cover
Contact Name
Alief Saputro
Contact Email
aliefsaputro23@gmail.com
Phone
+6285298349260
Journal Mail Official
lageografia@unm.ac.id
Editorial Address
Kampus UNM Parang Tambung, Jl. Mallengkeri Raya
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
LaGeografiA
ISSN : 14128187     EISSN : 26551284     DOI : https://doi.org/10.35580/lga
LaGeografia adalah open journal system yang menggunakan sistem peer-review pada jurnal yang di submit yang diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Geografi, Universitas Negeri Makassar. LaGeografia adalah jurnal Open-Access dan diterbitkan tiga kali setahun setiap bulan Oktober, Februari, dan Juni. Artikel/Jurnal yang diterbitkan dengan aim dan scope seputar Pendidikan Geografi dan Sosial Geografi.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 3 (2022): Juni" : 11 Documents clear
Pengukuran Sikap Ilmiah Mahasiswa Pada Materi Pengaruh Aspek Geografis Terhadap Sebaran Hewan Muhammad Yusuf; Andi Andariana
LaGeografia Vol 20, No 3 (2022): Juni
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.384 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v20i3.33280

Abstract

Scientific attitude is a habit of thinking related to scientific thinking which has implications for cognitive abilities and character in behavior. The purpose of this study was to measure and get an overview of the scientific attitude of the Makassar Indonesia Development STKIP students. Data was obtained by random sampling involving 67 semester 5 students. The instrument in this study was a questionnaire containing eight indicators including: curiosity, discipline, positive attitude towards failure, intellectual honesty, objectivity, open-mindedness, humility and cooperation. The results showed that the scientific attitude of students was still less than optimal for all aspects. It is necessary to empower scientific attitudes, among others, through innovative and creative learning strategies or models.AbstrakSikap ilmiah merupakan kebiasaan berpikir yang terkait dengan pemikiran ilmiah yang berimplikasi terhadap kemampuan kognitif dan karakter di dalam perilakunya. Tujuan penelitian ini untuk mengukur dan mendapatkan gambaran umum sikap ilmiah mahasiswa STKIP Pembangunan Indonesia Makassar. Data diperoleh secara random sampling dengan melibatkan 67 mahasiswa semester 5. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi delapan indikator meliputi: keingintahuan, kedisiplinan, bersifat positif terhadap kegagalan, kejujuran intelektual, objektivitas, berpikiran terbuka, kerendahan hati dan kerja sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap ilmiah mahasiswa masih kurang optimal untuk semua aspek. Perlu dilakukan pemberdayaan sikap ilmiah antara lain melalui strategi atau model pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
Hakikat Nilai Budaya Rambu Solo’ Sebagai Pemersatu Masyarakat Suku Toraja Muhammad Rizal; Lisye Marselina Bure; Nurfhauzia Muhammad; Sarkia Sarkia; Sri Wahyuni Handayani Idang; Amal Arfan
LaGeografia Vol 20, No 3 (2022): Juni
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.8 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v20i3.34262

Abstract

Rambu Solo' Ritual is a funeral service performed by the Torajan tribe as a form of final respect for a person who is his deceased relative. This study aims to find out the concept of the last ceremony of respect for the Toraja community through the culture of the Rambu Solo’ Ritual and community acceptance of the process, as well as to obtain sacred values believed by the Toraja tribal community. The use of methods in this study is used qualitative methods with types of research that utilize qualitative data then descriptively elaborated. The data collection technique was carried out by literature studies from various sources relevant to this study and then described the output of the findings. Based on the output that has been obtained, it is concluded that the Rambu Solo’ Ceremony has become one of the unifying cultural customs of the Toraja tribe. With the principle of "siangkaran" or helping each other, this traditional ceremony that requires large Human Resources and Natural Resources will feel lighter for grieving families.AbstrakRitual Rambu Solo’ ialah sebuah upacara pemakaman yang dilaksanakan masyarakat suku Toraja yang dimaknai sebagai penghormatan terakhir kepada seseorang yang merupakan kerabatnya yang telah meninggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep upacara penghormatan terakhir pada masyarakat Toraja melalui budaya Ritual Rambu Solo’ dan penerimaan masyarakat terhadap proses tersebut, serta untuk mendapatkan nilai-nilai sakral yang diyakini oleh masyarakat suku Toraja. Penggunaan metode dalam penelitian ini yaitu kualitatif atau jenis penelitian yang memanfaatkan data naratif kemudian dipaparkan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan kajian intensif literatur dari berbagai sumber terkait dengan riset kemudian mendeskripsikan output temuan tersebut. Berdasarkan output yang telah didapatkan disimpulkan bahwa  Upacara Rambu solo’ menjadi salah satu adat budaya pemersatu suku Toraja. Dengan prinsip “siangkaran” atau saling tolong menolong maka upacara adat dimana memerlukan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam yang besar ini akan lebih terasa ringan bagi keluarga yang berduka.
Morfologi Dasar Laut Dote (Laut Halmahera) Kabupaten Halmahera Tengah Erik Febriarta; Septian Vienastra; Nurul Khakhim; Ajeng Larasati
LaGeografia Vol 20, No 3 (2022): Juni
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1416.155 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v20i3.17473

Abstract

Dote Village is located in Central Halmahera Regency with hilly morphology in the north and the coast bordering the Dote Sea (Halmahera Sea) in the south. The main transportation access in Dote Village is sea transportation. The condition of the Dote Sea waters which is busy with local transportation activities between villages requires updating data as basic information on the condition of the seabed depth (bathymetry). Seabed depth data can be obtained from bathymetric measurements and tidal analysis as a correction for bathymetric measurements. The morphological conditions of the seabed can provide information on the topographic characteristics of the seabed. Based on these conditions, the purpose of this research is to map the depth of the seabed (bathymetry) in the Dote Sea of Halmahera. The method used is direct measurement with echosunder. Then corrected with secondary data in the form of tidal condition data. Analysis of the data used is the value of the sea depth measured by echosounder compared to the mean sea level (MSL) (calculation of tides). Then mapping the morphology of the seabed using the slope method. The data used is the value of the depth of the sea (bathymetry) which is converted into the value of the slope with the analysis of the slope of the horton slope. Based on the measurement results, it is known that the bathymetry shows that the regional morphological conditions of the seabed slopes of the Halmahera Sea Dote are sloping.AbstrakDesa Dote berada di Kabupeten Halmahera Tengah dengan morfologi perbukitan di bagian utara dan pesisir yang berbatasan dengan Laut Dote (Laut Halmahera) di bagian selatan. Akses transportasi utama di Desa Dote adalah transportasi laut. Kondisi perairan Laut Dote yang ramai dengan kegiatan transpotasi lokal antar desa memerlukan pembaharuan data sebagai informasi dasar kondisi kedalaman dasar laut (batimetri). Data kedalaman dasar laut dapat diperoleh dari pengukuran batimetri dan analisis pasang surut sebagai koreksi pengukuran batimetri. Kondisi morofologi dasar laut dapat memberikan informasi karakteristik topografi dasar laut. Berdasarkan kondisi tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah pemetaan kedalaman dasar laut (batimetri) di Perairan Dote Laut Halmahera. Metode yang digunakan adalah pengukuran langsung dengan alat perum gema (echosunder). Kemudian dikoreksi dengan data sekunder berupa data kondisi pasang surut. Analisis data yang digunakan adalah nilai kedalaman laut hasil pengkuran dengan echosounder dibandingkan dengan nilai tinggi muka laut rata-rata atau mean sea level (MSL) (perhitungan pasang surut). Kemudian pemetaan morfologi dasar laut menggunakan metode kemiringan lereng. Data yang digunakan adalah nilai kedalaman laut (batimetri) yang dikonversi menjadi nilai kemiringan lereng dengan analisis kemiringan lereng horton. Berdasarkan hasil pengukuran diketahui batimetri diketahui bahwa kondisi morfologi regional lereng dasar laut Dote Laut Halmahera termasuk miring.
Peta Persebaran Covid-19 berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung Annisa Putri; Mangapul Parlindungan Tambunan; Rudy Parluhutan Tambunan
LaGeografia Vol 20, No 3 (2022): Juni
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1283.272 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v20i3.31437

Abstract

The spread of Covid-19 cases continues to develop every day. Sukarame is one of the districts in Bandar Lampung City with the highest number of Covid-19 patients. The public needs to understand this situation. Information that can be accessed in real-time is needed. This can be done by utilizing a Geographic Information System (GIS). The purpose of this research is to visualize data on the distribution of Covid-19 cases that is easily accessible so that it can increase the public's early awareness and assist the government in making the most appropriate decisions. The method used in this research is the descriptive analysis method and field survey. The results show that the distribution of Covid-19 at the district level can be made in the form of a web-based map. Information that can be displayed includes (1) the number of confirmed cases, died, recovered, and was monitored, in each sub-district, (2) the name, address, and photo of the community health center, and (3) the name of the maker and the last time the map was modified. The public can also take advantage of other features, such as details, base map, share, print, search, zoom in, zoom out, and find my location.AbstrakPersebaran kasus Covid-19 terus mengalami perkembangan setiap harinya. Sukarame merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Bandar Lampung dengan jumlah pasien Covid-19 tertinggi. Masyarakat perlu memahami situasi ini. Informasi yang dapat diakses secara real-time sangat dibutuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Tujuan penelitian ini ialah membuat visualisasi data persebaran kasus Covid-19 yang mudah diakses sehingga mampu meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat dan membantu pemerintah dalam membuat keputusan yang paling tepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dan survei lapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran Covid-19 di tingkat kecamatan dapat dibuat dalam bentuk peta berbasis web.. Informasi yang dapat ditampilkan, antara lain (1) jumlah kasus konfirmasi, meninggal, sembuh, dan pemantauan, di setiap kelurahan, (2) nama, alamat, dan foto puskesmas, dan (3) nama pembuat dan waktu terakhir peta dimodifikasi. Masyarakat juga dapat memanfaatkan fitur lainnya, seperti details, base map, share, print, search, zoom in, zoom out, dan find my location.
Peran Serta Masyarakat dalam Melestarikan Tradisi Mappadendang dalam Tinjauan Geografi Budaya Nilda Mujahidah; Maddatuang Maddatuang
LaGeografia Vol 20, No 3 (2022): Juni
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.105 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v20i3.34533

Abstract

Mappadendang or better known as the farmer's party in the Bugis tribe which is a form of gratitude for the success of the community in planting rice. Along with the times, the culture in Indonesia is also affected by the flow of globalization with the lack of preservation carried out by the community, including the Mappadendang culture. Based on this, this study aims to determine: 1) the meaning of the Mappadendang ritual. 2) public perception of Mappadendang. 3) community participation in preserving Mappadendang Culture. Informants in this study were key informants, and supporting informants. Methods of collecting data using techniques, observation, interviews and documentation, interview techniques were carried out using interview guidelines. The results of this study suggest. 1) The meaning of the Mappadendang ritual is as a form of their gratitude to God Almighty for an abundant and satisfying harvest, 2) other than that it is a public safety so that the next harvest will not be problematic. 3) The implementation of the Mappadendang tradition to date is due to the fact that as a tribute to the ancestors and as entertainment for the local community, the Mappadendang tradition creates the value of togetherness. Participating in the preparation and implementation of Mappadendang is one of the roles of the local community in preserving Mappadendang culture.AbstrakMappadendang atau yang lebih dikenal dengan sebutan pesta tani pada suku bugis yang merupakan suau wujud rasa syukur atas keberhasilan masyarakat dalam menanam padi. Seiring perkembangan zaman, kebudayaan yang ada di Indonesia juga terdampak arus globalisasi dengan minimnya pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat, tak terkecuali budaya Mappadendang. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) makna dari ritual Mappadendang. 2) persespi masyarakat terhadap Mappadendang. 3) peran serta masyarakat dalam melestarikan Budaya Mappadendang. Informan dalam penelitian ini terdapat informan kunci, dan informan pendukung. Metode pengumpulan data menggunakan teknik, Observasi, wawancara dan dokumentasi, teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini mengemukakan. 1) Makna dari ritual Mappadendang seabagai bentuk rasa sykur mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa terhadap hasil panen yang melimpah dan memuaskan, 2) selain itu sebagai kesalamatan masyarakat agar panen berikutnya tidak bermasalah. 3) Pelaksanaan tradisi Mappadendang hingga saat ini dikarenakan sebagai penghargaan kepada leluhur dan sebagai hiburan masyarakat setempat, tradisi Mappadendang menciptakan nila kebersamaan. Dengan ikut serta dalam persiapan sampai dengan pelaksanaan Mappadendang merupakan salah satu peran masyarakat setempat dalam melestarikan budaya Mappadendang.   
Analisis Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Makassar Timur Kota Ternate Rusman Rasyid; Andi Tenri Pada Agustang; Tamrin Robo; Vrita Tri Aryuni; Suratman Sudjud
LaGeografia Vol 20, No 3 (2022): Juni
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.108 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v20i3.34405

Abstract

East Makassar Urban Village is one of the urban villages in Ternate City which is classified as a slum settlement based on the Decree of the Mayor of Ternate Number 167/II.4./KT/2018. This is because the Urban villagae is located in an exclusive economic zone (EEZ) thus it attracts many migrants to live and settle in the area by constructing buildings on limited land. This study aims to find the characteristics of slum settlements in East Makassar Urban Village, so that it can be used as input and direction for handling slums both physically and non-physically. The method of data collection was done through observation, interviews and documentation studies. The collected data will be analyzed by using descriptive analysis methods. The results showed that on the criteria of non-economic vitality, the number of temporary buildings reached 27%, the population density was high, the condition of the buildings was dense with building footprints and the distance between them was not in accordance with the provisions. On the criteria of economic vitality, East Makassar Urban Village is an Exclusive Economic Zone (EEZ) area and a center for transportation services is easy to reach. In land status indicators, generally it is community land with the freehold title. While on the indicators of facilities and infrastructure, although clean water is adequate with the average population using the Indonesian Regional Water Utility Company, some things are still inadequate, such as the condition of the road that is still worrying. Disposal of waste water and encroachment does not meet environmental and health quality requirements, where residents still often throw garbage under their houses or in water ditches, causing drainage to not function properly.AbstrakKelurahan Makassar Timur merupakan salah satu kelurahan di Kota Ternate yang tergolong dalam permukiman kumuh berdasarkan surat keputusan Walikota Ternate Nomor 167/II.4./KT/2018. Hal ini dikarenakan kelurahan tersebut terletak pada zona ekonomi terpadu sehingga menarik banyak pendatang untuk tinggal dan menetap di wilayah tersebut dengan mendirikan bangunan di lahan yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan karakteristik permukiman kumuh di Kelurahan Makassar Timur, sehingga dapat dijadikan masukan dan arahan penanganan permukiman kumuh baik secara fisik maupun non fisik. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah terkumpul selanjutnya akan dinalisis menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kriteria vitalitas non ekonomi jumlah bangungan temporer mencapai 27%, kepadatan penduduk tiggi, kondisi bagunan yang padat dengan tapak bangunan dan jarak antara yang tidak sesuai ketentuan. Pada kriteria vitalitas ekonomi, Kelurahan Makassar Timur merupakan kawasan Zona Ekonomi Terpadu (ZET) dan pusat pelayanan jasa transportasi sehingga mudah untuk dijangkau. Pada indikator status tanah, umumnya merupakan tanah masyarakat dengan kepemilikan sertifikat hak milik (SHM). Sedangkan pada indikator sarana dan prasarana, meskipun air bersih sudah memadai dengan rata-rata penduduk mengunakan PDAM, Namun beberapa hal masih kurang memadai seperti kondisi jalan masih memperihatinkan. Pembuangan air limbah dan perampahan belum memenuhi persyaratan kualitas lingkungan dan kesehatan, dimana penduduk masih sering membuang sampah di bawah kolong rumah maupun di selokan air sehingga menyebabkan drainase tidak berfungsi dengan baik.
Daerah Rawan Bencana Longsor di DAS Takapala Sub DAS Jeneberang Bagian Hulu Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan Nasiah Badwi; Sakinah Sakinah
LaGeografia Vol 20, No 3 (2022): Juni
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.953 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v20i3.34120

Abstract

In recent years, Indonesia has often been hit by various disasters, one of which is the Landslide. Landslides cause many casualties, both life and property. This study aims to: determine areas prone to landslides in the Takapala watershed, Jeneberang sub-watershed. This research approach uses land units derived from soil maps, slope maps, landform maps, and land use maps to produce 30 land units. The research variables used were rainfall, rock types, slope, soil texture, soil permeability, thickness of soil solum, depth of rock weathering, steep walls, land use, and vegetation density. The method used in this research is overlay with Geographic Information system. The sample was determined by purposive area sampling. The results showed that there are two levels of vulnerability to landslides, namely; Sufficiently Vulnerable covering an area of 3,211.30 Ha (81.44%) located in the upstream, middle and downstream parts of the watershed, the Vulnerable level covering an area of 731.69 Ha (18.56 %), spread over the upstream, and middle of the watershed. Factors that affect landslides in this area are mutually supporting one variable with another variable. Serious attention is needed so that the landslide-prone level does not increase to become very vulnerable.AbstrakBeberapa tahun terakhir Indonesia sering dilanda berbagai bencana,  salah satunya bencana Longsor. Bencana longsor menimbulkan banyak korban baik jiwa maupun harta benda. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui daerah rawan bencana longsor di DAS Takapala Sub DAS Jeneberang. Pendekatan penelitian ini menggunakan satuan lahan yang diturunkan dari peta tanah, peta lereng, peta bentuklahan, dan peta penggunaan lahan sehingga menghasilkan 30 satuan lahan. Variabel penelitian yang digunakan adalah curah hujan, jenis batuan, kemiringan lereng, tekstur tanah, permeabilitas tanah, ketebalan solum tanah, kedalaman pelapukan batuan, dinding terjal, penggunaan lahan, dan kerapatan vegetasi. Metode yang digunakan dalam penelitan ini yaitu overlay dengan system Informasi Geografis. Sampel ditentukan secara purposive area sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua tingkat kerawanan bencana longsor yaitu; Cukup Rawan seluas 3.211,30 Ha (81,44 %) terdapat di bagian hulu, tengah dan hilir DAS, tingkat Rawan seluas 731,69 Ha (18,56 %), tersebar di bagian hulu, dan tengah DAS. Faktor yang berpengaruh terhadap longsor di wilayah ini yaitu saling mendukung variabel satu dengan variabel  lainnya. Perlu perhatian yang serius supaya tingkat rawan longsornya tidak meningkat menjadi sangat rawan.
Pengembangan Kreatifitas Peserta Didik Melalui Pembelajaran Aktif Tipe Sort Card pada Materi Geografi Muliyadi Muliyadi
LaGeografia Vol 20, No 3 (2022): Juni
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.906 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v20i3.33842

Abstract

This study aims to determine whether learning Geography through active learning type card sort can develop students' creativity in solving Geography problems reaching 75%. The assessment indicators used are: 1) able to do the tasks given at the previous meeting, 2) students are able to answer questions or answers above 75%, 3) students are able to place questions according to the answers to questions above 75%. This research was conducted at SMA Negeri 5 Parepare in class X MIPA 4 with a total of 23 students. Data was collected by observation, interviews, documentation and field notes. Data analysis in this study was carried out in a qualitative descriptive manner. The results of the analysis showed an increase in the development of students' creativity in solving geography problems on the hydrological cycle and marine waters. This can be seen at the end of Cycle II, where the ability of students to do assignments was 86.49% from 28.21%. Students' ability to answer Geography questions correctly was 89.19% from 69.23%. The ability of students to place question cards or answers based on categories reached 97.30% from 58.97%. The attitude of students towards active learning of the card sort type is generally positive. This can be seen in two cycles of attitude statements in Cycle I, namely 92.31% and Cycle II, namely 98.20%. The conclusion of this research is that by using an active learning approach, the card sort type can increase students' creativity in solving geography problems above 75% on the hydrological cycle and marine waters. Thus the increase in creativity will have an impact on increasing student learning outcomes, meaning that the hypothesis is accepted.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran Geografi melalui pembelajaran aktif tipe card sort dapat mengembangkan kreativitas peserta didik dalam menyelesaikan soal Geografi mencapai 75%. Indikator penilaian yang digunakan yaitu: 1) mampu mengerjakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, 2) peserta didik mampu menjawab soa atau jawaban di atas 75%, 3) peserta didik mampu menempatkan soal sesuai dengan jawaban soal di atas 75%. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Parepare pada peserta didik kelas X MIPA 4 dengan jumlah peserta didik 23 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukkan peningkatan pengembangan kreativitas peserta didik dalam menyelesaikan soal Geografi pada materi siklus hidrologi dan perairan laut. Hal ini dapat dilihat pada akhir Siklus II, dimana kemamampuan peserta didik mengerjakan tugas 86,49% dari 28,21%. Kemampuan peserta didik menjawab soal Geografi dengan benar 89,19% dari 69,23 %. Kemampuan peserta didik menempatkan kartu soal atau jawaban berdasarkan kategori mencapai 97,30% dari 58,97%. Sikap peserta didik terhadap pembelajaran aktif tipe card sort secara umum sikapnya positif. Hal ini dapat dilihat pada dua siklus pernyataan sikap pada Siklus I yaitu 92,31 % dan Siklus II yaitu 98,20%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa dengan penggunaan pendekatan pembelajaran aktif tipe card sort dapat meningkatkan kreativitas peserta didik dalam menyelesaikan soal Geografi di atas 75%  pada materi siklus hidrologi dan perairan laut. Dengan demikian peningkatan kreativitas ini akan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik berarti Hipotesis diterima.
Budaya Perkampungan Tua Bitombang sebagai Kearifan Lokal dan Objek Wisata di Kepulauan Selayar Risdayani Risdayani; Sukri Nyompa; Uca Sideng
LaGeografia Vol 20, No 3 (2022): Juni
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.086 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v20i3.23327

Abstract

The local wisdom of each region has its own characteristics, both from a sociological and geographical perspective. Over time, local wisdom in Indonesia is identified with a tourist attraction, in addition to having aesthetic value, historical to economic value is the cause. One of them is the old village of Bitombang. So this study aims to examine the culture of the Old village of Bitombang as local wisdom and a tourist attraction. This research uses qualitative research type. The location of this research was carried out in Bontobangun Village, Bontoharu District, Selayar Islands Regency. The data analysis used is descriptive qualitative. The results of the study suggest that the old village of Bitombang that can be developed as a cultural tourism object is its natural panorama, soul mate wells, house architecture that is hundreds of years old and its unique construction rituals, relics of Hinduism and animism in the form of flat stones for offerings and the Kontau martial art.AbstrakKearifan lokal setiap wilayah memiliki karakteristik masing-masing, baik dari tinjauan sosiologi maupun geografi. Seiring berjalannya waktu, kearifan lokal di Indonesia diidentikkan dengan objek wisata, selain karena memiliki nilai estetika, nilai historis hingga ekonomis menjadi penyebabnya. Salahsatunya adalah perkampungan tua Bitombang. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang Budaya perkampungan Tua Bitombang sebagai kearifan lokal dan objek wisata. Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di di Kelurahan Bontobangun Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mengemukakan bahwa kawasan perkampungan tua Bitombang yang bisa di kembangkan sebagai objek wisata budaya yaitu panorama alamnya, sumur jodoh, arsitektur rumah yang telah berusia ratusan tahun dan ritual unik pembangunannya, peninggalan ajaran Hindu dan animisme berupa batu datar tempat sesajen dan seni bela diri Kontau
Strategi Pengembangan Gugusan Pulau-Pulau di Kepulauan Spermonde dalam Perencanaan Produk Perjalanan Wisata Berbasis Maritim Ratnah Ratnah; Ruth Rinda; Matius Tinna Sarira
LaGeografia Vol 20, No 3 (2022): Juni
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.819 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v20i3.31604

Abstract

The Spermonde Islands are a group of islands inhabited by 121 islands that are effective for development. This study aims to formulate a strategy for the development of a group of islands in the Spermonde Archipelago in the Planning of Maritime-Based Travel Products. This study uses a mixed method (Mixed Method) which begins with quantitative methods and continues with qualitative methods involving 257 respondents who were taken incidentally. Data collection techniques used in the form of questionnaires and Focus Group Discussion (FGD), interviews, comparative studies and literature studies were used for qualitative data. The results of the study show that: 1) The potential for marine tourism in the Spermonde Islands from the results of the 3A analysis: Accessibility, Amenity and Activities in general, a group of islands in the Spermonde Archipelago has the potential to become superior marine tourism with current conditions it can be said to be a natural landscape heritage. . 2) On internal factors, the strength factor has a higher score than the weakness factor so that the potential for a group of islands in the archipelago has strengths or advantages that can be developed. 3) on external factors, there is a greater opportunity factor than a threat factor so that it has a very large opportunity to be marketed in tour packages as a reliable marine destination. 4) The strategy for the development of a group of islands in the Spermonde Archipelago is prepared based on the results of the SWOT analysis and produces 13 strategies.AbstrakKepulauan spermonde merupakan gugusan pulau-pulau yang dihuni 121 pulau yang efektif untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan gugusan pulau-pulau di Kepulauan Spermonde dalam Perencanaan Produk Perjalanan Wisata Berbasis Maritim. Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method) yang diawali dengan metode kuantitatif dan dilanjutkan dengan metode kualitatif dengan melibatkan 257 responden yang diambil secara insidental. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner dan Focus Group Discussion (FGD), interview, studi banding dan studi kepustakaan digunakan untuk data kualitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Potensi wisata bahari di kepulauan Spermonde dari hasil analisis 3A: Aksesibilitas, Amenitas dan Aktivitas pada umumnya gugusan pulau-pulau di kepulauan Spermonde sangat berpotensi untuk menjadi wisata bahari yang unggul dengan kondisi saat ini dapat dikatakan sebagai natural landscape heritage. 2) Pada faktor internal, faktor kekuatan mempunyai skor yang lebih besar dari faktor kelemahan sehingga potensi gugusan pulau-pulau di kepulauan mempunyai kekuatan atau keunggulan yang dapat dikembangkan. 3) pada faktor eksternal, terdapat faktor peluang lebih besar dari faktor ancaman sehingga mempunyai peluang yang sangat besar untuk dapat dipasarkan dalam paket wisata sebagai destinasi bahari yang handal. 4) Strategi pengembangan gugusan pulau-pulau di kepulauan Spermonde disusun berdasarkan hasil dari analisis SWOT dan menghasilkan 13 strategi.

Page 1 of 2 | Total Record : 11