cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02161192     EISSN : 25414054     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian (J.Pascapanen) memuat artikel primer yang bersumber dari hasil penelitian pascapanen pertanian. Jurnal ini diterbitkan secara periodik dua kali dalam setahun oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian" : 6 Documents clear
EVALUASI EFEK KEMASAN PLASTIK TERHADAP DAYA SIMPAN BERAS (Evaluation on The Effects of Type of Plastics Packaging on The Storage Life of Rice) Elmi Kamsiati; Emmy Darmawati; Yadi Haryadi
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v11n1.2014.9-18

Abstract

Beras merupakan komoditas penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Selama penyimpanan, beras dapat mengalami kerusakan karena pengaruh lingkungan, maupun serangan serangga hama pascapanen. Sitophilus oryzae merupakan serangga hama pascapanen yang banyak menyerang beras, menyebabkan susut bobot dan pencemaran kualitas selama penyimpanan. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh jenis kemasan terhadap kematian Sitophilus oryzae dan menentukan kemasan yang sesuai untuk penyimpanan beras. Tiga varietas beras lokal Kalimantan Tengah (Siam Jurut, Siam Unus dan Karang Dukuh) yang diinfestasi dengan Sitophilus oryzae dikemas dengan plastik “hermetik” laminat, polipropilen (PP) dan poli etilen densitas rendah (LDPE). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis plastik berpengaruh nyata pada kematian Sitophilus oryzae dalam kemasan. Total kematian Sitophilus oryzae dicapai setelah tiga hari dalam plastik “hermetik” laminat, tujuh hari dalam plastik PP. Sedangkan dalam plastik LDPE, total kematian dicapai setelah 20 hari penyimpanan.Kata kunci :beras, kemasan plastik, Sitophilus oryzae, penyimpananEnglish Version AbstractRice is an important agricultural commodity serves as staple food for most of Indonesian people. During storage, rice can be damaged due to environmental factors as well as postharvest pest. Sitophilus oryzae is insect pest that attacks rice during storage causing quantity and quality losses. The objective of this research was to study the effects of type of packaging on the S.oryzae mortality and determine the appropriate packaging for rice during the storage. Three varieties of Central Kalimantan local rice (Siam Jurut, Siam Unus and Karang Dukuh) that infested by S.oryzae were packaged using three types of packaging, i.e “hermetic” laminat, polypropilen (PP) and low density polyetylen (LDPE) plastics. The result of showed that the type of packaging significantly effected the S.oryzae mortality. Total mortality of S.oryzae reached after three days, seven days, and 20 days in hermetic, PP, LDPE respectively.Keywords :rice, plastics packaging, Sitphilus oryzae, storage
PENGARUH VAPOR HEAT TREATMENT DAN SUHU PENYIMPANAN PADA MUTU BUAH PEPAYA (Study of Vapor Heat Treatment to Maintain Papaya Quality at Different Storage Temperature) Nurhayati Nurhayati; Rokhani Hasbullah; Y. Aris Purwanto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v11n1.2014.39-47

Abstract

Pepaya merupakan salah satu buah yang memiliki umur simpan pendek akibat pematangan yang cepat sehingga mudah mengalami senescence. Oleh itu diperlukan upaya untuk memperpanjang umur simpan tanpa menurunkan mutu buah. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat pengaruh perlakuan uap panas (VHT) dalam menunda kerusakan buah pepaya pada suhu penyimpanan yang berbeda. VHT dilakukan pada suhu 46,5 oC selama 15 dan 30 menit serta kontrol (tidak dilakukan VHT) dan buah disimpan pada suhu 13 oC (suhu optimal untuk penyimpanan pepaya) dan suhu ruang (26-30 oC). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial sebanyak 3 ulangan dan jika terdapat pengaruh perlakuan maka digunakan uji lanjut Duncan pada taraf 5%. Parameter pengamatan meliputi susut bobot, warna kulit, kekerasan dan total padatan terlarut. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan VHT pada suhu 46,5 oC selama 30 menit dapat menekan penurunan susut bobot, mempertahankan kekerasan, mempercepat perubahan warna kulit namun berpotensi menurunkan total padatan terlarut buah pepaya. Suhu penyimpanan yang lebih rendah dapat menunda proses pematangan buah. Tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan VHT dan suhu penyimpanan pada semua parameter pengamatan.Kata kunci :perlakuan uap panas, buah pepaya, suhu penyimpanan.English Version AbstractPapaya is a fruit that has a short shelf-life as a result of the rapid metabolism from ripening to senescence. The research was aimed to study the influence of storage temperatures and vapour heat treatment (VHT) in delaying the senescence of papaya. VHT was treated at a temperature 46.5 °C for 15 and 30 minutes and control (without VHT). Storage was done at 13 oC (the optimum temperature for papaya’s storage) and room temperature (26-30 oC). Research design was using completely randomized factorial and followed by Duncan Multiple Range Test (DMRT) if for test difference among treatment. Parameters observed were weight loss, peel color, firmness and total soluble solids. The result showed VHT at 46.5 oC for 30 minutes decreased rate of weight loss maintain firmness and accelerated peel yellowing, but was potentially to reduce total soluble solids. Lower temperature storage delayed ripening and there was no interaction effect between VHT treatment and storage temperatures.Keywords :papaya damage, temperature storage, vapor heat treatment.6
AKTIVITAS ANTIMIKROBA NANOEMULSI MINYAK BIJI PALA (Antimicrobial Activity of Nutmeg Oil Nanoemulsion) Iceu Agustinisari; Endang Yuli Purwani; Niken Harimurti; Sri Yuliani
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v11n1.2014.1-8

Abstract

Minyak biji pala mengandung senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas antimikroba. Senyawa bioaktif umumnya bersifat tidak stabil sehingga mudah mengalami penurunan aktivitas biologisnya. Salah satu cara untuk meningkatkan stabilitasnya adalah dengan menggunakan teknologi nano. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendapatkan formulasi nanoemulsi minyak biji pala dengan ukuran droplet partikel <300 nm sebagai bahan antimikroba, (2) mendapatkan formulasi nanoemulsi yang memiliki aktivitas antimikroba terbaik terhadap mikroba E.coli, S.aureus dan S.cereviseae. Proses nanoemulsi minyak biji pala dilakukan dengan menggunakan alat High Pressure Homogenizer pada tekanan 20000 psi atau 137,931 KPa dengan 5 siklus. Pengamatan dilakukan terhadap 12 formulasi yang diperoleh dari kombinasi antara tiga konsentrasi minyak (5%, 10% dan 15%) dan dua jenis surfaktan (tween 20 dan tween 80) dengan tiga tingkat konsentrasi (10%, 15% dan 20% dari massa minyak biji pala). Pengujian aktivitas antikmikroba dilakukan dengan metode difusi sumur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi nanoemulsi minyak biji pala yang diperoleh memiliki ukuran droplet partikel 104,80-161,15 nm.. Konsentrasi minyak biji pala berpengaruh secara signifikan terhadap zona penghambatan pertumbuhan mikroba. Nanoemulsi minyak biji pala dengan formulasi konsentrasi minyak biji pala 15% dan jenis surfaktan Tween 80 dengan konsentrasi 20% dari massa minyak (M15S20T80) memberikan efek penghambatan terbaik pada E.coli (11,25 mm), S.aureus (13,06 mm) dan S.cereviseae (11,4 mm).Kata kunci :minyak biji pala, surfaktan, nanoemulsi, antimikroba, penghambatanEnglish Version AbstractNutmeg oil contained bioactive compounds which had antimicrobial activities. Generally, bioactive compounds have a limited stability, so that they undergo biological activity degradation easily. One of ways to increase its stability is using nanotechnology. This research was aimed (1) to obtain nutmeg oil nanoemulsion formulation which having particle size <300 nm as antimicrobial agent, (2) to obtain nanoemulsion formulation which having the best antimicrobial activity toward E.coli, S.aureus and S.cereviseae. Processing of nanoemulsion was conducted using High Pressure Homogenizer at 20000 psi or 137,931 Kpa and 5 cycles. Observation was conducted to 12 nanoemulsion formulation which was gained from combination between concentration of nutmeg oil (5%, 10%, 15%) and types of surfactant (tween 20 and tween 80) with 3 level concentration (10%, 15% and 20% from nutmeg oil mass). Antimicrobial testing was conducted using agar well diffusion method. The result showed that formulation of nutmeg oil nanoemulsion having particle size 104,80-161,15 nm. Nutmeg oil concentration had significantly effect in inhibition zone of microbes growth. Formulation of nutmeg oil nanoemulsion with 15% nutmeg oil and surfactant tween 80 as much as 20% of nutmeg oil mass gave the best growth inhibition on E.coli (11,25 mm), S.aureus (13,06 mm) dan S.cereviseae (11,4 mm).Keywords :nutmeg oil, nanoemulsion, antimicrobial, inhibition
POLA PERTUMBUHAN ASPERGILLUS OCHRACEUS BIO 220 DAN PRODUKSI OKRATOKSIN A PADA JAGUNG DAN KEDELAI INVITRO (Growth Pattern of Aspergillus ochraceus and Ochratoxin A Production on Maize and Soybens invitro) Sinta Simatupang; Winiati P. Rahayu; Hanifah N. Lioe; Dian Herawati; Wisnu Broto; Santi Ambarwati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v11n1.2014.48-56

Abstract

Kapang toksigenik Aspergillus ochraceus penghasil mikotoksin dapat menimbulkan masalah kesehatan bila mengkontaminasi bahan pangan seperti jagung dan kedelai. Pertumbuhan kapang A. ochraceus dipengaruhi oleh perubahan iklim, seperti perubahan suhu dan kelembaban. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh perubahan suhu dan kelembaban terhadap pertumbuhan A. ochraceus dan jumlah okratoksin A yang diproduksinya. Aspergillus ochraceus BIO 220 di diinokulasikan pada media Potato Dextrose Agar (PDA), jagung dan kedelai, kemudian diinkubasi selama 20 hari pada tiga kondisi suhu (20, 30, 40 oC) dan tiga tingkat kelembaban (70, 80 dan 90%). Pertumbuhan miselium dan spora diamati setiap dua hari dan konsentrasi okratoksin A yang terbentuk dianalisis dengan RP-HPLC yang dilengkapi dengan fluorescence detector setelah 40 hari. Pertumbuhan kapang toksigenik A. ochraceus BIO 220 pada media laboratorium PDA, jagung dan kedelai optimal pada suhu 30 oC dan kelembaban 90%. Pembentukan okratoksin A optimum pada jagung dan kedelai yang dikontaminasi dengan A. ochraceus BIO 220 pada suhu 20 oC dan RH 80% masing-masing sebanyak 93 dan 45 ppb. Kapang A. ochraceus BIO 220 tidak dapat tumbuh pada jagung dan kedelai bila kondisinya ekstrim yaitu pada suhu 40°C dengan kelembaban 70, 80 dan 90 %.Kata kunci :Aspergillus ochraceus, kelembaban, okratoksin, suhuEnglish Version AbstractToxigenic fungi, Aspergillus ochraceus producing ochratoxin A can cause serious health problem if the fungi contaminated food product such as maize and soybean. A. ochraceus growth is affected by climate change including the change of temperature and relative humidity. This study was performed to evaluate the effect of temperature and relative humidity on A. ochraceus BIO 220 growth and its ochratoxin A production. Aspergillus ochraceus BIO 220 was inoculated in Potatoes Dextrose Agar (PDA) media, maize and soybean, then incubated at 3 different temperatures (20, 30, 40 oC) dan 3 different relative humidities (70, 80 dan 90%) for 20 days. Mycelium and spores were in observed every two days and the level of ochratoxin A was analyzed using RP-HPLC equipped by fluorescence detector after 40 days. Optimum growth for A. ochraceus BIO 220 in laboratory media, maize and soybean was at temperature 30 °C and relative humidity 90%, while the highest ochratoxin A level was reached in maize (93 ppb) and soybean (45 ppb) at temperature of 20 °C and 80 % relative humidities. Aspergillus ochracheus BIO 220 could not grow in maize and soybean media at extreme condition (temperature 40 °C and relative humidity 70, 80 dan 90 %).Keywords :Aspergillus ochraceus, ochratoxin, relative humidity, temperature
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN PENYIMPANAN DINGIN TERHADAP MUTU FISIK CABAI MERAH (Effect of packaging type and low temperature storage on physical quality of red chilli) Rahmawati Nurdjannah; Yohannes Aris Purwanto; Sutrisno Sutrisno
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v11n1.2014.19-29

Abstract

Kerusakan cabai merah segar di daerah tropis terutama disebabkan oleh suhu, kelembaban dan penanganan pascapanen. Meminimalkan kerusakan cabai dapat dilakukan dengan menghambat proses respirasi melalui penyimpanan suhu rendah dan teknik pengemasan. Belum banyak publikasi tentang pengemasan cabai dengan kapasitas besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan suhu dingin dan jenis kemasan terhadap kualitas fisik cabai dengan kapasitas besar selama penyimpanan 13 hari. Penelitian skala laboratorium ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu jenis kemasan (tiga taraf: jala plastik, karung plastik dan kardus karton) dan suhu penyimpanan (dua taraf: 10°C dan 15°C). Hasil penelitian ini menunjukkan kombinasi perlakuan kemasan kardus karton pada suhu 10°C memberi hasil terbaik untuk mempertahankan mutu fisik cabai yang disimpan selama 13 hari dengan laju respirasi paling rendah 17,64 ± 1,8 ml gas CO2/kg.jam, susut bobot terendah (3,35±1,99%), rata-rata kekerasan 3,63 ± 0,33 N dan nilai warna yang tidak berbeda nyata dengan warna awal cabai (l*=35,96±1,26, a*=39,57±1,07 dan h*= 25,57±1,03). Sampai penyimpanan hari ke 5, mutu fisik cabai yang dikemas karung plastik sama dengan cabai dikemas kardus karton, namun setelah hari ke 5, cabai kemasan kardus karton lebih unggul daripada kemasan lain. Penyimpanan pada suhu 10°C menghasilkan kualitas cabai yang lebih baik daripada penyimpanan suhu 15°C, kecuali pada parameter susut bobot (susut bobot suhu 15°C rata-rata 6,76± 4,19 % lebih rendah suhu 10°C rata-rata 8,26 ± 4,71%). Perlakuan tidak mempengaruh nilai warna (l*, a* dan h°) cabai yang disimpan selama 13 hari.Kata kunci :cabai, kemasan, penyimpanan dingin, susut bobotEnglish Version AbstractDamage fresh red chillies in the tropics is mainly caused by temperature, humidity and postharvest handling. Chili can minimize the damage done to hinder the process of respiration by low temperature storage and packaging techniques. Research on red chilies with large capacity pack is slightly smaller than the capacity reported. The purpose of this study is to determine the effect of low temperature storage and packaging type on the physical quality of red chilies in a large capacity for 13 days of storage. The study was conducted on a laboratory scale with a completely randomized factorial design. Factors studied were the type of packaging (three levels i.e. plastic nets, plastic sack and ventilated cardboard box) and storage temperature (two levels i.e. 10 °C and 15°C). The results showed that the combined treatment ventilated cardboard box packaging at a temperature of 10 ° C to give the best effect to maintain the physical quality red chilli stored for 13 days at a rate respiration of 17,64 ± 1,8 ml CO2 / kg.h, lowest weight loss (mean 3.35 ± 1, 99%), hardness (mean 3,63 ± 0,33 N) and color values are not significantly different from the initial color of chilli (l * = 35.96 ± 1.26, a * = 39.57 ± 1.07 and h * = 25.57 ± 1.03). The physical quality of chillies in plastic sack are not significantly different from chili in ventilated cardboard box until 5 days storage, but after 5 day, the physical quality of chilli in ventilated cardboard box better than a plastic sack. The physical quality of chillies in stored at temperature of 10°C has better than chilli in temperature of 15°C, except for the parameters of weight loss (weight loss temperature of 15°C on average 6.76 ± 4.19% lower mean temperature of 10 ° C. average 8.26 ± 4.71%). The treatment does not influence the color values (L *, a * and h °) peppers stored for 13 daysKeywords :red chilies, packaging, low temperature storage, weight loss
PENGARUH PENAMBAHAN SARI CEMPEDAK TERHADAP UMUR SIMPAN DAN NUTRISI SARI BUAH NANAS (Effect of Addition Cempedak Juice For Shelf Life and Nutrition Pineapple Juice) Abdullah Bin Arif; Setyadjit Setyadjit; Irpan Badrul Jamal; Heny Herawati; Suyanti Suyanti
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v11n1.2014.30-38

Abstract

Sari buah nanas merupakan sari buah yang digemari oleh masyarakat. Namun umur simpan sari buah nanas cukup singkat. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi untuk memperpanjang umur simpan sari buah nanas. Penambahan sari cempedak pada sari buah nanas dapat memperbaiki umur simpan dan mutu sari buah nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan sari cempedak terhadap umur simpan dan kelayakan sari buah nanas. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buah nanas dan cempedak. Sari buah nanas dan nanas-cempedak disimpan pada suhu 15, 30 dan 450C selama 2 bulan. Pengamatan yang dilakukan terdiri atas vitamin C, total asam, total padatan terlarut, komponen flavor, rasa, aroma, warna dan kelayakan. Pendugaan umur simpan sari buah menggunakan metode Accelarated Shelf Life Test (ASLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan vitamin C, asam sorbat dan asetaldehida sari buah nanas cempedak lebih tinggi dibandingkan sari buah nanas. Umur simpan sari buah nanas-cempedak 41 hari lebih lama dibandingkan sari buah nanas. Sari buah nanas dan nanas-cempedak masih layak untuk dikonsumsi hingga 2 bulan.Kata kunci :Sari buah nanas, sari buah nanas-cempedak, umur simpan, nutrisiEnglish Version AbstractPineapple juice is a fruit juice that is favored by the people. The shelf life of pineapple juice is quite short. Therefore, it needs the technology to extend the shelf life of pineapple juice. The addition of cempedak juice at pineapple juice has expected to extend the shelf life and improve quality of pineapple juice. This research aimed to study the effect of the addition cempedak juice for shelf life of pineapple juice. The materials used in this research was the fruit of pineapple and Cempedak. Pineapple juice and pineapple- Cempedak were stored at the temperature of 15, 30 and 45 0C for 2 months. Observations were carried out on of vitamin C, total acid, total soluble solids, flavor compounds, taste, flavor, color and edibility. The estimation of shelf life for the juice used a method Accelarated Shelf Life Test (ASLT). The results showed that the content of vitamin C, sorbic acid and acetaldehyde pineapple-cempedak juice higher than pineapple juice. Shelf life of pineapple-cempedak juice was 41 days longer than pineapple juice. Pineapple juice and pineapple-cempedak juice was still fovorable for the consumption until 2 months.Keywords :pineapple juice, pineapple-cempedak mixed juice, shelf life, nutrition

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Journal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian More Issue