cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNTAN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 382 Documents
PENGARUH PERBEDAAN JENIS TERAPI ANTIPSIKOTIK TERHADAP LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA FASE AKUT DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG PERIODE JANUARI – DESEMBER 2014 ., Rizka Annur Putri
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.365 KB)

Abstract

Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang mempengaruhi seseorang dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Prevalensi skizofrenia di Kalimantan Barat pada tahun 2013 adalah 0,7 per 1000 penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan lama rawat inap pasien antar jenis terapi antipsikotik yang diberikan kepada pasien skizofrenia fase akut di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Sungai Bangkong periode Januari – Desember 2014. Desain penelitian berupa analisis cross-sectional dengan metode pengumpulan data secara retrospektif. Penelitian ini dilakukan terhadap 98 rekam medik pasien yang menerima terapi antipsikotik. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat memberikan gambaran karakteristik pasien, sedangkan analisis bivariat bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan lama rawat inap pasien antar jenis terapi antipsikotik yang diberikan. Hasil penelitian didapatkan bahwa jenis antipsikotik dan adjuvant yang paling banyak digunakan pasien adalah risperidon dan triheksifenidil dengan frekuensi pemakaian masing-masing sebanyak 446 kali (25,32%) dan 340 kali (65,89%). Hasil analisis menggunakan One-Way ANOVA menunjukkan bahwa lama rawat inap pasien skizofrenia fase akut yang mendapatkan terapi antipsikotik tunggal tipikal, tunggal atipikal, dan kombinasi tidak mengalami perbedaan yang signifikan (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa lama rawat inap antar jenis terapi antipsikotik tidak berbeda sehingga dapat disimpulkan jenis terapi antipsikotik yang diberikan tidak mempengaruhi perbedaan lama rawat inap pasien.
EFEKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA BAKAR SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN SENGGANI (Melastoma malabathricum L.)PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR ., Ulfa Zara Izzati
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4247.103 KB)

Abstract

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yangdisebabkan kontak dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Salahsatu bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai penyembuhan luka bakar adalahdaun senggani (Melastoma malabathricum L). Penelitian ini bertujuan untukmengetahui konsentrasi salep ekstrak daun senggani yang memberikan efektivitasterbaik terhadap penyembuhan luka bakar. Ekstraksi daun menggunakan metodemaserasi dengan pelarut etanol. Hasil ekstraksi daun senggani akandiformulasikan dalam bentuk salep dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5%.Tikus yang dibuat luka bakar dioleskan salep ekstrak daun senggani dan dilakukanpengambilan gambar, selanjutnya dikuantifikasi luas luka menggunakan programMacbiophotonic Image J. Hasil data rata-rata persentase kesembuhan luka diujisecara statistik menggunakan Program R versi 2.14.1. package R-Commander.Hasil analisis pada hari ke-14 menunjukkan salep ekstrak etanol daun sengganikonsentrasi 5% memiliki efektivitas penyembuhan luka yang tidak berbedasignifikan dengan konsentrasi 7,5%(p>0,05) dengan sifat fisikokimia salep yangberwana hijau tua, berbau khas, nilai rata-rata daya sebar 8,38 cm, daya lekat>3600 detik dan pH 5,7. Salep ekstrak etanol daun senggani konsentrasi 5%memiliki potensi penyembuhan luka bakar yang lebih baik  jika dibandingkanobat lain seperti Sibro®sebagai kontrol positif.Kata Kunci : Luka Bakar, Macbiophotonic Image J, Salep Ekstrak EtanolDaun Senggani
NALISIS PTO (PERMASALAHAN TERKAIT OBAT)PADA PASIEN GERIATRI PENDERITA OSTEOARTRITIS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK ., Nurul Ramadhani Islami
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1151.443 KB)

Abstract

Kejadian PTO (Permasalahan Terkait Obat) sering terjadi pada pasien geriatri.Perubahan fisiologik akibat proses penuaan, multipatologik, penurunan statusfungsional organ dan penyakit yang bersifat kronik progresif merupakan penyebab darimasalah tersebut. Osteoarthritis merupakan penyakit yang bersifat kronik-progresif.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui PTO yang terjadi dalam pengobatan geriatripenderita OA yang dirawat inap di RSUD Kota Pontianak menurut PCNE V.6.02.Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang dengan metodepengambilan data secara retrospektif. Penelitian dilakukan terhadap 9 pasien yangmemenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dirawat inap pada periode juni 2014-maret2015. Pengkajian PTO berdasarkan literatur. Hasil penelitian ditemukan bahwa 9 subjekpenelitian mengalami PTO yang secara keseluruhan berupa masalah terkait efektivitasterapi (100%) terjadi akibat adanya kombinasi obat-obat atau makanan-obat yang tidaktepat termasuk kejadian interaksi obat (77,78%) dan ada indikasi tetapi obat tidakdiresepkan (22,22%).
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL BIJI PETAI (Parkia speciosa Hassk)PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ., Arifpin Tanjaya
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7079.076 KB)

Abstract

Abstrak: Biji petai mengandung senyawa golongan flavonoid dan terpenoid. Kedua senyawatersebut telah banyak diteliti sebagai antiinflamasi dan antipiretik. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui aktivitas antiinflamasi dan antipiretik ekstrak etanol biji petai. Simplisia biji petaidiekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji antiinflamasi dilakukandengan menggunakan CMC sebagai kontrol negatif, Na-Diklofenak sebagai kontrol positif dan 3variasi dosis ekstrak yaitu 50, 100 dan 250 mg/kg BB, sedangkan uji antipiretik menggunakanparasetamol sebagai kontrol positif. Induksi inflamasi dilakukan dengan karagenan 2% (intraplantar)pada kaki kiri hewan uji setelah 1 jam pemberian suspensi uji, sedangkan induksi kenaikan suhu(demam) dilakukan dengan pepton 1% (i.v) pada ekor hewan uji 1 jam sebelum pemberian suspensiuji. Hasil menunjukkan dosis 100 mg/kg BB merupakan dosis efektif sebagai antiinflamasi dan dosis50, 100 dan 250 mg/kg BB memiliki aktivitas antipiretik namun tidak seefektif kontrol positif.Kata kunci: Antiinflamasi, antipiretik, Parkia speciosa Hassk
AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI DIKLOROMETAN HERBA SISIK NAGA (Drymoglossum piloselloides) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus epidermidis ., Yashinta
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.44 KB)

Abstract

Abstrak: Salah satu faktor utama penyebab diare adalah kolonisasi bakteri Escherichia colisedangkan penyebab infeksi kulit adalah kolonisasi bakteri Staphylococcus epidermidis .Drymoglossum piloselloides telah banyak diteliti aktivitasnya sebagai antibakteri. Tujuan daripenelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri dan konsentrasi hambat minimal fraksidiklorometan herba sisik naga. Simplisia dimaserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrakmetanol yang diperoleh di fraksinasi menggunakan pelarut n-heksan. Kemudian difraksinasilagi menggunakan diklorometan. Fraksi diklorometan herba sisik naga dibuat menjadi 3 serikonsentrasi yaitu 0,5%; 1% dan 2,5%. Kontrol positif yang digunakan adalah siprofloksasin50g/ml, sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah DMSO 15%. Pengujian aktivitasantibakteri fraksi dilakukan dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan rata– rata diameter zona hambat ekstrak metanol 1%; fraksi diklorometan herba sisik nagakonsentrasi 0,5%; 1% dan 2,5% terhadap bakteri E. coli masing - masing 9,750 ± 2,250;11,166 ± 5,076; 12,000 ± 3,929 dan 15,916 ± 3,125 mm, sedangkan terhadap bakteri S.epidermidis masing – masing 10,410 ± 1,376; 9,250 ± 0,750; 11,160 ± 2,126 dan 15,333 ±2,184 mm. Hasil analisis menunjukkan bahwa fraksi diklorometan herba sisik nagakonsentrasi 2,5% pada bakteri E. coli dan S. epidermidis memberikan efek antibakteri yangpaling optimal dan berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol positif (p<0,05).Sedangkan, konsentrasi hambat minimal fraksi diklorometan herba sisik naga yaitu padakonsentrasi 0,5%Kata Kunci: Drymoglossum piloselloides, Escherichia coli, kadar hambat minimal danStaphylococcus epidermidis
AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT HERBA SISIK NAGA (Drymoglossum piloselloides [L.] Presl.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis DAN Escherichia coli ., Tutut Rahmawati
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.085 KB)

Abstract

Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri patogen diantaranya Staphylococcusepidermidis dan Escherichia coli. Infeksi tersebut perlu ditangani dengan dengan senyawaantibakteri. Herba sisik naga (Drymoglossum piloselloides) merupakan salah satu tanamanyang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiaktivitas dan konsentrasi hambat minimum dari fraksi etil asetat herba sisik naga terhadapbakteri Staphylococcus epidermidis dan Escherichia coli. Herba sisik naga diekstraksi dengancara maserasi menggunakan metanol 96%, kemudian difraksinasi dengan etil asetat. Hasilfraksinasi diuji aktivitas antibakteri menggunakan metode Disc Diffusion (Kirby-Bauer)dengan variasi konsentrasi 0,5%, 1% dan 2,5%, siprofloksasin sebagai kontrol positif danDMSO sebagai kontrol negatif. Fraksi etil asetat herba sisik naga memiliki aktivitas antibakteripada kedua bakteri. Diameter zona hambat rata- rata fraksi etil asetat herba sisik naga padaStaphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 0,5%, 1% dan 2,5% yaitu 9,08, 11,25 dan13,16 mm, sedangkan pada Escherichia coli dengan konsentrasi yang sama yaitu 8,83, 10,08dan 11,08 mm. Hasil tersebut berbeda bermakna (P<0,05) terhadap kontrol positif dan negatif.Fraksi etil asetat herba sisik naga dengan konsentrasi 2,5% menunjukkan daya antibakteri yangpaling baik dan memiliki konsentrasi hambat minimum pada konsentrasi 0,5%. Fraksi etilasetat herba sisik naga berpotensi untuk dikembangkan sebagai senyawa antibakteri.Kata kunci: antibakteri, Escherichia coli, Drymoglossum piloselloides, konsentrasi hambat minimum, Staphylococcus epidermidis.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI METANOL HERBA SISIK NAGA (Drymoglossumpiloselloides [L.] Presl.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus epidermidis ., Sepra Juasna Pratiwi
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.638 KB)

Abstract

Abstrak: Penyakit infeksi merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi diIndonesia. Herba sisik naga (Drymoglossum piloselloides) telah diteliti memilikiaktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteridan nilai konsentrasi hambat minimum fraksi metanol herba sisik naga terhadapbakteri Escherichia coli dan Staphylococcus epidermidis. Herba sisik nagadiekstraksi dengan cara maserasi menggunakan metanol 96%. Fraksinasidilakukan dengan cara fraksinasi cair-cair. Pengujian aktivitas antibakteridilakukan dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwakonsetrasi fraksi 2,5%;1%;0,5% memiliki zona hambat berturut-turut sebesar14,16 ± 2,76; 10,41 ± 3,30; 9,58 ± 0,94 mm pada Escherichia coli dan 17,00 ±3,84; 12,33 ± 3,35; 11,16 ± 2,12 mm pada Staphylococcus epidermidis. Hasiltersebut berbeda bermakna (P<0,05) terhadap kontrol positif dan kontrol negatif.Fraksi metanol herba sisik naga memiliki nilai konsentrasi hambat minimum yaitu0,5% dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai antibakteri. Golongan senyawayang diduga berperan sebagai antibakteri pada herba sisik naga yaituflavonoid,saponin, terpenoid dan tanin.Kata kunci : antibakteri, Drymoglossum piloselloides, Escherichia coli, Staphylococcus epidermidis,konsentrasi hambat minimum
PENGHANTARAN HESPERIDIN DENGAN KOMBINASI POLIMER ALGINAT-KITOSAN DALAM MATRIKS HIDROGEL MUKOADHESIF ., Maryono
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.241 KB)

Abstract

Hesperidin merupakan flavonoid yang berasal dari tanaman jeruk yang dilaporkan memiliki aktivitas antidiabetes. Pemanfaatan hesperidin memiliki keterbatasan karenabioavailabilitasnya yang rendah, sehingga dilakukan modifikasi penghantarannya ke dalambentuk hidrogel agar dapat meningkatkan bioavailabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untukmendapatkan formula optimum dari hidrogel dengan kombinasi polimer alginat-kitosan yangdapat meregulasi pelepasan hesperidin secara in vitro. Metode yang digunakan untukmemprediksi formula optimum adalah desain faktorial dengan program Design Expert 7.0.0Trial. Rancangan formula awal untuk memprediksi formula optimum terdiri dari 4 formuladengan perbandingan polimer alginat dan kitosan berturut-turut 1,5:0,25; 3,0:0,25; 1,5:0,75;dan 3,0:0,75. Hasil observasi menunjukkan formula optimum dengan perbandingan polimeralginat dan kitosan sebesar 3,0% (alginat) dan 0,75% (kitosan), dengan respon untuk efisiensipenjeratan sebesar 93,56%; indeks pengembangan pH 5,0 sebesar 0,0962; indekspengembangan pH 6,8 sebesar 0,1986; kekuatan mukoadhesif sebesar 0,1611 N/cm;konstanta laju pelepasan obat pada pH 5,0 sebesar 0,0451 menit-1; dan konstanta lajupelepasan obat pada pH 6,8 sebesar 0,2171 menit-1. Berdasarkan uji one sampel t-test padaprogram R 3.0.2 modul R commander (Rcmdr) mengindikasikan bahwa formula hasilobservasi tidak berbeda siginifikan dengan hasil prediksi (p-value>0,05). Hasil menunjukkanbahwa metode desain faktorial dapat digunakan untuk menentukan formula optimum darihidrogel mukoadhesif hesperidin. Kata kunci : Alginat, Desain Faktorial, Hesperidin, Hidrogel, Kitosan
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PETAI (Parkia speciosa Hassk)PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ., Novadyanti
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1609.816 KB)

Abstract

Abstrak : Tanaman petai (Parkia speciosa Hassk)telah lama dibudidayakan di Indonesia dan daunnya secaraempiris telah digunakan untuk mengatasi diabetes melitus serta peluruh air seni. Selain itu, melalui penelitianekstrak etanol daun petai dibuktikan memiliki efek antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efekantiinflamasi dan antipiretik ekstrak etanol daun petai pada tikus putih jantan galur wistar. Parameter yangdiamati pada pengujian antiinflamasi adalah penghambatan udema telapak kaki kiri setelah induksi 0,1 mlkaragenan 2% selama 6 jam waktu pengamatan, sedangkan parameter pada pengujian antipiretik menggunakaninduksi pepton 1% adalah penurunan suhu rektal tikus selama 4 jam waktu pengamatan. Adapun hasil penelitianmenunjukkan rata-rata persentase radang tertinggi adalah oleh kelompok kontrol CMC 0,5 % dan rata -ratapersentase inhibisi radang tertinggi oleh kelompok kontrol natrium diklofenak 13,5mg/kgBB. Persentase dayaantiinflamasi menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun petai dosis 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB memiliki potensi sebagai obat antiinflamasi dengan persen daya antiinflamasi masing-masing 19,21%,25,42% dan 30,51%. Berdasarkan uji statistik menggunakan One Way ANOVA menunjukkan perbedaan yangsignifikan (p<0,05) terhadap rata-rata persen radang antara kontrol CMC dan kontrol natrium diklofenak sertakelompok dosis uji mulai dari menit ke-180 hingga akhir pengujian. Hasil penelitian aktivitas antipiretikmenunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05) terhadap rata-rata perubahan suhu rektal tikusantara kontrol parasetamol 450mg/kg BB dengan ekstrak etanol daun petai dosis 250mg/kg BB. Dari penelitianini ekstrak etanol daun petai memiliki aktivitas antiinflamasi dan antipiretik, serta terdapat korelasi antarapeningkatan dosis terhadap peningkatan efek.Kata kunci : ekstrak etanol daun petai, antiinflamasi, antipiretik
PENINGKATAN PENETRASI NATRIUM ASKORBIL FOSFAT MENGGUNAKAN SISTEM NIOSOM SPAN 80 DALAM SEDIAAN GEL SECARA IN VITRO ., Vivi Amelia Citra Dewi
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.96 KB)

Abstract

Sodium ascorbyl phosphate (NAF) is the derivative of vitamin C, commonly used in cosmetic field as an antioxidant. NAF has a partition coefficient -4 and hydrophiliccoumpound which makes it diffucult to pass through the stratum corneum. Therefore,niosome system span 80 as an appropriate carrier system is needed. This research aims toinvestigate the increase in penetration of sodium ascorbyl phosphate using the systemniosome span 80 in the preparation of the gel in vitro. Concentration of span 80 was variedinto three formulas : formula 1 (100µmol), formula 2 (200µmol) dan formula 3(300µmol).Niosome was made by using thin layer hydration method and test was conducted on theefficiency of entrapment, stability testing of gel readiness and penetration by in vitro test.Entrapment efficiency test method used dialysis.The suspensi niosomes was formulated in theform of gel readiness using basic gel of viscolam MAC 10 8%. The stability tests wereperformed for 28 days. Penetration test performed by in vitro test using shed snake skinmembrane. The entrapment efficiency result showed the most optimum span 80 concentrationis the F1 (100μmol) of 98,7665% ± 0,0587. The results showed that the niosome system NAFhas the best stability compared with NAF gel without niosome organoleptic, pH anddetermination of levels. The penetration test result for 8 hours showed that NAF niosome gelcan diffuse about 82,6565% ± 0,0378.  Keywords: Niosome, Sodium Ascorbyl Phosphate, Span 80, Penetration by in vitro test

Page 9 of 39 | Total Record : 382