cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains Materi Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Sains Materi Indonesia (Indonesian Journal of Materials Science), diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN. Terbit pertama kali: Oktober 1999, frekuensi terbit: empat bulanan.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 3: APRIL 2018" : 7 Documents clear
SIFAT KOMPOSIT EPOKSI BERPENGUAT SERAT BAMBU PADA AKIBAT PENYERAPAN AIR Gunawan Refiadi; Yusi Siti Syamsiar; Hermawan Judawisastra
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 19, No 3: APRIL 2018
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.868 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2018.19.3.4289

Abstract

Serat bambu memiliki potensi sebagai serat penguat pengganti serat gelas dalam pembuatan komposit polimer, karena sifatnya yang terbaharui dan ramah lingkungan. Namun, karena serat bambu memiliki sifat higroskopis, maka sifat tarik komposit yang dihasilkan dapat menurun akibat dari memburuknya ikatan antarmuka serat dan matriks. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji degradasi sifat tarik biokomposit epoksi berpenguat serat bambu petung akibat penyerapan air. Biokomposit epoksi berpenguat serat bambu petung dibuat dengan metode tekan panas dengan variasi serat tanpa alkalisasi (0% NaOH) dan dengan alkalisasi (5% NaOH). Pengujian biokomposit, dilakukan dengan cara uji air mendidih, uji tarik dan SEM. Kadar penyerapan air biokomposit tanpa alkalisasi lebih tinggi dibandingkan dengan biokomposit yang telah mengalami alkalisasi (5% NaOH). Penyerapan air mengakibatkan degradasi pada biokomposit dan menurunkan kekuatan tarik biokomposit hingga 23%. Perlakuan alkali 5% NaOH, dapat meminimalisir persentase penurunan kekuatan biokomposit, dengan persentase penurunan kekuatan tarik sebesar 17%. Hasil pemeriksaan pada permukaan patahan menunjang hasil pengujian tarik. Penurunan kekuatan tarik disebabkan oleh sifat dan penurunan kekuatan antar serat dan matriks
EKSTRAKSI SELULOSA DARI SERBUK GERGAJI KAYU SENGON MELALUI PROSES DELIGNIFIKASI ALKALI ULTRASONIK Prida Novarita Trisanti; Sena Setiawan H.P.,; Elysa Nura’ini; Sumarno Sumarno
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 19, No 3: APRIL 2018
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1100.152 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2018.19.3.4496

Abstract

Kayu sengon (Albizia chinensis) merupakan salah satu jenis kayu yangmelimpah di Indonesia. Kandungan selulosa pada kayu sengon cukup tinggi sebesar 41,17%. Proses ekstraksi selulosa dari kayu sengon dapat dilakukan melalui proses delignifikasi atau penghilangan kandungan lignin. Umumnya, proses delignifikasi dilakukan dengan larutan alkali pada konsentrasi tinggi, suhu tinggi dan waktu yang lama.Agar konsentrasi alkali yang digunakan rendah dan waktu lebih pendek, proses delignifikasi dapat dilakukan dengan bantuan ultrasonik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kondisi operasi (suhu dan waktu) proses delignifikasi dengan ultrasonik terhadap kadar selulosa yang diperoleh. Proses delignifikasi dilakukan denganmencampur serbuk kayu sengon (40 mesh) dengan larutan NaOH (0,3M) dengan perbandingan 1:30 (w/v). Kondisi operasi yang digunakan adalah suhu 30 °C dan 40 °C pada berbagai waktu (10menit hingga 70menit). Setelah proses delignifikasi, produk di bleaching dengan NaOCl hingga warnanya menjadi putih. Analisis yang dilakukan antara lain adalah metode Chesson, X-Ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil dari analisa menunjukkan bahwa kristalinitas tertinggi diperoleh sebesar 77,05 % pada 40 °C selama 30 menit dan kadar lignin turun hingga mencapai 0,41%.
ANALISIS TEKSTUR PADALASAN STAINLESS STEEL 201 DENGAN TEKNIK DIFRAKSI Tri Hardi Priyanto; Rifai Muslih; Hery Mugiraharjo; Bharoto Bharoto; Andon Insani
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 19, No 3: APRIL 2018
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.237 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2018.19.3.4498

Abstract

ANALISIS TEKSTUR PADALASAN STAINLESS STEEL 201 DENGAN TEKNIK DIFRAKSI NEUTRON. Baja tahan karat jenis austenitik merupakan baja tahan karat yang banyak dipakai dalam industri, salah satunya adalah industri rumah tangga. Dalam penelitian ini dilakukan karakterisasi Stainless Steel (SS) 201 yang banyak dijual di pasaran. Sebelum dilakukan karakterisasi, plat SS 201 dipotong dengan ukuran 150 mm × 120 mm× 10 mm, kemudian dibuat lubang berbentuk alur pada kedua permukaan, sehingga alur berbentuk X Double V Groove (DVG), selanjutnya alur DVG dilas dengan sistem pengelasan multi pass menggunakan metode pengelasan Metal Inert Gas (MIG). Bahan yang sudah dilas kemudian dikarakterisasi dengan teknik difraksi neutron untuk mendapatkan pola difraksi dan pole figure pada daerah pusat lasan FusionZone (FZ), daerah terpengaruh panas Heat Affected Zone (HAZ) dan daerah logam dasar Base Metal Zone (BMZ). Selanjutnya pole figure dianalisis dengan perangkat lunak Beartex untukmenentukan arah orientasi dan kekuatan tekstur pada ketiga daerah tersebut. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada daerah pusat lasan butir kristalit terorientasi {110}<112> dengan tipe Brass dengan indeks tekstur sekitar 3,12 m.r.d (multiple random distribution) yang ditunjukkan pada pole figure 200. Untuk daerah HAZ, tekstur paling kuat terorientasi pada {110}<001> atau tipe Goss dengan indeks tekstur 4,8 m.r.d. Pada daerah logamdasar, tekstur secara dominan terorientasi kearah {010}<100> atau tipe Cube dengan indeks tekstur tidak terlalu kuat, sekitar 1,53 m.r.d. Pada daerah pusat lasan, bidang (110) sejajar dengan sumbu normal (ND), dengan arah kristalit sejajar dengan arah pengerolan (RD) [112]. Pada daerah HAZ bidang (110) tersebut mengarah ke arah sumbu pengerolan [001], dengan indeks tekstur 1,5 kali lebih kuat dibanding FZ. Hal ini menunjukkan bahwa bidang (110) yang semula terorientasi kearah [112] pada FZ berubah menjadi sekitar 35,26º ke arah [001] pada daerah HAZ. Untuk daerah logamdasar bidang (010)mengarah sejajar dengan arah normal (ND) dan teksturmengarah pada arah pengerolan (RD) [100].
SINTESIS PADUAN Co-Cr MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK Marzuki Silalahi; Dena Nadya Rahayu; Bambang Sugeng; Ferhat Aziz; Sulistioso Giat Sukaryo
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 19, No 3: APRIL 2018
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jsmi.2018.19.3.4500

Abstract

Paduan Co-Cr merupakan material tahan suhu tinggi dan tahan korosi. Penelitian ini bertujuan mensistesis serbuk paduan Co-Cr dengan metode ultrasonik, kemudian dilanjutkan dengan proses sintering dalam kapsul kaca kuarsa. Iradiasi ultrasonik yang digunakan pada frekuensi 20 kHz dan amplitudo 40 % dengan komposisi Co : Cr sebesar 80 : 20.Waktu perlakuan sonikasi adalah selama 0 jam, 3 jam, 6 jam, 12 jam, 24 jam, dan 48 jamdalam larutan etanol. Setelah sonikasi selama 48 jam, fasa FCC dari Co mulai bertransformasi menjadi fasa HCP. Perlakuan ultrasonik terhadap campuran Co-Cr juga memberikan efek pengurangan ukuran partikel. Parameter kisi serbuk setelah ultrasonikasi 48 jam adalah: untuk HCP-Co a = b = 0,25074 nmdan c = 0,40699 nm, untuk FCC-Co a = b = c = 0,35411nm, dan untuk BCC-Cr a=b=c=0.28827 nm. Perlakuan ultrasonik selama 48 jam menhasilkan pembentukan paduan Co-Cr dengan persentasi berat sebesar 25,2124. Hasil sintering padatan Co-Cr menunjukkan parameter kisi HCP-Co memiliki nilai yaitu a = b = 0,25230 nm dan c=0,41223 nm, dan FCC-Co a = b = c = 0,35232 nm. Terbentuknya microalloying CoCr diindikasikan dari hasil EDS, teramati partikel yang mempunyai komposisi Co : Cr = 71,25 : 24,45. Paduan Co-Cr yang terbentuk setelah sintering pada 1300 oC adalah sebesar 15,33416 %berat.
Pengaruh Variasi Konsentrasi Hidrolisis Asam Sulfat Terhadap Sifat Me-kanik Plastik Selulosa Teregenerasi dari Kapas Limbah Tekstil dengan Pelarut NaOH/Urea Raden Reza Rizkiansyah; Mardiyati Mardiyati; Steven Steven
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 19, No 3: APRIL 2018
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jsmi.2018.19.3.4264

Abstract

Selulosa merupakan polimer alami dengan ketersediaan yang paling melimpah yang berpotensi untuk direkayasa menjadi suatu plastik biodegradable. Selulosa teregenerasi merupakan suatu material yang dibentuk dengan cara melarutkan selulosa dalam suatu palarut tertentu dan dicetak. Dalam penelitian ini, kapas limbah dari industri tekstil digunakan sebagai sumber selulosa. Kapas pada dasarnya memiliki kandungan selulosa yang sangat tinggi, yakni sekitar 86-98%. Selulosa diekstrak dari kapas limbah dengan hidrolisis asam sulfat dengan konsentrasi divariasikan pada 0,5; 1; 1,5; dan 0,5 M dengan temperatur 100°C selama 2 jam. Selulosa teregenerasi dibuat dengan melarutkan selulosa pada larutan NaOH 7%/Urea 12% dan dibentuk dengan metode solution casting. Berat molekul selulosa diukur dengan metode berat molekul rerata viskositas dengan viskometer Ubbelohde. Karakterisasi yang dilakukan menunjukkan peningkatan konsentrasi asam sulfat yang digunakan menyebabkan penurunan berat molekul selulosa yang terekstraksi. Berat molekul selulosa yang digunakan akan turut berpengaruh terhadap sifat mekanik dari plastik yang dihasilkan. Sifat optimum selulosa teregenerasi yang dihasilkan diperoleh dari selulosa dengan berat molekul 2.73 x 104 g/mol dari hasil hidrolisis 0,5 M, yang dimana memiliki kekuatan tarik, persen elongasi dan modulus masing-masing sebesar 49,24 MPa; 0.92 %; dan 11.39 GPa dengan densitas sebesar 1.53 g/cm3.
KETAHANANIMPAK,KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK13 Cr3MO3Ni DENGAN VARIASI SUHU PERLAKUAN PANAS Franco Dwiky Praguna; Moch. Syaiful Anwar; Sunardi Sunardi; Efendi Mabruri
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 19, No 3: APRIL 2018
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.408 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2018.19.3.4502

Abstract

Sudu turbinmerupakan salah satu bagian penting pada turbin yang bertujuan untukmemutar poros turbin sehingga menghasilkan energi listrik. Pada umumnya material yang digunakan pada sudu turbin adalah baja tahan karat martensitik, akan tetapimaterial tersebut mudah terjadi kegagalan.Mekanisme kegagalannya dipicu oleh adanya retakmikro dan unsur klorida didalam retakan tersebut sehingga akhirnya sudut tersebut mengalami patah. Adanya perbedaan perlakuan panas juga mempengaruhi nilai kekerasan yang berdampak pada jenis patahan yang dihasilkan pada baja tersebut. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan impak, kekerasan dan strukturmikro pada baja tahan karatmartensitik 13 Cr3Mo3Ni dengan variasi suhu perlakuan panas serta mengevaluasi bentuk patahan pada baja tahan karat martensitik 13 Cr3Mo3Ni. Proses austenisasi dilakukan pada suhu 1000 oC, 1050 oC, dan 1100 oC dengan proses tempering pada suhu 500 oC, 550 oC, 600 oC, 650 oC, dan 700 oC dengan waktu penahanan 60 menit. Sedangkan uji mekanik yang dilakukan adalah uji kekerasan rockwell C dan uji impak charpy. Dan untukmengetahui strukturmikro yang terbentuk,maka dilakukan uji metalografi dan untuk mengetahui hasil patahan setelah dilakukannya uji impak,maka dilakukan uji SEM.Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu nilai kekerasan terendah ditunjukkan pada suhu austenisasi 1000 oC dan suhu tempering 700 oC, yaitu 38,13 HRC. Sedangkan nilai impak tertinggi ditunjukkan pada suhu austenisasi 1100 oC dan suhu tempering 650 oC, yaitu 114,00 J. Adapun strukturmikro yang terbentuk adalah martensit, austenit sisa, ferit, dan karbida logam.
EFEK PENAMBAHAN ASAM FENILFOSPONAT-SENG, TALK DAN TRIASETIN TERHADAP LAJU KRISTALISASI POLIASAM LAKTAT Lisman Suryanegara; Putri Yuliansih; Firda Aulya Syamani; Raden Permana Budi Laksana; Subyakto Subyakto; Zaenal Abidin
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 19, No 3: APRIL 2018
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jsmi.2018.19.3.4265

Abstract

Dalam aplikasi industri, salah satu kekurangan poli asam laktat (PLA) adalah kristalisasi yang lambat, sehingga meneyebabkan waktu yang lebih lama untuk mengolah PLA dibandingkan dengan polimer konvensional seperti polipropilen. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh penambahan pengisi atau aditif terhadap laju kristalisasi PLA. PLA dilarutkan dalam diklorometana (DCM) dan dicampur dengan nucleating agent (seng asam fenilfosfonat atau talk) atau pelunak (triasetin) pada konsentrasi yang berbeda diikuti dengan pengeringan pada suhu kamar selama 24 jam dan  pengeringan oven selama 2 jam pada suhu 80 °C. Campuran kering PLA  ditempa panas pada 180 °C selama 10 menit. Differential Scanning Calorimetry (DSC) dilakukan untuk mengevaluasi tingkat kristalisasi. Hasil studi menunjukkan bahwa penambahan pengisi atau aditif mempercepat proses kristalisasi PLA. Asam seng fenilfosponat (PPA-Zn) adalah pengisi yang paling efektif untuk mempercepat laju kristalisasi PLA.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 1: OCTOBER 2022 Vol 23, No 2: APRIL 2022 Vol 23, No 1: OCTOBER 2021 Vol 22, No 2: APRIL 2021 Vol 22, No 1: OCTOBER 2020 Vol 21, No 4: JULY 2020 Vol 21, No 3: APRIL 2020 Vol 21, No 2: JANUARY 2020 Vol 21, No 1: OCTOBER 2019 Vol 20, No 4: JULY 2019 Vol 20, No 3: APRIL 2019 Vol 20, No 2: JANUARY 2019 Vol 20, No 1: OCTOBER 2018 Vol 19, No 4: JULI 2018 Vol 19, No 3: APRIL 2018 Vol 19, No 2: JANUARI 2018 Vol 19, No 1: OKTOBER 2017 Vol 18, No 4: JULI 2017 Vol 18, No 3: APRIL 2017 Vol 18, No 2: JANUARI 2017 Vol 18, No 1: OKTOBER 2016 Vol 17, No 4: JULI 2016 Vol 17, No 3: APRIL 2016 Vol 17, No 2: JANUARI 2016 Vol 17, No 1: OKTOBER 2015 Vol 16, No 4: JULI 2015 Vol 16, No 3: APRIL 2015 Vol 16, No 2: JANUARI 2015 Vol 16, No 1: OKTOBER 2014 Vol 15, No 4: JULI 2014 Vol 15, No 3: APRIL 2014 Vol 15, No 2: JANUARI 2014 Vol 15, No 1: OKTOBER 2013 Vol 14, No 4: JULI 2013 Vol 14, No 3: APRIL 2013 Vol 14, No 2: JANUARI 2013 Vol 14, No 1: OKTOBER 2012 Vol 13, No 3: JUNI 2012 Vol 13, No 2: FEBRUARI 2012 VOL 13, NO 1: OKTOBER 2011 Vol 12, No 3: JUNI 2011 Vol 12, No 2: FEBRUARI 2011 Vol 12, No 1: OKTOBER 2010 Vol 11, No 2: FEBRUARI 2010 Vol 11, No 1: OKTOBER 2009 Vol 10, No 1: OKTOBER 2008 Vol 9, No 3: JUNI 2008 Vol 9, No 2: FEBRUARI 2008 Vol 9, No 1: OKTOBER 2007 Vol 8, No 3: JUNI 2007 Vol 8, No 2: FEBRUARI 2007 EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007 Vol 8, No 1: OKTOBER 2006 Vol 7, No 3: JUNI 2006 Vol 7, No 2: FEBRUARI 2006 EDISI KHUSUS: OKTOBER 2006 Vol 7, No 1: OKTOBER 2005 Vol 6, No 3: JUNI 2005 Vol 6, No 2: FEBRUARI 2005 Vol 6, No 1: OKTOBER 2004 Vol 5, No 3: JUNI 2004 Vol 5, No 2: FEBRUARI 2004 Vol 5, No 1: OKTOBER 2003 Vol 4, No 3: JUNI 2003 Vol 4, No 2: FEBRUARI 2003 Vol 4, No 1: OKTOBER 2002 Vol 3, No 3: JUNI 2002 Vol 3, No 2: FEBRUARI 2002 Vol 3, No 1: OKTOBER 2001 Vol 2, No 3: JUNI 2001 Vol 2, No 2: FEBRUARI 2001 Vol 2, No 1: OKTOBER 2000 Vol 1, No 3: JUNI 2000 Vol 1, No 2: FEBRUARI 2000 Vol 13, No 4: Edisi Khusus Material untuk Kesehatan More Issue