cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal YIN YANG
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 2 (2013)" : 9 Documents clear
RELASI SEKSUAL SUAMI-ISTERI DALAM PERSEPEKTIF AL-QUR’AN Nafisah, Durrotun
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.172 KB)

Abstract

Abstrak: Pernikahan oleh beberapa orang (baca: umat Islam) dipahami sebagai perjanjian kepemilikan (aqd at-tamlik), sehingga setelah selesai akad pernikahan, maka ditetapkanlah kepemilikan suami atas istri. Pemahaman seperti ini dapat mengakibatkan seorang suami bebas memrintah kepada istrinya untuk melayaninya sesuai dengan keinginannya (kapan saja dan di mana saja). Apakah benar hubungan seksual antara suami dan istri dipahami sebagaimana hubungan antara pemilik dengan barang yang dimilikinya? Ini adalah pertanyaan mendasar yang dicoba-carikan jawabannya dalam artikel ini. Melalui studi teks, konteks, dan kontekstualisasi QS. al-Baqarah: 223, dapat diperoleh jawaban bahwa hubungan seksual antara suami dan istri bukan sekedar kontrak kepemilikan, melainkan ada semangat kesetaraan di sana. Istri adalah lahan (ladang pertanian), ia membutuhkan petani (baca: suami) yang cerdas, sehingga lahan tersebut dapat terus dijaga dan dilestarikan kesuburannya. Marriage by some people (read: Muslims) is understood as the covenant of ownership (aqd at-tamlik) so after the marriage contract has been established, wife seemed to be wholly owned by husband. Consequently, the husband will be free to ask his wife to serve him as he wishes (anytime and anywhere). Is it true that sexual relation between husband and wife is regarded as the relationship between the owner and his goods? This is the fundamental question that this article tries to find its answer. Through the study of the text, context and contextualization of Qur’an, Surah Al-Baqarah verse 223, it can be obtained an answer that sexual relation between husband and wife is more than just a contract of ownership. There is a spirit of equality. Wife is a field (a farming place), it requires farmer (read: husband) who are intelligent, so that the field can be constantly maintained and preserved its fertility. Kata Kunci: relasi seksual, suami-istri, dan kesehatan reproduksi.
UNTUK BUAH HATI, TENTU BAHASA HATI: KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KELUARGA Uswausolihah, Uus
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.028 KB)

Abstract

Abstrak: Tulisan ini mengkaji tentang bagaimana komunikasi yang baik dalam keluarga. Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah keluarga. Komunikasi yang terjalin antar anggota keluarga, baik antara orang tua dengan anak, ayah dengan ibu, maupun anak dengan anak dapat menunjukkan seberapa besar kualitas keluarga tersebut. Keluarga yang kuat dibentuk oleh cara berkomunikasi yang jujur, terbuka dan diliputi cinta. Komunikasi antara orang tua dengan anak akan sangat mempengaruhi perkembangan anak. Pesan-pesan yang dikirimkan oleh orang tua kepada anaknya dalam proses komunikasi dapat menimbulkan pengaruh, baik pengaruh positif maupun negatif. Pesan-pesan dukungan (support message) akan memberikan pengaruh positif, sementara itu, pesan-pesan kontrol (control message) dapat mengakibatkan meningkatnya sifat agresif anak serta melemahkan ketaatan anak pada standar moral. This paper examines how good communication within the family. Communication has a very important role in a family. Communication that exists between family members, between parents and children, the father with the mother, the child or children can show how much the quality of the family. Strong families are formed by means of communicating honest, open and filled with love. Communication between parents and children will greatly influence the child's development. The messages are sent by parents to their children in the process of communication can lead to influence, both positive and negative influences. Messages of support (support message) will be a positive influence, meanwhile, control messages (control messages) may result in increased child aggression and undermine adherence to the child's moral standards. Kata Kunci: Komunikasi dalam keluarga, pesan dukungan, pesan kontrol.
EKSPLOITASI PEREMPUAN DI MEDIA MASSA Anas, Siti Hikmah
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.051 KB)

Abstract

Abstrak: Perkembangan media massa di era globalisasi ini berdampak pada peran gender dalam fakta sosialnya. Dunia periklanan sedang berkembang pesat dan membuat masyarakat seakan terhipnosis akan maraknya iklan yang bermunculan tanpa henti. Banyak iklan yang dibuat dengan mengadopsi berbagai macam ide. Sayangnya, iklan tersebut diproduksi dengan tidak memperhatikan norma-norma kesusilaan, moral dan etika. Ada semacam kekhawatiran tersendiri mengenai perubahan iklan di masyarakat. Seperti misalnya munculnya budaya konsumerisme secara besar-besaran dalam kehidupan masyarakat, adanya stereotipe yang buruk terhadap kaum perempuan dan eksploitasi secara tidak lansung atas tubuh kaum perempuan. Untuk menghentikan eksploitasi perempuan dimedia dibutuhkan upaya penyadaran dan kesadaran dari berbagai pihak, baik masyarakat sebagai pengguna media, wartawan, redaksi dan pemilik media sebagai pemroduksi berita di media serta perempuan sebagai model dari media, sehingga berita yang dimunculkan bisa berimbang, dengan tidak mengeksploitasi tubuh perempuan tapi menampilkan sisi kekuatan perempuan sebagai obyek yang layak menjadi inspirasi bagi masyarakat. The development of the mass media in the globalization era has an impact on the role of gender in social facts. The world of advertising is growing rapidly and making the community hypnotized as advertisements are popping up endlessly. Many advertisements are created by adopting a wide range of ideas. Unfortunately, these advertisements are created with little regard for the norms of decency, morality and ethics. There is a kind of concerns about the changes in the advertising community. Such as the rise of consumer culture on a large scale in public life, the existence of bad stereotypes against women and exploitation indirectly over women's bodies. To stop the exploitation of women in mass media, it need an effort to raise awareness of the various parties, both public as users of media, journalists, editors and media owners as the news producers media, as well as women as the model of media. So the news appear can be balanced, without exploiting women's bodies but show the power of women as objects worthy of being the inspiration for the community . Kata Kunci: Eksploitasi, Perempuan, Media massa.
GENDER DALAM PERSPEKTIF TEOLOGI: RELASI KUASA DALAM PEMIKRAN TEOLOGI ISLAM Maftuchah, Farichatul
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.099 KB)

Abstract

Abstrak: Tulisan ini mengkaji tentang teologi, dalam konteks ini adalah teologi Islam. Teologi Islam dimaknai sebagai sebuah produk pemikiran seseorang dalam menfasirkan ajaran al Qur’an. Karena merupakan produk pemikiran, maka di dalam teologi memungkinkan terjadinya perbedaan. Dari beragam penafsiran yang ada, dalam konteks gender, sebuah teologi dapat bersifat bias ataupun adil gender. Kemunculan teologi sebagai sebuah produk pemikiran tidak bisa dilepaskan dari kekuasaan yang ada dalam diri manusia, yang menyebar, dan selalu berdialektika dengan bentuk kekuasaan lainnya. Kekuasaan tidak selalu bersifat negatif ataupun menekan, tetapi kekuasaan bisa memunculkan satu pengetahuan yang dapat dikukuhkan melalui wacana. Tulisan ini mengkaji tentang teologi, dalam konteks ini adalah teologi Islam. Teologi Islam dimaknai sebagai sebuah produk pemikiran seseorang dalam menfasirkan ajaran al Qur’an. Karena merupakan produk pemikiran, maka di dalam teologi memungkinkan terjadinya perbedaan. Dari beragam penafsiran yang ada, dalam konteks gender, sebuah teologi dapat bersifat bias ataupun adil gender. Kemunculan teologi sebagai sebuah produk pemikiran tidak bisa dilepaskan dari kekuasaan yang ada dalam diri manusia, yang menyebar, dan selalu berdialektika dengan bentuk kekuasaan lainnya. Kekuasaan tidak selalu bersifat negatif ataupun menekan, tetapi kekuasaan bisa memunculkan satu pengetahuan yang dapat dikukuhkan melalui wacana. This paper examines the theology; it is in the context is Islamic theology. Islamic theology is defined as a product of one's thought in interpreting the teachings of the Qur'an. Because it is a product of thought, then it allows that the different views may occur in theology. Of different existing interpretations, in the context of gender, a theology can be gender-biased or gender-equity. The emergence of theology as a product of thought cannot be separated from the existing and spreading of human power and it always dialectic with other forms of power. Power is not necessarily negative or pressing, but power can bring knowledge that can be confirmed through discourse.
GAYA BAHASA DAKWAH DAN KONSEP GENDER DALAM NOVEL XIE XIE NI DE AI KARYA MELL SHALIHA Qibtiyah, Alimatul; Istiqomah, Nur
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.933 KB)

Abstract

Abstrak: Pembahasan tentang gaya bahasa dakwah dan konsep gender dalam novel Xie Xie Ni De Ai karya Mell Shaliha ini didasarkan pada dua alaan mendasar yaitu; pertama, penulis novel (Mell Shaliha) adalah seorang muslimah yang pernah menjadi TKW di Hongkong, dan kedua dalam novel ini banyak terdapat pesan-pesan dakwah, baik untuk remaja maupun dewasa, khususnya untuk para TKW Indonesia. Berdasarkan kajian dan analisis mendalam terhadap isi novel, maka ditemukan gaya bahasa dakwah yang sekaligus ada isu gendernya adalah gaya bahasa dakwah Ta’lim dan Tarbiyah, Tazkir dan Tanbih, Tarhib dan Inzar, serta Amar dan Nahi. Sedangkan isu gender dalam novel ini adalah: aurat perempuan, interaksi dengan lawan jenis, persamaan status laki-laki dan perempuan, kodrat dan persamaan peran laki-laki dan perempuan, perempuan sebagai motivator, dan kepemimpinan. A discussion of the language style of preaching and the concept of gender in the novel Xie Xie Ni De Ai Shaliha Mell 's work is based on two fundamental alaan namely: first, the author of the novel (Mell Shaliha) is a Muslim woman who had been a maid in Hong Kong, and the second in the novel there is a lot of propaganda messages, both for adolescents and adults, especially for Indonesian maids. Based on in-depth study and analysis of the content of the novel, it was found that at the same time preaching style there is a gender issue Ta'lim preaching style and Tarbiyah, Tazkir and Tanbih, Tarheeb and Inzar, and Amar and Nahi. While the gender issues in this novel are: female genitalia, the interaction with the opposite sex, equality of men and women, the nature and role of equality of men and women, women as a motivator, and leadership. Kata Kunci: Novel, Gaya Bahasa Dakwah, Gender.
HAK WARIS BAGI WANITA/PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF Zulaiha, Siti
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.743 KB)

Abstract

Abstrak: Hak waris bagi wanita telah diatur dalam hukum Islam secara gamblang dan tertera dalam firman-firman Allah swt dalam Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dan dalam pembagian harta warisan bagi wanita dalam Islam dibedakan dengan hak waris bagi laki-laki dengan alasan yang banyak diungkapkan baik dari para mufasir maupun para cendikiawan muslim. Namun kemudian hal itu menjadi perdebatan ketika para aktivis feminis mewacanakan kesetaraan gender dalam hal pembagian hak waris bagi wanita karena dianggap tidak “adil” dengan peranan wanita masa kini yang setara dengan para kaum laki-laki. Kemudian hal ini didukung dengan hukum positif di Negara kita yang mengatur tentang hak waris bagi wanita dan laki-laki secara gamblang tidak membedakan jenis kelamin.Tulisan ini bermaksud untuk mengungkapkan bagaimana peranan wanita masa kini dan bagaimana pembagian hak waris bagi wanita baik dalam perspektif Islam dan hukum positif di Indonesia. Inheritance rights for women has been governed under Islamic law and explicitly stated in the words of Allah in the Qur'an revealed to the Prophet Muhammad , and the division of inheritance for women in Islam is distinguished by inheritance rights for men men with good reason that many of the commentators expressed or Muslim scholars . But then it becomes a debate when feminist activists mewacanakan gender equality in the division of inheritance rights for women because it is not " fair " to the role of women today is on par with the men . Then it is supported by the positive law in our country governing inheritance rights for women and men are not explicitly distinguish this type of kelamin.Tulisan intends to reveal how the role of women today and how the division of inheritance rights for women in both the Islamic perspective and positive law in Indonesia. Kata Kunci: Hak Waris Wanita, Hukum Islam, Hukum Positif.
ETIKA TERHADAP UANG DAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF: STUDI PERBEDAAN GENDER PADA MUSLIM DI KOTA PURWOKERTO Kusumastuti, Dani
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.958 KB)

Abstract

Abstrak: Hedonisme dan mengejar kekayaan semakin menggejala pada masyarakat modern tidak terkecuali umat Islam. Hal ini menunjukkan penurunan dalam etika uang. Apakah kekayaan benar-benar membawa kebahagiaan kepada orang-orang? Menjawab pertanyaan ini, penelitian ini bertujuan untuk menguji etika uang dan subjektif kesejahteraan (SWB) muslim di Purwokerto dan apakah ada perbedaan gender. Hubungan variabel-variabel ini juga diperiksa. Ada studi terbatas perilaku muslim mengenai etika uang mereka dan kebahagiaan, dan jarang menggunakan perspektif gender. Data yang dikumpulkan dari 105 muslim di Purwokerto pada usia produktif, dan dianalisis menggunakan uji t dan metode korelasi. Studi menemukan perbedaan yang signifikan dari etika uang antara laki-laki dan perempuan muslim di Purwokerto dalam semua komponen: afektif, perilaku, dan kognitif. Perempuan Muslim di Purwokerto kurang bahagia dibandingkan laki-laki muslim . Studi juga menemukan hubungan yang signifikan antara etika uang dan SWB. Semakin muslim nilai uang baik, kurang SWB mereka. Tidak ada perbedaan gender dalam hubungan antara etika dan uang SWB. Muslimah perlu didorong dan mendapatkan perawatan lebih bahagia dan menikmati hidup mereka, yaitu dengan memberikan waktu dan manajemen keuangan pelatihan mereka, serta advokasi psikologis untuk menyembuhkan stres. Studi di masa depan untuk membantu perempuan muslim di Purwokerto meningkatkan kebahagiaan mereka dibutuhkan. Hedonism and the pursuit of wealth is getting symptomatic on modern society no exception of Muslims. It indicates decreasing in money ethics. Does wealth really bring happiness to people? Answer this question, present study aim to examine money ethics and subjective well being (SWB) of muslims in Purwokerto and whether there is gender difference. The relationship of these variables also examined. There is limited study of muslims behavior regarding their money ethics and happiness, and rarely use gender perspective. The data collected from 105 muslims in Purwokerto at productive age, and being analyzed using t test and correlation method. Study find a significant difference of money ethics between muslim men and women in Purwokerto in all components: affective, Behaviour and Cognitive. Muslim women in Purwokerto are less happy than muslim men. Study also find significant correlation between money ethics and SWB. The more muslim value money is good, the less their SWB. There is no gender difference in the relationship between money ethics and SWB. Muslim women need to be encouraged and get treatment to be happier and enjoy their life, i.e. by giving them a time and financial management training, as well as psychological advocation to cure the stress. Future study to help muslim women in Purwokerto raise their happiness is needed. Kata Kunci: Etika Terhadap Uang, Kesejahteraan Subjektif, Gender.
PENDIDIKAN GENDER HARMONI DALAM KONSTRUKSI RUMAH ADAT KUDUS Said, Nur
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.093 KB)

Abstract

Abstrak: Tulisan ini membahas tiga hal: (1) Bagaimana memahami hunian dalam rumah adat Kudus sebagai proses pendidikan harmoni gender? (2) Apa konteks sosial dari rumah adat Kudus? (3) Apa nilai-nilai pendidikan harmoni gender dalam pembangunan rumah adat Kudus? Makalah ini menggunakan pendekatan sosiologis terutama sosiologi post-strukturalisme yang dikombinasikan dengan interpretasi budaya. Kesimpulan dari makalah ini adalah: (1) Rumah adalah lingkungan terdekat manusia di mana di dalamnya ide-ide utama budaya diproduksi dan direproduksi untuk membentuk sistem makna. Kehadiran rumah adat yang sarat dengan ornamen-ornamen mencerminkan nilai-nilai moral yang dipegangi dan harus diwujudkan dan diimplementasikan. Nilai-nilai moral tersebut dipegangi dalam rangka membangun keharmonisan gender, hal ini penting karena dalam system hubungan antara penghuni rumah tidak dapat dipisahkan adanya hubungan antara laki-laki dan perempuan, (2) Nilai-nilai pendidikan karakter harmoni gender dalam keluarga yang tercermin pada simbol/makna dalam rumah adat (tradisional) dapat digunakan sebagai referensi (alternatif) praktek terbaik dalam harmoni gender dan sekaligus bisa menjadi acuan untuk pendidikan keluarga, karena di situ ada semangat kesetaraan gender, baik dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan manusia, dan juga dengan lingkungannya. This paper discusses three things: (1) How to understand that the occupancy in the traditional house of Kudus as an educational process of gender harmony? (2) What are the social context of the traditional house of Kudus? (3) What are the values of gender harmony education in the construction of the traditional house of Kudus? This paper uses sociological approach especially on post-structuralism sociology in combined with cultural interpretation. The conclusions of this paper are: (1) The house is the most familiar human environment within the domestic sphere as in the home are the main ideas of culture are produced and reproduced to form a system of meaning. The presence of the traditional house is loaded with ornaments wrapped with the meaning of the existence of the system reflects the moral values ​​which way of life in occupied must be actualized and implemented. Then occupied in this case is as apprenticeships in building cultural harmony gender could not be separated because of the presence of occupants in the system of relations between men and women; (2) The Values ​​of character education in term of gender harmony in the family is reflected in the networks of meaning in the traditional house can be used as an alternative reference of best practices in a habitable and could well be a reference to float the family education because it also shows the spirit of gender equality both in relation to God, to human beings, to him/herself and also to interact with its environment. Despite these efforts would require appropriate adaptation and adjustment needs of the times and the context in which it was done family education. Kata Kunci: Pendidikan Harmoni Gender, Rumah Adat Kudus, Nilai-nilai Moral.
THE CONTRIBUTION OF NAHDHATUL ULAMA’S GENDER IJTIHAD TO ENGENDERING INDONESIAN CIVIL SOCIETY Munfarida, Elya
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.594 KB)

Abstract

Abstrak: Keterlibatan Nahdlatul Ulama (NU) dalam sejarah Indonesia telah memberikan peran yang signifikan bagi pembentukan negara Indonesia dan demokrasi DI Indonesia. Kontribusinya dimanifestasikan dalam berbagai bidang baik politik, sosial, budaya, agama dan ekonomi. Meski belum maksimal, namun ada upaya-upaya secara gradual untuk meningkatkan kontribusi bagi masyarakat Indonesia sebagai masyarakat sipil. Salah satu upayanya adalah meningkatkan keberdayaan perempuan yang telah mengalami subordinasi dan diskriminasi tidak hanya dalam ruang privat tapi terutama dalam ruang publik. Melalui beberapa fatwanya, NU berkepentingan untuk meningkatkan martabat perempuan dengan mengafirmasi kesetaraan gender di antara laki-laki dan perempuan dan memberikan ruang yang lebih luas bagi perempuan untuk merealisasikan dirinya. Dengan adanya hak dan kebebasan yang lebih besar, perempuan memiliki kekuatan moral untuk terlibat secara aktif dalam ruang publik dan berkiprah secara diskursif dan praktis dalam arena politik untuk memberikan aspirasi politiknya. Dengan demikian, perempuan mampu berperan sebagai agen-agen yang otonom dan kritis terhadap kebijakan-kebijakan negara. Abstract: Involvement of Nahdlatul Ulama ( NU ) in Indonesia's history has given a significant role for the formation of the Indonesian state and democracy in Indonesia. Its contribution is manifested in various fields of politics, social, cultural, religious and economic. Although not at the maximum but there is a gradual efforts to improve contribution to the Indonesian people as civil society. One of the efforts is to increase the empowerment of women who have been subordinated and discriminated not only in the private but in public spaces as well. Through several resolutions, NU's interest is to increase the dignity of women by affirming gender equality between men and women and provide more space for women to realize themselves. With the greater rights and freedom, women have the moral strength to be actively involved in the public sphere and acting as a discursive and practical in the political arena to provide political aspirations. Thus, women are able to act as autonomous agents and critical of state policies. Kata Kunci: Ijtihad, Gender, NU, Masyarakat Sipil.

Page 1 of 1 | Total Record : 9