cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 91 Documents
THE LEVELS OF SEWERAGE SYSTEM PERFORMANCE IN ARD ZWAWA ALBAHRIA, BENGHAZI CITY, LIBYA Taher, Hamza Hassan
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Sewer systems are prone to damages due to aging, traffic, geological change, to name a few. The sewer system is very important in the life and any malfunction in a sewer system disrupts the daily life activities within the relevant region. This research is proposed some solution in order to the assessment of the level to performance the sewage network in Ard Zwawa Albahria, East Benghazi City. There are many problem in Ard Zwawa Albahria sometimes flood and also close to some of manholes.The objectives of this research are to observe and to analysis the levels of sewerage system performance in Ard Zwawa Albahria, East Benghazi City- Libya and the effect of the system’s performance to the decision making process for rehabilitation and maintenance. Using performance Indices and Standard of Scoring Matric, this research uses some formulas for calculation to evaluate the components of sewage system based on standard called Libyan specifications. The level of sewage system performance is 3.29 .it means that the sewage system is in a good condition. The system only needs rehabilitation and maintenance. The spatial coverage of existing sewers system is not good enough, because there are some places which don’t have network of sewer system. The general capacity of sewage system network is good enough, because it can service the quantity of flowing sewage water. The length of pipe equals 3984.27 meter Keywords: performance indices ,sewerage system, infrusrauction, level of assessment .
EVALUASI KERENTANAN BANGUNAN DENGAN PENGUJIAN MIKROTREMOR DAN KINERJA DINAMIK BANGUNAN TERHADAP GEMPA DISERTAI METODE REHABILITASI BANGUNAN RUSUNAWA LUBUK BUAYA PADANG Hernanti, Hanna Yuni
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Gempa bumi yang terjadi pada 30 September 2009 di Padang menimbulkan kerusakan struktural pada Rusunawa Lubuk-Buaya Padang. Untuk mengetahui performa bangunan maka dilakukan evaluasi kondisi eksisting bangunan. Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui kerentanan dan kinerja dinamik bangunan yang berkaitan dengan keamanan bangunan eksisting paska gempa dan alternatif rehabilitasi bila diperlukan. Metode: Jenis penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu dengan analisis data sekunder pengujian lapangan mikrotremor pada 13-18 November 2009 pada empat titik lokasi pada bangunan dan dua titik di permukaan tanah sekitar bangunan yang disertai data teknis dan dokumentasi visual bangunan paska gempa. Hasil filter pengujian mikrotremor dianalisis dengan metode Horizontal-to-vertical spectral ratio (HVSR) sebagai parameter pengukuran kerentanan bangunan. Selanjutnya mengukur kinerja seismik bangunan dengan analisis respon spektrum sesuai SNI 1726:2012. Bangunan yang dinyatakan tidak aman perlu perkuatan (rehabilitasi) terpilih, yaitu dengan teknik perkuatan Tuned Mass Damper (TMD) dan viscous dampers. Hasil: Dari hasil analisis HVSR didapatkan resiko resonansi terjadi pada Tanah-2 dengan frekuensi natural 19,34 rad/detik ? frekuensi natural bangunan 19,53-25.12 rad/detik. Dan hasil indeks kerentanan bangunan (Nakamura) tertinggi pada lantai 3 di 68, 80 mikron (EW). Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49 Tahun 1996, frekuensi bangunan dinyatakan tidak aman untuk menerima beban kejut dengan kecepatan di atas 5 mm/detik. Respon seismik bangunan menghasilkan drift maksimum 522,8 mm jauh dari drift ijin 49,23 mm. Sehingga struktur berpotensi tidak stabil dan harus didesain ulang. Perkuatan dengan menggunakan. TMD (MTMD-V-1200 dan MTMD-H-1900) mampu mereduksi drift hingga 50%, namun belum mampu memenuhi drift ijin. Viscous dampers (MHD-250) mampu mereduksi drift hingga 93% dan bangunan stabil. Kata Kunci: mikrotremor, HVSR, SNI 1726:2012, TMD, Viscous dampers.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT LIMBAH BOTOL PLASTIK TERHADAP KARAKTERISTIK MEKANIK DAN SUSUT REPAIR MORTAR Izzudin, Izzudin Izzudin
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Serat limbah botol plastik adalah salah satu jenis serat plastik dari golongan polyethylene. Bahan baku serat banyak ditemui di lingkungan sekitar sebagai limbah bekas tempat minum, yang selanjutnya dilakukan pengolahan sedemikian rupa hingga menjadi serat. Adapun serat jenis polyethylene mempunyai sifat ringan, tahan lama, tahan panas, tidak reaktif dengan semen, tidak menyerap air, Modulus Elastisitas antara 5000-17200 MPa dan kuat tarik 200-3030 MPa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat limbah botol plastik pada berbagai variasi kadar serat serta prosentase penambahan serat limbah botol plastik optimum dalam menghasilkan mortar sebagai bahan perbaikan yang paling memenuhi syarat kuat tekan, kuat tarik dan kuat lekat, serta susut. Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan di laboratorium secara langsung untuk mendapatkan data-data yang selanjutnya dilakukan analisis untuk memperoleh hasil yang diinginkan antara lain kuat desak, kuat tarik lentur, kuat lekat, susut bebas dan susut terkekang. Masing-masing jenis percobaan menggunakan 3 buah benda uji dengan variasi penambahan serat limbah botol plastik sebesar 0%, 0,4%, 0,8% dan 1,2% dari volume campuran mortar. Pengamatan susut terkekang menggunakan metode ring test kondisi unsealed. Hasil analisis menujukkan bahwa semakin besar prosentase penambahan serat limbah botol plastik akan menyebabkan kuat desak, kuat lekat dan susut repair mortar cenderung turun. Sedangkan kuat tarik lentur repair mortar akan mencapai maksimal pada penambahan serat limbah botol plastik sebesar 0,7422% yaitu sebesar 6,029 MPa, selanjutnya cenderung turun seiring penambahan kadar serat. Penambahan serat limbah botol plastik paling optimal untuk menghasilkan mortar perbaikan yang paling memenuhi syarat adalah 0.5531% dari volume campuran mortar. Dibandingkan repair mortar tanpa serat, maka penambahan kadar serat optimal akan menghasilkan kuat tekan 35 MPa atau menurun sebesar 10,39%, kuat tarik 5,878 MPa atau meningkat sebesar 63,276%, kuat lekat 5,568 MPa atau menurun sebesar 9,174%, susut bebas 676,281 microstrain atau menurun 42,587% dan susut terkekang sebesar 337,48 microstrain atau menurun 55,16% dengan tegangan susut sebesar 3.063 MPa. Kata kunci : serat limbah botol plastik, mortar perbaikan, ring test kondisi unsealed , kuat tekan, kuat tarik, kuat lekat, susut.
Mohammed I. D. Matar Matar, Mohammed Matar
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Many of the studies have been done in finding other alternative material in order to using as polymer modified bitumen in asphalt mixes and Rock Asphalt on improvement its properties, highway quality And increase the ability to withstand changes in temperature in hot and arid regions Current rapid increases in traffic volume and legal weight increased loads on the road structure Different temperatures will make the asphalt less resilient to stresses inflicted It could reduce the service life and increase the cost of maintenance of the road. The mechanical properties of the asphalt paving mixtures were characterized at three testing permanent deformation, fatigue and cracking that is forcing engineers to consider these issue attempts to improve the quality and characteristics of asphalt pavement using additives. Many of the studies have been done in finding other alternative material in order to using as polymer modified bitumen in asphalt mixes and Rock Asphalt on improvement its properties, highway quality And increase the ability to withstand changes in temperature in hot and arid regions. In this study, the laboratory works can be divided into three stages: The First Stage, make tests in the laboratory on the following Aggregate materials, to know the physical properties and the possibilityknow their physical properties and specifications. The Third Stage, a total of 108 samples prepared from Asphalt (60/70 pen), ASBUTON and Polymer Modified Bitumen (Starbit E-55) all of them separately. Including Marshall Stability T of their use in the mixture. The Second Stage, make tests in the laboratory on the following bituminous materials: Asphalt 60/70 pen, ASBUTON and Polymer Modified Bitumen (Starbit E-55) all of them separately, to est (MS) to get OBC, (UCS), (ITS) with at (30ºC, 40ºC, 60ºC) and Permeability Test. The objective of that is a comparing the results of laboratory tests to know the best stable and resilient material at different temperatures. In comparison with the results of Marshall Test, it is noticed that Starbit E-55 mixture was more stable than Asphalt 60/70 pen and ASBUTON mixtures; the density of the Asphalt 60/70 pen mixture was higher than the density of the Starbit E-55 and ASBUTON mixtures respectively. The results of Permeability test shows that the Asphalt 60/70 pen mixture was less permeable than Starbit E-55 and ASBUTON mixtures respectively. The result of ITS and UCS test shows that Asphalt 60/70 pen mixture was higher performance than Starbit E-55 and ASBUTON mixtures at (30°C). Asphalt 60/70 pen mixture was less sensitive to temperature changes compare with Starbit E-55 and ASBUTON mixtures. Keywords: AC , Asphalt 60/70 pen, ASBUTON, PMB ( Starbit E-55), ITS test & UCS test @ (30 ºC , 40 ºC , 60 ºC), permeability test.
COMPRESSIVE STRENGTH AND MODULUS OF ELASTICITY OF STEEL FIBER REINFORCED CONCRETE (SFRC) UNDER DIFFERENT TEMPERATURE CONDITIONS Akash, Sami A Salem
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract SFRC consists of concrete matrix with steel fibers that serve as reinforcement, which is useful to reduce the brittle nature of concrete. The use of steel fibers in this study aimed to determine the effect of steel fibers in the concrete compressive strength and modulus of elasticity. Temperature can affect properties of concrete, then in addition to determine the effect of steel fiber will do heat treatment at a certain temperature. This research was experimental methods and used cylindrical specimen with a diameter of 15 cm and a high of 30 cm. Specimens were 75 samples. Samples were SFRC containing fibers of 0%, 0.75% and 1:25%. Some samples were exposed in various temperature, ambient temperature, 200?C, 400?C, 600?C and 800?C. Compressive strength and modulus of elasticity were tested at 28 days and soon after elevated temperature exposed on samples. The test result that the compressive strength of concrete with steel fiber addition decreased compared to plain concrete. The modulus elasticity of samples increases with the amount of steel fibers in the concrete mix. The SFRC 0%, 0.75% and 1:25% compressive strength values ??are 39.066 MPa, 28.875 MPa and 31.705 MPa respectively while the modulus of elasticity 6322.353 MPa, 7697.876 MPa and 8873.661 Mpa respectively. After the temperature treatment of the specimen, the results of which are shown in the increasing temperature of the concrete, the compressive strength and modulus of elasticity decreased significantly. The highest compressive strength at temperatures of 800?C, shown in plain copkncrete with a value of 16,419 MPa, whereas elastic modulus obtained in 1:25% SFRC with a value of 2015,357 Mpa. Keywords: SFRC, Steel fiber, temperature, compressive strength. Modulus elasticity
COMPRESSIVE STRENGTH AND MODULUS OF ELASTICITY OF STEEL FIBER REINFORCED CONCRETE (SFRC) UNDER DIFFERENT TEMPERATURE CONDITIONS Akash, Sami A Salem
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract SFRC consists of concrete matrix with steel fibers that serve as reinforcement, which is useful to reduce the brittle nature of concrete. The use of steel fibers in this study aimed to determine the effect of steel fibers in the concrete compressive strength and modulus of elasticity. Temperature can affect properties of concrete, then in addition to determine the effect of steel fiber will do heat treatment at a certain temperature. This research was experimental methods and used cylindrical specimen with a diameter of 15 cm and a high of 30 cm. Specimens were 75 samples. Samples were SFRC containing fibers of 0%, 0.75% and 1:25%. Some samples were exposed in various temperature, ambient temperature, 200?C, 400?C, 600?C and 800?C. Compressive strength and modulus of elasticity were tested at 28 days and soon after elevated temperature exposed on samples. The test result that the compressive strength of concrete with steel fiber addition decreased compared to plain concrete. The modulus elasticity of samples increases with the amount of steel fibers in the concrete mix. The SFRC 0%, 0.75% and 1:25% compressive strength values ??are 39.066 MPa, 28.875 MPa and 31.705 MPa respectively while the modulus of elasticity 6322.353 MPa, 7697.876 MPa and 8873.661 Mpa respectively. After the temperature treatment of the specimen, the results of which are shown in the increasing temperature of the concrete, the compressive strength and modulus of elasticity decreased significantly. The highest compressive strength at temperatures of 800?C, shown in plain copkncrete with a value of 16,419 MPa, whereas elastic modulus obtained in 1:25% SFRC with a value of 2015,357 Mpa. Keywords: SFRC, Steel fiber, temperature, compressive strength. Modulus elasticity
PEMODELAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMELIHARAAN JEMBATAN BETON Marwoto, Sofa Marwoto
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Salah satu instrumen utama sistem transportasi adalah jembatan. Sesuai dengan peran jembatan yang strategis, manajemen yang baik diperlukan agar layanan jembatan dapat berfungsi normal. Sistem manajemen jembatan diperlukan untuk mempertahankan kinerja selama masa layanan sesuai yang direncanakan. Jika jembatan mengalami kerusakan pada salah satu komponennya, hal yang paling penting adalah bagaimana memperbaikinya sehingga kekuatan komponen terkait dapat kembali mendekati tingkat pada awal perencanaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan membantu untuk menentukan tindakan terbaik untuk memperbaiki kerusakan jembatan. Secara umum, metode penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: menentukan deteriorasi, menentukan tingkat kerusakan (rating) komponen jembatan dengan pendekatan logika samar (fuzzy) dan menggunakan metode sistem pakar untuk menentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kerusakan komponen jembatan. Hasil dari tesis ini adalah piranti lunak (software) tentang sistem pendukung pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan apa yang harus dilakukan jika terjadi kerusakan pada beberapa komponen jembatan. Kata kunci: Pemeliharaan jembatan, Fuzzy, Expert System.
ANALISIS KERUSAKAN DINI (PREMATURE FAILURE) RUAS JALAN NGUTER-WONOGIRI Sudiyono, Sudiyono Sudiyono
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Jalan Nguter–Wonogiri adalah jalan provinsi dan termasuk kategori jalan kolektor dalam sistem jalan jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota dan sebagai kawasan jalan strategis provinsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan serta dapat memilah metode penanganan kerusakan yang tepat guna. Data yang dibutuhkan untuk penelitian adalah data lalu-lintas kendaraan harian, data dimensi, lokasi serta jenis kerusakan, peta jaringan jalan, data geometri jalan, data berat dan jenis kendaraan, serta panduan harga pekerja, bahan dan peralatan. Data tersebut diolah untuk menghitung nilai pertumbuhan lalu lintas ruas jalan Nguter – Wonogiri, untuk menghitung nilai (Indeks Tebal Perkerasan) ITPawal dan nilai ITPexisting, menghitung nilai ESAL pada tahun 2007, 2008, dan 2010. Membandingkan nilai (Equivalent Single-Axle Load) ESAL setiap tahun dengan nilai ITP setiap tahun, serta dapat memilih metode perbaikan yang tepat dari sisi kualitas dan biaya konstruksi dengan cara membandingkan metode perbaikan Standar, Overlay, Rigid, (Cement Treated recycling Base) CTRB. ESAL pada ruas jalan Nguter – Wonogiri pada tahun 2007 = 129.044,54 standard axle, ESAL pada tahun 2008 = 130.812,69 standard axle, ESAL pada tahun 2010 =150.231,52 standard axle. Pertumbuhan lalu lintas dari tahun 2007 sampai tahun 2010 adalah 10,21 % per tahun. Indeks tebal perkerasan (ITP) di ruas jalan Nguter – Wonogiri mengalami penurunan akibat bertambahnya umur layak jalan. ITP yang semula 5 pada awal umur rencana tahun 2007, saat ini ITP ruas jalan ini turun menjadi 3,25. Setiap tahun ITP pada ruas jalan Nguter - Wonogiri mengalami penurunan sebesar 0,58 nilai ITP atau sekitar 11,6 %. Berdasarkan hasil penilaian dari ketiga metode diperoleh nilai overlay sebesar 43, nilai perkerasan kaku (Rigid Pavement) sebesar 28, dan nilai CTRB lapis Laston sebesar 38. Maka metode perbaikan yang paling optimal pada ruas jalan Nguter–Wonogiri yaitu Perbaikan dengan Overlay lapis laston MS 744 dengan tebal 20 cm dan tebal laston MS 340 dengan tebal 16 cm dengan biaya pelaksanaan sebesar Rp. 10.324.301.200,00. Kata kunci: Indeks Tebal Perkerasan , Equivalent Single-Axle Load, Metode Perbaikan
PERKUATAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN KOMPOSIT DENGAN METODE PRATEGANG EKSTERNAL Wakid, Muhtar Wakid
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Jembataan Gandong yang dibangun jaman Belanda tahun 1895 dan direhabilitasi bangunan atasnya pada tahun 1975, yang berlokasi di Kabupaten Magetan, jembatan tersebut saat ini mengalami defleksi 5 cm. Asesmen terhadap jembatan ini memberikan rekomendasi untuk dilakukan perkuatan dengan sistem Prategang Eksternal. Jembatan Gandong berada di pusat kota magetan, mempunyai 3 bentang dengan panjang setiap bentang 12 m, lebar 12 m dengan spesifikasi beban jalan raya BM 100. Analisis struktur jembatan menggunakan formula "Rating Equation" (Dong-Ho Choi, Yong-Sik Kim and Hoon Yoo, 2003) Hasil perkuatan ini memberikan hasil gaya prategang (T) = 23.000 kN, spesivikasi tendon menggunakan VSL Ø 13 mm, defleksi desain = 6,31 cm telah memenuhi syarat ijin. Kata kunci: Perkuatan , Prategang Eksternal, Increment (?T), Lendutan, Tegangan.
PENGEMBANGAN PENILAIAN KONDISI FISIK BENDUNGAN UNTUK PENENTUAN PENANGANAN PEMELIHARAAN BENDUNGAN Heryant, Yullius Heryant
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Jumlah bendungan sekarang ini semakin banyak, mulai dari bendungan kecil saapi dengan bedungan besar. Dalam pengoperasian dan pemeliharaan bendungan sering kali ditemui banyak kerusakan pada bangunan bendung maupun bangunan pelengkapnya. Banyak sekali faktor yang mepengaruhi pemeliharaan bendungan, antara lain: biaya, keamanan, optimalisasi, dan faktor alam. Penentuan dalam penanganan pemeliharaan pada bendungan sangatlah penting. Apabila salah dalam melakukan penanganan pemeliharaan bendungan maka dampak bahaya yang ditimbulkan sangat besar. Sering kali dalam penentuan penanganan pemeliharaan bendungan terjadi kebingungan, mana yang harus diperbaiki terlebih dahulu, faktor biaya biasanya sangat berperan dalam penanganan pemeliharaan ini. Dengan biaya yang besar tentu pemeliharaan dapat maksimal dan hasil yang didapat bisa optimal. Berbanding terbalik apabila biaya yang tersedia sangat terbatas. Bagaimanakah pemeliharaan yang akan di tangani dengan dana yang terbatas akan tetapi menghasilkan hasil yang optimal. Sekarang ini telah ada pengawasan pada bendungan yang menghasilkan penilaian tentang kondisi bendungan yang ada. Dengan mengacu pada Penilaian Kondisi Fisik Bendungan tersebut, maka dikembangkanlah menjadi penentuan penaganan pemeliharaan yang sesuai dengan dana yang sangat terbatas. Metode Analitycal Hierarki Process yang telah ada dapat digunakan dalam penentuan penanganan pemeliharaan bendungan. Dengan berbagai macam faktor yang mempengaruhi dalam penanganan pemeliharaan, maka faktor tersebut dapat dijadikan sebagai kriteria yang menjadi faktor penentu. Sedangkan alternatif pilihan dapat diambil dari komponen komponen yang memerlukan penanganan. Perbandingan ketrpentingan antar faktor dan keterpentingan antar alternative pilihan sangat menentukan dalam metode ini. Pemilihan kriteria dan alternatif pilihan dengan pembobotan sangat diperlukan dalam penentuan ini. Metode Analitycal Hierarki Process yang di pilih dapat dibantu dengan alat lain. Pemilihan alat bantu dalam penentuan pengangan pemeliharaan ini menggunakan program Expert Choice 11 versi trial yang ada di internet. Pemilihan program ini dikarenakan mudah dalam pengoperasiannya dan banyak alternative alternative pilihan yang dimasukkan kedalamnya. Kata kunci: Bendungan, Pemeliharaan Bendungan, Penilian Kondisi Fisik Bendungsn, AHP, Expert Choice 11

Page 2 of 10 | Total Record : 91