cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalempati@live.undip.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof Soedarto SH Tembalang Semarang Indonesia
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal EMPATI
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 2337375X     EISSN : 28291859     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal EMPATI is a scientific publication media that will be published six times a year in February, April, June, August, October, and December. Jurnal EMPATI is a scientific publication that accommodates scientific articles and empirical studies in Clinical Psychology, Developmental Psychology, Industrial & Organizational Psychology, Educational Psychology, Social Psychology, Psychometry, Experimental Psychology, and Applied Psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 1,334 Documents
PERBEDAAN MINAT BELAJAR DITINJAU DARI TENDENSI KEPRIBADIAN TIPE A DAN TIPE B PADA SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 10 SEMARANG Zainuddin Arief Wijaya; Yeniar Indriana
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 (April 2014)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.089 KB) | DOI: 10.14710/empati.2014.7532

Abstract

Keberhasilan dalam kegiatan belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berpengaruh dalam proses belajar salah satunya adalah minat. Minat belajar merupakan landasan penting bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Tuntutan sekolah dan cara mengajar guru yang tidak tepat akan menyebabkan minat belajar siswa menurun. Selain minat belajar faktor yang menentukan prestasi belajar siswa adalah kepribadian siswa. Friedman & Rosenman membagi kedalam 2 tipe, yaitu kepribadian Tipe A dan Tipe B. Kepribadian Tipe A sangat kompetitif, berorientasi pada pencapaian dan memiliki stres yang lebih tinggi. Sebaliknya, kepribadian Tipe B lebih mampu bersantai, tidak tergesa-gesa serta stres yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan minat belajar ditinjau dari tendensi kepribadian Tipe A dan Tipe B pada siswa kelas XI SMA Negeri 10 Semarang.            Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 10 Semarang dan menggunakan teknik cluster random sampling untuk pengambilan sampel. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi yaitu Skala Minat Belajar (α = 0.932) dan Skala Tendensi Kepribadian Tipe A dan Tipe B (α = 0.68).            Hasil penelitian menunjukkan nilai t= 2.815 dengan p=0,006 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu ada perbedaan minat belajar antara tendensi kepribadian Tipe A dan kepribadian Tipe B pada siswa kelas XI, dan nilai rata-rata minat belajar pada siswa dengan tendensi kepribadian Tipe A lebih tinggi daripada siswa dengan tendensi kepribadian Tipe B
IDENTITAS DIRI WANITA BISEKSUAL: Studi Fenomenologis pada Wanita Dewasa Awal Woro Triananda Miranti; Frieda NRH
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 (Januari 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.553 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.15108

Abstract

Secara kodrati manusia diciptakan berpasang-pasangan dengan lawan jenisnya, namun pada kenyataannya terdapat sejumlah minoritas manusia yang bisa berpasangan dan melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis, maupun dengan keduanya sekaligus atau yang lebih sering disebut biseksual. Keberadaan kaum biseksual tidak terlalu nampak seperti halnya kaum homoseksual, karena orang-orang dengan status biseksual cenderung menyembunyikan dari lingkungan. Biseksual terbentuk dari beberapa faktor seperti proses pengkombinasian pengalaman, kepercayaan, pemahaman yang dimiliki individu sepanjang hidup dimulai dari masa kanak-kanak hingga saat ini. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti pembentukan identitas diri pada wanita biseksual yang berada dalam kategori usia dewasa muda. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana identitas terbentuk dalam diri wanita biseksual sebagai bentuk kesadaran individu mengenai siapa dirinya, apa yang menjadi pilihannya, dan apa yang dipertahankannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis yang menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara (depth interview) dengan informan yang berjumlah 3 orang. Hasil menunjukan bahwa ketiga informan mengaku mengalami kelainan orientasi seksual yaitu biseksual. Terdapat perbedaan pencapaian status identitas yag dialami ketiga informan. Hanya satu informan yang telah mencapai identity achivement ketika mencapai usia dewasa awal, sedangkan dua informan lainnya masih menyelesaikan tahap identity moratorium ketika mencapai usia dewasa awal.
HUBUNGAN KELEKATAN ORANGTUA-REMAJA DENGAN KEMANDIRIAN MAHASISWA TAHUN PERTAMA 2017 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Bastiani, Febrina Nurul; Hadiyati, Frieda Nuzulia Ratna
Jurnal EMPATI Jurnal Empati Volume 7, Nomor 2, April 2018
Publisher : Jurnal EMPATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.214 KB)

Abstract

Kemandirian adalah suatu kemampuan individu untuk bertingkah laku seorang diri, ditunjukkan dengan tingkah laku sesuai keinginan sendiri, mengambil keputusan sendiri, dan mampu mempertanggungjawabkan tingkah lakunya sendiri. Kelekatan adalah ikatan afeksi yang bertahan lama dengan intensitas yang besar antara remaja dengan orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan orangtua-remaja dengan kemandirian.Subjek adalah mahasiswa tahun pertama 2017 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.Sampel diambil menggunakan teknik multistage cluster sampling dengan jumlah sebanyak 318 mahasiswa.Pengumpulan data menggunakan dua buah skala yaitu Skala Kelekatan Orangtua-Remaja (32 aitem valid α=0,940) dan Skala Kemandirian (23 aitem valid α=0,852), sedangkan untuk analisis data pada penelitian ini menggunakanan alisis regresi sederhana, dengan nilai rxy= .460(p < .005). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara kelekatan orangtua-remaja dengan kemandirian mahasiswa tahun pertama 2017 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Artinya, semakintinggi kelekatan pada orangtua yang dirasakan oleh mahasiswa,maka semakin tinggi kemandirian mahasiswa, dan semakin rendah kelekatan orangtua-remaja, maka semakin rendah kemandirian mahasiswa. Kata kunci: Kemandirian, Kelekatan pada Orangtua, Remaja
PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA DENGAN ORANGTUA YANG BERCERAI (Sebuah Studi Kualitatif Fenomenologis) Cynthia Heni Wulandari; Achmad Mujab Masykur
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 (Agustus 2015)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/empati.2015.13005

Abstract

Perceraian yang terjadi pada kedua orangtua menyebabkan kondisi psikis anak dan remaja berpotensi mengalami gangguan berupa kesedihan, ketakutan dan kemarahan. Seiring berjalannya waktu sebagian besar remaja mampu mengatasi masalah-masalah tersebut dengan menyesuaikan keadaan dirinya terhadap reaksi-reaksi di lingkungan sekitarnya. Penelitian ini mengkaji tentang penyesuaian diri pada remaja dengan orangtua yang bercerai menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara mendalam dengan subjek. Data tersebut dianalisis menggunakan metode eksplikasi data (Subandi, 2009). Subjek penelitian berjumlah tiga orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyesuaian diri pada remaja dengan orangtua yang bercerai terbagi menjadi tiga episode: 1) Episode sebelum perceraian kedua orangtua dari ketiga subjek mengenai latar belakang masing-masing kondisi keluarga subjek dan interaksi subjek dengan lingkungan sekitar: 2) Episode krisis perceraian kedua orangtua subjek mengenai awal permasalahan, bukti perceraian dan perasaan subjek mengenai perceraian kedua orangtuanya: 3) Episode setelah perceraian kedua orangtua subjek mengenai hal-hal yang terjadi pada subjek setelah perceraian kedua orangtuanya dan interaksi subjek dengan lingkungan sekitar. Ketiga subjek berusaha menyesuaikan diri dengan dengan mencoba menerima kenyataan atas perceraian kedua orangtuanya. Subjek memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan teman-temannya, mampu mengatasi stres dan kecemasan serta dapat mengekspresikan emosinya dengan baik. Dukungan sosial membantu subjek untuk melakukan usaha penyesuaian diri.
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI BERMEDIA SOSIAL PADA SISWA SMA NEGERI 11 SEMARANG Annabel Shahnaz Hidayat; Ika Febrian Kristiana
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Oktober 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.619 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.15442

Abstract

Perkembangan teknologi yang terjadi di Indonesia memberikan dampak baik positif dan negatif. Dampak positif yang terjadi adalah semakin update terhadap informasi terbaru. Akan tetapi, dampak negatifnya yaitu kesalahan dalam penggunaan media sosial yang menyebabkan timbulnya konflik. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan intensi bermedia sosial. Kecerdasan emosional yang tinggi merupakan hal penting karena akan memengaruhi perilaku bermedia sosial dengan tepat. Subjek penelitian terdiri dari 300 siswa SMA kelas X dan XI yang memiliki minimal dua media sosial serta aktif menggunakan media sosial. Sampel ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Kecerdasan Emosional (31 aitem, α = 0,889) dan Skala Intensi Bermedia Sosial (22 aitem, α = 0,895). Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan intensi bermedia sosial (rxy = -0,287; p < 0,001), yang berarti bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin rendah intensi bermedia sosial. Kecerdasan emosional memberikan sumbangan sebesar 8,2% terhadap intensi bermedia sosial. Intensi bermedia sosial siswa SMA Negeri 11 Semarang sebagian besar berada pada kategori rendah (N=202;67,33%) dan kecerdasan emosionalnya sebagian besar berada pada kategori tinggi (N=212;70,67).
The Meaning of Child’s Mental Illness for Mother Dian Natalia; Yohanis F. La Kahija
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 4 Tahun 2013 (Oktober 2013)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.648 KB) | DOI: 10.14710/empati.2013.7398

Abstract

The aim of this research was to understand and described what the meaning of child mental illness for mother. Method used in this research was qualitative research study with phenomenological approach. Subjects consisted of two mothers who had child experienced mental illness and still in a home medication. The result of this research showed that mother experience rejection in the beginning they know their children had mental illness. The rejection consist of anger, stress, tired off, and feel ashamed of child. Beside that, subject felt worried about child future. Both subject do adaptation to encounter these negative feeling. The adaptation developed by subjects was problem-solved coping, emotional coping, and positive perception.Another family member attitude, subject internal value, and how environment react affected how subject gave a meaning on child mental illness.
Hubungan antara Job Insecurity dan Employee Well Being pada Karyawan yang Bekerja di Perusahaan yang Menerapkan PHK di DKI Jakarta Tengku Rizarul Rizky; Nuri Sadida
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019 (Januari 2019)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.832 KB) | DOI: 10.14710/empati.2019.23651

Abstract

Krisis ekonomi global yang melanda Indonesia pada tahun 2015 membuat pemasukan perusahaan tidak menentu. Perusahaan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Ibukota DKI Jakarta mencari cara untuk menyelamatkan diri dari kebangkrutan dengan mengambil langkah PHK. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang menerapkan PHK di DKI Jakarta, karena PHK yang terjadi di DKI Jakarta terjadi terus menerus dan terjadi pada semua jabatan. PHK membuat karyawan merasakan job insecurity, yaitu kecemasan seorang karyawan akan kehilangan pekerjannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara job insecurity dan employee well being pada karyawan yang bekerja di perusahaan yang menerapkan PHK. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan accidental sampling, dengan responden sejumlah 95. Pengumpulan data dilakukan dengan alat ukur Unidimensional Job Insecurity Scale yang telah diadaptasi dari De Witte (2000) dan alat ukur Employee Well Being yang dikonstruksi dari faktor-faktor yang mempengaruhi Employee Well Being (Juniper, 2010). Hasil yang ditemukan adalah terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai signifikan sebesar 0,000 α < 0,05 antara job insecurity dengan employee well being dengan nilai r= -0,603. Arti nilai koefisien korelasi adalah semakin seorang karyawan merasa job insecurity maka semakin rendah employee well being karyawan tersebut.
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN RESONAN DENGAN JOB BURNOUT PADA ANGGOTA KEPOLISIAN DI POLRES TEGAL Amanda Intan Puspitasari; Harlina Nurtjahjanti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 (April 2015)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.611 KB) | DOI: 10.14710/empati.2015.14915

Abstract

Pergantian pimpinan dalam kepolisian selalu berlangsung pada beberapa periode. Setiap pimpinan menunjukkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, salah satunya kepemimpinan resonan, yaitu di mana pemimpin mampu menggerakkan orang-orang di kelompoknya dengan penuh kekuatan, gairah, ketegasan, dan empati. Penerapan kepemimpinan resonan di instansi yang dipersepsikan negatif oleh anggota dapat menjadikannya stresor di lingkungan kerja yang menjurus pada job burnout, yaitu kelelahan berlebihan baik fisik, mental, maupun emosional dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan resonan dengan job burnout pada anggota kepolisian di Polres Tegal, serta mengetahui besarnya sumbangan efektif yang didapatkan. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif antara kepemimpinan resonan dengan job burnout pada anggota kepolisian di Polres Tegal. Subyek penelitian adalah anggota polisi di Polres Tegal yang berjumlah 234 orang. Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua Skala Psikologi, yaitu Skala Job Burnout (27 aitem valid, Ą = 0,887) dan Skala Kepemimpinan Resonan (32 aitem valid, Ą = 0,941). Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi kepemimpinan resonan dengan job burnout anggota sebesar -0,650 dengan p = 0,000 (p<0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima, yaitu terdapat hubungan negatif antara kepemimpinan resonan dengan job burnout pada anggota kepolisian di Polres Tegal. Hal ini berarti bahwa semakin positif persepsi penerapan kepemimpinan resonan di instansi, maka semakin rendah job burnout yang akan dialami oleh anggota. Sumbangan efektif kepemimpinan resonan terhadap job burnout sebesar 42,3%, sedangkan 57,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini.
THE EXPERIENCE OF BEING A COSPLAYER: AN INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS APPROACH Ulfa Miranti; Yohanis Franz La Kahija
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018 (Januari 2018)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.943 KB) | DOI: 10.14710/empati.2018.20152

Abstract

Cosplay is defined as the type of performing arts of an individual wearing a costume as a fictional character, usually from graphic novels, comics, anime media, cartoons, video games, or science fiction and fantasy. The method of data analysis that is used in this study is an Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) approach. The procedure focuses on exploring the experiences, thoughts, and unique events the subject has through interviews. Subjects were selected based on following criteria: subject is a cosplayer that has been actively cosplaying for three years and has played more than five characters. The results of this study show three focus themes of character personification, self-transformation and impression for the sake of appreciation. Researchers found that whilst being a cosplayer, subjects are required to imitate the character not only in terms of visual representation but also the nature possessed by the character. Thus, this study is expected to be useful for a description of a participatory modern subculture, such as cosplay, and an understanding of people with an interest in fictional characters. 
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA SISWA KELAS XI SMA KESATRIAN 2 SEMARANG Benyamin Obaja Ginting; Achmad Mujab Masykur
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 (Oktober 2014)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.33 KB) | DOI: 10.14710/empati.2014.7564

Abstract

Asertivitas sangat diperlukan bagi siswa SMA untuk berinteraksi sosial dengan baik dan harmonis. Siswa SMA yang tidak mampu bersikap asertif akan mudah menerima pengaruh negatif, jika teman sebaya memiliki sifat-sifat yang negatif. Secara teori, asertivitas dipengaruhi oleh harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara harga diri dengan asertivitas pada siswa kelas XI SMA Kesatrian 2 Semarang. Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dengan menggunakan tabel Isaac & Michael (Sugiyono, 2009, h.87) dengan taraf kesalahan 5%, jumlah populasi sebesar 218 dapat diwakili sampel sebanyak 135. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling dan didapat sampel sebanyak 138 siswa. Metode penggalian data dengan menggunakan dua skala psikologi. Skala Asertivitas dengan 36 aitem valid (α = 0,922) dan Skala Harga Diri dengan 34 aitem valid (α = 0,932). Analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0,582 dengan p = 0,000 (p

Page 5 of 134 | Total Record : 1334


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Jurnal Empati: Volume 13, Nomor 1, Tahun 2024 (Februari 2024) Jurnal Empati: Volume 12, Nomor 6, Tahun 2023 (Desember 2023) Jurnal Empati: Volume 12, Nomor 5, Tahun 2023 (Oktober 2023) Jurnal Empati: Volume 12, Nomor 4, Tahun 2023 (Agustus 2023) Jurnal Empati: Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023 (Juni 2023) Jurnal Empati: Volume 12, Nomor 2, Tahun 2023 (April 2023) Jurnal Empati: Volume 12, Nomor 1, Tahun 2023 (Februari 2023) Jurnal Empati: Volume 11, Nomor 6, Tahun 2022 (Desember 2022) Jurnal Empati: Volume 11, Nomor 5, Tahun 2022 (Oktober 2022) Jurnal Empati: Volume 11, Nomor 4, Tahun 2022 (Agustus 2022) Jurnal Empati: Volume 11, Nomor 3, Tahun 2022 (Juni 2022) Jurnal Empati: Volume 11, Nomor 2, Tahun 2022 (April 2022) Jurnal Empati: Volume 11, Nomor 1, Tahun 2022 (Februari 2022) Jurnal Empati: Volume 10, Nomor 5, Tahun 2021 (Oktober 2021) Jurnal Empati: Volume 10, Nomor 6, Tahun 2021 (Desember 2021) Jurnal Empati: Volume 10, Nomor 4, Tahun 2021 (Agustus 2021) Jurnal Empati: Volume 10, Nomor 3, Tahun 2021 (Juni 2021) Jurnal Empati: Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021 (April 2021) Jurnal Empati: Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021 (Februari 2021) Jurnal Empati, Volume 10, Nomor 06, Desember 2021 Jurnal Empati, Volume 10, Nomor 05, Oktober 2021 Jurnal Empati: Volume 9, Nomor 6, Tahun 2020 (Desember 2020) Jurnal Empati: Volume 9, Nomor 5, Tahun 2020 (Oktober 2020) Jurnal Empati: Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020 (Agustus 2020) Jurnal Empati: Volume 9, Nomor 3, Tahun 2020 (Juni 2020) Jurnal Empati: Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020 (April 2020) Jurnal Empati: Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020 (Februari 2020) Jurnal Empati: Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019 (Oktober 2019) Jurnal Empati: Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019 (Agustus 2019) Jurnal Empati, Volume 9, Nomor 1, Februari 2020 Jurnal Empati: Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019 (April 2019) Jurnal Empati: Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019 (Januari 2019) Jurnal Empati, Volume 8, Nomor 3, Agustus 2019 Jurnal Empati, Volume 8, Nomor 2, April 2019 Jurnal Empati, Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 Jurnal Empati: Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018 (Oktober 2018) Jurnal Empati: Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018 (Agustus 2018) Jurnal Empati: Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018 (April 2018) Jurnal Empati: Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018 (Januari 2018) Jurnal Empati, Volume 7, Nomor 4, Oktober 2018 Jurnal Empati Volume 7, Nomor 3, Agustus 2018 Jurnal Empati Volume 7, Nomor 2, April 2018 Vol 6, No 4 (2017): Oktober 2017 Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017 (Oktober 2017) Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017 (Juli 2017) Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 (April 2017) Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 (Januari 2017) Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Oktober 2016) Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016) Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016) Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 (Januari 2016) Vol 4, No 4 (2015): Oktober 2015 Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015 (Oktober 2015) Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 (Agustus 2015) Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 (April 2015) Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015 (Januari 2015) Vol 4, No 1 (2015): Januari 2015 Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 (Oktober 2014) Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014 Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014 (Agustus 2014) Vol 3, No 3 (2014): Agustus 2014 Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 (April 2014) Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 (Januari 2014) Vol 3, No 2 (2014): Empati Fak. Psikologi Vol 3, No 1 (2014): Empati Fak. Psikologi Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 4 Tahun 2013 (Oktober 2013) Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 (Agustus 2013) Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 (April 2013) Vol 2, No 4 (2013): Empati Fak. Psikologi Vol 2, No 3 (2013): Empati Fak. Psikologi Jurnal Empati: Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012 (Oktober 2012) More Issue