cover
Contact Name
Dr. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si
Contact Email
wilda.hafny@usu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
dentika_journal@usu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Dentika Dental Journal
ISSN : 1693671X     EISSN : 2615854X     DOI : -
Core Subject : Health,
d e n t i k a DENTAL JOURNAL is one of the journals managed by TALENTA Universitas Sumatera Utara which first published in 2015. This is an online scientific journal that publishes articles and scientific work from Researches, Case Reports and Literature Reviews in Dentistry and Dental Science. The scopes are varied from Dental Surgery, Dental Forensics, Oral Biology, Oral Medicine, Dental Public Health and Preventive Dentistry, Paediatric Dentistry, Dental Materials and Technology, Conservative Dentistry, Orthodontics, Periodontics, Prosthodontics, to Dental Radiology.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal" : 20 Documents clear
EFEK PENAMBAHAN KITOSAN MOLEKUL TINGGI NANOPARTIKEL PADA SEMEN IONOMER KACA NANOPARTIKEL TERHADAP KEMAMPUAN BERTAHAN HIDUP SEL PULPA: EFFECT OF HIGH MOLECULAR CHITOSAN NANOPARTICLE ADDITION IN GIC NANOPARTICLE TO VIABILITY OF PULP CELLS Henny Sutrisman; Trimurni Abidin; Harry Agusnar
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.048 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1725

Abstract

Beberapa penelitian menyarankan penggunaan SIKMR untuk teknik ART dengan tujuan untuk mencapai tingkat kesuksesan restorasi yang lebih tinggi. Pada saat ini dengan perkembangan teknologi nano, material ini juga tersedia dalam bentuk partikel nano yang disebut semen ionomer kaca modifikasi resin nanopartikel (SIKMRn). Penggunaan produk alam di dalam dunia kedokteran gigi juga meningkat, kitosan merupakan salah satu produk alam yang digunakan untuk meningkatkan bioaktivitas dari SIK. Penelitian menunjukkan kitosan dapat menstimulasi proses proliferasi sel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek penambahankitosan molekul tinggi nanopartikel pada semen ionomer kaca nanopartikel untuk meningkatkan viabilitas sel pulpa. Bahan restorasi yang ditambahkan kitosan nanopartikel melalui spesimen berukuran 4x3 mm dipaparkan pada kultur mouse dental pulp cell lines selama 72 jam dengan keadaan in vitro. Kalsium hidroksida digunakan sebagai kontrol. Viabilitas sel dihitung dengan menggunakan MTT (3-[4,5dimethylthiazol-2-yl]-2,5 diphenyl-tetrazoliumbromide) assay. Data diuji dengan uji Anova dan diikuti uji LSD dengan nilai yang signifikan p< 0,05. Hasil penelitian menunjukkan penambahan kitosan dapat meningkatkan kemampuan bertahan hidup sel baik pada SIKMR dan SIKMRn (p< 0,05). Sebagai kesimpulan, adanya penambahan kitosan molekul tinggi nanopartikel dengan 0,015% berat pada semen ionomer kaca modifikasi resin nanopartikel dapat meningkatkan viabilitas sel pulpa secara in vitro.
PERBEDAAN PENURUNAN SKOR PLAK ANTARA MENGUNYAH BUAH APEL DAN JAMBU BIJI PADA SISWA SMP NEGERI: DIFFERENCE OF PLAQUE SCORE DECREASING BETWEEN CHEWING APPLE AND GUAVA IN GOVERNMENT JUNIOR HIGH SCHOOL Lina Natamiharja; Evawati Sitorus
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.064 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1730

Abstract

Plak merupakan faktor etiologi utama terjadinya karies dan penyakit periodontal. Beberapa buah segar, setengah matang, berair, dan berserat dapat menurunkan indeks plak, seperti buah apel dan jambu biji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penurunan skor plak setelah mengunyah buah apel dan jambu biji dibandingkan dengan menyikat gigi. Rancangan penelitian adalah pre and post test group design. Jumlah sampel adalah 60 siswa dan dibagi menjadi 3 kelompok secara random yaitu kelompok mengunyah buah apel, mengunyah buah jambu biji dan menyikat gigi (sebagai kontrol). Yang mana masing-masing kelompok terdiri atas 20 siswa. Analisis data menggunakan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan rerata skor plak sebelum mengunyah buah apel adalah 1,21 ± 0,33, sesudah mengunyah buah apel 0,95 ± 0,30. Rerata skor plak sebelum mengunyah buah jambu biji adalah 1,69 ± 0,31, sesudah mengunyah buah jambu biji 1,11 ± 0,33. Rerata skor plak sebelum menyikat gigi adalah 1,92 ± 0,34, sesudah menyikat gigi 1,01 ± 0,35. Ada perbedaan yang bermakna rerata skor plak sebelum dan sesudah mengunyah buah apel, mengunyah buah jambu biji dan menyikat gigi (p< 0,05). Selisih rerata skor plak sebelum dan sesudah mengunyah buah apel adalah 0,25 ± 0,10, mengunyah buah jambu biji 0,57 ± 0,14 dan menyikat gigi 0,90 ± 0,21. Secara statistik ada perbedaan yang bermakna (p< 0,001). Sebagai kesimpulan, mengunyah jambu biji lebih baik dalam menurunkan skor plak dibandingkan dengan mengunyah buah apel, tetapi menyikat gigi paling efektif dalam menurunkan skor plak.
ANALISIS KARIOGRAM DALAM PENGUKURAN RISIKO KARIES PADA SISWA SMP MEDAN : CARIOGRAM ANALYSIS IN CARIES RISK ASSESSMENT OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT IN MEDAN
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.955 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1732

Abstract

Pengukuran risiko karies merupakan komponen penting yang diperlukan agar dapat melakukan tindakan pencegahan yang ditujukan langsung kepada orang yang mempunyai risiko tinggi terhadap karies. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi risiko karies pada siswa SMP Kalam Kudus di Medan berdasarkan analisis kariogram. Sampel dipilih secara purposif yaitu pada siswa kelas 1 dan 2 sebanyak 72 orang. Pengukuran risiko karies dilakukan dengan bantuan model Cariogram berbasis computer yang mencakup 7 parameter, yaitu pengalaman karies, skor plak, diet, frekuensi makan makanan ringan, penggunaan fluor, sekresi saliva dan kapasitas buffer. Hasil penelitian menunjukkan rerata skor pengalaman karies pada responden 1,65 ± 1, 61 dan skor plak (P1) 0,4-1,0 yang dikelompokkan dalam kariogram masing-masing sebagai skor 1. Sebanyak 36,1% responden sangat sering mengonsumsi jajanan dengan kandungan karbohidrat sedang. Hampir keseluruhan responden (91,6%) mengonsumsi makanan dengan frekuensi maksimal tiga kali dalam satu hari yang dikelompokkan dalam kariogram sebagai skor 0. Sebanyak 34,7 % responden mempunyai oral higiene yang baik, yaitu. Hampir keseluruhan responden menyatakan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Sebanyak 41,7% responden mempunyai skor rata-rata sekresi saliva 0,5-0,9 ml/menit yang dikelompokkan dalam kariogram sebagai skor 2. Keseluruhan responden mempunyai kapasitas bufer dengan pH normal, yaitu pH ≥ 6,0 yang dikelompokkan dalam kariogram sebagai skor 0. Dari hasil analisis kariogram, terlihat bahwa sebanyak 58,33% siswa pada tingkat risiko karies sedang, dan 36,11% memiliki tingkat risiko karies rendah. Hanya 5,55% siswa yang memiliki tingkat risiko karies tinggi. Namun demikian, diharapkan agar siswa tetap menjaga pola makan dengan mengonsumsi jajanan yang mengandung karbohidrat rendah dan frekuensi maksimal 3 kali sehari. Selain itu, melakukan aplikasi fluor seperti topikal aplikasi fluor (TAF) secara rutin untuk mengurangi risiko terjadinya karies. Sebagai kesimpulan, kariogram cukup efektif untuk digunakan sebagai pengukuran risiko karies pada anak sekolah.
HUBUNGAN pufa DENGAN KUALITAS HIDUP PADA SISWA USIA 6-8 TAHUN DI SD NEGERI DI MEDAN : RELATIONSHIP BETWEEN pufa AND QUALITY OF LIFE OF 6-12 YEAR-OLD ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN MEDAN Gema Nazri Yanti; Rika Mayasari Alamsyah; Karsa Rajagukguk
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1957.882 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1735

Abstract

Kerusakan pada gigi atau karies merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada anak-anak. Karies gigi yang tidak dirawat dapat mengakibatkan pulpitis, ulserasi, fistula dan abses (pufa) yang dapat berdampak terhadap kualitas hidup anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan skor pufa dengan kualitas hidup pada siswa usia 6-8 tahun di 2 SD Negeri kota Medan. Jenis penelitian adalah cross sectional study dengan populasi siswa usia 6-8 tahun di SD Negeri 060889 dan 060894 kota Medan. Seluruh populasi dijadikan sampel berjumlah 206 orang. Pengumpulan data akibat karies yang tidak dirawat menggunakan indeks pufa dan skor kualitas hidup menggunakan indeks Child Perceptions Questionnaire (CPQ). Hubungan skor pufa dengan kualitas hidup dianalisis menggunakan chi square test. Hasil penelitian menunjukkan rerata skor pufa 0,85 ± 0,93 dan sebagian besar responden memiliki kualitas hidup baik yaitu 62,8%, cukup 30,8% dan buruk 6,6%. Ada hubungan yang signifikan antara skor pufa dengan kualitas hidup pada anak SD Negeri di kota Medan (p= 0,000). Semakin meningkat skor pufa, persentase kualitas hidup baik semakin menurun, sebaliknya persentase kualitas hidup sedang dan buruk semakin meningkat. Sebagai kesimpulan, ada hubungan yang signifikan antara skor pufa dan kualitas hidup pada siswa SD.
IMPRESSION DIMENSIONAL CHANGE OF POLYVINYL SILOXANE LIGHT AND MEDIUM BODY MATERIAL BY USING PERFORATED TRAY : PERUBAHAN DIMENSI CETAKAN BAHAN CETAK POLYVINYL SILOXANE LIGHT DAN MEDIUM BODY DENGAN MENGGUNAKAN SENDOK CETAK BERLUBANG Sumadhi Sastrodihardjo; Dahliana Purba
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1837.799 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1740

Abstract

Generally impression materials including elastomer impression materials show dimensional changes after impression taking. There are many investigations that show these dimensional changes with several causal factor possibilities proposed by the authors. The actual causal factor has not been elucidated yet. The aim of this study was to find out the behaviour and dimensional changes occured in two types of elastomeric impression consistency materials by using perforated tray. Light and medium body types of polyvinyl siloxane impression materials were used in this study. Impression consistency materials were tested with the method noted at the ANSI/ ADA specification no.19-2000. Design of study post-test only. Impression was taken by using perforated metal tray on frustum conical metal master die (n= 10 impressions/material). The dimensions of samples were measured by using digital calliper (Mitutoyo, Japan) at base, top area and height. The dimensional changes were calculated from master and stone die measurement. The results showed that there were dimensional changes occured in all of observed areas. Light body type showed dimensional changes at base, top area and height as many as (+) 0.032 ± 0.016 mm, (-) 0.136 ± 0.045 mm and (+) 0.112 ± 0.022 mm, respectively. Medium body type showed dimensional changes at base, top area and height as many as (+) 0.009 ± 0.013 mm, (-) 0.090 ± 0.016 mm and (+) 0.085 ± 0.010mm, respectively. In conclusion, there were significant differences between light and medium body types of polyvinyl siloxane impression materials caused the quantity of dimensional changes on impression (p< 0.05). Stress releasing passes through the holes on perforated tray may take a possible role to cause different direction of dimensional changes on impression.
HUBUNGAN DIMENSI VERTIKAL TULANG VERTEBRA SERVIKALIS DAN WAJAH PADA MAHASISWA KEDOKTERAN GIGI RAS DEUTRO-MELAYU: RELATIONSHIP BETWEEN VERTICAL DIMENSION OF CERVICAL VERTEBRA BONE AND FACIAL PATTERN IN UNDERGRADUATE OF DENTAL USU STUDENTS OF DEUTRO-MALAY RACE Siti Bahirrah; Dea Philia Swastika
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2620.62 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1744

Abstract

Pertumbuhan tulang vertebra servikalis mempengaruhi tipe wajah individu. Penelitian menunjukkan pada individu dengan leher yang panjang memiliki tipe wajah yang panjang dan individu dengan leher yang pendek ditemukan tipe wajah yang pendek. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara dimensi tulang vertebra servikalis dan wajah pada mahasiswa FKG USU Ras Deutro-Melayu. Penelitian ini menggunakan 50 foto sefalometri lateral yang diperoleh dari mahasiswa FKG USU ras Deutro-Melayu. Metode yang digunakan dalam pengukuran adalah metode Karlsen. Hasil penelitian menunjukkan rerata dimensi vertikal tulang vertebra servikalis adalah 81,99 mm dan dimensi vertical wajah 33,22o. Sebagai kesimpulan, individu dengan leher yang panjang memiliki tipe wajah yang panjang dan individu dengan leher pendek memiliki tipe wajah yang pendek.
RESTORATION OF POST ENDODONTIC TREATMENT WITH FIBER-RESIN REINFORCED POST CORE SYSTEM : RESTORASI PASCA PERAWATAN ENDODONTI DENGAN PASAK DAN INTI YANG DIPERKUAT PITA FIBER RESIN Wandania Farahanny
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2923.471 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1773

Abstract

Restorasi akhir pada gigi setelah perawatan endodonti sering menggunakan pasak dan inti sebagai fondasi penahan mahkota penuh. Saat ini penggunaan pita fiber resin reinforced yang terbuat dari bahan ultra high polyethylene fiber sebagai pasak menjadi popular. Resiko terjadinya fraktur akar dapat berkurang karena sistem pasak ini tidak memerlukan perluasan saluran akar lebih banyak. Retensi pasak ini didapat dari sistem adhesif sehingga dapat menambah kekuatan struktural dari gigi yang akan direstorasi. Laporan kasus ini membahas perawatan yang dilakukan pada dua orang pasien yang mengalami fraktur mahkota pada gigi insisivus maksila dan membutuhkan segera restorasi estetis. Laki-laki berusia 28 dan 19 tahun. Setelah perawatan endodonti dilakukan, bahan polyethylene fiber digunakan sebagai pasak-inti dengan menggunakan semen luting resin untuk mempertahankan struktur gigi tersisa. Komposit resin micro hybrid diaplikasikan sebagai restorasi veneer untuk membentuk restorasi akhir. Sebagai kesimpulan, bahan polyethylene fiber reinforced dapat membuat restorasi estetis dan memperkuat pasak dan inti secara struktural dalam satu kali kunjungan tanpa harus melalui proses laboratorium.
SINDROMA STEVEN JOHNSON AKIBAT CARBAMAZEPIN PADA PENDERITA GANGGUAN KEJIWAAN : STEVEN JOHNSON SYNDROME DUE TO CARBAMAZEPINE IN PSYCHIATRIC PATIENT DISORDER Rahmi Amtha; Harum Sasanti
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3588.011 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1774

Abstract

Reaksi hipersensitivitas obat adalah kondisi patologis yang sering terjadi pada manusia dengan insidensi yang meningkat setiap tahunnya. Stevens Johnson Syndrome (SSJ) adalah salah satu istilah penyakit yang disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tubuh terhadap obat, bakteri, virus, dan bahan kimia. Salah satu obat yang secara luas dilaporkan memicu terjadinya SSJ adalah karbamazepin, obat sintetis yang umumnya digunakan oleh pasien gangguan saraf dan kejiwaan. Dua kasus SSJ karena penggunaan karbamazepin dilaporkan dengan manifestasi klinis yang hampir sama, hanya berbeda dalam derajat keparahan dan patogenesis munculnya manifestasi akibat reaksi hipersensitivitas obat yang dikonsumsi. Perawatan komprehensif bersifat multi-disiplin melibatkan Bagian Kulit Kelamin, Saraf, Penyakit Dalam, Penyakit Mulut dan Ahli Jiwa memberikan kemajuan penyembuhan pada penderita. Menjaga kebersihan mulut, penggunaan obat kumur prednison dan krim topikal acetonid floucinolon untuk bibir memberikan kemajuan pesat penyembuhan intra-oral dari pasien, mendampingi obat sistemik dari disiplin ilmu yang relevan. Sebagai kesimpulan, SSJ dapat disebabkan oleh penggunaan karbamazepin dan menunjukkan manifestasi yang parah. SSJ perlu dikelola secara akurat dengan pendekatan multidisiplin terapi.
METASTATIC PROCESS OF ORAL SQUAMOUS CELL CARCINOMA: PROSES METASTASE SEL KARSINOMA ORAL SKUAMOUS DI RONGGA MULUT Janti Sudiono; Hanny Japarto
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3235.739 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1775

Abstract

Squamous cell carcinoma (SCC) is the most common malignant tumour in oral cavity. This cancer arises from oral mucosal epithel and also it often causes high rate of morbidity and mortality. Metastasis is one of the major causes of mortality in patient with cancer. This is because metastasis has often occurred before the primary tumor it self is detected. Lymphogenous metastasis is specific for carcinoma. In the late stage, cancer cells from the lymphatic system may enter blood circulation. In brief, steps of the metastatic process may be outlined as follows: genetic alteration, modulation of extracellular matrix and proteolysis, damage cell adhesion, damage tumour cell migration, and also angiogenesis. The involved process factors are genetic factors such as nm23, p16, Lin-7C; proteolitic enzyme such as MMP-1, MMP-2, MMP-3, MMP-8 MMP-9, MMP-14, MMP-15, MMP-17, cathepsin B, D, and O; adhesion between adhesive proteins for example integrin, laminin, cadherin, maspin. In conclusion, the whole process from genetic alterations until the occurence of independent cell is a complex process that involves interactions among the related factors.
GAMBARAN RADIOGRAFI DENTOMAXILLOFASIAL PADA PENDERITA PIERRE ROBIN SYNDROME: DESCRIPTION OF DENTOMAXILLOFACIAL RADIOGRAPHY ON PIERRE ROBIN SYNDROME PATIENTS Amrin Thahir; Cek Dara Manja
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2134.071 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1776

Abstract

Pierre Robin Syndrome adalah kelainan kraniofasial yang ditemui pada bayi sejak lahir. Gambaran klinis sindrom ini yaitu mikrognasia, glosoptosis, celah langit-langit dan kelainan pada beberapa sistem organ seperti telinga, mata dan jantung. Secara radiografi terlihat hipoplasia mandibula, posisi lidah lebih ke posterior, celah bibir bilateral, kelainan sebagian tulang zigoma dan auditory canal external yang tidak sempurna secara bilateral. Umumnya prognosis penderita Pierre Robin Syndrome baik, yang akan berlanjut secara normal sampai mencapai perkembangan yang sempurna. Tujuan makalah ini adalah agar dokter gigi dapat mengetahui gambaran radiografi dentomaxillofacial pada penderita Pierre Robin Syndrome sehingga dapat menegakkan diagnosa dan membuat rencana perawatan yang tepat terhadap pasien. Sebagai kesimpulan, radiografi dentomaxillofacial yaitu radiografi ekstra oral sefalometri lateral dan frontal serta tiga dimensi dapat dilakukan untuk mendukung diagnosa dan menentukan rencana perawatan yang tepat pada penderita Pierre Robin Syndrom.

Page 2 of 2 | Total Record : 20