cover
Contact Name
Budi Tri Santosa
Contact Email
btsantosa@unimus.ac.id
Phone
+6281358266662
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Gedung Kuliah Bersama II, R. 306, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya
ISSN : 20866100     EISSN : 2503328X     DOI : 10.26714/lensa
Articles 193 Documents
MORAL DEPRAVITY OF THE COURT MAGISTRATES TOWARD THE LAW ENFORCEMENT AS RERECTED IN UGO BETI'S CORRUPTION IN THE PALACE OF JUSTICE Hadiyanto Hadiyanto
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.005 KB)

Abstract

Moralitas seorang hakim mempunyai peranan yang penting dalam menjalankan mekanisme peradilan. Akan sangat fatal akibatnya, jika para hakim peradilan, yang seharusnya dipercaya untuk menegakkan hukum, memelihara keadilan, dan melawan segala bentuk kejahatan yang bertentangan dengan hukum, justru menjadi kriminal bagi profesi tersebut. Tujuan dari tulisan ini adalah menganalisa kerusakan moral pada tokoh-tokoh yang terdapat pada drama Corruption in the Pallace of Justice yang kenyataannya merupakan refleksi kejadian sehari–hari. Metodologi yang digunakan adalah metode pendekatan moral dan metode pendekatan struktural. Tiga tokoh utama dalam drama Corruption in the Pallace of Justice yaitu: Vanan, Cust dan Croz digambarkan mempunyai moral yang sangat buruk dalam menjalankan tugas mereka sehari hari sebagai penegak hukum. Mereka melakukan korupsi terhadap lembaga mereka sehingga kredibilitas dan reputasi lembaga peradilan menjadi sangat rendah dan masyarakat tidak lagi menaruh kepercayaan terhadap lembaga peradilan. Perbuatan buruk yang dilakukan para tokoh dalam menegakkan hukum membuat mereka akhirnya merasa bersalah dan menyesal. Kerusakan moral telah menyebabkan mereka tidak lagi diterima oleh masyarakat karena mereka enggan mengakui kesalahannya. Hanya ada satu yang akhirnya mengakui kesalahannya. 
A STUDY ON THE ABILITY IN WRITING A RECOUNT TEXT BY USING PICTURES OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMPN 2 TAMBAKROMO PATI ACADEMIC YEAR 2012/2013 Dian Candra Prasetyanti
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (974.273 KB) | DOI: 10.26714/lensa.4.1.2014.1-11

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan menulis teks recount pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tambakromo Pati yang sudah diajari menggunakan media gambar.Penelitian ini dilakukan pada 7-8 Februari 2013 di SMPN 2 Tambakromo Pati. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Tambakromo Pati. Ada 102 siswa dan penulismenggunakan metode purposive. Penulis mengambil 31% dari populasi yaitu 31 siswa dari kelas C yang diharapkan dapat mewakili seluruh populasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebuah tes. Para siswadiminta untuk menulis sebuah paragraf teks recount. Elemen dari penulisan yang akan ditelitiadalah isi, susunan, grammar, penggunaan kata dan mekanisme. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan penelitian perpustakaan danpenelitian lapangan. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan persentase penilaian dalam tes para siswa untuk mengetahui kemampuan dalam tes menulis, kemudian penulis juga mengunakan rumus mean/ rata untuk menghitung kemampuan rata-rata semua siswa dalam menguasai penulisan teks recount. Setelah memberikan tes menulis, penulis menyimpulkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai A=0 (0%), B= 12 siswa (38,7%), C= 12 siswa (38,7%), D= 6 siswa (19,4%) and E= 1 siswa(3,2%). Penulis juga mendapatkan bahwa kemampuan menulis teks recount para siswa yangmenggunakan gambar adalah 68,67%, kemudian penulis menggunakan referensi criteria penilaian dari Sutrisno Hadi dan penulis mendapatkan hasil bahwa kemampuan menulis teks recount para siswa adalah memuaskan. Untuk menambah kualitas belajar dan pembelajaran bahasa Inggris dan untukmendapatkan hasil yang memuaskan di SMP, penulis menyarankan bahwa para guru bahasa Inggris seharusnya memberikan materi menulis yang tepat, member banyak latihan sebagai pekerjaan rumah, memberikan pelajaran ulangan pada para siswa yang mendapatkan nilai rendah, dan menggunakan bermacam-macam teknik pengajaran yang menyenangkan bagi siswaseperti menggunakan gambar.
Penerjemahan Kolokasi pada Buku Bacaan Anak Dwibahasa Diana Hardiyanti; Riana Eka Budiastuti
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1440.634 KB)

Abstract

Collocation is a language phenomenon that shows some words go together to form a fix relationship. Understanding collocation will help the translator to produce a natural text in target language. Children bilingual story books become a solution for those, especially parents, who want to help their children in learning English. Bilingual book in this research is from Indonesian into English. Children story book mostly uses simple sentences. Therefore, the translation is usually use word for word method. The aim of this research were to identified the kinds of collocation found in Children bilingual story books, the method used and the naturalness of the target text. The method of this research was qualitative descriptive. The data for the research is the collocation from word or phrase in Indonesian and its translation in English. The data is taken from Children bilingual story books sold in the regional book store. The collocations of the source text are grouped into adjective +noun, noun + noun, verb + object. The collocations of the source text were compared to the target text to identify the translation method to relate to the naturalness in the target language. The appropriate method of translating the text influences the quality of the translation.
Kohesi Gramatikal Konjungsi dalam Karya Sastra dan Implikasinya bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA (Conjuction Gramatical Cohesions in a Literary Work and Their Implications for Indonesian Language Learning in Senior High School) Asep Muhyidin
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.995 KB) | DOI: 10.26714/lensa.8.2.2018.161-175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis aspek kohesi gramatikal konjungsi dalan cerita pendek Titian Pelangi karya Helvy Tiana Rosa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif -deskriptif. Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa wacana cerpen berjudul Titian Pelangi karya Helvy Tiana Rosa ini memiliki tingkat kohesi yang cukup baik ditinjau dari aspek gramatikal konjungsi. Dalam wacana cerpen ini ditemukan piranti kohesi gramatikal konjungsi sebanyak 158 buah yang terdiri atas: 1) hubungan penambahan; 2) hubungan peningkatan; 3) hubungan pertentangan; 4) hubungan waktu; 5) hubungan syarat; 6)hubungan tujuan; 7) hubungan kausal atau sebab akibat; 8) hubungan pemilihan; dan 9) hubungan memperlihatkan cara. Kata Kunci: kohesi gramatika, konjungsi, analisis wacana, cerita pendekABSTRACTThe purpose of this study is to describe and analyze the aspects of conjunction grammatical cohesions in the short story of “Titian Pelangi” by Helvy Tiana Rosa. The research method is qualitative analysis technique to characterize descriptive presentation of data obtained by the research. The result showed short story “Titian Pelangi” has a fairly good degree of cohesions in terms of grammatical conjunction cohesion. In this short story discourse, the number of conjection grammatical cohesions is as many as 158 pairs of sentences. Grammatical cohesions in the aspect of conjunctions include: 1) conjunction relation additions; 2) conjunction enchancement relationship; 3) conjunction relationship contradictions ; 4) time relationship conjunction; 5) terms relationship conjunction relationship terms ; 6) conjunction relationship goals; 7) conjunction of causality; 8) conjunction of election relations ;and 9) conjunctionrelationship way.
GAYA BAHASA PEPINDHAN DALAM CANDRA PAWIWAHAN JAWA PESISIRAN Widodo -
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.476 KB) | DOI: 10.26714/lensa.5.1.2015.50-56

Abstract

“Pawiwahan” is a medium to conserve a cultural tradition, especially a Javanese cultural tradition. In practice, a cultural rite is guided by a “panatacara”. One of the media of understanding symbols in a cultural custom is by doing “chandra” on when such a procession that has been a tradition is held. “Panyandra” by a “panatacara” makes use of variative styles of language dealing with the capacity and trust of each individual. One of the styles of language used by a “panatacara” when “nyandra” is “pepindhan”, comprising of “sanepa”, “saloka” and “bebasan”. Pepindhan is used by a “panatacara” to disentangle the meaning and eyewitness report dealing with the beauty and grandeur of the ambience.
THE IMPLEMENTATION OF TASK-BASED LEARNING IN TEACHING RECOUNT TEXT WRITING FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS Mei Setya Chairena
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.37 KB)

Abstract

Penelitian ini menelaah cara guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis tugas dalam pengajaran menulis melalui beberapa langkah dan menjelaskan bagaimana kemampuan siswa dalam menulis teks recount. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena hasil data dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk kata- kata, kalimat, dan ujaran. Data diperoleh dari observasi, wawancara, dan tulisan siswa. Analisis data dilakukan melalui kategorisasi, displai data dan pengambilan kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah seorang guru Bahasa Inggris dan tiga puluh siswa kelas 8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis tugas memiliki banyak kelemahan dalam beberapa aspek, diantaranya adalah tidak lengkapnya langkah- langkah dalam pelaksanaan pada saat penerapan, kekurangan waktu pada saat mengerjakan tugas dan juga penggunaan bahasa ibu dan bukannya bahasa target oleh siswa yang membuat penerapan pembelajaran berbasis tugas tidak berhasil seperti yang diharapkan. Berdasarkan temuan tersebut, beberapa saran diajukan. Guru Bahasa Inggris seharusnya menggunakan dan mendesain tugas yang tidak memakan waktu lama dalam pengerjaannya, sehingga langkah- langkah dalam pembelajaran berbasis tugas ini dapat terlaksana dalam satu pertemuan. Para siswa harus berbicara menggunakan bahasa target ketika pembelajaran berbasis tugas ini diterapkan agar tujuan pendekatan ini dapat tercapai.
The Shift in Gender Roles in Amy Tan’s 'The Joy Luck Club' and Khaled Hosseini’s 'The Kite Runner' Mujad Didien Afandi
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.863 KB) | DOI: 10.26714/lensa.8.1.2018.1-21

Abstract

The unfair gender roles under patriarchal system are constructed to preserve gender inequality between men and women. Gender role practices extend gradually to maintain the male hegemony to make women powerless because female traditional gender roles (femininities) create dependency to men. Men are assigned to masculinities equipped with power, whereas women are ascribed to femininities to set boundaries that limit their movement. Yet, the increase of female awareness of gender equality has changed this situation. Gender roles are gradually shifting from traditional to modern as the opportunities to receive education and job open widely to develop women's roles that enable them to give financial contribution to the family. This study was purposed to analyze the shift in gender roles in 'The Joy Luck Club' and 'The Kite Runner'. This study used qualitative design in which Chinese traditional gender roles were described using Confucian perspective, whereas Afghan traditional gender roles were exposed in Islamic perspective. Moreover, Karl Marx's conflict theory was used to analyze the shift in gender roles in both novels. The results of study found that the construction of traditional gender roles in both China and Afghanistan was influenced mostly by patriarchy which perceives men as more superior than women. However, the dynamic changes of gender roles, especially femininities, supported by the increase of female education and occupation provide women with more power to achieve development. Further studies are encouraged to analyze other gender roles which have not discussed in this study.
Oposisi dalam Novel 'Rahuvana Tattwa' karya Agus Sunyoto: Analisis Intertekstual Julia Kristeva (Opposition in Agus Sunyoto's 'Rahuvana Tattwa' Novel: Julia Kristeva’s Intertextual Analysis) Viandika Indah Septiyani; Suminto A. Sayuti
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.958 KB) | DOI: 10.26714/lensa.9.2.2019.174-186

Abstract

Novel Rahuvana Tattwa digunakan dalam penelitian ini untuk mengkaji teori intertekstual perspektif Julia Kristeva yang berupa oposisi. Terdapat dua pertentangan atau lebih yang disandingkan dalam teori oposisi. Pertentangan itu menyebabkan terjadinya perpecahan karena tidak dapat dipersatukan. Oposisi diungkap menggunakan teori intertekstualitas Julia Kristeva yang terdapat pada novel Rahuvana Tattwa karya Agus Sunyoto. Novel Rahuvana Tattwa merupakan salah satu pertentangan dari cerita Ramayana. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui baca catat, penelitian dilakukan dengan cara membaca secara keseluruhan kemudian mencatat data-data yang terdapat di dalam novel Rahuvana Tattwa karya Agus Sunyoto cetakan pertama tahun 2009. Instrumen penelitian pada metode penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri yang bertugak untuk mengumpulkan data, menganalisis, kemudian menjabarkan. Ditemukan tiga oposisi pada novel Rahuvana Tattwa,  yaitu sesembahan dengan jumlah tujuh data, sistem kekerabatan empat data  dan peradaban 12 data dari kedua golongan.Kata kunci: intertekstual, oposisi, budaya, Rahuvana Tattwa, Julia KristevaABSTRACTRahuvana Tattwa is the novel used in this study to examine the intertextual theory of Julia Kristeva's perspective in the form of opposition. There are two or more contradictions that are juxtaposed in opposition theory. This contradiction causes division because it cannot be united. The opposition was expressed using Julia Kristeva's intertextuality theory contained in Agus Sunyoto's Rahuvana Tattwa novel. Rahuvana Tattwa's novel is one of the contradictions of the Ramayana story. The research method used is descriptive qualitative, data is collected through reading notes, research is done by reading as a whole and then recording the data contained in the novel Rahuvana Tattwa by Agus Sunyoto the first printing in 2009. The research instrument in qualitative research methods is the researcher himself which has a duty to collect data, analyze, and then describe. Found three oppositions in the novel Rahuvana Tattwa, namely offering seven data, kinship four data systems and 12 civilization data from both groups.
An Analysis of Tropes Used in Electronic Appliances Advertisements in English Magazines Anin Eka Sulistyawati
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.442 KB) | DOI: 10.26714/lensa.2.1.2012.%p

Abstract

Iklan adalah pemberitahuan publik untuk menawarkan atau meminta barang, jasa, dll. Salah satu faktor krusial dan penting untuk membuat iklan menjadi menarik dan mudah dipahami adalah kiasan. Selain itu, kiasan dapat membantu produsen dalam membujuk konsumen untuk membeli produk mereka. Ada dua hal yang diteliti dalam penelitian ini. Yang pertama adalah kiasan apa yang paling sering digunakan dalam iklan barang elektronik di majalah berbahasa Inggris dan yang kedua adalah di mana mereka sering digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jenis kiasan yang umum digunakan dalam iklan peralatan elektronik di majalah berbahasa Inggris dan untuk mengidentifikasi posisi kiasan tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan masukan bagi pengiklan yang berniat untuk merancang iklan, khususnya dalam bentuk tertulis. Obyek penelitian ini adalah iklan peralatan elektronik di majalah berbahasa Inggris. Iklan-iklan tersebut diambil dari enam majalah bahasa Inggris, yaitu; Majalah Connected Mei/Juni 2004 dan Juli/Agustus 2004; Majalah Time edisi 22 Mei 2006 dan 26 Juni 2006, Majalah Info Komputer Agustus 2007, dan Majalah The Jakarta Post Weekender Agustus 2007. Untuk tujuan analisis, data disajikan melalui beberapa langkah. Pertama, iklan dikumpulkan dan dibaca. Kemudian mereka dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok. Setelah itu, data yang telah diidentifikasi diinventarisasi dalam tabel. Langkah terakhir adalah mengklasifikasikan iklan dengan memilih data yang sesuai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari masalah penelitian. Pada tahap ini penulis mengklasifikasikan beberapa elemen dari iklan, yang terkait dengan topik tersebut. Hasil analisis itu dalam bentuk penjelasan secara rinci mengenai penggunaan kiasan dalam iklan peralatan elektronik. Kiasan yang digunakan dalam iklan adalah hiperbola, metonimi, sinekdok, personifikasi dan klimaks. Dengan melengkapi analisis, pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini akan terjawab. Pertama, kiasan yang paling dominan digunakan dalam iklan peralatan elektronik adalah hiperbola. Persentase rinciannya adalah hiperbola 43,33%, sinekdok dan personifikasi 20%, klimaks 10%, dan metonimi hanya 6,67%. Dan kiasan sebagian besar ditempatkan pada judul.Keyword: kiasan
ERROR ANALYSIS OF PHONETIC FOSSILIZATION UTTERED BY ENGLISH DEPARTMENT STUDENTS UNIVERSITY OF PGRI SEMARANG Sukma Nur Ardini; Maria Yosephin WL; Nicolas Lodawik Ouwpoly
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.986 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tipe dan latar belakang fosilisasi fonetik yang diucapkan oleh mahasiswa semester 5 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas PGRI Semarang tahun 2014/2015. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan data kualitatif. Populasi dari penelitian ini adalah para mahasiswa semester 5 yang mengambil mata kuliah English Phonology dengan jumlahmahasiswa 200. Sampel penelitian adalah kelas 5E, kelas yang paling aktif dan dominan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 15% kata di dalam kuesioner penelitian yang berhasil dilafalkan dengan baik oleh para responden. Itu artinya bahwa fosilisasi fonetik dilakukan lebih dari 75% responden. Tipe kesalahan yang dibuat adalah tipe fosilisasi fonetik baik dalam kategori perseorangan maupun kelompok, sementara itu alasan-alasan mereka melakukan kesalahan adalah; 1)Simbol fonetik yang masih tidak familier bagi mahasiswa semester. 2) Terdapat habituasi dan kebiasaan-kebiasaan yang merujuk pada dua faktor: internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah mahasiswa itu sendiri, yang berarti motivasi untuk belajar dan hasrat untuk lebih dalam mempelajari simbol -simbol fonetik. Faktor eksternalnya merujuk pada proses pembelajaran dan sudut pandang dosen. 3) Metode yang digunakan oleh para dosen pengampu mata kuliah English Phonology and Pronounciation. Masalah ini harus diturunkan karena 90% dari mahasiswa menyatakan di dalam wawancara bahwa mereka sangat tertarik dengan subjek ini danjuga menyatakan bahwa para dosen tidak memberikan tekanan, namun faktanya persentase kesalahan dalam pelafalan di atas rata-rata.Berdasarkan pada hasil-haasil ini, peneliti memberika saran sebagai berikut; 1) Permasalahan ini menjadi tugas bagi seluruh dosen bahasa Inggris, tidak hanya dosen yang mengajar mata kuliah English Phonology and Pronunciation. 2) Simbolsimbol fonetik harus diterapkan secara intensif dan integral sehingga para mahasiswa dapat familier dengan simbol-simbol tersebut. 3) Kebutuhan akan penelitian lebih lanjut yang terkait dengan metode-metode yang digunakan oleh para dosen.Kata kunci: fosilisasi fonetik, mahasiswa semester 5, pendidikan bahasa Inggris

Page 1 of 20 | Total Record : 193