cover
Contact Name
Wahyu Wiji Astuti
Contact Email
ahyu_wiji@yahoo.com
Phone
+6281375372028
Journal Mail Official
wahyu_wiji@yahoo.com
Editorial Address
Medan tembung
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
BAHAS
ISSN : 24427594     EISSN : 24427594     DOI : https://doi.org/10.24114/bhs.v32i1
Jurnal BAHAS memuat kajian-kajian tentang bahasa, sastra, seni dan budaya. Jurnal ini dikelola oleh Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Medan.
Articles 22 Documents
Search results for , issue "No 84 TH 38 (2012): BAHAS" : 22 Documents clear
cover dan daftar isi no 84 TH 38 2012 BAHAS Zainuddin .
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.3098

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini berkenaan dengan ihwal teoretis morfologi generatif dalam proses pembentukan kata dan pendekatanya dalam proses morfofonemik bahasa Gayo (BG). Teori Morfologi Generatif model Halle (1973), menyatakan  satuan-satuan dasar leksikon adalah ”morfem” dan menurut leksikalis Aronoff berpendapat bahwa ”kata” adalah dasar semua derivasi. Menurut Halle dalam analisis proses morfofonemik terdiri dari empat subkomponen yang saling terpisah: 1) Daftar Morfem, 2) Kaidah Pembentukan Kata, 3) Saringan, 4) Kamus. Dalam DM semua morfem diidentifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu, yakni dua kategori utama atau kelas utama: 1) Kata pangkal (Kp) dan Afiks, dan 2) Kata pangkal bebas atau kata pangkal terikat. Seperti nomina pangkal, verba pangkal dan adjektiva pangkal. Dalam komponen kedua kaidah pembentukan kata (KPK) bagaimana morfem-morfem di susun dalam gugus tertentu untuk membentuk kata-kata baru dalam hal ini proses morfofonemik untuk menghasilkan kata yang berterima dan yang tidak berterima. Dalam komponen filter menanggani proses pembentukan kata secara fonologis, morfologis dan sintaksis dan penurunan kata dari bentuk struktur asal menjadi struktur lahir dalam proses morfofonemik. Pada komponen kamus merupakan komponen terakhir model morfologi generatif untuk menghimpun kata-kata yang telah melalui filter. Pendekatan analisis teori morfologi generatif dalam proses morfofonemik BG menunjukkan bahwa terdapat rumusan struktur asal (SA) dan struktur lahir (SL) dalalm proses morfofonemik dan kaidah morfofonologis yaitu : (a) kaidah pelesapan fonem nasal  Velar /n/ dengan ciri-ciri [+nasal,-anterior,-koronal,+bersuara]. (b) kaidah asimilasi fonem nasal Velar /ŋ/ dan pelesapan konsonan hambat velar /k/ dengan ciri-ciri [+nasal,-anterior, dan –koronal].   Kata Kunci : Morfologi Generatif, Teoretis.
Analisis Morfologis Adjektiva Bahasa Jerman JUJUR SIAHAAN
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2336

Abstract

Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membahas tentang bagaimana caranya kata itu terstruktur dan bagaimana disusun dari bagian yang lebih kecil. Proses morfologis menyangkut pengkajian tentang cara pembentukan kata melalui penggabungan suatu morfem dengan morfem lainnya.Ada beberapa proses morfologis yang terjadi pada bahasa diantaranya: afiksasi,          reduplikasi, perubahan intern, suplesi, modifikasi kosong, komposisi, acronyms, back formation, blending, clipping, coinage, conversion, morphological misanalysis (false etymology), proper names dan deviating (Verhaar:1979 dan Stageberg dalam Sibarani:2002). Diantara proses morfemis ini yang terdapat dalam bahasa Jerman adalah: afiksasi, komposisi, konversi, modifikasi internal, akronim, klipping dan nama diri. Proses            morfologis yang terjadi pada adjektiva bahasa Jerman adalah afiksasi dengan morfem: un-, erz-, -lich, -sam, -bar, -ig, -ös, -es-, -s-, -n-, -er-, -e- dan proses komposisi. Sedangkan konversi, akronim, klipping dan nama diri terjadi pada kelas nomina, seperti yang telah ada  pada penelitian penulis dalam “analisis morfologis nomina” sebelumnya. Dengan menganalisis       adjektiva bahasa Jerman secara morfologis, maka unsur-unsur atau morfem morfem pembentukannya dan perubahan apa saja yang terjadi dapat dideskripsikan. Adjektiva dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan dan  kualitas. Dilihat dari segi bentuk morfologisnya adjektiva terdiri atas:  (1)adjektiva berbentuk kata dasar dan (2) adjektiva turunan. Adjektiva pokok atau berbentuk kata dasar tidak mendapat proses apapun dala pembentukannya dan bersifat monomorfemis. Sedangkan adjektiva turunan terbentuk melalui proses morfologis dan bersifat polimorfemis (terdiri atas dua morfem atau lebih).
KOMUNIKASI POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI SUMATERA UTARA HENDRA KURNIA PULUNGAN
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2327

Abstract

The change of the provision in the 2004 constitution Number 32 and the effective of the 2008 constitution number 12 in which assert that the contestants of the Head District and Mayoral election (PEMILUKADA -Walikota) can also come from personal supported by a number of people. This fact indicates that the freedom of politics happen in the numerious members of society. The situation of democracy in the local level is obviously seen clearly in the contest of the head district and mayoral election. In the event of such election, either the head district or the mayor have been as an object to be run after. Whereas society is put as a primary subject.
An Approach to the Teaching of English in Indonesia WILLEM SARAGIH
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2341

Abstract

Due to its great role which is now globalizing, to be able to communicate in English well is a dream of all people over the world, including Indonesians. However, it is not easy for non-English people to learn the language, especially for those whose native language is so greatly different in terms of the pronunciation, spelling, and grammatical features. For Indonesian people, generally, English is not easy to learn that efforts to facilitate he learners’ English language acquisition have been made from time to time for example by changing or evaluating the English Curriculum, the teaching methods, etc. Until now, there has not been a single method or technique known to be truly effective and efficient to use in teaching the language to the Indonesian students. This article presents some views which need considering for the success of the learning of English in Indonesia. That intrinsic learning motivation which results from self-awareness of the English language great role in everyone’s study or career is advisable to be possessed by the learners is one main factor for their good success in learning the language. Therefore, it should be socialized to the children as early as possible. In learning the English words, the teacher should familiarize the students with how every word is used in context, not in isolation as words actually do not carry clear meanings in isolation. The meaning of a word is determined by its context, so it should be contextually studied. The aspects of grammar to he dealt with also should be based on the dominant grammatical mistakes in the sentences made by the learners so as to arouse their curiosity and interest in acquiring the language. The outdated thinking that one who is using English at public places is regarded as showing off or conceited, and the language should be used only in the classroom or at certain occasions, should be eradicated now since it hampers language acquisition.
TINJAUAN MENGENAI CERITA RAJA SIDABUTAR DI TOMOK SAMOSIR DALAM SASTRA RAKYAT BATAK TOBA TIAR TIAR
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2332

Abstract

Artikel ini menyajikan tentang pentingnya Bahasa daearah dalam kehidupan sehari-hari, dimana Bahasa daerah adalah salah satu faktor yang turut membina pengembangan bahasa nasional Indonesia. Dan bahasa itu adalah sebahagian cabang dari kebudayaan. Cabang yang lain adalah adat istiadat, ilmu pengetahuan, ekonomi, hukum, dan seni. Kebudayaan yang dimaksud penulis adalah “ Segala sesuatu yang terjadi karena usaha tangan dan akal manusia karena penjelmaan budi atau kekuatan akalnya disebut kebudayaan”. Bahasa daerah itu merupakan sumber dalam memperkaya bahasa Indonesia. Di antara bahasa daerah itu termasuklah bahasa daerah Batak Toba. Batak Toba adalah salah satu dari bahasa daerah di Indonesia.
KESULITAN BAHASA DALAM PROSES TERJEMAHAN TANTI KURNIA SARI
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2337

Abstract

Setiap bahasa mempunyai sistem tersendiri, dan sistem dalam setiap bahasa merupakan polisistemik karena setiap bahasa mempunyai struktur  sintaksis, sintagmatik, leksikal, dan morfem yang berbeda dari sistem hahasa lainnya. Perbedaan dalam hal sistem tersebut tidak hanya terdapat pada bahasa-bahasa yang tidak serumpun, melainkan juga terjadi pada bahasa-bahasa yang serumpun. Perbedaan-perbedaan dalam hal sistem bahasa itulah yang menyebabkan timbulnya kesulitan-kesulitan dalam penerjemahan. Kesulitan-kesulitan bahasa dalam penerjemahan mencakup kesulitan pada sarana leksikal yaitu aneka makna, diferensiasi/nondiferensiasi, meddan semantis. Juga pada sarana gramatikal yaitu bentuk-bentuk tunggal dan jamak, kategori aspek, genus, serta sarana stilistis. Kesulitan-kesulitan tersebut merupakan kesulitan mencari padanan makna/padanan formal dan upaya mencegah timbulnya rintangan stilistis dalam proses terjemahan.
Eufemisme Bahasa Minangkabau Dialek Pariaman SYAMSUL BAHRI
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2328

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang penghalusan bahasa  yang merupakan ungkapan - ungkapan yang lebih santun dan sopan untuk menghindari pernyataan yang dirasakan kasar,yaitu mengenai Eufemisme Bahasa Minangkabau Dialek Pariaman.  Masyarakat Minangkabau termasuk Pariaman masih kuat berpegang teguh pada adat istiadat dan agama,hal ini memandu masyarakat tersebut memiliki sikap yang lebih santun dan  sopan dalam berbicara.Tatakrama dalam berbicara inilah yang disebut Langgam Kato.Pada Masyarakat Minang Pariaman,ditemui juga penggunaan penghalusan bahasa atau Eufemisme pada kata sapaan yang berhubungan dengan Kato Nan Ampek yang disesuaikan dengan tatakrama berbicara atau Langgam Kato yaitu Kato Mandaki (  yaitu kata sapaan yang digunakan kepada orang yang lebih tua atau status sosialnya lebih tinggi ),Kato Manurun (yaitu kata sapaan  yang digunakan kepada orang yang lebih muda atau status sosialnya lebih rendah ),Kato Malereng (  yaitu kata sapaan yang digunakan kepada orang yang berada dalam posisi yang sama dan saling menghargai atau menghormati dalam suatu hubungan keluarga ) dan Kato Mandata (yaitu kata sapaan yang digunakan pada orang yang sebaya atau sama dari segi umur,status sosial dan hubungannya lebih dekat atau akrab). Pada bahasa Minangkabau dialek Pariaman ternyata ditemui juga jenis jenis Eufemisme menurut Allan and Burridge,yaitu ekspresi figuratif (figurative expression ),metafora ( metaphor ),Plipanci (flippancy),memodelkan kembali (remodeling ) ,sirkumlokasi ( circumlocutions ),satu kata untuk menggantikan kata lain ( one for one substitution ),Umum ke khusus ( general for specific ),hiperbola ( hyperbole),makna diluar pernyataan ( understatement),dan kolokial (colloquial ).Dengan adanya penghalusan bahasa ini tentu dapat memperkaya bahasa Minangkabau Dialek Pariaman yang lebih santun yang dapat terus berkembang dan dilestarikan dalam upaya pengembangan bahasa daerah yang dapat memperkaya bahasa nasional.
An Approach to the Teaching of English in Indonesia WILLEM SARAGIH
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2342

Abstract

Due to its great role which is now globalizing, to be able to communicate in English well is a dream of all people over the world, including Indonesians. However, it is not easy for non-English people to learn the language, especially for those whose native language is so greatly different in terms of the pronunciation, spelling, and grammatical features. For Indonesian people, generally, English is not easy to learn that efforts to facilitate he learners’ English language acquisition have been made from time to time for example by changing or evaluating the English Curriculum, the teaching methods, etc. Until now, there has not been a single method or technique known to be truly effective and efficient to use in teaching the language to the Indonesian students. This article presents some views which need considering for the success of the learning of English in Indonesia. That intrinsic learning motivation which results from self-awareness of the English language great role in everyone’s study or career is advisable to be possessed by the learners is one main factor for their good success in learning the language. Therefore, it should be socialized to the children as early as possible. In learning the English words, the teacher should familiarize the students with how every word is used in context, not in isolation as words actually do not carry clear meanings in isolation. The meaning of a word is determined by its context, so it should be contextually studied. The aspects of grammar to he dealt with also should be based on the dominant grammatical mistakes in the sentences made by the learners so as to arouse their curiosity and interest in acquiring the language. The outdated thinking that one who is using English at public places is regarded as showing off or conceited, and the language should be used only in the classroom or at certain occasions, should be eradicated now since it hampers language acquisition.
Peer Reviewer : MORFOLOGI GENERATIF: SUATU TINJAUAN TEORETIS Zainuddin Zainuddin
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.3092

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini berkenaan dengan ihwal teoretis morfologi generatif dalam proses pembentukan kata dan pendekatanya dalam proses morfofonemik bahasa Gayo (BG). Teori Morfologi Generatif model Halle (1973), menyatakan  satuan-satuan dasar leksikon adalah ”morfem” dan menurut leksikalis Aronoff berpendapat bahwa ”kata” adalah dasar semua derivasi. Menurut Halle dalam analisis proses morfofonemik terdiri dari empat subkomponen yang saling terpisah: 1) Daftar Morfem, 2) Kaidah Pembentukan Kata, 3) Saringan, 4) Kamus. Dalam DM semua morfem diidentifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu, yakni dua kategori utama atau kelas utama: 1) Kata pangkal (Kp) dan Afiks, dan 2) Kata pangkal bebas atau kata pangkal terikat. Seperti nomina pangkal, verba pangkal dan adjektiva pangkal. Dalam komponen kedua kaidah pembentukan kata (KPK) bagaimana morfem-morfem di susun dalam gugus tertentu untuk membentuk kata-kata baru dalam hal ini proses morfofonemik untuk menghasilkan kata yang berterima dan yang tidak berterima. Dalam komponen filter menanggani proses pembentukan kata secara fonologis, morfologis dan sintaksis dan penurunan kata dari bentuk struktur asal menjadi struktur lahir dalam proses morfofonemik. Pada komponen kamus merupakan komponen terakhir model morfologi generatif untuk menghimpun kata-kata yang telah melalui filter. Pendekatan analisis teori morfologi generatif dalam proses morfofonemik BG menunjukkan bahwa terdapat rumusan struktur asal (SA) dan struktur lahir (SL) dalalm proses morfofonemik dan kaidah morfofonologis yaitu : (a) kaidah pelesapan fonem nasal  Velar /n/ dengan ciri-ciri [+nasal,-anterior,-koronal,+bersuara]. (b) kaidah asimilasi fonem nasal Velar /ŋ/ dan pelesapan konsonan hambat velar /k/ dengan ciri-ciri [+nasal,-anterior, dan –koronal].   Kata Kunci : Morfologi Generatif, Teoretis.
PENINGKATAN PENGUASAAN STRUKTUR BAHASA PRANCIS MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING PENGADILEN SEMBIRING
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2333

Abstract

Selama ini pengajaran mata kuliah tata bahasa hanya berfokus pada kuliah mimbar yang begitu membosankan, maka pada makalah ini penulis akan mencoba melakukan sebuah inovasi dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik Mind Mapping yang diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses belajar mengajar sebagai berikut : teknik mind mapping dapat merangsang ide dan kreativitas pembelajar, teknik tersebut dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pembelajar terutama masalah dalam kehidupan sehari-hari misalnya menyusun daftar sesuatu, dapat merangsang daya ingat pembelajar lebih efektif, dapat memperkaya materi ajar dengan memberikan informasi baru.

Page 1 of 3 | Total Record : 22


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 34, No 1 (2023): BAHAS Vol 33, No 4 (2022): BAHAS Vol 33, No 3 (2022): BAHAS Vol 33, No 2 (2022): BAHAS Vol 33, No 1 (2022): BAHAS Vol 32, No 4 (2021): BAHAS Vol 32, No 3 (2021): BAHAS Vol 32, No 2 (2021): BAHAS Vol 32, No 1 (2021): BAHAS Vol 31, No 4 (2020): BAHAS Vol 31, No 3 (2020): BAHAS Vol 31, No 2 (2020): BAHAS Vol 31, No 1 (2020): BAHAS Vol 30, No 4 (2019): BAHAS Vol 30, No 3 (2019): BAHAS Vol 30, No 2 (2019): BAHAS Vol 30, No 1 (2019): BAHAS Vol 29, No 4 (2018): BAHAS Vol 29, No 3 (2018): BAHAS Vol 29, No 2 (2018): BAHAS Vol 29, No 1 (2018): BAHAS Vol 28, No 4 (2017): BAHAS Vol 28, No 3 (2017): BAHAS Vol 28, No 2 (2017): BAHAS Vol 28, No 1 (2017): BAHAS Vol 27, No 4 (2016): BAHAS Vol 27, No 3 (2016): BAHAS Vol 27, No 2 (2016): BAHAS Vol 27, No 1 (2016): BAHAS Vol 26, No 4 (2015): BAHAS Vol 26, No 3 (2015): BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS Vol 26, No 1 (2015): BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS Vol 25, No 3 (2014): BAHAS No 89 TH XL (2014): BAHAS No 86 TH 39 (2013): BAHAS No 85 TH 39 (2013): BAHAS No 85 TH 37 (2012): bahas No 84 TH 38 (2012): BAHAS No 83 TH 38 (2011): BAHAS No 82 TH 38 (2011): BAHAS No 81 TH 38 (2011): BAHAS No 80 TH 38 (2011): BAHAS No 80 TH 37 (2011): BAHAS No 79 TH 37 (2010): BAHAS No 78 TH 37 (2010): BAHAS No 77 TH 37 (2010): BAHAS No 76 TH 37 (2010): BAHAS No 75TH XXXVI (2009): BAHAS No 74TH XXXVI (2009): BAHAS No 73TH XXXVI (2009): BAHAS No 72TH XXXVI (2009): BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS No 65TH XXXIV (2007): JURNAL BAHAS More Issue