Jurnal EMPATI
Jurnal EMPATI is a scientific publication media that will be published six times a year in February, April, June, August, October, and December. Jurnal EMPATI is a scientific publication that accommodates scientific articles and empirical studies in Clinical Psychology, Developmental Psychology, Industrial & Organizational Psychology, Educational Psychology, Social Psychology, Psychometry, Experimental Psychology, and Applied Psychology.
Articles
46 Documents
Search results for
, issue
"Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)"
:
46 Documents
clear
HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA GURU BERSERTIFIKASI SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA BERAKREDITASI “A” WILAYAH SEMARANG BARAT
Nurfitri Handayani;
Nailul Fauziah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (309.312 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15242
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keharmonisan keluarga dengan kecerdasan emosional pada guru bersertifikasi sekolah menengah atas swasta berakreditasi “A” wilayah Semarang Barat. Keharmonisan keluarga diartikan sebagai keadaan keluarga yang utuh dan bahagia serta didalamnya dapat terjalin komunikasi yang baik antar anggota keluarga (ayah dengan ibu, ibu dengan anak, dan ayah dengan anak) sehingga dapat terjalin rasa aman dan saling melindungi, sedangkan kecerdasan emosional diartikan kemampuan seseorang dalam memantau, mengenali, dan mengelola emosi diri sendiri dan emosi orang lain, serta memotivasi diri sendiri untuk memandu pikiran dan tindakan dalam menghadapi tuntutan hidup sehari-hari. Subjek dalam penelitian ini adalah 74 guru dengan sampel penelitian yang sama yaitu 74 guru. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan sampling jenuh dikarenakan subjek yang terlalu sedikit yang sesuai dengan kriteria. Pengumpulan data menggunakan Skala Keharmonisan Keluarga yang terdiri dari 44 aitem (α = 0,953) dan Skala Kecerdasan Emosional yang terdiri dari 27 aitem (α = 0,892). Analisis regresi sederhana menunjukkan rxy = 0,656 pada p = 0,000 (p>0,05), artinya terdapat hubungan dan signifikan antara keharmonisan keluarga dengan kecerdasan emosional pada guru bersertifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga pada guru bersertifikasi di sekolah menengah atas swasta berakreditasi “A” wilayah Semarang Barat berada pada kategori tinggi serta memiliki kecerdasan emosional yang positif. Keharmonisan keluarga memberikan sumbangan efektif sebesar 43% sedangkan 57% berasal dari faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN DI PT. “X”
Mochammad Taufan Permana Putra;
Unika Prihatsanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (234.776 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15229
Intensi turnover adalah adanya kecenderungan atau keinginan individu untuk meninggalkan perusahaan tempat karyawan bekerja saat ini. Beban kerja adalah seperangkat tuntutan tugas yang harus diselesaikan oleh pekerja dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan intensi turnover. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan positif antara beban kerja dengan intensi turnover. Sampel penelitian adalah 182 dengan karakteristik penelitian masa kerja kurang dari tiga tahun dengan menggunakan teknik cluster sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Beban Kerja (15 aitem, α = .77) dan Skala Intensi Turnover (25 aitem, α = .85). Hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan nilai koefisien korelasi rxy = .23 dengan p = .011 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yaitu terdapat hubungan positif antara beban kerja dengan intensi turnover pada karyawan PT. “X”. Dapat diartikan bahwa semakin tinggi beban kerja maka semakin tinggi intensi turnover. Beban kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 5,4% terhadap intensi turnover. sedangkan 94,6% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
PENGALAMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PANTI ASUHAN CACAT GANDA
Amanda Dwi Septina;
Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (316.924 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15214
Mengasuh penyandang cacat ganda sudah tentu membutuhkan waktu, usaha, serta tenaga yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman yang dialami oleh subjek terkait dengan keputusannya untuk bekerja sebagai pengasuh bagi anak penyandang cacat ganda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Subjek penelitian ini adalah dua orang pengasuh panti asuhan cacat ganda yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun. Teknik pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive serta pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebersyukuran merupakan faktor utama yang memengaruhi kedua subjek untuk akhirnya mengambil keputusan mengabdikan dirinya bekerja sebagai pengasuh panti asuhan cacat ganda. Namun, subjek pertama memiliki tingkat kebersyukuran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan subjek kedua. Hal tersebut dapat dilihat dari keikhlasannya dalam mengorbankan harta bendanya untuk anak-anak yang ia asuh. Selain kebersyukuran, keinginan untuk membuat anak penyandang cacat ganda menjadi lebih berkembang dan dapat diterima oleh masyarakat juga menjadi pertimbangan kedua subjek untuk bekerja sebagai pengasuh panti asuhan cacat ganda.
MAKNA INFERTILITAS BAGI ISTRI DALAM KELUARGA JAWA
Suek Herwidya Estherline;
Costrie Ganes Widayanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (216.057 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15198
Tujuan penelitian ini adalah menemukan makna infertilitas istri dalam keluarga Jawa melalui eksplorasi pengalaman infertilitasnya.Pendekatan fenomenologi dengan interpretative phenomenological analysis/IPA dipilih karena berfokus untuk memahami peristiwa dari sudut pandang subjek mengenai peristiwa tertentu dengan prosedur analisis data yang terperinci. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur pada dua orang istri infertil dalam usia produktif dan tinggal bersama suami yang berasal dari keluarga Jawa.Eksplorasi pengalaman subjek terhadap pengalaman infertilitas pada penelitian ini dipahami sebagai situasi yang memberikan tekanan dan sulit untuk dilalui, namun tidak hanya dipahami sebagai ancaman, tapi subjek juga memahami infertilitas sebagai tatangan yang membawa perubahan positif dalam hidup.Situasi infertilitas menjadi situasi yang memberi tekanan karena pribadi yang fokus pada harapan untuk dapat menghadirkan anak.Infertilitas menjadi kondisi yang memberikan tekanan (stressful condition) karena adanya tekanan dari dalam diri atau dari lingkungan yang mengharapkan mereka mampu menghadirkan anak.Keinginan untuk mengurangi konflik dalam diri merupakan keinginan yang wajar dan diimplementasikan dengan usaha-usaha yang berfokus untuk mengurangi tekanan.Usaha-usaha yang dipakai untuk mengurangi tekanan mengarahkan setiap individu pada bentuk perubahan positif yang dirasakan.Perubahan positif ini disebut juga sebagai posttraumatic growth karena adanya pertumbuhan pribadi setelah kondisi stres berupa relasi pernikahan dan keluarga yang semakin berkualitas, serta kehidupan spiritual yang lebih matang.
MAKNA KLIWONAN BAGI TOKOH MASYARAKAT DI BATANG: (Studi Kualitatif Dengan Interpretative Phenomenological Analysis)
Achmad Furqon;
Zaenal Abidin
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (133.066 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15218
Penelitian ini bermaksud untuk melihat pengalaman subjek dalam menjalankan tradisi Kliwonan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memahami makna tradisi Kliwonan menurut para tokoh masyarakat di Batang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Metode tersebut berfokus pada pengalaman yang diperoleh subjek melalui kehidupan pribadi dan sosialnya. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yakni tokoh masyarakat di Batang yang terdiri dari kepala Disbudpar, sesepuh adat dan ketua takmir Masjid Agung. Subjek dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam pengalamannya mengikuti tradisi Kliwonan terdapat tiga hal pokok yaitu: perjalanan melakukan tradisi Kliwonan, pemahaman nilai tradisi, dan konsekuensi positif pasca melakukan tradisi Kliwonan. Keputusan melakukan ritual didorong oleh keinginan dari dalam dirinya dan dukungan dari keluarga. Ritual ini bertujuan untuk tolak balak, mempercepat jodoh dan mendapatkan keberkahan. Subjek melihat adanya perubahan tata cara yang terjadi pada proses ritual antara dahulu dengan yang sekarang, dahulu orang datang selalu melakukan ritual namun sekarang orang yang datang hanya sekedar belanja di pasar malam karena Alun-alun sebagai tempat ritual telah betransformasi menjadi pasar malam. Ritual ini bagi subjek bermakna sebagai penghormatan kepada leluhur dan pengingat supaya lebih mendekatkan diri kepada Yang Kuasa, oleh karenanya subjek tetap berupaya untuk melestarikan tradisi-tradisi yang telah diwariskan di tengah segala perubahan yang terjadi. Hal positif yang didapatkan subjek dari tradisi Kliwonan ini adalah menjadi lebih aktif membantu orang lain. Subjek merasa bersyukur serta muncul rasa senang dan tentram dalam dirinya saat mampu menolong orang lain di sekitarnya.
PERBANDINGAN KEMAMPUAN EMPATI ANAK SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPATKAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas V SD Negeri Blotongan 02 Salatiga)
Achmad Zainudin;
Annastasia Ediati
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (314.439 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15221
Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kemampuan empati siswa kelas V SD sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan lingkungan. Subjek penelitian berjumlah 35 orang siswa kelas V SD Negeri Blotongan 02 Salatiga yang terdiri dari 17 laki-laki dan 18 perempuan (Musia= 10,57 ; SD= 0,655). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain one group pretest-posttest design. Pengumpulan data menggunakan Skala Kemampuan Empati Anak yang terdiri dari 17 aitem (α= 0,836). Hasil analisis data menggunakan uji paired sample t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan empati siswa kelas V SD Negeri Blotongan 02 Salatiga sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan lingkungan (Msebelum = 56,23 ; SDsebelum = 5,704 ; Msesudah= 59,23 ; SDsesudah = 5,755 ; t = -7,246 ; p < 0,001).
HUBUNGAN ANTARA PSYCHOSOCIAL SAFETY CLIMATE (PSC) DENGAN KETIDAKAMANAN KERJA PADA KARYAWAN KONTRAK BAGIAN ADMINISTRASI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Yasmine Aulia Gunawan;
Endah Mujiasih
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (219.223 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15262
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Psychosocial Safety Climate (PSC) dengan ketidakamanan kerja pada karyawan kontrak bagian administrasi Universitas Diponegoro dan seberapa besar sumbangan efektif PSC terhadap ketidakamanan kerja. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 81 karyawan kontrak bagian administrasi yang bekerja pada 6 dari 14 unit yang berada di Universitas Diponegoro. Pendidikan akhir subjek SMA hingga D3 dengan jumlah populasi 180 karyawan, 45 karyawan dari 4 unit terlibat dalam uji coba. Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik cluster random sampling pada tiap-tiap unit. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan Skala PSC (25 aitem valid, α = 0,93) dan Skala Ketidakamanan Kerja (27 aitem valid, α = 0,89). Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana dan menunjukkan nilai koefisien korelasi antara PSC dengan ketidakamanan kerja adalah sebesar (rxy)= -0,83 (p<0,001). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan negatif antara PSC dengan ketidakamanan kerja yang berarti semakin positif PSC maka ketidakamanan kerja akan semakin rendah. PSC memberikan sumbangan efektif terhadap ketidakamanan kerja sebesar 69,4%, sedangkan 30,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUANTENTANG LUPUS DENGAN KECENDERUNGANMEMBERIKAN DUKUNGAN SOSIAL KEPADAODAPUS (ORANG DENGAN LUPUS) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SEMARANG
One Meidyana Putri Suryani;
Annastasia Ediati
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (233.292 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.14985
Penyakit Lupus termasuk penyakit yang tidak banyak dikenal di masyarakat. Jumlah penderita lupus cukup tinggi karena lebih banyak dari penderita AIDS. Namun, tingginya jumlah penderita lupus tidak diiringi dengan pengetahuan masyarakat tentang lupus, sehingga masyarakat cenderung kurang berperan banyak sebagai sumber dukungan sosial bagi penderita lupus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang lupus dan kecenderungannya memberikan dukungan sosial kepada Odapus. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 9 Semarang. Sampel penelitian berjumlah 173 siswa yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Kecenderungan Memberikan Dukungan Sosial kepada Odapus (25 aitem; α = 0,911) dan Kuesioner Tingkat Pengetahuan tentang Lupus (20 aitem; α = 0,829). Analisis Kendall-tau menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang lupus dengan kecenderungan memberikan dukungan sosial kepada odapus (r = 0,031; p = 0.565). Penelitian ini juga menemukan adanya perbedaan gender dalam kecenderungan memberikan dukungan sosial kepada odapus, dimana remaja perempuan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi dibanding remaja laki-laki (Mdnperempuan = 56; Mdnlaki-laki = 51; p < 0,001). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti ditolak dan terdapat perbedaan kecenderungan memberikan dukungan sosial kepada Odapus ditinjau dari perbedaan gender.
PENGALAMAN MENIKAH PADA PEREMPUAN USIA REMAJA (Sebuah Studi Kualitatif Fenomenologi)
Dalilatunnisa Qoniah;
Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (209.813 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15207
Pernikahan usia remaja masih banyak terjadi pada masyarakat Indonesia. Pada remaja yang organ-organ reproduksi seksual primer telah matang terdapat dorongan kuat untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Salah satu tugas perkembangan remaja adalah mempersiapkan pernikahan dan kehidupan rumah tangga, akan tetapi ada beberapa remaja yang memilih atau terpaksa menikah dan memiliki anak. Tidak semua pernikahan remaja berjalan harmonis, beberapa remaja berstatus janda. Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengalaman menikah perempuan usia remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis. Subjek dalam penelitian ini tiga remaja dengan usia pernikahan minimal satu tahun dan istri berusia 16-19 tahun. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, perekaman, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan pengalaman subjek 1 dan 2 yang dapat menjalani pernikahan secara harmonis, utuh, dan rukun. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan subjek 1 dan 2 yang dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan, dapat saling memahami, dan mengutamakan keluarga. Pada subjek 3 harapan memiliki keluarga yang harmonis tidak terwujud. Hal ini dikarenakan setelah menikah subjek 3 langsung dijatuhkan talak dengan alasan pasangan hanya ingin merasakan menikah. Walaupun kecewa dan sedih, subyek 3 tidak menyerah dan tetap menjalani kehidupan rumah tangga. Ketika subjek 3 ditalak yang ketiga, subjek memutuskan menggugat cerai pasangan secara sah di pengadilan agama.
PENGALAMAN KEHILANGAN ANAK PADA IBU KORBAN TRAGEDI TRISAKTI 1998 (Sebuah Studi Kualitatif Fenomenologis)
Afrian Saputra;
Zaenal Abidin
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (219.787 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15051
Penelitian ini didasari adanya sebuah kejadian besar di Indonesia tahun 1998, yaitu Tragedi Trisakti.Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi dan memahami pengalaman kehilangan anak pada ibu korban Tragedi Trisakti 1998.Peneliti menggunakan sebuah studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologis.Teknik analisis yang digunakan adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Teknik analisis IPA dipilih karena memiliki prosedur analisis data yang terperinci.Prosedur tersebut bertitik fokus pada eksplorasi pengalaman yang diperoleh subjek melalui kehidupan pribadi dan sosialnya. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah dua orang dengan karakeristik utama ibu dari korban Tragedi Trisakti yang berdomisili di Jakarta dan Tangerang Selatan.Hasil penelitian ini memiliki tiga tema induk yang sesuai dengan pertanyaan penelitian, yang terdiri dari: hubungan dengan anak; dinamika menghadapi kehilangan; dan penghayatan hidup dari ibu. Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa perasaan kehilangan dipengaruhi oleh kelekatan antara ibu dengan anak dan proses kematian dari anak. Terdapat dinamika yang dilalui oleh ibu dalam menghadapi kehilangan dari saat awal merespon kematian anak hingga menerima kehilangan. Setelah proses tersebut subjek menunjukkan harapan dan perubahan yang terjadi pada diri. Harapan yang muncul diantaranya tentang penyelesaian kasus, harapan supaya kejadian serupa tidak terulang, dan harapan terkait kondisi kesehatan dan finansial subjek. Perubahan diri yang dirasakan subjek yaitu, subjek menjadi sosok yang lebih kuat serta subjek membatasi perasaan sayang dirinya kepada orang lain.