cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains Materi Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Sains Materi Indonesia (Indonesian Journal of Materials Science), diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN. Terbit pertama kali: Oktober 1999, frekuensi terbit: empat bulanan.
Arjuna Subject : -
Articles 865 Documents
STUDI X-RAY DIFFRACTOMETRY PADA STRUKTUR COATING ALUMUNIUM YANG DIPREPARASI DENGAN METODE MECHANICAL ALLOYING Nita Rosita; Toto Sudiro; Didik Aryanto; Mahardika Prasetya Aji
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 17, No 1: OKTOBER 2015
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.072 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2015.17.1.4197

Abstract

STUDI X-RAY DIFFRACTOMETRY PADA STRUKTUR COATING ALUMUNIUM YANG DIPREPARASI DENGAN METODE MECHANICAL ALLOYING. Coating alumunium (Al) telah berhasil dideposisikan pada permukaan baja karbon rendah (low carbon steel) dengan menggunakan metode pemaduan mekanik (mechanical alloying). Setelah dideposisikan, coating alumunium diannealing di dalam vacum furnace pada suhu 600 oC, 700 oC dan 800 oC dengan kondisi vakum sekitar 5,6 Pa. Transformasi fasa dan perubahan struktur pada coating alumunium sebagai fungsi suhu annealing dipelajari dengan menggunakan teknik difraksi sinar-X (XRD). Puncak difraksiAl(111) dari hasil karakterisasi XRD mengindikasikan bahwa coating alumunium telah terdeposisi pada permukaan low carbon steel. Selain itu, hasil XRD juga menunjukkan transformasi fasa dan perubahan struktur coating alumunium sebagai efek suhu annealing. Hal itu ditandai dengan munculnya fasa Al3,2Fe, Fe3Al, dan Fe0,8Al0,2 pada pola difraksi XRD setelah diannealing. Peningkatan suhu annealing menyebabkan penurunan d-spacing, parameter kisi dan konstanta kisi kristal Fe0,8Al0,2(110), namun terjadi peningkatan pada regangan kisi dan kerapatan dislokasi. Evolusi pada struktur coating terjadi karena difusi alumunium kedalam low carbon steel.
STUDI RSE PADA ANISOTROPI INTERAKSI SPIN DALAM NH4CuCl3 Iwan Sugihartono; Budhy Kurniawan
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 3, No 2: FEBRUARI 2002
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.411 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2002.3.2.5224

Abstract

STUDI RSE PADA ANISOTROPI INTERAKSI SPIN DALAM NH4CuCl3. Telah diamati sifat-sifat magnetik dari senyawa NH4CuCl3. NH4CuCl3 memiliki struktur kristal yang sama dengan KCuCl3 dan termasuk dalam model kristal monoklinik dengan space group P2I/c. Struktur utama dari kristal ini berupa rantai ganda yang memiliki susunan oktahedral CuCl6 pada bagian tepi sepanjang sumbu-a. Rantai ganda tersebut berada pada sudut dan pusat dari sel satuan dalam bidang bc dan dibatasi oleh ion-ion NH4+. Senyawa NH4CuCl3 memiliki tiga jenis interaksi antar tetangga terdekat J1, J2, dan J3. Sehingga pada temperatur ruang NH4CuCl3 dapat dimodelkan dalam sistem spin satu dimensi. Telah diukur pula harga Faktor Lande (g ) dalam senyawa rantai ganda NH4CuCl3. Nilai g telah diukur menggunakan spektrometer RSE pada temperatur ruang dengan pengaruh medan magnet hingga 1 T. Dalam pengukuran ini ditemukan indikasi fenomena anisotropi nilai g untuk pemutaran sumbu-a dan sumbu-b kristal. Secara teoritis anisotropi ini diprediksikan berasal dari interaksi pertukaran antisimetri pada model satu dimensi senyawa NH4CuCl3.
PENGARUH SUHU PEMBUATAN NANO KOMPOSIT OKSIDA BESI BENTONIT Adel Fisli; Dian Hamsah; Siti Wardiyati; Ridwan Ridwan
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 9, No 2: FEBRUARI 2008
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.125 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2008.9.2.4748

Abstract

PENGARUH SUHU PEMBUATAN NANO KOMPOSIT OKSIDA BESI BENTONIT. Telah dilakukan proses pembuatan nano komposit oksida besibentonit pada suhu ruang dan suhu 70 oC. Pembuatan dilakukan dengan proses pertukaran kation dan presipitasi ion Fe2+/Fe3+ dalam suasana basa NaOH dalam struktur bentonit. Nano komposit yang terbentuk selanjutnya dianalisa fasanya dengan metode difraksi sinar-X dan sifatmagnetnya dengan fasilitas Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Hasil analisismenunjukkan terbentuknya okida besi dengan dengan fasa magnetik Fe3O4/γ-Fe2O3 dengan karakterisitik magnetik yang meningkat untuk nano komposit yang dibuat pada suhu 70 oC dibanding pada suhu ruang. Luas permukaan spesifik BET dan volume pori nano komposit meningkat akibat pengkompositan maupun akibat peningkatan suhu. Peningkatan luas permukaan dan volume pori untuk nano komposit 70 oC mencapai masing-masing 66,5% dan 91% dibanding bentonit murni. Peningkatan ini disimpulkan disebabkan oleh makin sempurnanya pembentukan dan penempatan oksida besi pada ruang antara lembaran dan permukaan lembaran bentonit dengan makin meningkatnya suhu pembuatan.
SIFAT KOMPOSIT EPOKSI BERPENGUAT SERAT BAMBU PADA AKIBAT PENYERAPAN AIR Gunawan Refiadi; Yusi Siti Syamsiar; Hermawan Judawisastra
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 19, No 3: APRIL 2018
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.868 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2018.19.3.4289

Abstract

Serat bambu memiliki potensi sebagai serat penguat pengganti serat gelas dalam pembuatan komposit polimer, karena sifatnya yang terbaharui dan ramah lingkungan. Namun, karena serat bambu memiliki sifat higroskopis, maka sifat tarik komposit yang dihasilkan dapat menurun akibat dari memburuknya ikatan antarmuka serat dan matriks. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji degradasi sifat tarik biokomposit epoksi berpenguat serat bambu petung akibat penyerapan air. Biokomposit epoksi berpenguat serat bambu petung dibuat dengan metode tekan panas dengan variasi serat tanpa alkalisasi (0% NaOH) dan dengan alkalisasi (5% NaOH). Pengujian biokomposit, dilakukan dengan cara uji air mendidih, uji tarik dan SEM. Kadar penyerapan air biokomposit tanpa alkalisasi lebih tinggi dibandingkan dengan biokomposit yang telah mengalami alkalisasi (5% NaOH). Penyerapan air mengakibatkan degradasi pada biokomposit dan menurunkan kekuatan tarik biokomposit hingga 23%. Perlakuan alkali 5% NaOH, dapat meminimalisir persentase penurunan kekuatan biokomposit, dengan persentase penurunan kekuatan tarik sebesar 17%. Hasil pemeriksaan pada permukaan patahan menunjang hasil pengujian tarik. Penurunan kekuatan tarik disebabkan oleh sifat dan penurunan kekuatan antar serat dan matriks
STUDI TEORITIK EFEK INTERAKSI ANTAR BUTIR UKURAN BERVARIASI TERHADAP SIFAT KEMAGNETAN MAGNET PERMANEN. Doansi Tarihoran; Azwar Manaf
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 3, No 2: FEBRUARI 2002
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.317 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2002.3.2.5250

Abstract

STUDI TEORITIK EFEK INTERAKSI ANTAR BUTIR UKURAN BERVARIASI TERHADAP SIFAT KEMAGNETAN MAGNET PERMANEN. Teori Stoner-Wohlfarth, SW menunjukkan deviasi yang sekitar 30-40% dibandingkan dengan hasil pengukuran bahan magnet permanen dengan butir berukuran nanometer. Hal ini disebabkan Akarena teori ini mengabaikan faktor interaksi antar butir. Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi teori SW dengan memperhitungkan efek interaksi antar butir. Modifikasi dilakukan dengan mengasumsikan bahwa energi interaksi yang dimiliki sebuah butir berdomain tunggal berbentuk ellipsoidal terfokus di tepi butir. Sedangkan butir SW dalam model perhitungan ini hanyalah sebuah balok didalam butir dengan semua titik sudut balok berada di kulit butir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek interaksi menyebabkan polarisasi remanen meningkat drastis diiringi dengan penurunan medan koersifmulai saat butir berukuran kurang dari 0,2 kali ukuran awal butir sudah berdomain tunggal. Untuk material dengan fasa Nd2Fe14B nilai optimal medan koersif dan polarisasi remanen yang memberikan produk energi maksimum,(BH)max tertinggi terjadi pada material dengan ukuran butir sekitar 5nm. Secara kualitatif terdapat kesesuaian antar hasil perhitungan dan pengukuran.
STUDI KARAKTERISTIK PARAMAGNETIK DALAMSILIKON BERPORI DENGAN ESR Aripin Aripin; L. Aba; M. Jahiding; M. Anas
Jurnal Sains Materi Indonesia EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.994 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2007.0.0.5104

Abstract

STUDI KARAKTERISTIK PARAMAGNETIK DALAMSILIKON BERPORI DENGAN ESR. Silikon berpori (PS) merupakan salah satu dari banyak bahan yang memperlihatkan gejala fotoluminisens dan elektroluminisens dalam daerah sinar tampak pada suhu kamar. Karakteristik yang menonjol untuk divais silikon adalah keberadaan interface oksida yang memisahkan gerbang metalik dan semikonduktor. Dangling bond-type defect (cacat tipe ikatan kosong) berada dalam antar muka dan dapat dideteksi menggunakan teknik ESR. PS telah difabrikasi dengan penganodisasian wafer c-Si (111) dalamlarutan asamfluorida (HF). Konsentrasi larutan HF dan waktu anodisasi divariasi. Spektrum ESR dari PS diukur menggunakan spektrometer X-band ESR pada suhu ruangan dengan medan sapuan 250 mT dan frekuensi 9,44 GHz. Hasil menunjukkan bahwa spektrum PS yang terbentuk oleh konsentrasi larutan HF 40% selama 60 menit (PS 40%-60) adalah garis spektrum lebar dengan faktor g adalah 2,2505. Penambahan konsentrasi HF sampai 48 % menyebabkan pengurangan intensitas signal dan pergeseran spektrum menuju nilai medan yang lebih tinggi. Faktor g dari spektrum ini sama dengan g = 2,0774. Untuk PS dengan konsentrasi di bawah 40 %, intensitas signal ESR tidak tampak. Untuk PS40%dan PS60%, intensitas signal ESR berkurang jika waktu anodisasi diturunkan dari 60 menit hingga 20 menit. Spektrum dapat diidentifikasi dari cacat tipe ikatan kosong pada interface antara dinding-dinding pori dan lapisan teroksidasi atau interface Si/SiO2.
TARGETING DESIGN TO THE LUNGAND PULMONARY INTRACELLULAR STRUCTURE OF ENDOGENOUS GENE BY IRQ MODIFIED NANO CARRIER Diky Mudhakir; Hidetaka Akita; Hideyoshi Harashima
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 12, No 2: FEBRUARI 2011
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.503 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2011.12.2.4606

Abstract

TARGETING DESIGN TO THE LUNGAND PULMONARY INTRACELLULAR STRUCTURE OF ENDOGENOUS GENE BY IRQ MODIFIED NANO CARRIER. Inhibition of angiogenesis is a novel strategy for the treatment of lung cancer. For efficient therapy, vectors must firstly reach the target tissue and subsequently demonstrate an efficient intracellular targeting. In this study, we attempted to design a vector for in vivo pulmonary targeting which was able to deliver small interfering RibonucleicAcid (siRNA) for endogenous gene of angiogenesis in pulmonary endothelial cells. siRNA was condensed with polycation agent and encapsulated in lipidous nano carrier. To obtain high level of lung accumulation, we controlled the surface of nano-carrier by changing the length of Polyethylene glycol (PEG) moiety. These nano carriers showed prominent Ribonucleic acid interference (RNAi) effect, when luciferase gene was used as a target. In addition, an efficient transgene knockdown of Vascular Endothelial Growth Factor Receptor 1 (VEGFR1), a responsible gene of angiogenesis, can be obtained by the Instantaneous Respiratory Exchange Ratio (IRQ) modified nano carrier with the use of Stearyl-R8 (STR-R8) peptide, known as an endosomal membrane inducer. In conclusion, pulmonary targeting of nano carrier by encapsulating siRNA can be developed by controlling the PEG length and the structure of nano carrier for efficient intracellular targeting.
MODIFICATION OF MIXED STRUCTURE TiO2 NANOPOROUS-NANOTUBE ARRAYS WITH CdS NANO PARTICLE AND THEIR PHOTO ELECTRO CHEMICALPROPERTIES Hedi Surahman; Supriyono Supriyono; Yuni K Krisnandi; Jarnuzi Gunlazuardi
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 16, No 3: APRIL 2015
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2015.16.3.4229

Abstract

MODIFICATION OF MIXED STRUCTURE TiO2 NANOPOROUS-NANOTUBE ARRAYS WITH CdS NANO PARTICLE AND THEIR PHOTO ELECTRO CHEMICALPROPERTIES. In thiswork, a mixed structure TiO2 with a top nanoporous layer and an underneath highly ordered nanotube arrays layer (TNPs-NTAs) were prepared by anodic oxidation of Ti foil under controlled anodization time in an electrolyte containing fluoride ion,water and ethylene glycol. CdS nanoparticles (NPs) was deposited onto the mixed structure of TiO2 by Successive Ionic Layer Adsorption and Reaction (SILAR) with an aim toward tuning the photoelectrochemical performance to visible region. Themorphology, elemental composition, crystal structure, optical properties and photoelectrochemical performance of TNPs-NTs and CdS modified (CdS/TNP-NTAs) samples were characterized by Field Emisi Scanning Electron Microscope (FESEM), Electron Dispersive Spectroscopy (EDS), X-Ray Diffractometer (XRD), Diffuse Reflactance Spectroscopy (DRS) and electrochemical working station respectively. The results indicate that CdS nanoparticles uniformly decorated on top of surface and inner wall of TNPs-NTs sample. No clogging of CdS-NP at the mouth TNPs-NTAs was observed. The CdS/TNP-NTs show an increasing in the visible light adsorption and photocurrent response. Under white light illumination (9.93 mW/cm2), we found that the CdS/TNPs-NTAs have an optimum photocurrent density of 1.16 mA/cm2 , corresponding to energy photoconversion efficiency of 9.75%, which is 7 times higher than that of the bare TiO2 (TNPs-NTAs). The increase of photocurrent is attributed to the enhancement of charge separation efficiency and improved electron transport.
APLIKASI POLIMER DALAM INDUSTRI KEMASAN R. Budi Sampurno
Jurnal Sains Materi Indonesia EDISI KHUSUS: OKTOBER 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.616 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2006.0.0.4934

Abstract

APLIKASI POLIMER DALAM INDUSTRI KEMASAN
EVOLUSI SIFAT MAGNETORESISTANCE PADA CUPLIKAN KOMPOSIT Fe-C (GRAPHITE) HASIL SINTESIS DENGAN METODE MECHANICAL ALLOYING Setyo Purwanto; Wisnu Ari Adi; Ari Handayani; Mashadi Mashadi
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 9, No 1: OKTOBER 2007
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.303 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2007.9.1.4783

Abstract

EVOLUSI SIFAT MAGNETORESISTANCE PADA CUPLIKAN KOMPOSIT Fe-C (GRAPHITE) HASIL SINTESIS DENGAN METODE MECHANICAL ALLOYING. Metode Mechanical Alloying dengan menggunakan Milling Energi Tinggi atau High Energy Milling telah dimanfaatkan untuk mensintesis cuplikan komposit Fe-C(graphite) dengan komposisi Fe 20% berat dan C(graphite) 80% berat. Perbandingan berat bola dan cuplikan adalah 1,5 : 1, dengan berat cuplikan 20 gram. Waktu milling dilakukan bervariasi dari 4,5 jam, 9 jam, 13,5 jam dan 18 jam. Pada setiap tahapan waktu milling, cuplikan diambil sebanyak 5 gram. Kemudian pada cuplikan di setiap tahapan dilakukan pengukuran fasa yang terbentuk dengan difraksi sinar-X, morfologi dari serbuk dengan Scanning Electron Microscope (SEM) dan sifat magnetoresistance dari pelet dengan metode four point probe. Diketahui bahwa efek waktu milling menyebabkan rusaknya struktur graphene pada graphite dengan ditandai menurunnya puncak [002] namun tidak dijumpai fasa pengotor selain Fe dan C (graphite) serta mengecilnya ukuran butiran dan partikel diperlihatkan oleh citra SEM yang diperoleh. Sifat magnetoresistance bahan diketahui mengalami evolusi dari negatif magnetoresistance sebesar -4% untuk cuplikan 4,5 jam menjadi positif 0,2% pada cuplikan pasca milling 18 jam. Dugaan sementara evolusi magnetoresistance ini disebabkan oleh masuknya partikel Fe ke dalam matriks graphite akibat proses milling.

Page 2 of 87 | Total Record : 865


Filter by Year

2000 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 1: OCTOBER 2022 Vol 23, No 2: APRIL 2022 Vol 23, No 1: OCTOBER 2021 Vol 22, No 2: APRIL 2021 Vol 22, No 1: OCTOBER 2020 Vol 21, No 4: JULY 2020 Vol 21, No 3: APRIL 2020 Vol 21, No 2: JANUARY 2020 Vol 21, No 1: OCTOBER 2019 Vol 20, No 4: JULY 2019 Vol 20, No 3: APRIL 2019 Vol 20, No 2: JANUARY 2019 Vol 20, No 1: OCTOBER 2018 Vol 19, No 4: JULI 2018 Vol 19, No 3: APRIL 2018 Vol 19, No 2: JANUARI 2018 Vol 19, No 1: OKTOBER 2017 Vol 18, No 4: JULI 2017 Vol 18, No 3: APRIL 2017 Vol 18, No 2: JANUARI 2017 Vol 18, No 1: OKTOBER 2016 Vol 17, No 4: JULI 2016 Vol 17, No 3: APRIL 2016 Vol 17, No 2: JANUARI 2016 Vol 17, No 1: OKTOBER 2015 Vol 16, No 4: JULI 2015 Vol 16, No 3: APRIL 2015 Vol 16, No 2: JANUARI 2015 Vol 16, No 1: OKTOBER 2014 Vol 15, No 4: JULI 2014 Vol 15, No 3: APRIL 2014 Vol 15, No 2: JANUARI 2014 Vol 15, No 1: OKTOBER 2013 Vol 14, No 4: JULI 2013 Vol 14, No 3: APRIL 2013 Vol 14, No 2: JANUARI 2013 Vol 14, No 1: OKTOBER 2012 Vol 13, No 3: JUNI 2012 Vol 13, No 2: FEBRUARI 2012 VOL 13, NO 1: OKTOBER 2011 Vol 12, No 3: JUNI 2011 Vol 12, No 2: FEBRUARI 2011 Vol 12, No 1: OKTOBER 2010 Vol 11, No 2: FEBRUARI 2010 Vol 11, No 1: OKTOBER 2009 Vol 10, No 1: OKTOBER 2008 Vol 9, No 3: JUNI 2008 Vol 9, No 2: FEBRUARI 2008 Vol 9, No 1: OKTOBER 2007 Vol 8, No 3: JUNI 2007 Vol 8, No 2: FEBRUARI 2007 EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007 Vol 8, No 1: OKTOBER 2006 Vol 7, No 3: JUNI 2006 Vol 7, No 2: FEBRUARI 2006 EDISI KHUSUS: OKTOBER 2006 Vol 7, No 1: OKTOBER 2005 Vol 6, No 3: JUNI 2005 Vol 6, No 2: FEBRUARI 2005 Vol 6, No 1: OKTOBER 2004 Vol 5, No 3: JUNI 2004 Vol 5, No 2: FEBRUARI 2004 Vol 5, No 1: OKTOBER 2003 Vol 4, No 3: JUNI 2003 Vol 4, No 2: FEBRUARI 2003 Vol 4, No 1: OKTOBER 2002 Vol 3, No 3: JUNI 2002 Vol 3, No 2: FEBRUARI 2002 Vol 3, No 1: OKTOBER 2001 Vol 2, No 3: JUNI 2001 Vol 2, No 2: FEBRUARI 2001 Vol 2, No 1: OKTOBER 2000 Vol 1, No 3: JUNI 2000 Vol 1, No 2: FEBRUARI 2000 Vol 13, No 4: Edisi Khusus Material untuk Kesehatan More Issue