cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 91 Documents
TINJAUAN GEOTEKNIK KERUSAKAN JALAN SUB GRADE TANAH LUNAK TERHADAP PENURUNAN RUAS JALAN AIR BARA - TOBOALI KM 110+500-111+010 Iqbal, Muhammad; Purwana, Yusep Muslih; Surjandari, Niken Silmi
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRuas jalan Air Bara - Toboali terletak di Kecamatan Toboali KabupatenBangka Selatan mengalami kerusakan berat sepanjang ± 1,00 Km. Ruas jalanini terletak dilokasi rawa-rawa dengan karakteristik sub grade lunak. Ruasjalan ini sebelumnya telah dilakukan dua kali peningkatan struktur yaitu padatahun 2009 dan 2011 berupa peninggian (rising) lapis pondasi aggregat. Akantetapi rising memperparah kerusakan berupa penurunan (settlement), hal inimenyebabkan kondisi badan jalan mengalami penurunan tidak seragam(differential settlement). Penurunan tanah dasar (sub grade) berakibat burukterhadap struktur perkerasan jalan, sehingga perlu dilakukan analisis terhadapbesar, derajat konsolidasi dan waktu penurunan.Penelitian di analisis pada Km 110+500 - 111+500 dengan tiga titiktinjau pada Km 110+780 , 110 +600 dan Km 111 +010. Penelitian inimenggunakan data sekunder dan primer. Parameter penelitian yaitupenampang melintang, tebal rising struktur perkerasan jalan. Variabelpenelitian ini penurunan segera dan penurunan konsolidasi guna mendapatkanpenurunan total. Analisis penurunan dimulai tahun 2009 dan 2011 pascapenanganan. Penurunan konsolidasi akibat adanya rising lapis pondasiaggregat dan perkerasan aspal diatas konstruksi jalan existing tanah dasaryang lunak. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini mendapatkan besarpenurunan, derajat konsolidasi dan waktu konsolidasi tanpa PrefabricatedVertical Drain (PVD) dan menggunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD).Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan konsolidasi akibat darirising didapat besar penurunan total untuk tahun 2009 Km 110+780 , 110+600 dan Km 111 +010 secara berturut-turut adalah sebesar 0,184 , 0,181 dan0,172 m sedangkan tahun 2011 adalah 0,185, 0,185 dan 0,171 m. Sedangkanwaktu konsolidasi 90 % tanpa PVD pada Km 110+780 , 110 +600 dan Km 111+010 secara berturut-turut adalah 501, 549 dan 4600 hari. Untukmempercepat proses penurunan konsolidasi dihitung dengan menggunakanPrefabricated Vertical Drain (PVD) dengan pola segitiga jarak spasi 1, 2 m, 1,4m, 1,6 m dan panjang aliran 10 m. Waktu konsolidasi 90 %, denganmenggunakan PVD jarak yang paling efektif jarak spasi 1,2 meter secaraberturut-turut adalah 15, 15, 110 hari.Kata Kunci: Konsolidasi, sub grade tanah lunak, Penurunan, PrefabaricatedVertical Drain (PVD)
EVALUASI KONDISI PERKERASAN LENTUR DAN PREDIKSI UMUR LAYAN JALINTIM PROVINSI SUMATERA SELATAN (Study Kasus: Ruas Batas Prov. Jambi – Peninggalan) Nainggolan, Jolis; Setyawan, Ary; Budiarto, Arif
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya faktor penyebab kerusakan jalan membuat sisa umur layan eksistingperkerasan sulit diprediksi sehingga rencana rehabilitasi dan pemeliharaan jalanjangka panjang di suatu ruas jalan tertentu sulit untuk terealisasi. Penelitian inibertujuan untuk menilai kondisi kerusakan dan memprediksi sisa umur layanperkerasan di Jalintim Sumatera Selatan. Jenis penelitian ini deskriptif analisis,yang diawali dengan menentukan lima segmen jalan dengan kondisi kerusakanbervariatif secara visual, lalu dilakukan penilaian kondisi secara detailmenggunakan metode Pavement Condition Index (PCI) dan diprediksi sisa umurlayannya dengan metode lendutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmen Imemiliki kondisi baik dengan sisa umur layan 2,39 tahun, segmen II memilikikondisi buruk dengan sisa umur layan 0,65 tahun, segmen III memiliki kondisisangat baik dengan sisa umur layan 4,43 tahun, segmen IV memiliki kondisiburuk dengan sisa umur layan 0,11 tahun, dan segmen V memiliki kondisisempurna dengan sisa umur layan 3,57 tahun.Kata kunci: perkerasan, PCI, umur layan, lendutan
EVALUASI KONDISI JALAN UNTUK KEPERLUAN REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN Kanggunum, Alfredh; Setyawan, Ary; Purwana, Yusep Muslih
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRuas jalan Abepura-Kota Raja merupakan salah satu ruas jalan kolektor primer yang terletak di kotaJayapura. Kondisi ruas jalan Abepura-Kota Raja saat ini telah mengalami kerusakan, walaupun kerusakanyang terjadi masih bersifat fungsional. Survei kondisi jalan perlu dilakukan untuk penilaian kondisi ruasjalan sebagai bahan evaluasi dalam pengambilan keputusan pemeliharaan dan rehabilitasi.Penilaian kondisi jalan dilakukan dengan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI), danpengujian lendutan balik menggunakan alat Benkelman Beam yang dilakukan pada Km.11+700-Km.13+300. Segmentasi ruas jalan sebanyak 16 dengan dimensi masing-masing sebesar 100 meter x 7meter yang terbagi menjadi empat seksi pengamatan. Untuk menentukan prediksi umur layan didasarkanpada Jumlah cumulative equivalent standard axle (CESA) eksisting pada Tahun 2014, khususnya pada Km.11+700-Km.13+300.Rating PCI adalah seksi I = 67, seksi II = 64, seksi III = 53, seksi IV = 67. Lendutan wakil adalah seksi I =20,996 mm, seksi II = 27,656 mm pada seksi III = 20,327 mm, dan seksi IV = m 22,379 mm. Prediksi sisaumur layan berdasarkan nilai CESA eksisting tahun 2014 sebesar 505.976,799 ESA, pertumbuhan lalulintas sebesar 6,633%, diperoleh prediksi sisa umur layan jalan pada Km. 11+700-Km.13+300 berkisar 1,8tahun. Tebal lapis tambah perkerasan lentur umur rencana 5 tahun adalah 60 cm, 64 cm, 59 cm, dan 61 cm,pada seksi I, II, III, dan IV. Tebal lapis tambah umur rencana 10 tahun adalah 63 cm, 68 cm, 63 cm, dan 64cm pada seksi I, II, III, dan seksi IV. Ketebalan lapis tambah dipengaruhi oleh besarnya lendutan wakil padamasing-masing seksi.Kata kunci: Kondisi Jalan, Umur Layan, Tebal Perkerasan.
REHABILITASI BENDUNG SINOMAN DI KALI BRANGKAL UNTUK MENGATASI BANJIR DI DESA SOOKO, KOTA MOJOKERTO Sulomo, Iwan Joko; Sobriyah, Sobriyah; Soeprapto, Mamok
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBanjir merupakan permasalahan umum yang sering melanda sebagian besar wilayahIndonesia.Salah satunya terjadi di Kali Brangkal yang berada di Kota Mojokerto. Pada Tahun 2004 terjadibanjir di Kota Mojokerto, karena luapan Kali Brangkal. Banjir tersebut disebabkan karena adanya tanggulyang putus dibeberapa ruas hulu Bendung Sinoman. Akibatnya, timbul genangan air di Desa Sooko,KotaMojokerto. Selain itu, ada dugaan bahwa penyebab jebolnya tanggul akibat dari dampak pembendunganpada Bendung Sinoman. Untuk itu permasalahan banjir perlu segera diatasi sebab daerah yang banjirmerupakan daerah pemukiman pendudukPenelitian ini dilakukan dengan pendekatan sederhana untuk mencari kesesuaian debit puncak danbentuk hidrograf aliran antara hidrograf terukur dan hidrograf satuan sintetis pada daerah aliran KaliBrangkal, beberapa metode seperti metode Gama I,Nakayasu,Snyder, ITB-1 dan ITB-2 digunakan untukmenghitung debit puncak. Untuk memperoleh profil muka air dilakukan simulasi dengan bantuan softwareHec-ras, dan konsep yang direncanakan dalam rangka pengendalian banjir tersebut yaitu dengan modifikasiBendung Sinoman dengan mengurangi tinggi mercu bendung dengan tujuan untuk menurunkan tinggi mukaair dihulu bendung yang menyebabkan banjirHasil dari penelitian ini, menunjukan bahwa hidrograf yang paling sesuai dengan hidrografterukur adalah hidrograf sintetik Nakayasu. Debit puncak pada hidrograf kala ulang 100 tahunan adalahsebesar 636,25 m3/s. Hasil simulasi dengan input debit kala ulang 100 tahunan pada kondisi bendung eksisitingterjadi banjir. Dan dilakukan modifikasi Bendung Sinoman dengan mengurangi tingggi mercu 3mhasilnya masih terjadi banjir. Sehingga dengan mengurangi tinggi mercu belum dapat mengatasi banjir dihulu Bendung Sinoman. Untuk mengatasi hal itu perlu peninggian tanggul 1 m di tanggul sebelah kiri dan1.5 m di tanggul sebelah kanan. Hasil simulasi dengan peninggian tanggul, banjir di hulu bendung dapatteratasi.Kata kunci: Debit Banjir, Mercu bendung, Hec-ras,Tanggul,Tinggi Muka Air.
PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS PROGRAM REHABILITASI EMBUNG KECIL DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NTT Meluk, Yohannes; Suprapto, Mamok; Syafii, Syafii
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKProvinsi Nusa Tenggara Timur memiliki sekitar 1800 embung. Sampai dengansaat ini, banyak embung telah mengalami kerusakan maupun penurunan fungsi. Agarinfrastruktur yang telah terbangun tidak sia-sia, maka sebaiknya embung embungtersebut dipelihara. Namun pemerintah memiliki keterbatasan dana untuk kepentingantersebut. Oleh sebab itu, perlu adanya kajian skala prioritas penanganan, agar danayang terbatas tersebut memberikan hasil guna yang baik. Kajian dilakukan pada EmbungNaioni, yang terletak di Desa Naioni, Kecamatan Alak, Kabupaten Kupang yangdibangun pada tahun 1996 dan saat sekarang telah mengalami penurunan fungsi,sehingga perlu dilakukan rehabilitasi.Metode yang digunakan dalam kajian adalah metode survey dan analisisdeskriptif. yakni hanya menguraikan hasil penelitian dengan memberikan penilaiantertentu terhadap setiap komponen yang di tinjau. berdasarkan skala prioritas programrehabilitasi. Penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan guna menilai kondisikerusakan. Penilaian berdasarkan pada pedoman penilaian kondisi fisik bendungan danpedoman kriteria desain embung kecil untuk daerah semi kering di Indonesia. Hasilobservasi kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Analitycal Hierarki Process(AHP) untuk mendapatkan skala prioritas penanganan.Hasil analisis menunjukkan bahwa embung Naioni dalam kondisi rusak berat,yang ditunjukkan oleh nilai komponen kerusakan sebesar 62% yang berarti hanya tinggal38% saja yang masih dalam kondisi baik. Dari kerusakan tersebut, berdasarkan hasilanalisis penetapan skala prioritas, maka penanganan rehabilitasi yang utama harusdilakukan pada embung Naomi adalah rehabilitasi pada alat sadap.Kata kunci: embung, nilai kerusakan, skala prioritas.
THE STRENGTH AND STIFFNESS MODULUS OF THIN LAYER HOT MIX ASPHALT CONCRETE AT VARIOUS TEMPERATURE Elshawesh, Abdulhakim Mustafa; Setyawan, Ary; As’ad, Sholihin
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractStiffness modulus of asphalt concrete mixture is one of the most important parameters for the flexible pavement design that is very susceptible from temperature and time loading. The stiffness modulus here may be defined as a measure of the load spreading ability of material. The stiffness of asphalt mixture can be measured through various laboratory researches and empirical methods. Various laboratory researches have been employed to measure this property of asphalt such as indirect tensile modulus test, ITSM.The aims of this research were to achieve the viability of using asphalt 60/70 pen with different temperature on strength and stiffness modulus on thin layer HMA (4 cm) compared to Asphalt Concrete Wearing Course (6.8 cm). The other purpose is to get to know the effect of the using thin layer HMA (4 cm) in different climate region. All of the asphalt concrete mixtures of thin layer HMA and AC-WC which were used in this research based on Marshall Mix design according to Indonesian standard (Bina Marga 2010). The laboratories tests which have been conducted in this research were: indirect tensile strength (ITS), unconfined compressive strength (UCS) and indirect tensile stiffness modulus (ITSM) at temperature 10°C, 20°C, 40°C and 60°C.In comparison with the results of indirect tensile strength test, indirect tensile stiffness modulus test and unconfined compressive strength test, it is noticed that the strength and stiffness modulus of thin layer hot mix asphalt was affected by the temperature which the temperature degree might increase to decrease or the way around. From the results of ITSM test for HMA and AC-WC showed that starting from the temperature 20°C to 60°C there is no significant value of stiffness behavior at them. However, there is slight different value at temperature 10°C mixture respectively. Keywords: Thin layer, AC-WC ,
KUAT TEKAN DAN TARIK BELAH BETON MENGGUNAKAN BAHAN DENGAN PRINSIP 3R (REDUCE, REUSE, AND RECYCLE) Wijoyo, Joko Hadinoto; Sambowo, Kusno Adi; Kristiawan, Stefanus Adi
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenggantian sebagian atau secara total semen dengan bahan lain yang lebih ramah lingkungan dalam proses pembuatan beton menjadi pilihan alternatif. Green Concrete adalah suatu konsep yang bertujuan untuk mengilhami para praktisi konstruksi agar dalam pembuatan beton yang diperhatikan adalah beton tersebut itu ramah lingkungan, sesuai dengan peruntukannya dan tidak menghabiskan sumber daya alam serta berwawasan pada masa depan sehingga tercipta suatu kondisi dimana akan terjadi pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Setelah pengujian pada umur 28 hari, kekuatan beton akan meningkat relatif kecil terhadap kuat karakteristiknya. Tetapi limbah benda uji beton tersebut harus dipecahkan terlebih dulu agar memiliki ukuran dan bentuk yang menyerupai dengan agregat kasar. Percobaan penelitian ini yaitu mengganti ketiga unsur penyusunnya (semen, agregrat halus, dan agregat kasar) sebagian telah diganti dengan bahan/material lain (fly ash, abu sekam, abu batu dan limbah benda uji beton) secara bersamaan. Berdasarkan uraian diatas tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beton dengan variasi tersebut masih memenuhi kuat tekan yang disyaratkan.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium berupa pembuatan benda uji silinder beton dan dilakukan pengujian pada umur 28 hari. Variasi perbandingan fly ash dan abu sekam sebagai pozolan 0% FA + 0% AS, 10% FA + 10% AS, dan 20% FA + 20% AS.Variasi kadar abu batu 0 %, 25%, dan 50%. Pemakaian 100% limbah benda uji beton sebagai agregat kasar. Jenis pengujian yang dilakukan yaitu uji kuat tekan dan tarik belah beton.Hasil penelitian ini dinilai dari kuat tekan beton, efisiensi ekonomis, dan efisiensi harga per MPa menunjukkan bahwa variasi optimum adalah KT6, yang mempunyai kuat tekan rata-rata sebesar 254,43 kg/cm² serta memiliki nilai efisiensi ekonomis 27,35% atau sebesar Rp. 149.744,- dari beton normal. Hasil perhitungan efisiensi harga per MPa variasi KT6 mempunyai nilai 18,91% atau Rp. 15.940,- per MPa.Kata kunci: Beton, Pozolan, Abu Batu, Limbah beton, Kuat Beton
PENGARUH KERUSAKAN JALAN TERHADAP EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR (Studi Kasus: Jalan Kartosuro- Klaten) Kusdiantoro, Irvan; Setyawan, Ary
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKerusakan jalan yang terjadi di beberapa ruas jalan menimbulkan kerugian yang sungguh besar terutama bagi pengguna jalan seperti waktu tempuh yang lama, kemacetan, kecelakaan, dan lain-lain. Selain itu kendaraan yang melaju dalam kecepatan lambat memancarkan emisi yang lebih besar, dan emisi yang besar berpengaruh pada kesehatan manusia.  Penelitian ini mengkaji seberapa besar pengaruh kerusakan jalan terhadap kecepatan kendaraan dan selanjutnya berpengaruh pada emisi kendaraan bermotor. Tahapan penelitian ini meliputi penilaian kondisi perkerasan yaitu dengan metode PCI, kemudian dari hasil penilaian kondisi perkerasan dipilih enam lokasi dengan kondisi perkerasan yang berbeda (excellent, very good, good, fair, poor, very poor) dan dihitung kecepatan rata-rata kendaraan pada lokasi tersebut. Dan tahap selanjutnya dihitung nilai emisi pada enam lokasi tersebut dengan menggunakan softwer mobilev. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada jalan dengan kondisi excellent, kecepatan rata-rata kendaraan adalah 65,38 km/jam dan emisi CO sebesar 20818,63 g/jam/km, emisi CO2 sebesar 1632864,82 g/jam/km, emisi NO2 sebesar 476,39 g/jam/km, emisi Particulate Mass sebesar 168,078 g/jam/km, Emisi SO2 sebesar 4,262 g/jam/km. Dan pada jalan dengan kondisi very poor, kecepatan rata-rata kendaraan adalah 29,09 km/jam, emisi CO sebesar 21393,74 g/jam/km, emisi CO2 sebesar 1671812,447 g/jam/km, emisi NO2 sebesar 488,74  g/jam/km, emisi Particulate Mass sebesar 172,238  g/jam/km, Emisi SO2 sebesar 4,359  g/jam/km. Dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kecepatan rata-rata sebesar  55% pada jalan dengan kondisi very poor dibandingkan dengan jalan kondisi excellent dan terjadi peningkatan emisi gas buang kendaraan rata-rata sebesar 2,49 % pada jalan dengan kondisi very poor dibandingkan dengan jalan dengan kondisi excellent. Maka dari itu sangat perlu menjaga kondisi jalan agar tetap dalam kondisi excellent. Kata kunci: kerusakan jalan, kecepatan kendaraan, emisi gas buang kendaraan
THE STRENGTH AND CONSISTENCY OF SELF COMPACTING CONCRETE BY RICE HUSK ASH AS ADDITIVE Ahmad, Khalid Soliman; Kristiawan, Stefanus Adi; As’ad, Sholihin
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractSelf-compacting concrete (SCC) is a flowing concrete mixture that is able to consolidate under its own weight. Many countries have the problem of shortage of conventional cementing materials. Recently there is  considerable  efforts  worldwide  by  utilizing indigenous and waste materials in concrete. One of  such  materials  is  the  rice  husk  which  under controlled burning. Rice Husk Ash (RHA), produced after the burning of Rice husks (RH) has high reactivity and pozzolanic property. The use of RHA in this experiment is expected to determine the effect of RHA on Self Compacting Concrete. The use of Rice Husk Ash of Self Compacting Concrete as a matrix cannot increase the compressive strength of the SCC. Highest value obtained at RHA 0% of 27.18 MPa and RHA 20% of 22.08 MPa. Silica (SiO2) content in RHA of 82.59% (due to uncompleted burning) showed insufficient standard value required to produce optimal CSH bond on concrete,  which is silica content of at least 85% to increase the strength of concrete. Temperature reaction increases due to the increasing of calcium oxide. This condition makes more calcium hydroxide released by cement when cement reacts with water. With the higher of calcium hydroxide so that the adhesion of cement will be reduced and makes the structure weaker and then cause a lower compressive strength. Keywords: SCC, fly ash, RHA, consistency, compressive strength
DESIGN AND PROPERTIES OF SPLIT MASTIC ASPHALT MODIFIED WITH RETONA AT HOT AND ARID REGION A. A. Almahdi, Mohammed; Setyawan, Ary; Yulianto, Budi
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe use of Retona as the additive material in the hot mix split mastic asphalt with a certain comparison is expected to improve the quality of the split mastic asphalt. This study aimed to determine the extent of Marshall properties (Stability, Flow, Marshall Quotient, VITM, VFWA, and Air Void), ITS and UCS test at (30ºC, 40ºC, 60ºC) and Permeability Test. The objective of that is a comparing the results between SMA (AC 60/70) and SMA modified with retona to know the properties if to be used at hot and arid region. In comparison with the results of Marshall Test SMA modified with Retona and SMA (AC60/70) are : the stability value is higher by 11.52%, the flow value is lower by 11.89%, the marshall qoutient value is higher by 26.65%, the VITM value is lower by 1.93%, the VFWA value is higher by 90.57%, and  the Air Void value is lower by 9.34%. The ITS value of SMA without Retona is higher than SMA with Retona is 49.28 %  at temperature 40oC. The UCS value of SMA without Retona is higher than SMA with Retona is 18.99 % at temperature 30oC. The SMA modified with Retona is less sensitive to temperature changes by using ITS and UCS test compared with SMA without Retona. The coefficient of permeability value of SMA with Retona is higher than SMA without Retona  294% at water pressure 10000 dyne/cm² and by 348 % at water pressure 20000 dyne/cm². Where find that the mixtures are Practically impervious.Keywords: Split Mastic Asphlat (SMA), Retona, Marshall Test, ITS & UCS Test , Permeability test.

Page 5 of 10 | Total Record : 91