cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN : 20887396     EISSN : 26140039     DOI : 10.12928
Core Subject : Social,
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan [e-ISSN: 2614-0039] publishes articles containing ideas, research results, literature review, and other innovative creations on citizenship, Pancasila and Civic Education learning, Pancasila and Civic Education learning models, Pancasila and Civic Education learning media, assessment and evaluation of Pancasila and Civic Education learning, Pancasila and Civic Education research and development, moral/ethical philosophy, state law education, socio-political education of the state, socio-cultural education.
Arjuna Subject : -
Articles 155 Documents
Perwujudan Nilai-nilai Demokrasi Siswa SMP Negeri 1 Jetis Bantul Taufik, Barkah; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.912 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v4i2.6272

Abstract

Indonesia adalah sebuah Negara demokrasi, maka demokrasi sebagai sebuah nilai atau pandangan hidup yang mencerminkan perlunya partisipasi dari setiap warga merupakan prinsip utama yang harus dilaksanakan dalam kehidupan. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang baik dan kemampuan mengaktualisasikan demokrasi di kalangan warga negara. Nilai-nilai demokrasi hendaknya dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan khususnya pendidikan di sekolah adalah salah satu tempat yang dapat memberikan pemahaman dan pembentukan warga negara yang demokratis. Di sekolah siswa diajarkan untuk memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga sekolah yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Tujuan adanya penelitian ini yaitu untuk mengetahui Perwujudan nilai-nilai demokrasi oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jetis Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jetis Bantul Tahun Ajaran 2013/2014, Objek penelitian adalah Perwujudan nilai-nilai demokrasi oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jetis Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.. Metode pengumpulan data adalah menggunakan wawancara. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, klasifikasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini adalah Perwujudan nilai-nilai demokrasi oleh siswa kelas VIII SMP negeri 1 Jetis Bantul disimpulkan bahwa nilai-nilai demokrasi yang sudah diwujudkan siswa di sekolah adalah keinginan untuk aktif dalam kegiatan organisasi dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, sikap empati kepada teman dan sikap menghargai perbedaan agama, sikap menghargai perbedaan status sosial, sikap menghargai perbedaan suku dan budaya. dengan cara bersikap aktif di dalam maupun di luar kelas, lebih tertib dalam menaati peraturan sekolah, menganggap penting adanya organisasi bagi keaktifan mereka di sekolah, menghargai teman yang akan melakukan ibadah, memilih teman bukan karena faktor status sosial, suku budaya dan agama, memberikan nasehat dan perhatian bagi teman yang sering melakukan pelanggaran di sekolah. Namun masih ada perwujudan nilai demokrasi yang belum terwujud di sekolah, yaitu keaktifan siswa di dalam kelas dalam mengangkat isu-isu terbaru untuk dibahas bersama dengan guru, kemudian sikap menghargai perbedaan pendapat yang berbeda dengannya.
Partisipasi Siswa dalam Kegiatan OSIS di SMK Diponegoro Banyuputih Batang Jawa Tengah Yuana, Wartika; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.479 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v3i2.10674

Abstract

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan satu-satunya organisasi kesiswaan yang berada di lingkungan sekolah. Tujuan didirikan OSIS adalah untuk melatih siswa dalam berorganisasi dengan baik dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubungan dengan siswa. Siswa penting mengikuti OSIS, karena siswa dilatih kemandirian, latihan kepemimpinan, dan memiliki tanggung jawab terhadap tugas sebagai pengurus OSIS. Pada kenyataannya banyak pengurus OSIS yang kurang memiliki kemandirian, jiwa kepemimpinan, juga rasa tanggung jawab. Hanya sedikit siswa yang mau berpartisipasi dalam kegiatan OSIS. Dan ada juga siswa yang sudah ikut dalam OSIS tetapi mereka malas dalam berpartisipasi. Masalahnya adalah bagaimana partisipasi pengurus OSIS dalam kepengurusannya.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjeknya adalah pengurus OSIS SMK Diponegoro Banyuputih TahunAjaran 2012/2013, dan objek penelitian ini adalah partisipasi dalam kepengurusan OSIS. Instrument penelitian berupa angket dengan 1 variabel, 2 sub-variabel, 6 indikator, 12 butir soal, dan menggunakan wawancara. Analisis data yang digunakan yaitu deskripsi kualitatif secara induktif melalui reduksi data, kategorisasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa: partisipasipara pengurus OSIS dalam berorganisasi mengenai minat dan pengaruh teman/orang tua dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal yang berupa pengaruh dari diri sendiri serta teman/orang tua. Sedangkan partisipasi pengurus OSIS mengenai pelaksanaan kegiatan yang meliputi pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan, pengaturan waktu, dan pengambilan manfaat sudah baik karena partisipasi pengurus dalam kegiatan sangat bagus.
Peran Teman Sebaya Sebagai Agen Sosialisasi Politik Dalam Menumbuhkan Perilaku Memilih Remaja Pada Pemilihan Walikota Tahun 2011 RT 02 RW 01 Kecamatan Umbulharjo Tasari, Devy
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.856 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v2i2.9273

Abstract

Dalam sosialisasi politik terdapat beberapa agen yang utama, yaitu keluarga, kelompok teman sebaya, media massa, dan sekolah. Sosialisasi politik, yakni suatu proses memperkenalkan sistem politik bisa secara langsung dan secara tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang sistematis tetang peran teman sebaya dalam menumbuhkan perilaku memilih dikalangan remaja pada pemilihan wali kota.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan secara umum peran teman sebaya dalam menumbuhkan perilaku memilih dikalangan remaja pada pemilihan wali kota Yogyakarta. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara. Sedangkan teknik analisis data menggunakan langkah-langkah berfikir logis induksi untuk membangun suatu deskripsi, yakni dengan mengubungkan data satu dengan data lainnya sehingga sehingga diperoleh gambaran umum tentang keadaanya.Berdasarkan hasil analisis data diperoleh suatu diskripsi bahwa tingkat keakraban dalam berteman itu berpengaruh terhadap anak-anak remaja. Di kalangan anak-anak remaja, tingkat keakraban dalam berteman menjadi hal yang utama untuk mendapatkan informasi-informasi politik. Artinya bahwa teman sebaya memiliki peran dalam menumbuhkan perilaku memilih di kalangan remaja pada pemilihan walikota
Aplikasi Pendekatan Pembelajaran Individual Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Difabel (Tunanetra) di MAN Maguwoharjo Kurniati, Ana
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.838 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v3i1.6405

Abstract

Pendidikan inklusif merupakan suatu bagian dari pendidikan formal di Indonesia sebagai model pendidikan yang mengikutsertakan anak-anak yang berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak-anak sebayanya di sekolah umum, dan pada akhirnya mereka menjadi bagian dari masyarakat sekolah tersebut, sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif. Penyelenggaraan pendidikan inklusif dimaksudkan untuk menampung kebergaman siswa baik siswa normal dan juga siswa berkebutuhan khusus. Mendidik anak yang berkelainan fisik maupun karakteristik perilaku sosialnya, tidak sama seperti mendidik anak normal, sebab memerlukan pendekatan dan strategi yang khusus, diantaranya pendekatan pembelajaran individu.Penelitian ini mendeskripsikan penggunaan pendekatan pembelajaran individual dengan materi suprastuktur dan infrastuktur politik pada siswa difabel kelas X di MAN Maguwoharjo. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan wawancara kepada guru dan siswa, baik siswa awas maupun siswa difabel (tuna netra).Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaaan materi oleh para siswa difabel (tuna netra) di kelas belum terkondisikan dengan baik. Dari segi tugas, yang menjawab sempurna hanya beberapa responden saja, sebagian siswa lainnya mengetahui namun tidak bisa menggungkapkan kembali dengan sempurna dan spontan. Oleh karena itu, untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas dibutuhkan pembelajaran di luar kelas sebagai alternatif penguatan penguasaan materi PKn. Hal ini karena adanya pengaruh dan proses yang berlangsung pada waktu kini dan masa lampau yang ikut menentukan. Dengan begitu, siswa mampu mengingat kembali materi dan kesan-kesan yang tersimpan sekalipun sulit untuk memproduksi kesan-kesan itu.
Metode Pembinaan Moral Anak di Dusun Gedangan III Gedangrejo Karangmojo Gunungkidul Agustin, Neta Oktavia; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.178 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v4i1.6279

Abstract

Pembinaan Moral adalah segala usaha yang dilakukan dengan sadar, berencana, dan teratur untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan pengendalian dan pengembangan tingkah laku. Merosotnya nilai moral di kalangan pelajar atau anak-anak muda menimbulkan sikap ragu-ragu dari orang tua untuk menentukan nilai moral yang baik untuk dijadikan patokan. Hal ini disebabkan anak tidak bisa diperlakukan dengan didikan keras atau otoriter, jika mereka diperlakukan keras yang terjadi adalah mereka semakin memberontak. Pembinaan dengan penanaman nilai moral pada anak sangat diperlukan, hal ini ditanamkan agar anak memiliki rasa tanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukannya. Pembinaan dimaksudkan untuk membentuk perhatian, pertimbangan, dan tindakan berlatar pendidikan agar anak berkembang secara baik untuk membantu perkembangan akhlaknya. Pembinaan moral dianggap sama dengan mengajarkan berbagai macam peraturan dalam pengembangan watak yang terlihat dalam tingkah laku anak yang menunjukkan sifat baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembinaan moral oleh orang tua kepada anak di Dusun Gedangan III, Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul.Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah orang tua di Dusun Gedangan III, Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul yang anaknya berumur 13-15 tahun. Objek dalam penelitian ini adalah metode pembinaan moral oleh orang tua kepada anak berumur 13-15 tahun di Desa Gedangan III, Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data dengan cara reduksi data, klasifikasi data, display data, dan penyimpulan/ kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode yang digunakan orang tua untuk membina moral anak di Dusun Gedangan III yaitu metode bercerita, metode berkaryawisata, metode demonstrasi, dan metode keteladanan. Dari empat metode ini yang paling banyak digunakan oleh orang tua adalah metode keteladanan karena metode ini dirasa paling mudah dalam melakukannya, dengan orang tua memberikan contoh pada anak maka anak akan menirukan apa yang sering dilakukan orang tuanya. Dan dari empat metode ini metode berkaryawisata tidak banyak digunakan para orang tua karena keterbatasan ekonomi sehingga anak jarang diajak pergi bersama keluarga.
Penguatan karakter bangsa pada masyarakat multikultural: Peran gerakan kepanduan Hizbul Wathan Supriyadi, Supriyadi
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.472 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v1i1.9747

Abstract

Bangsa Indonesia yang multikultur memerlukan pendidikan untuk pembentukan karakter bangsa. Karakter bangsa atau kualitas dan kuantitas perilaku kolektif kebangsaan itu, hendaknya dibangun dengan bercirikan kekhasan keindonesiaan, yakni didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, keberagaman dan komitmen terhadap NKRI. Nilai-nilai tersebut diupayakan penanamannya ke dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku bermasyarakat berbangsa dan bernegara pada setiap insan Indonesia. Melalui pendidikan, nilai-nilai itu dikembangkan untuk membangun kemampuan diri dalam olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa serta olah raga, baik secara individual maupun kolektif. Sejak awal kelahirannya, pendidikan kepanduan, khususnya kepanduan Hizbul Wathan telah melakukan penanaman nlai-nilai kebangsaan, yakni sebagai gerakan pembela tanah air. Gerakan kepanduan ini berazaskan Islam, untuk menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda menjadi manusia muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan, umat, dan bangsa. Program-program pendidikannya melibatkan pengembangan potensi kejiwaan individu dan mengaitkannya dengan aspek sosial kebudayaan. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan juga menetapkan kriteria persyaratan dalam setiap kenaikan jenjang. Kriteria-kriteria itu menunjukkan pendidikan capaian pendidikan karakter individu dan karakter publik, termasuk di dalamnya adalah karakter bangsa.
Pemahaman Mahasiswa PPKn UAD Angkatan 2008 Tentang Penerapan “Light On” Dalam UU No. 22 Tahun 2009 Adrianto, Surya; Sugiharto, Gatot
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.894 KB)

Abstract

Indonesia adalah negara hukum yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan bangsa Indonesia seperti yang tertuang di dalam konstitusi. Salah satu wujud Indonesia negara hukum adalah dengan membuat peraturan perundangan khususnya dalam hal ini UU No.22 Tahun 2009 yang mengatur tentang lalu lintas Namun setiap peraturan yang dibuat oleh pemerintah tidak semuanya mendapat respon positif dari masyarakat. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan, Pemahaman termasuk juga penilaian Mahasiswa PPKn UAD Tahun angkatan 2008 Tentang Penerapan “Light On” Dalam UU No.22 Tahun 2009.Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa PPKn UAD Tahun angkatan 2008. Objek penelitian ini adalah UU No.22 Tahun 2009 Pasal 107 ayat (2). Teknik pengumpulan data ini berupa wawancara. Metode analisis data dilakukan dengan deskriptif kualitatif.Berdasarkan hasil analisis data, mahasiswa PPKn telah mengetahui maksud dan tujuan yang baik dari pemerintah dalam upaya untuk mengurangi resiko kecelakaan saat mengendarai sepeda motor, namun mahasiswa PPKn dalam hal ini juga memahami bahwa Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Pasal 107 ayat (2) merupakan suatu peraturan yang yang dianggap tidak efektif apabila diterapkan di negara yang beriklim tropis seperti negara Indonesia, dan menerapkan peraturan tersebut merupakan suatu bentuk pemborosan energi.
Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul Fatimah, Siti; Umuri, Muhammad Towil
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.613 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v4i1.6284

Abstract

Pada zaman sekarang sering kali kita melihat berita-berita di televisi dan surat kabar, banyak remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja seperti perkelahian, miras, pemerkosaan, narkoba dan kenakalan-kenakalan yang lain. Namun pernahkah disadari bahwa kenakalan-kenakalan yang ditimbulkan remaja, bukan hanya tanggung jawab remaja itu sendiri, akan tetapi merupakan tanggung jawab orang-orang di sekitar mereka. Ada beberapa faktor yang menjadi pencetus kenakalan remaja, seperti dari diri sendiri, keluarga, masyarakat dan dari sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja di desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja, orang tua, dan tokoh masyarakat di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul, dan objek penelitiannya adalah faktor-faktor penyebab kenakalan remaja di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul. Peneliti mengembangkan instrument penelitian berdasarkan variabel faktor-faktor kenakalan remaja menurut Willis, bahwa kenakalan remaja itu disebabkan oleh empat faktor yaitu; faktor-faktor di dalam diri anak itu sendiri, faktor-faktor di rumah tangga, faktor-faktor di masyarakat, dan faktor-faktor yang berasal dari sekolah. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, klasifikasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab kenakalan remaja yang paling dominan di Desa Kemadang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul adalah faktor-faktor dari dalam diri anak sendiri, yaitu lemahnya pertahanan diri pada remaja, dan adanya pengaruh dari teman bermain atau sebaya. Para remaja lebih banyak meluangkan waktu bersama teman-temanya daripada di rumah bersama keluargannya.
Pelaksanaan Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Sebagai Wahana Membentuk Jiwa Kepemimpinan Siswa (Studi Kasus di OSIS SMKN 1 Yogyakarta Periode 2012-2013) Aprianti, Rina; Triwahyuningsih, Triwahyuningsih
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.662 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v3i2.10675

Abstract

Pelaksanaan kegiatan latihan dasar kepemimpinan sebagai wahana untuk membentuk jiwa kepemimpinan siswa masih berada di bawah kualitas standar. Banyak siswa mengikuti OSIS namun belum mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik dan melalaikan tanggung jawab pengurus OSIS dalam menjalankan amanahnya. Sikap kepemimpinan merupakan sebuah proses yang terus menerus dipelajari dalam tahapan menjadi seorang pemimpin.Adapun tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan latihan dasar kepemimpinan sebagai wahana untuk membentuk jiwa kepemimpinan siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, subyek penelitian ini adalah Pembina OSIS, ketua OSIS dan pengurus OSIS SMK N 1 Yogyakarta, sedangkan yang menjadi obyek adalah pelaksanaan kegiatan latihan dasar kepemimpinan sebagai wahana untuk membentuk jiwa kepemimpinan siswa, adapun teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data dilakukan dengan deskriptif kualitatif secara induktif dengan tahapan analisis data seperti pengumpulan data, reduksi data,display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Berdasarkan hasil analisis data, pelaksanaan kegiatan latihan dasar kepemimpinan sebagai wahana untuk membentuk jiwa kepemimpinan siswa, disimpulkan bahwa OSIS sangat berperan sebagai sarana dan wadah dalam melahirkan siswa yang memiliki jiwa kepemimpinan. Ini terbukti dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan program kerja OSIS seperti kegiatan pelatihan kepemimpinan, pengembangan minat dan bakat siswa, serta memberikan pengaruh dalam menumbuhkan karakter dan kepribadian bagi kepengurusan OSIS. Sehingaa jiwa kepemimpinan seseorang itu tumbuh dengan adanya proses untuk dibentuk, dilatih, dan dibina melalui kegiatan OSIS dalam melaksanakan program kerjanya.
Peranan guru PKn dalam mengatasi perilaku siswa broken home di SMP YP Mustika Padalarang Martini, Eneng; Crisma, Crisma
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.573 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v1i1.9293

Abstract

Tulisan ini membahas secara kualitatif peranan dan upaya guru PKn dalam mengatasi perilaku siswa broken home di sekolah. Siswa yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua, baik karena tinggal berjauhan dengan orang tua, ditinggal menjadi TKI di luar negeri, maupun karena perceraian orang tua, cenderung memiliki sikap yang negatif. Mereka malas-malasan dalam belajar, menyendiri, agresif, bolos sekolah, menentang guru, merokok, tidak rapi, tidak disiplin waktu, bergabung dengan komunitas yang negatif. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada informan terpilih. Hasilnya menunjukkan bahwa peranan dan upaya guru PKn dalam mengatasi perilaku siswa broken home adalah dengan mengembangkan materi, metode, media, sumber dan evaluasi pembelajaran PKn yang dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Selain itu, guru juga menjadi teladan yang baik untuk siswa-siswanya.

Page 4 of 16 | Total Record : 155