cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka (Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals) bertujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang radioisotop, radiofarmaka dan bidang terkait, yang diwujudkan dalam bentuk makalah ilmiah hasil penelitian atau tinjauan dan gagasan.
Arjuna Subject : -
Articles 3 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (1998): JURNAL PRR 1998" : 3 Documents clear
PEMBUATAN LARUTAN STANDAR DAN PEREAKSI PEMISAH KIT RIA T3 Darlina, Darlina
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Vol 1, No 2 (1998): JURNAL PRR 1998
Publisher : Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3634.009 KB)

Abstract

PEMBUATAN LARUTAN STANDAR DAN PEREAKSI PEMISAH UNTUK KIT RIA T3. Telah dilakukan pembuatan dan penentuan kualitas serum bebas T3, larutan standar, dan pereaksi pemisah untuk kit RIA T3. Serum bebas T3 yang digunakan sebagai larutan standar 0 dibuat dengan mengadsorpsi T3 pada "Charcoal" yang dicampurkan pada serum manusia. Serum bebas T3 yang diperoleh ternyata memberikan nilai persen ikatan (%B) = 53,9 % yang lebih tinggi dibandingkan dengan standar 0 kit komersil %B = 40,67%. Hal ini menunjukkan bahwa serum bebas T3 yang diperoleh cukup baik. Larutan standar T3 yang dibuat cukup baik dilihat dari hasil kalibrasi dengan larutan standar sekunder. Dilakukan pula pembuatan 3 macam pereaksi pemisah yaitu; Antibodi kedua yang dimurnikan dengan amonium sulfat yang diimobilisasi pada partikel magnetik (Hungaria); antibodi kedua "Fitzgerald" yang diimobilisasi pada partikel magnetik (Hungaria); dan antibodi kedua "Fitzgerald" yang diimobilisasi pada partikel magnetik "Fitzgerald". Dari perbandingan parameter kontrol dua macam antibodi kedua yang diimobilisasi pada partikel magnetik (Hungaria) menunjukkan kedua antibodi mempunyai kualitas yang sama. Pada perbandingan parameter kontrol partikel magnetik Hungaria dan magnetik Fitzgerald, diperoleh nilai persen Bo (34,6 %) dan NSB (3,2 %) untuk partikel magnetik Hungary yang lebih rendah dari % Bo (52 %) dan NSB (5,5%) partikel magnetik Fitzgerald tetapi nilai Bo/NSB (II) dan slopenya (1,3) lebih tinggi dibandingkan nilai Bo/NSB (9,5) dan slope (0,9) partikel magnetik Fitzgerald. Jumlah partikel yang dibutuhkan pertabung untuk partikel magnetik Fitzgerald cukup banyak (80 µg), sedangkan untuk partikel magnetik Hungaria hanya 16 µg. Kedua partikel mempunyai kelebihan dan kekurangan, tetapi partikel magnetik Hungaria lebih baik sebagai pendukung padat untuk pereaksi pemisah. Dari hasil studi banding, diperoleh bahwa kit RIA T3 dengan larutan pemisah Ab.kedua-Magnetik Hungaria mempunyai korelasi yang baik (99,1%) dengan kit RIA T3 komersial DPC. PREPARATION OF STANDARD SOLUTION AND SEPARATING REAGENT FOR T3 RIA KIT. Preparation of T3-free serum, standard solution and separating reagent have been carried out and tested. T3-free serum which was used as a solvent of T3 standards was prepared by addition of charcoal into human serum to adsorb the T3 hormon. Comparison of the T3-free serum with the standard 0 of a commercial RIA kit showed that the binding (%B) of the prepared T3-free serum was (53.9 %) higher than the commercial kit (40.67 %), indicated that the prepared T3-free serum was excellent. The T3 standard solutions prepared with the T3-free serum were calibrated against secondary standard solutions showed a reasonably good correlation, as there was no significant difference observed against expected value. Assay performance of three different separating reagents, i.e : (NH4)S04-purified second antibodies immobilized onto Hungary magnetic particles, impurified Fitgerald second antibodies immobilized onto Hungary magnetic particles, and impurified Fitzgerald second antibodies immobilized onto fitzgerald magnetic particles, were compared. Comparison of control parameters of the purified and impurified second antibodies immobilized onto Hungary magnetic particles showed that both antibodies have similar quality. Hungary magnetic particles gave lower %B/T and %NSB (34.6%) and (3.2%) than Fitzgerald magnetic particles (52%) and (5.5%) however higher Bo/NSB and slope (9.5 and 0.9) were observed for Hungary magnetic particles as compared to Fitzgerald's (11 and I.3). For a sufficient separation, the required amount of Hungary magnetic particles per assay tube was much lower (16 µg) than of Fitzgerald magnetic particles (80 µg). Therefore, it is considered that the Hungary magnetic particles was a better solid phase separating reagent. Assay comparison between the prepared T3 RIA reagent and a commercial (DPC) T3 RIA kit showed a very well correlation (99.I %).
PROSES UJI KUALITAS PRODUK Mo-99 HASIL BELAH U-235 DI PUSAT PRODUKSI RADIOISOTOP PERIODE 1995 -1996 Kadarisman, Kadarisman; Komala, Imas; Gunawan, Adang Hardi; Suparman, Ibon; Sayad, M.; Djoharly, Djoharly; Sovilawati, Evi; Ramli, Martalena; Ritonga, Togar M.; Tahyan, Yayan; Hafid, Dadang; Herlina, Herlina; Karyadi, Karyadi; Lestari, Enny; Sarmini, Endang; Mujinah, Mujinah; Kurniasih, Dede
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Vol 1, No 2 (1998): JURNAL PRR 1998
Publisher : Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3947.404 KB)

Abstract

ROSES UJI KUALIT AS PRODUK 99Mo HASIL BELAH 235U DI PUSAT PRODUKSI RADIOISOTOP PERIODE 1995 -1996. Telah dilakukan evaluasi kualitas produk 99Mo hasil belah 235U. Konsentrasi radioaktivitas, kemurnian radionuklida, pengotor radionuklida pemancar gamma dan alfa telah dibahas. Sebanyak 44 buah cuplikan produk 99Mo yang diproses dari Januari 1995 sampai dengan Juni 1996 di Pusat Produksi Radioisotop - BATAN, telah diperiksa dan dievaluasi memenuhi persyaratan kualitas sesuai yang ditetapkan oleh Medy-Physics Inc dan layak digunakan untuk pembuatan generator 99Mo - 99mTc. Konsentrasi radioaktivitas produk 99Mo berkisar dari 280 mCi/mL sampai dengan 4500 mCi/mL pada saat kalibrasi. Konsentrasi radioaktivitas total pengotor radionuklida pemancar alfa yang ditetapkan dengan pencacah alfa Eberlin berkisar antara 0,04 x 10-7 µCi/mCi 99Mo sampai dengan 4,55x10-7 µCi/mCi 99Mo, yang menunjukkan semua produk 99Mo yang dianalisis memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, maksimum 1,0 x 10-6 µCi/mCi 99Mo. Demikian juga konsentrasi radioaktivitas pengotor radionuklida pemancar gamma tidak ada yang melampaui persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu 131I < 0,05 µCi/mCi 99Mo, 103Ru < 0,05 µCi/mCi 99Mo dan total nuklida pemancar gamma yang lain < 0,1 µCi/mCi 99Mo. Konsentrasi radioaktivitas nuklida pengotor 131I terbesar adalah 0,0125 µCi/mCi 99Mo, untuk 103Ru 0,032 µCi/mCi 99Mo, dan untuk total nuklida lainnya 0,08031 µCi/mCi 99Mo. Nuklida pemancar gamma yang paling dominan mengotori produk 99Mo hasil belah 235U adalah radioiodium yang terdiri dari isotop 133I(dalam 42 batch), 132I(dalam 37 batch) dan isotop 133I (dalam 39 batch). Sedangkan yang paling sedikit adalah nuklida 140Ba dan 132Tc, masing­ masing dalam 1 batch dari jumlah 44 batch. QUALITY CONTROL PROCESS OF 99Mo FISSION PRODUCT IN RADIOISOTOPE PRODUCTION CENTER 1995 - 1996. Quality evaluation of 99Mo fission was carried out. Radioactive concentration, impurities of gamma and alpha emitting radionuclides were investigated. Fourty four batches of 99Mo were processed from January 1995 to June 1996 in Radioisotope Production Center - BATAN, were investigated for the agreement with the quality requirement set out by Medy-Physics Inc. and their suitability for 99mTc generator production. Radioactive concentration of 99Mo solutions were found between 280 mCi/mL to 4500 mCi/mL at calibration time. Radioactive concentration of total alpha emitting impurities were between 0,04 x 10-7 µCi/mCi 99Mo to 4,55 x 10-7 µCi/mCi 99Mo which complied with the impurity limit of 1.0 x 10-6 µCi/mCi 99Mo at calibration time. Radioactive concentration of gamma emitting impurities of all 44 99Mo solutions complied with quality requirements set out by Medy-Physics Inc. i.e. 131I < 0.05 µCi/mCi 99Mo, 103Ru <0.05 µCi/mCi 99Mo and others gamma emitter < 0.1 µCi/mCi 99Mo. The highest radioactive concentartion of impurities observed were 0.0125 µCi 131I/mCi 99Mo, 0.032 µCi 103Ru/mCi 99Mo and other was 0.0803 µCi/mCi 99Mo. Major gamma enitting impurities were radioiodine, i.e: 131I in 42 batches, 132I in 37 batches and 133I in 39 batches, while 140Ba and 132Te were only observed in one batch.
TEKNIK MEMVARIASI ENERGI BERKAS PROTON DARIAKSELERATORENERGITETAP MENGGUNAKAN DEGRADER ALUMINIUM Suryanto, Hari; Silakhuddin, Silakhuddin
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Vol 1, No 2 (1998): JURNAL PRR 1998
Publisher : Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2761.67 KB)

Abstract

TEKNIK MEMVARIASI ENERGI BERKAS PROTON DARI AKSELERATOR ENERGI TETAP MENGGUNAKAN DEGRADER ALUMINIUM. Telah dilakukan eksperimen untuk memvariasi energi berkas proton dari akselerator berenergi tetap (fixed energy) dengan cara menurunkan energi berkas proton tersebut. Penurunan energi ini dilakukan dengan memasang degrader aluminium. Prinsip dasar yang digunakan adalah penyerapan energi berkas oleh material. Dengan menggunakan formulasi jangkauan proton dalam bahan dan data stopping power aluminium untuk partikel proton maka ketebalan aluminium untuk tiap-tiap energi keluaran yang dikehendaki dapat ditentukan. Sistem degrader ini telah disiapkan untuk memvariasi berkas proton dari energi 25,6 MeV menjadi berturut-turut 11, 12, 15, 17 dan 19 MeV. Energi-energi proton tersebut diperlukan untuk pembuatan radioisotop-radioisotop PET maupun untuk keperluan aktivasi lapisan tipis dalam pengujian korosi dan keausan bahan-bahan metal. Fungsi degrader dalam menurunkan energi berkas diuji dengan mengukur energi berkas setelah menembus degrader dengan menggunakan metode aktivasi susunan foil tembaga pada energi keluaran 11, 15 dan 19 MeV. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya kesesuaian antara perhitungan dan pengukuran. Efek degrader terhadap kualitas dan kuantitas berkas diteliti dengan mengamati profil dan intensitas berkas, dan diperoleh sudut sebaran berkas sebesar 2,50 untuk ketebalan degrader maksimum dan penurunan intensitas berkas rata-rata sebesar 10%. TECHNIQUE TO VARY PROTON BEAM ENERGY OF A FIXED ENERGY ACCELERATOR USING ALUMINIUM DEGRADER. Various proton beam energies lower than currently available 25.6 MeV fixed energy are required for the production of PET radioisotopes and for the thin layer activation technique in wear and corrosion determination. Experiment to produce variouse proton beam energy from a fixed energy accelerator was carried out. The technique involved aluminium of various thickness which degraded the proton beam energy based on energy absorption by the material. Using the range formulation of proton beam in material and aluminum stopping power data for proton particle, the thickness of the aluminum degrader was determined for required energy output. Degrader system have been prepared for energy reduction from 25.6 MeV to 11,12,15,17 and 19 MeV, respectively. The degrader system was tested by measuring the energy output by stacked foils method, The measured energy output and the theoritical output was whitin ± 2.24 % agreement. The effects of degrader system on the beam quality and quantity were observed by measuring the profile and the beam intensity after degrader. The measurements showed 2.5 degrees of maximum beam convergency and 10% in average reduction of beam intensity.

Page 1 of 1 | Total Record : 3