cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 237 Documents
HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MENJALANKAN SOP PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS Triwidyawati, Dinna; Kristiyawati, Sri Puguh; Ch. Purnomo, S. Eko
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, dimana  pasien yang dirawat inap mendapatkan terapi intravena. Terapi intravena adalah terapi medis yang dilakukan secara invasif untuk mensuplai cairan, elektrolit, nutrisi dan obat melalui pembuluh darah. Salah satu komplikasi pemberian terapi intravena adalah phlebitis, sehingga  untuk mencegah terjadinya phlebitis diperlukan kepatuhan perawat dalam melakukan pemasangan infus yang sesuai dengan Standar Operasional Procedure. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kepatuhan perawat dalam menjalankan Standar Operasional Procedure pemasangan infus dengan kejadian phlebitis di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling. Populasi penelitian ini adalah pasien yang dipasang infus dan perawat di ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang yang telah melakukan pemasangan infus dengan total sampel 74 responden. Pengambilan data dengan menggunakan lembar observasi. Setelah data diperoleh kemudian dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden sebagian besar perawat menjalankan pemasangan infus sesuai Standar Operasional Procedure dalam kategori patuh sebanyak 52 responden dan sebagian besar pasien tidak mengalami phlebitis sebanyak 47 responden (90,4%). Berdasarkan hasil uji analisis didapatkan nilai X2 sebesar 23,641 didapatkan nilai p value sebesar 0,000 (p value < 0.05). Kesimpulan Ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan perawat dalam menjalankan Standar Operasional Procedure pemasangan infus dengan kejadian phlebitis di RSUD Tugurejo Semarang. Phlebitis merupakan peradangan pada dinding pembuluh darah vena, yang menyebabkan ketidaknyamanan dan memperburuk area lokasi penusukan. Dengan demikian diharapkan perawat mendapat informasi tentang terapi intravena yang sesuai Standar Operasional Procedure, sehingga dapat meminimalisasi kejadian phlebitis. Kata kunci : Kepatuhan perawat, Standar Operasional Procedure pemasangan infus, Phlebitis.
PENGARUH PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIA TODDLER DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Santoso, Dwi Andik; S, Sri Haryani; Meikawati, Wulandari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seorang perawat yang merawat dan menangani klien harus memiliki kemampuan melakukan pendekatan dan komunikasi kepada anak karena sesuai dengan karakteristik perkembangan, sering kali sulit diajak kerja sama. Oleh karena itu, perawat harus menggunakan komunikasi terapeutik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan komunikasi terapeutik perawat terhadap perilaku kooperatif anak usia toddler di RSUD Tugurejo Semarang. Variabel bebas penelitian ini adalah komunikasi terapeutik sedangkan variabel terikat adalah perilaku kooperatif. Desain penelitian ini adalah pre-experiment designs dengan rancangan one group pre and post test design, jumlah sampel 38 responden dengan tekhnik Consecutive sampling. Untuk mengetahui pengaruh penerapan komunikasi terapeutik terhadap perilaku kooperatif digunakan uji t paried. Berdasarkan hasil uji t paried diperoleh bahwa nilai p=0,000 (<0,05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh penerapan komunikasi terapeutik perawat terhadap perilaku kooperatif anak usia toddler Hasil penelitian perilaku kooperatif sebelum penerapan komunikasi terapeutik perawat 7 anak (18,4%) berkategori kurang kooperatif. Sedangkan sesudah penerapan komunikasi terapeutik perawat tidak ditemukan responden dengan kategori kurang kooperatif. menunjukkan terdapat pengaruh penerapan komunikasi terapeutik perawat terhadap perilaku kooperatif anak usia toddler. Rekomendasi hasil penelitian adalah menggunakan kelompok kontrol untuk mengetahui tingkat keberhasilan antara kelompok kontrol dan kelompok kasus.Kata Kunci : Perilaku kooperatif, komunikasi terapeutik, toodler.
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGALIYAN SEMARANG Trisnawati, Elsera; -, Machmudah; -, Sobirun
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi usia 0-6 bulan. Berdasarkan data UNICEF tahun 2006 menyebutkan bahwa kesadaran ibu untuk memberikan ASI di Indonesia baru 14%, itupun diberikan hanya sampai bayi berusia empat bulan. Dari Pedoman Internasional menganjurkan pemberian ASI selama 6 bulan pertama, didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi serta pertumbuhan dan perkembangannya. Rendahnya angka cakupan ASI eksklusif dapat menimbulkan dampak negatif terhadap timbulnya penyakit diare, hasil penelitian menjelaskan bahwa bayi yang tidak diberi ASI berisiko terkena diare 2-3 kali lebih banyak dibanding bayi yang diberi ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik ibu seperti pengetahuan tentang ASI eksklusif, umur, pendidikan, pekerjaan, dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif. Metode yang digunakan adalah survey deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 70 ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan, dengan teknik Total sampling. Data primer adalah dengan metode wawancara, lembar kuesioner, sedangkan data sekunder berupa data-data yang ada di Puskesmas. Hasil penelitian menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p= 0,005 yang berarti (p < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p= 0,045 yang berarti (p < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. Saran bagi ibu yaitu diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang arti pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan dan terutama pada 5 pertanyaan yang rata - rata belum bisa dijawab tentang kandungan ASI dan manfaat ASI dan para ibu diupayakan untuk lebih meningkatkan perilakunya untuk menyusui secara eksklusif.   Kata Kunci : Karakteristik ibu, asi eksklusif.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN DENGAN LAMANYA KONTAK PERAWAT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN STROKE DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Yuanita, Endra; Suryani, Maria; -, Sayono
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasien stroke mengalami ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum, mandi maupun berpakaian sangat tergantung terhadap bantuan orang lain. Tingkat ketergantungan berdasarkan indeks barthel di bagi menjadi 6 yaitu minimal, ketergantungan minimal, membutuhkan bantuan ADL, tergantung sebagian, sangat tergantung dan ketergantungan total. Sedangkan Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung berdasarkan mandiri 2 jam, partial care/sebagian 3 jam, total care 6 jam, Intensive care  8 jam. Desain penelitian ini adalah Cross sectional dengan jumlah 48 sampel responden stroke  di RSUD Tugurejo. Hasil analisis diperoleh hasil tingkat ketergantungan terbanyak adalah kategori sangat tergantung sebanyak 27 responden (56,2%) dengan berkebutuhan nutrisi oral sebanyak 42 responden (87,5%) dimana membutuhkan kontak perawat 18 menit dan responden yang berkebutuhan nutrisi dengan bantuan alat Nasogastric Tube yang menggunakan spuit sebanyak 6 responden (12,5%) dimana membutuhkan kontak perawat rata-rata 49 menit. Hasil uji korelasi Spearman Rank  didapatkan nilai p-value = 0,023 (p<0,05)  dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang, dengan nilai Korelasi 0,328 memiliki kekuatan hubungan sedang. Penelitian ini dapat menambah referensi tentang hubungan tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pasien stroke. Kata Kunci :  tingkat ketergantungan, dan lamanya kontak.
PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN ANTARA YANG IKUT PAUD DENGAN YANG TIDAK IKUT PAUD DI KELURAHAN BANDARHARJO SEMARANG UTARA Budianto, Fery
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak adalah inividu yang unik dan bukanlah miniatur orang dewasa sehingga tidak dapat diperlakukan seperti orang dewasa. Anak memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh kembang terutama perkembangan motorik kasar. Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi, sebagai variabel independen dan variabel dependen. Jumlah sampel 80 responden, sampel anak yang ikut PAUD berjumlah 40 responden ini menggunakan total sampling Hasil penelitiannya menunjukan kategori melebihi sebanyak 31 anak dengan nilai presentase 38.8% dan kategori normal sebanyak 9 anak dengan nilai presentase 11.2%. Sedangkan sampel anak yang tidak ikut PAUD berjumlah 40 responden ini menggunakan proporsionate simple random sampling. Hasil penelitian menunjukan kategori melebihi sebanyak 8 anak dengan nilai presentase 10.0%, kategori normal sebanyak 22 anak dengan nilai presentase 27.5%, dan kategori terlambat sebanyak 10 anak dengan nilai presentase 12.5%. Analisis menggunakan kolmogorov smirnov didapatkan bahwa variabel perkembangan motorik kasar didapatkan berdistribusi tidak normal dengan p = 0,000 (<0,05), uji korelasi yang digunakan adalah mann-whitney dan diketahui p value = 0,000 (<0,05) dan nilai Z -4,744 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara perkembangan motorik kasar pada anak usia 4-6 tahun antara yang mengikuti PAUD dengan anak yang tidak mengikuti PAUD di kelurahan Bandarharjo Semarang.Kata Kunci : Tumbuh Kembang Anak dan Perkembangan Motorik Kasar
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN CERMIN TERHADAP KEMAMPUAN BICARA PADA PASIEN STROKE DENGAN AFASIA MOTORIK Crossiati, Galih
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 3 (2013): Juni 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, stroke merupakanpenyebab utama kematian yang disebabkan penyakit non infeksi. Sebanyak 5% orang Indonesia berusia di atas 65 tahun pernah mengalami setidaknya satu kali serangan stroke. Bila terdapat lesi di area broca, pasien akan mengalami gangguan bicara dan menimbulkan afasia motorik. Salah satu penanganannya yaitu dengan latihan di depan cermin untuk latihan gerakan lidah, bibir, dan mengucapkan kata-kata. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas penggunaan cermin terhadap kemampuan bicara pada pasien stroke dengan afasia motorik di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian yang digunakan adalah true exsperiment selama 7 hari dengan perlakuan 2 kali sehari terapi wicara tanpa menggunakan cermin (kelompok kontrol) dan dengan menggunakan cermin (kelompok perlakuan). Sampel yang diambil sebanyak 18 responden dengan menilai tingkat kemampuan bicara sebelum dan setelah dilakukan terapi wicara untuk kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Hasil uji statistik Independent TTest diperoleh nilai p-value 0,000 (<0,05), sedangkan nilai t hitung 7,159 > nilai t tabel 1,73. Sehingga dapat disimpulkan terdapat efektivitas penggunaan cermin terhadap kemampuan bicara pada pasien stroke dengan afasia motorik. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai program pemulihanpasien stroke yang mengalami gangguan bicara (afasia motorik) serta sebagai bahan masukan dalam proses pendidikan ilmu keperawatan dan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.Kata kunci : stroke, terapi wicara dengan cermin, peningkatan kemampuan bicara
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPOTENSI INTRADIALISIS PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS -, Handayani
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hemodialisis adalah terapi pengganti ginjal yang paling banyak digunakan pasien gagal ginjal kronik(GGK). Komplikasi saat hemodialisis diantaranya hipotensi intradialisis. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi hipotensi intradialisis pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RS Telogorejo Semarang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei, dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi sebanyak 100 pasien dengan sampel 50 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 23 (46%) pasien mengalami hipotensi intradialisis. Sebagian besar responden berada pada umur 56-65 tahun sebanyak 24 pasien (48%). Sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 34 pasien (68%). Sebagian besar tidak menggunakan obat antihipertensi sebelum hemodialisis sebanyak 33 pasien (66%). Sebagian besar terjadi peningkatan berat badan sedang sebanyak 19 pasien (38%). Sebagian besar ultrafiltrasi(UFR) >13 ml/kg/jam sebanyak 23 (46%). Kesimpulan: ada pengaruh usia dengan hipotensi intradialisis (p = 0,009). Ada pengaruh UFR dengan hipotensi intradialisis (p = 0,043). Saran: untuk penelitian yang akan datang bisa melakukan penambahan sampel dan penambahan faktor resiko lain mengenai hipotensi intradialisis seperti penambahan faktor disfungsi otonom, makan selama hemodialisis dan anemia. Kata kunci: hipotensi intradialisis, hemodialisis, usia, jenis kelamin, penggunaan obat antihipertensi, IDWG, ultrafiltrasi.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP PERILAKU MENGURANGI KONSUMSI ROKOK PADA REMAJA (Studi Kasus di Dukuh Kluweng Desa Kejambon Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang) Ikhsan, Henridha
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Merokok merupakan kegiatan yang membahayakan bagi kesehatan tubuh. Rokok mempunyai zat adiksi yang tergolong besar dan didalamnya terdapat kandungan kurang lebih 4000 elemen, dimana 200 elmen didammnya dapat membahayakan kesehatan tubuh. Orang yang memiliki kebiasaan merokok biasanya sangat sulit untuk berhenti. Kebanyakan perokok muda dengan usia sekitar 14-17 tahun mereka hanya ikut-ikutan saja, mereka hanya mengikuti tren tanpa mengetahui apa dampak dari merokok itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruhpendidikan kesehatan bahaya merokok terhadap perilaku mengurangi konsumsi rokok, diharapkan perokok ini dapat mengetahui apa bahaya dari rokok sehingga mereka mau untuk mengurangi konsumsi rokoknya. Penelitian ini menggunakan metode pra eksperimental dengan menggunakan rancangan one group pre-post design dilakukan pada 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan pendidikan kesehatan didapatkan kategori cukup baik sebanyak 36.7%, tidak baik 63.3%. Setelah diberikan pendidikan kesehatan jumlahnya menurun yaitu dari kategori cukup baik sebanyak 90.0%, tidak baik 10.0% dan secara statistik bermakna (Z = -4,797; p=0,000). Disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan bahaya merokok terhadap perilaku mengurangi konsumsi rokok.Untuk menindak lanjuti hasil penelitian ini, dihrapkan pihak dari tenaga kesehatan sebagai pemegang peranan penting dalam memberikan informsi tentang rokok dan bahayanya kepada remaja.Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Perilaku, Rokok
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT LANSIA HIPERTENSI DI KELURAHAN KARANGAYU SEMARANG Ulya, Inarotul
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 3 (2013): Juni 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan jumlah lansia di negara berkembang jauh lebih banyak dibandingkan negara maju. Peningkatan jumlah lansia di negara berkembang akan mencapai 80%. Hipertensi merupakan faktor risiko penting bagi penyakit kardiovaskuler yang banyak diderita lansia. Keluarga sangat berperan penting dalam kehidupan lansia, hampir 80 % keluarga akan mendukung lansia dan biasanya anak dewasa yang menjadi support bagi lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan keluarga merawat lansia hipertensi di Kelurahan Karangayu. Desain penelitian ini adalah analitik, jumlah sampel 70 responden dengen teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin responden sebagian besar jenis kelamin perempuan, hubungan keluarga dengan lansia sebagai anak, pendidikan responden sebagian besar SD, umur responden sebagian besar 36-45 tahun, pengetahuan keluarga sebagian besar cukup, Sebagian besar kemampuan keluarga merawat lansia hipertensi kategori cukup, dan ada hubungan antara pengetahuan keluarga dengan kemampuan keluarga merawat lansia hipertensi dengan ρ value sebesar 0,000. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar lansia menaati pola diet hipertensi dan memeriksakan tekanan darah secara rutin ke tenaga kesehatan terdekat.Kata Kunci : Pengetahuan, keluarga, lansia, hipertensi
HUBUNGAN LAMA PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG purnamasari, indraningtyas putri
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terapi intravena merupakan prosedur dalam pelayanan dirumah sakit yang diberikan pada pasien rawat inap, pemberian terapi interavena dapat menimbulkan komplikasi salah satunya yaitu plebitis. Plebitis adalah suatu inflamasi pada pembuluh darah yang di karenakan oleh lamanya pemasangan infus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lamanya pemasangan infus dengan kejadian plebitis di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi, dengan populasi pasien yang terpasang infus diruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. Jumlah sampel 82 responden dengan teknik Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan uji rank spearman dengan tingkat kemaknaan yang ditetapkan  α ≤ 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lama pemasangan infus pada hari ke-5 (72,7%) dan yang mengalami plebitis sebanyak 24 responden. Sedangkan dari keseluruhan responden yang terjadi plebitis sebanyak 42 responden (51,2%). Berdasarkan uji analisis didapatkan nilai r = 0,384 didapatkan  kekuatan hubungan sedang  dengan nilai p value = 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lama pemasangan infus dengan kejadian plebitis di RSUD Tugurejo Semarang. Lama pemasangan infus dapat menyebabkan masuknya mikroorganisme kedalam jaringan yang mengalami trauma dan terjadi plebitis. Dengan demikian diperlukan rotasi tempat pemasangan infus setelah terpasang selama 3 hari, selain itu perlu di perhatikan faktor-faktor lain yang menyebabkan plebitis. Kata kunci : lama pemasangan infus, kejadian plebitis

Page 8 of 24 | Total Record : 237