cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains Materi Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Sains Materi Indonesia (Indonesian Journal of Materials Science), diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN. Terbit pertama kali: Oktober 1999, frekuensi terbit: empat bulanan.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 3: APRIL 2017" : 7 Documents clear
STUDI PENGARUH VARIASI SUHU PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTURMIKRO DAN KOROSIFITAS PADA PELAPISAN SS 410 MENGGUNAKAN KOMPOSIT Ni-P-NANO PARTIKEL Al2O3 Yulinda Lestari; Efendi Mabruri; Anne Zulfia Syahrial
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 18, No 3: APRIL 2017
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jsmi.2017.18.3.4114

Abstract

Pelapisan material Stainless Steel 410 dengan komposit Ni-P-nano powder Al2O3 menggunakan metode electroless kodeposisi sangat tergantung pada tingkat penggabungan lapisan komposit tersebut antara matriks Ni-P dan penguat nano partikel Al2O3 Hal ini berpengaruh pada keunggulan sifat lapisan komposit seperti ketahanan korosi yang baik, laju deposisi yang cepat, keseragaman deposit yang dihasilkan dan ketahanan kimia yang baik. Pada penelitian ini, parameter yang divariasi adalah suhu perlakuan panas setelah proses electroless kodeposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena strukturmikro, fasa dan kristalinitas, komposisi kimia dan distribusi unsur di permukaan coating, dan ketahanan korosi komposit coating Ni-P-nano partikel powder Al2O3. Substrat yang digunakan yaitu Stainless Steel 410 di-pretreatment untuk mengaktivasi permukaan, kemudian direndam dalam larutan yang terdiri dari nikel sulfat, natrium hypophosphite, ammonium sulfat, sodium asetat, lead asetat dan serbuk nano alumina. Substrat direndam selama 60 menit, dalam suhu proses 90±2 oC dengan kecepatan putaran 150 rpm. Karakterisasi sampel dilakukan menggunakan alat SEM-EDS, XRD, dan CMS. Dari hasil percobaan menunjukkan terdapat perbedaan visual permukaan substrat antara logam dasar, setelah proses electroless coating dan setelah perlakuan panas. Berdasarkan variabel percobaan, untuk suhu perlakuan panas yang optimum adalah 400 oC, dimana terbentuk strukturmikro dari nodular menjadi butiran yang lebih teratur dan merata serta memiliki ketahanan korosi yang paling baik.
STRUKTUR DAN SIFAT KEMAGNETAN NANOPARTIKEL HEKSAFERIT BaFe(12-2X)(MnNi)XO19 HASIL KOPRESIPITASI Didin Sahidin Winatapura; Deswita Deswita; Nanang Sudrajat
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 18, No 3: APRIL 2017
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jsmi.2017.18.3.4116

Abstract

Nanopartikel heksaferit BaFe(12-2x)(MnNi)xO19 (x = 0,0; 0,3; 0,7; 1,0) telah berhasil disintesis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat heksaferit BaFe (12-2x)(MnNi)xO19 dan mengamati pengaruh konsentrasi doping ion Mn dan Ni di dalam bahan heksaferit terhadap perilaku struktur dan sifat magnet. Heksaferit BaFe (12-2x)(MnNi)xO19dibuat dari bahan dasar Fe(NO3)3, Ba(NO3), Mn(NO3) dan Ni(NO3) dengan metoda kopresipitasi, yang kemudian diikuti perlakuan panas pada suhu 925 oC selama 3 jam. Produk BaFe (12-2x)(MnNi)xO19 yang dihasilkan kemudian dikarakterisasi menggunakan peralatan difraktometer sinar-X (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), Vibrating Sample Magnetometer (VSM) dan Fourier Transform-Infra Red (FT-IR). Data XRD yang dihasilkan dianalisis menggunakan program General Structure Analysis System (GSAS). Hasil refinement XRD menunjukkan bahwa substitusi ion-ion Ni dan Mn kedalam Ba heksaferit dapat mengubah perilaku parameter struktur, seperti parameter kisi, volume unit sel dan kerapatan atom. Bentuk dan distribusi ukuran partikel Ba heksaferit mengalami perubahan dengan penambahan doping ion Mn dan Ni. Demikian pula , perilaku sifat kemagnetan seperti koersivitas intrinsik (Hci), magnet saturasi (Ms) dan magnet remanen (Mr) dari Ba heksaferit hasil substitusi berubah dengan penambahan substitusi ion-ion Ni dan Mn.
MICROSTRUCTURE AND PHASE TRANSFORMATION OF PURE TITANIUM DURING NITRIDING PROCESS BY HIGH DENSITY PLASMA J.M. Windajanti; D.J.D.H. Santjojo; Abdurrouf Abdurrouf
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 18, No 3: APRIL 2017
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.83 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2017.18.3.4115

Abstract

Low temperature nitriding process at a temperature of 450 °C has been carried out in order to increase the surface hardness of pure titanium. The plasma nitriding process was utilized by high density RF-DC system with an addition of a hollow cathode device. The plasma was generated by RF generator with the frequency of 2 MHz and attract directly to the cathode plate by high voltage DC bias of -500 to -600 V. The plasma of N2/H2 gases with a flow rate of 160/40 mL/min in gas pressure of 75, 50, and 30 Pa was used in nitriding process for 4 h and 8 h. The occurrence of phase transformation of –Ti to w-Ti triggers the formation of TiN as a nitride layer. The formation of TiN and the diffusion of nitrogen into a titanium matrix can increase the surface hardness of pure titanium up to 792.0 HV.
CONTROLLED GROWTH OF IRON OXIDE MAGNETIC NANOPARTICLES VIA CO-PRECIPITATION METHOD AND NaNO3 ADDITION Grace Tj. Sulungbudi; Yuliani Yuliani; Wildan Zakiah Lubis; Sri Sugiarti; Mujamilah Mujamilah
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 18, No 3: APRIL 2017
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jsmi.2017.18.3.4122

Abstract

Size controlled magnetic nanoparticle (MNPs) of iron oxide were prepared in the presence of NaNO3 via co-precipitation method followed by HNO3 peptizing according to Massart’s method. The MNPs size were reduced by addition of NaNO3 in varied molarity and at different stage of process. As an end product, stable water-base colloids were formed. XRD pattern analysis using Rietveld method confirmed Fe3O4/g-Fe2O3 phase formation with nanoscale crystallite size. This crystallite size significantly decrease with NaNO3 addition from 12 nm to smaller than 8 nm, and give end-result of decreasing magnetization as measured by VSM. Langevin fitting of magnetic hysteresis curve also revealed the magnetic core size of nearly the same behaviour. TEM results show bigger value for single magnetic nanoparticle of > 10 nm and < 10 nm for MNPs without and with NaNO 3 addition, respectively. However, PSA measurement still trace a low nanoparticle agglomeration of ~ 20 nm, even after surface peptization using HNO3. A possible mechanism is proposed to explain these characteristics formation especially of the MNP’s size.
SINTESIS SELULOSA-g-ASAM AKRILAT-STIREN SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Meri Suhartini; Nunung Nuryanthi
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 18, No 3: APRIL 2017
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jsmi.2017.18.3.4113

Abstract

Asamakrilat dan stiren dicangkokkan pada selulosa (Sel-g-AA-St ) denganmenggunakan inisiator sinar gamma dari sumber radiasi kobalt-60. Penelitian bertujuan memperbaiki sifat fisik kimia kopolimer cangkok selulosaasamakrilat (Sel-g-AA) sebagai adsorben ion logam. Hasil menunjukkan bahwa dosis iradiasi optimum untuk proses pencangkokan asam akrilat dan stiren pada selulosa dicapai pada 30 kGy. Pada pencangkokan secara simultan dengan dosis iradiasi 30 kGy, dengan adanya penambahan stiren, terjadi perbaikan derajat pengembangan (%S), %S kopolimer Sel-g-AA yang semula 470% turun menjadi 89%. Pencirian gugus fungsi menggunakan Fourier Transform InfraRed Spectroscopy (FT-IR) menunjukan adanya spektrum baru pada Sel-g-AA-St. Analisis morfologi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukan bahwa ukuran serat Sel-g-AA-Stmenjadi lebih besar 67%dibandingkan selulosa sebelumdimodifikasi. Hasil analisismenggunakan energy Dispersive Analysis X-Ray (EDX) memperlihatkan bahwa ion logamPb2+,Mn2+ dan  Ni 2+ dapat terserap oleh kopolimer Sel-g-AA-St. Kemampuan adsorpsi kopolimer tersebut terbaik pada Pb2+, kemudian Ni2+ dan yang terendah pada Mn2+.
SIMULASI DINAMIKA MOLEKULAR REAKTIF PROSES AMORFISASI SILIKON KRISTAL Mauludi Ariesto Pamungkas; Rendra Widiyatmoko
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 18, No 3: APRIL 2017
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jsmi.2017.18.3.4120

Abstract

Silikon kristal dan silicon amorf adalah material utama yang digunakan untuk bahan solar sel. Silikon amorf lebih mudah dibuat dan lebih murah dibandingkan silikon kristal namun efisiensi silikon amorf masih lebih rendah dibanding silikon kristal. Untuk meningkatkan sifat listrik dari silikon amorf diperlukan pengetahuan strukturmikro silikon amorf yang terbentuk dari amorfisasi silikon kristal. Oleh karena itu dilakukan simulasi dinamika molekuler untuk meneliti proses amorfisasi silikon kristal. Proses amorfisasi dilakukan dengan cara yang menyerupai proses dalam eksperimen, yaitu pemanasan sampai silikon kristal mencair kemudian dilanjutkan dengan pendinginan yang cepat sehingga tidak cukup waktu untuk atom-atomnya membentuk struktur yang teratur. Setelah beberapa suhu dan kecepatan pendinginan dicoba, didapati bahwa dengan pemanasan sampai 3500 K dan dengan laju pendinginan 1014K/s silikon amorf terbentuk. Pada suhu yang terlalu tinggi, sistem menjadi rusak, sedangkan pada suhu yang terlalu rendah tidak terjadi perubahan fase. Proses amorfisasi disertai dengan meningkatnya panjang rata-rata ikatan dari ikatan 4-4 fold, 4-5 fold, dan 5-5 fold secara berurutan. Selain itu, didapati bahwa ikatan 5-fold memberikan kontribusi paling besar dalam membentuk puncak sudut 60o.
EFEK ADITIF FeMo DAN PROSES KALSINASI PADA SERBUK MAGNETIK BaFe12O19 Ayu Yuswita Sari; Cut Hani Safira; Eko Arief Setiadi; Silviana Simbolon; Candra Kurniawan; Perdamean Sebayang
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 18, No 3: APRIL 2017
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.844 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2017.18.3.4112

Abstract

Pada penelitian ini, telah dilakukan investigasi efek aditif FeMo dan proses kalsinasi pada pembuatan magnet permanen bariumheksaferit (BaFe12O19). Proses pembuatan magnet bariumheksaferit dilakukan denganmetode mechanical alloying. Serbuk hasil mixing antara BaFe12O19dan FeMo dikalsinasi dengan variasi suhu kalsinasi 1000 oC dan 1200 oC. Karakterisasi yang dilakukan meliputi sifat fisis dan magnetik, dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan piknometeruntuk mengetahui fasa dan nilai densitas magnet, serta menggunakanVibrating SampleMagnetometer (VSM) pada pengukuran sifatmagnetikmagnet bariumheksaferit. Dari hasil eksperimen, dapat diketahui bahwa penambahan aditif FeMo dapat menaikkan nilai densitas pada serbuk bariumheksaferit. Hasil analisis sifat magnetik, dapat diketahui bahwa penambahan aditif FeMo secara keseluruhan menurunkan sifat magnetik magnet. Namun penambahan %wt FeMo menaikkan nilai remanensi, saturasi dan energi produk maksimum (BHmax) magnet barium heksaferit, meskipun nilai koersivitas magnet tetap menurun. Sedangkan kenaikan suhu kalsinasi mampu menaikkan nilai remanensi, dan BHmax, namun menurunkan nilai koersivitas dan saturasi dari magnet barium heksaferit. Hal ini menunjukkan penambahan zat aditif FeMo mampu mengubah struktur material magnet permanen barium heksaferit dari hard magnetik menjadi soft magnetik material. Nilai optimumdihasilkan pada komposisi penambahan 5 %wt aditif FeMo dengan nilai densitas serbuk 3,71 g/cm3 sebelum dikalsinasi, dan memiliki sifat magnetik seperti: saturasi 2,12 kG, remanensi 1,15 kG, koersivitas 0,45 kOe dan BHmax0,145 MGOe setelah dikalsinasi pada suhu 1000 oC.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 1: OCTOBER 2022 Vol 23, No 2: APRIL 2022 Vol 23, No 1: OCTOBER 2021 Vol 22, No 2: APRIL 2021 Vol 22, No 1: OCTOBER 2020 Vol 21, No 4: JULY 2020 Vol 21, No 3: APRIL 2020 Vol 21, No 2: JANUARY 2020 Vol 21, No 1: OCTOBER 2019 Vol 20, No 4: JULY 2019 Vol 20, No 3: APRIL 2019 Vol 20, No 2: JANUARY 2019 Vol 20, No 1: OCTOBER 2018 Vol 19, No 4: JULI 2018 Vol 19, No 3: APRIL 2018 Vol 19, No 2: JANUARI 2018 Vol 19, No 1: OKTOBER 2017 Vol 18, No 4: JULI 2017 Vol 18, No 3: APRIL 2017 Vol 18, No 2: JANUARI 2017 Vol 18, No 1: OKTOBER 2016 Vol 17, No 4: JULI 2016 Vol 17, No 3: APRIL 2016 Vol 17, No 2: JANUARI 2016 Vol 17, No 1: OKTOBER 2015 Vol 16, No 4: JULI 2015 Vol 16, No 3: APRIL 2015 Vol 16, No 2: JANUARI 2015 Vol 16, No 1: OKTOBER 2014 Vol 15, No 4: JULI 2014 Vol 15, No 3: APRIL 2014 Vol 15, No 2: JANUARI 2014 Vol 15, No 1: OKTOBER 2013 Vol 14, No 4: JULI 2013 Vol 14, No 3: APRIL 2013 Vol 14, No 2: JANUARI 2013 Vol 14, No 1: OKTOBER 2012 Vol 13, No 3: JUNI 2012 Vol 13, No 2: FEBRUARI 2012 VOL 13, NO 1: OKTOBER 2011 Vol 12, No 3: JUNI 2011 Vol 12, No 2: FEBRUARI 2011 Vol 12, No 1: OKTOBER 2010 Vol 11, No 2: FEBRUARI 2010 Vol 11, No 1: OKTOBER 2009 Vol 10, No 1: OKTOBER 2008 Vol 9, No 3: JUNI 2008 Vol 9, No 2: FEBRUARI 2008 Vol 9, No 1: OKTOBER 2007 Vol 8, No 3: JUNI 2007 Vol 8, No 2: FEBRUARI 2007 EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007 Vol 8, No 1: OKTOBER 2006 Vol 7, No 3: JUNI 2006 Vol 7, No 2: FEBRUARI 2006 EDISI KHUSUS: OKTOBER 2006 Vol 7, No 1: OKTOBER 2005 Vol 6, No 3: JUNI 2005 Vol 6, No 2: FEBRUARI 2005 Vol 6, No 1: OKTOBER 2004 Vol 5, No 3: JUNI 2004 Vol 5, No 2: FEBRUARI 2004 Vol 5, No 1: OKTOBER 2003 Vol 4, No 3: JUNI 2003 Vol 4, No 2: FEBRUARI 2003 Vol 4, No 1: OKTOBER 2002 Vol 3, No 3: JUNI 2002 Vol 3, No 2: FEBRUARI 2002 Vol 3, No 1: OKTOBER 2001 Vol 2, No 3: JUNI 2001 Vol 2, No 2: FEBRUARI 2001 Vol 2, No 1: OKTOBER 2000 Vol 1, No 3: JUNI 2000 Vol 1, No 2: FEBRUARI 2000 Vol 13, No 4: Edisi Khusus Material untuk Kesehatan More Issue