid dan rampiril; hidroklortiazid dan nebivolol; hidroklortiazid, nebivolol dan kaptopril. Kata kunci: antihipertensi, pola peresepan, interaksi obat   Abstract Hypertension is a condition where blood pressure is above normal, where systolic blood pressure is > 140 mmHg and diastolic > 90 mmHg. Uncontrolled blood pressure in hypertensive patients can increase the risk of cardiovascular disease. Inappropriate use of hypertension medication will cause serious problems for health services because it will have a negative impact on patients, so prescribing patterns are important. The aim of this research is to determine the pattern of antihypertensive drug prescribing, so that we can find out the drugs prescribed to hypertensive patients based on age, gender, drug class and type of drug prescribed. The design used in this research is descriptive observational. The research was conducted at one of the Cimahi City pharmacies for the period Januar-December 2019. The results of the study showed that the number of patients who met the inclusion criteria was 89 patients in the age range 51-60 years (58.43%), with the largest gender being male at 59 patients (66.3%). The highest use of monotherapy was the prescription of the drug ramipril as many as 15 patients (16.9%), a combination of 2 classes of drugs furosemide and ramipril as many as 6 patients (3.4%) and the use of 3 combinations of hydrochlorthiazide, captopril and nebivolol as many as 1 patient (1, 25%). The potential mechanism for pharmacodynamic drug interactions occurred in 7 patients (87.5%) and was unknown in 1 patient (12.5%). Based on the level of severity, there could be a potential for major interactions in 3 patients (37.5%) when using the combination of kandesartan and rampiril, moderate drug interactions in 5 patients (62.5%) when using the combination of furosemide and rampiril; hydrochlorthiazide and nebivolol; hydrochlorthiazide, nebivolol and captopril. Keywords: antihypertensives, prescribing patterns, drug interactions  
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L.) SECARA IN VITRO DENGAN METODE HRBC (Human Red Blood Cell) Eni Kartika Sari; Ni Putu Dea Anantarini; Beta Ria Erika Marita Dellima
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v9i1.636

Abstract

Penggunaan jangka panjang dari obat steroid dan non steroid dalam mengobati inflamasi dapat memberikan efek samping yang merugikan. Daun serai wangi (Cymbopogon nardus L.) mengandung senyawa kimia flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, steroid dan minyak atsiri yang bermanfaat sebagai antiinflamasi. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi dari ekstrak etanol daun serai wangi dan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun serai wangi terhadap aktivitas antiinflamasi. Uji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun serai wangi dilakukan secara in vitro dilihat berdasarkan pengaruhnya terhadap stabilitas membran sel darah merah menggunakan metode HRBC dengan darah yang dirusak larutan hipotonik sebagai media uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun serai wangi mempunyai efek antiinflamasi dari kemampuannya menjaga stabilitas sel darah merah, dimana semakin tinggi konsentrasi maka % stabilitas sel darah merah semakin besar pula. Nilai IC50 ekstrak etanol daun serai wangi dan aspirin secara berturut-turut adalah sebesar 9,302 ppm dan 15,070 ppm. Nilai IC50 ekstrak etanol daun serai wangi dan aspirin masuk ke dalam golongan aktivitas antiinflamasi sangat aktif dikarenakan nilai IC50 kurang dari 50 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun serai wangi lebih tinggi dibandingkan aspirin sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen antiinflamasi. Kata kunci: antiinflamasi, daun serai wangi, metode HRBC.   Abstract Long-term use of steroid and non-steroidal drugs in treating inflammation can have adverse side effects. Lemongrass (Cymbopogon nardus L.) leaves contain chemical compounds of flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, steroids and essential oils which are useful as anti-inflammatories. The purpose of this study was to determine the anti-inflammatory activity of the ethanol extract of citronella leaves  and  to determine  how much influence the concentration of the ethanol extract of citronella leaves had on anti-inflammatory activity. The anti-inflammatory activity test of the ethanol extract of citronella leaves was carried out in vitro based on its effect on the stability of the red blood cell membrane using the HRBC method with blood damaged by a hypotonic solution as the test medium. The results showed that the ethanol extract of citronella leaves had an anti-inflammatory effect from its ability to maintain red blood cell stability, where the higher the concentration, the greater the % stability of red blood cells. The IC50 values of ethanol extract of citronella leaves and aspirin were 9.302 ppm and 15.070 ppm respectively. The IC50 value of ethanol extract of citronella leaves and aspirin is included in the class of very active anti-inflammatory activity because the IC50 value is less than 50 ppm. This shows that the anti-inflammatory activity of the ethanol extract of citronella leaves is higher than aspirin, so it has the potential to be developed as an anti-inflammatory agent. Keywords: anti-inflammatory, Cymbopogon nardus L., HRBC method.

Page 11 of 12 | Total Record : 114