Jurnal EMPATI
Jurnal EMPATI is a scientific publication media that will be published six times a year in February, April, June, August, October, and December. Jurnal EMPATI is a scientific publication that accommodates scientific articles and empirical studies in Clinical Psychology, Developmental Psychology, Industrial & Organizational Psychology, Educational Psychology, Social Psychology, Psychometry, Experimental Psychology, and Applied Psychology.
Articles
35 Documents
Search results for
, issue
"Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)"
:
35 Documents
clear
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA ORGANISATORIS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Muh. Aqso Anfajaya;
Endang Sri Indrawati
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (248.612 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15396
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Asertif pada Mahasiswa Organisatoris Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Perilaku asertif merupakan tindakan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain secara jujur dan terbuka dengan menghormati hak pribadi dan orang lain. Konsep diri merupakan evaluasi individu mengenai diri baik secara psikologis maupun fisik. Konsep diri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku asertif. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa organisatoris Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Sampel penelitian berjumlah 300 mahasiswa organisatoris dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Pengambilan data menggunakan skala perilaku asertif ( 30 aitem valid dengan α= 0,890) dan skala konsep diri (22 aitem valid dengan α= 0,836) yang telah diujicobakan pada 100 mahasiswa organisatoris Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis regresi sederhana menunjukkan nilai koefisien korelasi antara konsep diri dengan perilaku asertif sebesar 0,581 dengan p= 0,000 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu ada hubungan positif antara konsep diri dengan perilaku asertif pada mahasiswa organisatoris Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang dapat diterima. Nilai koefisien korelasi positif menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah positif, artinya semakin positif konsep diri maka semakin tinggi perilaku asertif. Konsep diri memberikan sumbangan efektif sebesar 33,7% pada perilaku asertif dan sebesar 66,3% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN INTENSITAS BERMAIN GAME ONLINE PADA MAHASISWA PEMAIN GAME ONLINE DI GAME CENTER X SEMARANG
Ferry Hernoyo Budhi;
Endang Sri Indrawati
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (233.268 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15382
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan intensitas bermain game online pada mahasiswa pemain game online di game center X Semarang. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa yang bermain game online di game center X Semarang. Sampel penelitian berjumlah 70 orang yang dipilih menggunakan teknik convenient sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi, yaitu skala intensitas bermain game online (45 aitem valid dengan α= 0,944) dan skala kontrol diri (20 aitem valid dengan α= 0,878). Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis Spearmant-Brown menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,817 dengan p=0,00 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan negative antara kontrol diri dengan intensitas bermain game online pada mahasiswa pemain game online di game center X Semarang dapat diterima. Nilai koefisien korelasi negative menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variable adalah negatif, artinya semakin tinggi kontrol diri maka akan semakin rendah intensitas bermain game online.
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS X SMA ISLAM SULTAN AGUNG I SEMARANG
Casmitaning Nimas;
Endang Sri Indrawati
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (164.838 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15366
Siswa memasuki tahun baru dan lingkungan sekolah baru dari Sekolah Menengah Pertama ke Sekolah Menegah ke Atas. Lingkungan baru kadangkala membawa siswa untuk membuka dirinya kepada dunia sekitar dan siswa diharapkan mampu berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekitar. Konsep diri membantu siswa untuk mengembangkan kompetensi interpersonalnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan konsep diri dengan kompetensi interpersonal pada siswa kelas X SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling dan diperoleh sampel penelitian berjumlah 100 siswa. Metode penggalian data dengan menggunakan dua skala psikologi. Skala kompetensi interpersonal mempunyai 30 aitem valid (α= 0,918) dan skala konsep diri mempunyai 22 aitem valid (α = 0,889). Analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0,514 dengan p = 0,000 (p < 0,01) yang artinya ada hubungan positif dan signifikan antara konsep diri dengan kompetensi interpersonal, semakin positif konsep diri maka semakin tinggi kompetensi interpersonal. Sebaliknya semakin negatif konsep diri maka semakin rendah kompetensi interpersonal pada siswa kelas X SMA Islam Sultan Agung I Semarang.Sumbangan efektif konsep diri terhadap siswa kelas X SMA Sultan Agung 1 Semarang sebesar 26,4% dan sisanya sebesar 73,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
HARDINESS: MEMAKNAI PENGALAMAN MAHASISWA BIDIK MISI YANG MENGIKUTI ORGANISASI RESIMEN MAHASISWA
Pemuda, Wanna;
Kustanti, Erin Ratna
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (127.095 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15421
Hardiness adalah suatu karakteristik yang menjadikan individu memiliki ketabahan dan daya tahan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan perspektif fenomenologis. Data diungkapkan melalui wawancara mendalam terhadap subjek. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran hardiness pada mahasiswa bidik misi yang mengikuti organisasi Resimen Mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive, yaitu memilih subjek sesuai karakteristik yang telah ditentukan. Karakteristik subjek pada penelitian ini adalah tiga orang anggota Resimen Mahasiswa dan mendapatkan program beasiswa Bidik Misi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik eksplikasi data untuk dapat memberikan gambaran hardiness yang dimiliki subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memiliki ketiga karakteristik hardiness (kontrol, komitmen, dan tantangan) meskipun dalam deskripsi yang berbeda-beda. Dukungan sosial menjadi faktor penting yang mempengaruhi hardiness setiap subjek. Coping stress tiap subjek yang berbeda-beda dalam menyelesaikan permasalahannya, dan mengetahui pemaknaan terdalam pada diri subjek dalam memilih keputusan sebagai anggota Resimen Mahasiswa.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN STRES PENGASUHAN ISTRI YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DAN SEDANG
Josephine Clarissa Purnomo;
Ika Febrian Kristiana
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (236.779 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15392
Retardasi mental adalah ketidakmampuan kognitif yang mempengaruhi tingkat kecerdasan secara menyeluruh, seperti kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial. Kehadiran anak yang mengalami retardasi mental memunculkan dinamika kehidupan keluarga yang kompleks dan lebih berat, yang mengakibatkan munculnya stres pengasuhan terutama pada ibu. Dukungan suami diperlukan untuk mengurangi dampak stres pada istri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial suami dengan stres pengasuhan istri yang memiliki anak retardasi mental ringan dan sedang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara dukungan sosial suami dan stres pengasuhan istri. Subjek penelitian adalah 65 ibu dengan anak retardasi mental ringan dan sedang yang bersekolah di tiga SLB di Semarang yang dipilih melalui simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Dukungan Sosial Suami (33 aitem, α = 0,903) dan Skala Stres Pengasuhan Istri (35 aitem, α = 0,916). Hasil analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana yang menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,503 dengan p = 0,000 (p<0,01), maka ada hubungan negatif antara variabel dukungan sosial suami dengan stres pengasuhan istri. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi dukungan sosial suami, maka semakin rendah stres pengasuhan istri dan sebaliknya. Dukungan sosial suami memberikan sumbangan sebesar 25,3% terhadap stres pengasuhan istri.
Studi Fenomenologi tentang Makna Berkompetisi Pada Peserta Olimpiade Sains
Dio Prafiranggi;
Yohanis Franz La Kahija
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (216.146 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15373
Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna kompetisi dalam ajang olimpiade sains nasional (OSN). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga siswa SMA yang pernah mengikuti olimpiade sains nasional (OSN) baik di tingkat kota, provinsi, dan nasional. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik wawancara. Hasil yang ditemukan peneliti dari penelitian ini berupa unit-unit makna, yaitu kesiapan menghadapi kompetisi, konsep diri, social support, effort, dan hasil pencapaian. Hal ini menyatakan bahwa makna berkompetisi pada siswa yang mengikuti olimpiade sains nasional (OSN) dipengaruhi oleh social support dan konsep diri. Selain mencari prestasi, peneliti juga menemukan bahwa makna berkompetisi dari ketiga subjek yaitu, mencari suasana baru, mengukur kemampuan diri dan pembuktian diri. Makna berkompetisi dan motivasi berprestasi yang dimiliki subjek tercermin dari sebuah hasil pencapaian prestasi dan juga usaha yang dilakukan.
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN RESOLUSI KONFLIK PADA KARYAWAN P.T PERTAMINA REFINERY UNIT IV CILACAP
Nur Faqih Ragil Nugroho;
Frieda NRH
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (303.821 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15397
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan resolusi konflik pada karyawan P.T Pertamina Unit Revinery IV Cilacap. Populasi penelitian terdiri atas 1129 karyawan P.T Pertamina Reffinery Unit IV Cilacap, dan sampel penelitian adalah 89 karyawan yang diperoleh dengan menggunakan convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala psikologi yaitu skala regulasi emosi dengan 26 aitem sahih (α = .844) dan skala resolusi konflik dengan 30 aitem sahih (α =.919). Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara regulasi emosi dan resolusi konflik. Analisis regresi sederhana menunjukkan koefisien korelasi 0,655 (p<0,01), artinya hubungan positif antara regulasi emosi dan resolusi konflik. Sumbangan efektif regulasi emosi pada karyawan P.T Pertamina Reffinery Unit IV Cilacap terhadap resolusi konflik 65,5% dan sisanya 34,5% dijelaskan oleh faktor lain. Peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang memengaruhi resolusi konflik.
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PASUKAN GULKAR DI SUKU DINAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT
Lestari, Sri;
Mujiasih, Endah
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (325.666 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15412
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan kepuasan kerja pada pasukan Gulkar (Penangulangan Kebakaran) di Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Pusat. Populasi pada penelitian ini adalah pasukan Gulkar (Penangulangan Kebakaran) di Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Pusat. Sampel penelitian berjumlah 172 pasukan yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi yaitu Skala Kualitas Kehidupan Kerja (58 aitem valid, α= 0,954) dan Skala Kepuasan Kerja (25 aitem valid, α= 0,890). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0,694 dengan p = 0,000 (p < 0,01) yang berarti terdapat hubungan positif antara kualitas kehidupan kerja dengan kepuasan kerja. Semakin positif kualitas kehidupan kerja maka kepuasan kerja semakin tinggi. Variabel kualitas kehidupan kerja memberikan sumbangan efektif terhadap variabel kepuasan kerja sebesar 48,1%.
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA ANGGOTA BHAYANGKARI
Fika Widiyarini Sulistyo;
Endang Sri Indrawati
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (249.643 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15384
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Persepsi Keharmonisan Keluarga dengan Intensitas Komunikasi Interpersonal pada anggota Bhayangkari Cabang Boyolali. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu anggota Bhayangkari. Subjek penelitian sebanyak 63 orang dengan menggunakan convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Persepsi Keharmonisan Keluarga yang terdiri dari 37 aitem dengan α=0,942. Skala Intensitas Komunikasi Interpersonal terdiri dari 28 aitem dengan α=0,911. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar rxy=0,670 dengan p=0,000 (p<0,01), artinya hipotesis dapat diterima yaitu ada hubungan positif antara Persepsi Keharmonisan Keluarga dengan Intensitas Komunikasi Interpersonal pada ibu-ibu anggota Bhayangkari Cabang Boyolali. Persepsi Keharmonisan Keluarga memberikan sumbangan efektif sebesar 44,9 % pada intensitas komunikasi interpersonal.
PENGALAMAN SAKIT PADA PENDERITA LUPUS : INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS
Siti Azifatul Laeli;
Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (318.956 KB)
|
DOI: 10.14710/empati.2016.15409
Penyakit lupus merupakan salah satu penyakit yang belum diketahui secara jelas penyebabnya. Rata-rata penderita penyakit lupus adalah wanita yang sedang pada masa produktif yaitu antara usia 15-40 tahun. Beberapa obat-obatan yang diberikan kepada penderita lupus hanya berfungsi untuk mengendalikan imun dan belum terdapat obat yang dapat menyembuhkan penderita dari penyakit lupus. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pengalaman sakit yang dialami oleh penderita lupus serta upaya yang dilakukan selama kondisi sakit lupus. Subjek dalam penelitian ini yaitu dua wanita yang menderita lupus dengan usia antara 15-40 tahun dan telah mendapatkan penanganan medis minimal selama dua tahun. Penelitian kualitatif-fenomenologis ini menggunakan teknik analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sakit lupus membuat subjek khawatir tidak dapat memiliki keturunan dan juga menjalankan perannya sebagai istri maupun ibu. Di sisi lain, penderita lupus juga khawatir jika suami/calon suami tidak dapat menerima sakit lupus yang dideritanya. Proses pemeriksaan dalam rangka menegakkan diagnosa yang tepat membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 6-12 bulan, karena gejala dari penyakit lupus yang menyerupai dengan penyakit lain. Selama menjalani pemeriksaan, subjek berharap bahwa sakit yang dialami bukan penyakit berat. Saat terdiagnosa lupus, subjek menolak kondisi tersebut. Penyakit lupus juga mengakibatkan penderitanya sulit untuk menjalankan aktifitas outdoor, mudah lelah dan juga menurunnya rasa percaya diri karena terjadi perubahan fisik seperti munculnya ruam di wajah dan juga kebotakan. Saat terjadi kambuh, subjek merasa pasrah atas kondisinya dan berharap Tuhan memberikan kesembuhan atas sakit lupus yang diderita. Subjek berharap pengobatan medis dan alternatif yang dijalani dapat membuat kondisi fisiknya semakin membaik. Dukungan dari keluarga dan kerabat membuat subjek menerima kondisi sebagai penderita lupus dan semakin termotivasi untuk sembuh.