cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02161192     EISSN : 25414054     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian (J.Pascapanen) memuat artikel primer yang bersumber dari hasil penelitian pascapanen pertanian. Jurnal ini diterbitkan secara periodik dua kali dalam setahun oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian" : 6 Documents clear
Pengaruh Suhu Dan Lama Pengeringan Terhadap Mutu Minyak Kelapa Murni Kun Tanti Dewandari; Andi Nur A. Syah; nFN Risfaheri
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v4n2.2007.91-96

Abstract

Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) adalah produk yang dihasilkan dari daging kelapa segar (non kopra), dengan atau tanpa melalui proses pemanasan yang tinggi serta penambahan bahan kimia. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang tinggi sehingga sangat potensial sebagai functional food, yaitu sebagai minuman yang mempunyai khasiat obat untuk penyakit degeneratif, anti virus, anti jamur dan bakteri. Terdapat berbagai cara untuk mendapatkan minyak kelapa murni , salah satunya adalah dengan metode mekanis. Dengan cara ini daging kelapa diparut, dikeringkan dan dipres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimum suhu dan lama pengeringan kelapa parut pada produksi minyak kelapa murni. Rancangan yang digunakan pad a penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor yaitu suhu dan lama pengeringan kelapa parut, Suhu dan lama pengeringan kelapa parut serta interaksinya memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air, kadar asam lemak bebas dan kadar asam laurat. Hasil terbaik diperoleh dari kombinasi perJakuan suhu pengeringan 40°C dan lama pengeringan 40 menit dengan kadar air 0,36%, kadar asam lemak bebas 0,0157%, kadar asam laurat 48,7% dan kejernihan 17,24±0,016 NTU. Uji organoleptik memberikan nilai penerimaan pane lis 5,3 hingga 6,1. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa struktur rongga daging kelapa parut kering mengalami kerusakan yang ditandai dengan pengkerutan, pelipatan dan penggumpalan protein. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dalam menentukan kondisi ekstraksi minyak kelapa murni dengan metode mekanis untuk menghasilkan minyak kelapa murni dengan mutu yang baik. Effect Of Temperature And Time Of Drying On Virgin Coconut Oil QualityVirgin coconut oil is an oil produced from fresh and mature coconut kernel by mechanical or natural means with or without application of heat. Virgin coconut oil contains high lauric acid. Virgin coconut oil is highly potential for use in functional food as antiviral, antibacterial and antifungi as well as medicine for degeneratif desease. Virgin coconut oil was extracted by mechanical method. In this method, coconut meal was grated, dried and pressed. The objective of this research was to obtain optimum temperature and length of drying time on production of virgin coconut oil. The experimental design used was fectorial complete randomized design with two factors i.e. temperature and length of drying time. Both temperature and lenght of drying time and their interaction influenced moisture content, free fatty acid and lauric acid of virgin coconut oil. The best result was obtained from temperature of drying of 40°C and length of drying time of 40 minutes with moisture content of 0.36%, free fatty acid of 0.0157%, lauric acid 48.7% and turbidity value 17.24±0.016 NTU. Organoleptic test showed that all the products were accepted by panelis with the average score ranged from 5.3 to 6.1. SEM analysis showed that grated coconut has a shrinkage, collapse and damage structure due to coagulation of protein. Results
Produksi Selulase Oleh Trichoderma viride Pada Media Tongkol Jagung Dan Fraksi Selulosanya Titi C. Sunarti; Nur Richana
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v4n2.2007.57-64

Abstract

Penggunaan enzim pendegradasi selulosa (selulase) untuk hidrolisis biomassa yang mengandung lignoselulosa, merupakan salah satu bagian dari proses produksi bioetanol. Penelitian ini mempelajari pemanfaatan tongkol jagung terdelignifikasi dan fraksi selulosanya sebagai substrat untuk produksi selulase oleh Trichoderma viride menggunakan kultivasi media padat dan media Andreoti yang dimodifikasi dari Mandels. Selulase yang dihasilkan dikarakterisasi dan digunakan untuk sakarifikasi selulosa menghasilkan gula sederhana dan selo-oligosakarida. Komposisi gula diamati melalui perubahan derajat polimerisasi dan nilai ekuivalen dekstrosa. Fraksi selo-oligosakarida yang larut air diidentifikasi dengan HPLC. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa fraksi selulosa merupakan bagian terbesar dari tongkol jagung yaitu sekitar 43%. Selulase dari tongkol jagung terdelignifikasi bekerja optimal pada pH 4,8 dan suhu 50°C,aktivitas spesifik FP-ase 2,178 U/mg dan CMC­ ase 0,110 U/mg; sedangkan selulase dari fraksi selulosa tongkol jagung bekerja optimal pada pH 5,0 dan suhu 40°C, aktivitas FP-ase 0,190 U/mg dan CMC-ase 0,078 U/mg. Hasil hidrolisis sebagian besar adalah selo-oligosakarida dengan DP 14,8-62,2 atau DE 1,61-6,77. Kromatogram memperlihatkan fraksi terlarutnya sebagian besar adalah glukosa. Selulase dari tongkol jagung terlihat lebih aktif pada selulosa amorf, sedangkan selulase dari fraksi selulosa aktif pada selulosa kristalin. Production Of Cellulases By Trichoderma Viride From Corn­ Cob And Its Cellulose Fraction MediaThe use of cellulose degrading enzyme (cellulases) for hydrolysis of ligno­ cellulosic biomassa is a part of bio-ethanol production process. In this experiment the delignified corn-cob and its cellulose fraction were used as substrates for cellulase production by Trichoderma viride using modified Andreoti medium from Mandels and solid-state cultivation system. The crude cellulases were characterized and applied for saccharification of cellulose to produce simple sugars and cello-oligosaccharides (COS's). The compositions of sugars were monitored by measuring the changes in degree of polymerization and dextrose equivalent. The soluble fractions of COS's were identified and determined by HPLC. The results showed that cellulose was the largest fraction of corn-cob flour (43%). The cellulase from delignified corn-cob had an optimum activity at pH 4.8 and temperature 50°C, with specific activities of 2.178 U/mg of FP-ase and 0.110 U/mg of CMC-ase, while for cellulase from cellulose fraction had an optimum activity at pH 5.0 and temperature 40°C with specific activities of 0.I 90 U/mg of FP-ase and 0.078 U/mg of CMC-ase. The main hydrolyzate products were COS's with chains length of DP 14.8-62.2, and DE 1.61-6.77. The chromatograms of COS's soluble fraction mainly contained glucose. The cellulase from deJignified corn-cobs was active in amorphous region of cellulose while cellulase from cellulose fraction was more active in crystalline region.
Formulasi Dan Karakterisasi Shampo Anti Jamur Dengan Penambahan Ekstrak Lengkuas Merah Christina Winarti; nFN Hernani; Rini Budiarti
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v4n2.2007.97-104

Abstract

Lengkuas merah (Alpinia galanga) sudah terbukti berkhasiat sebagai anti jamur dengan bahan aktif seperti eugenol, kaemferol, galangin, dan asetokavikol asetat. Penggunaan ekstrak lengkuas merah dalam prod uk sampo diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah lengkuas merah selain sebagai upaya penemuan altematif sumber sediaan obat yang lebih aman bagi penderita infeksi kulit kepala. Penelitian ini bertujuan untuk, (I) mengetahui efektivitas sampo dengan penambahan ekstrak lengkuas merah terhadap jamur penyebab infeksi kulit kepala, (2) mengetahui pengaruh penambahan ekstrak lengkuas merah terhadap karakteristik produk sampo, dan (3) untuk mengetahui kesukaan konsumen terhadap produk sampo dengan penambahan ekstrak lengkuas merah. Pada penelitian ini dilakukan formulasi sampo dengan penambahan bcberapa konsentrasi ekstrak lengkuas merah. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal dengan 4 variasi konsentrasi ekstrak lengkuas merah yaitu D,S %, 1%, 2% dan 3 %. Sebagai kontrol dibuat formula tanpa penambahan ekstrak lengkuas. Parameter yang diamati meliputi pH, kadar air, kadar alkali bebas, stabilitas emulsi, viskositas, uji daya hambat dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampo dengan penambahan ekstrak lengkuas merah cukup efektif menghambat jamur Tricophyton mentagropytes dan Microsporum canis dengan diameter daerah hambat masing-masing 29-34 mm dan 32,3-36 mm. Penambahan ekstrak lengkuas merah ternyata mempengaruhi karakterisrik sampo, nilai pH, kadar air, kadar alkali bebas, dan stabilitas emulsi lengkuas merah memenuhi standar (SNI 06-2692-1992). Berdasarkan karakteristik sampo, stabilitas produk dan uji preferensi, maka formula sampo ekstrak lengkuas merah yang disarankan adalah dengan konsentrasi ekstrak lengkuas merah 0,5 % Formulation and characterization of antifungal shampoo containing red galangal (Alpinio galanga) extractRed galangal has been proven as antifungal containing bioactive compounds such as eugenol, kaempferol, galangin, and I'-Acetoxychavicol Acetate. Incorporation of red galangal extract into shampoo is a promising approach to increase added value of red galangal which mostly used as spices. Besides, antifungal shampoo with red galangal extract is safer than those with synthetic antifungal active material. The aims of the research were to find out (J) effectiveness of red galangal shampoo in inhibiting scalp-infecting fungi, (2) effect of addition of red galangal extract on the characteristics of shampoo, and (3) preferences of red galangal shampoo. Experiments were conducted by incorporating red galangal extract into shampoo added at four different concentrations (0.5%, 1%, 2% and 3 %). Shampoo without galangal extract was used as a control. Research was performed using Single Factor Completely Randomized Design with four levels of red galangal extract concentrations. The response parameters measured included pH, moisture content, free alkali, emulsion stability, viscosity, inhibitory test and preference test of the shampoo. Result showed that red galangal shampoo effectively inhibited T mentagropytes and M. canis with inhibition zone of 29-34 mm and 32.3-36 mm, respectively. Addition of red galangal extract affected the characteristics of shampoo. Value of pH, moisture content, free alkali, and emulsion stability of the shampoo with red galangal extract were in the range of Indonesian National Standard for shampoo (SNI 06-2692-1992). The viscosity of shampoo with 3 % extract addition was higher than that of Indonesian National Standard. Statistical analysis showed that the level of addition of red gal an gal extract influenced pH value, moisture content, viscosity, and emulsion stability of shampoo. Shampoo with O.S % red galangal extract was recommended.
Teknologi Pemurnian Ekstrak Lengkuas (Alpinia Galanga) Secara Adsorpsi Christina Winarti; nFN Hernani; Tri Marwati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v4n2.2007.65-71

Abstract

Ekstrak lengkuas (Alpinia galanga) dengan menggunakan pelarut etil asetat diketahui mampu menghambat pertumbuhan jamur penyebab penyakit kulit, seperti jamur Tricophyton mentagrophytes dan Microsporum canis karena mengandung bahan aktif asetoksi-khavikol asetat. Untuk pengembangannya diperlukan dukungan teknik pemurnian ekstrak sehingga diperoieh mutu yang lebih baik dan kadar bahan aktifnya lebih tinggi. Penelitian pemurnian ektstrak lengkuas dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan jenis adsorben dan eluen yang mampu meningkatkan mutu dan kadar bahan aktifnya. Percobaan disusun dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial, dimana faktor pertamanya jenis adsorben (A), A, : silika, A2: amberlite dan A,: florisil dan faktor kedua adalah jenis larutan pengelusileluen (B), B, : metanol dan B, : etanoi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemurnian ekstrak lengkuas secara adsorpsi dengan kombinasi perlakuan adsorben silika dan eluen etanol menghasilkan rendemen dan mutu serta bahan aktif aseroksi khavikol asetar yang lebih tinggi dibanding periakuan lainnya. Dengan kornbinasi perlakuan tersebut, dihasilkan rendemen ekstrak murni 84,33%, mutu (pH4,45, total padatan terlarut 70,79%, sisa pelarut 0,67%), diameter daerah harnbat jamur 14,67 mm dan kadar bahan aktif asetoksi-khavikol asetat 0,863%. Purification Of Galangal Extract By Adsorption TechniqueEthyl acetate extract of galangal could inhibit the growth of skin-infected fungi such as Tricopliyton mentagrophytes and Microsparum canis due to its active compound acetoxychavicol-acetate. Development of purification technique was required to enhance the quality of galangal extract. The aim of this research was to find out type of adsorbent and eluent for producing high quality of galangal extract. Research was arranged using Factorial Complete Randomized Design with two factor. The first factors was type of adsorbent (A): Al= silica; A2 = amberlite and A3 = f1orisil; while second factor was type of eluent (B): B I = methanol and B2 = ethanol. Result showed that purification process using silica adsorbent and ethanol produced high yield, and acetoxychavicol acetate content yield 84.33% (pH 4.45, total soluble solid 70.79%, solvent residue 0.67%) fungal inhibitory diameter 14.67 min and the content of acetoxychavicol acetate 0.863%.
Pendugaan Umur Simpan Pasta Tomat Kental Dalam Kemasan Botol Plastik Dengan Metode Akselerasi Ermi Sukasih; nFN Sunarmani; Agus Budiyanto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v4n2.2007.72-82

Abstract

Pasta tomat kental merupakan salah satu bentuk olahan konsentrat buah tomat dengan total padatan terlarut tinggi sehingga bersifat kurang voluminous dan memudahkan transportasi serta distribusinya. Untuk menjamin bahwa pasta tomat belum mengalami kerusakan sampai di tangan konsumen, maka diperlukan informasi tentang masa simpan. Salah satu cara untuk menduga umur simpan secara cepat adalah dengan metode Accelerated Storage Studies (ASS) melalui pendekatan metode Arhenius. Ada empat produk pasta tomat yang diduga umur simpannya yaitu K (kontrol: pasta tomat tanpa bahan tambahan), P (pasta tomat ditambah pengawet), PP (pasta tomat ditambah pengawet dan pewarna), PPG (pasta tomat ditambah pengawet, pewarna dan gula). Pasta tomat disimpan dalam tiga suhu yakni suhu 40°C, suhu kamar (28°C) dan ruangan berpendingin udara (20°C). Penelitian diulang sebanyak tiga kali. Analisis dilakukan terhadap parameter mutu kritis yaitu tingkat kecerahan warna dan penerimaan. Analisis dilakukan setiap dua minggu selama delapan minggu penyimpanan. Pasta tomat dengan parameter kritis tingkat kecerahan warna, kontrol mempunyai dugaan umur simpan yang paling lama yaitu pada penyimpanan suhu 7°C, 15°C, 2YC dan 30°C masing-masing mempunyai dugaan umur simpan sebesar 97,93 : 91,90; 85,29 dan 82,32 hari. Sementara berdasarkan parameter kritis penerimaan konsumen, PPG (pasta tomat dengan penambahan pengawet, pewarna dan gula) mempunyai dugaan umur simpan paling lama, pada penyimpanan suhu 7°C, 15°C, 25°C dan 30°C masing-masing mempunyai dugaan umur simpan sebesar 87,72 ; 54,41; 31,05 dan 23,78 hari. Shelf Life Prediction Of Heavy Tomato Paste In Plastic Bottle Using Accelerated Storage MethodHeavy tomato paste is a concentrated product having high total soluble solid (TSS) so that it is less voluminous easy for transportation and distribution. Information on product shelf life is required to ensure that product is recei ved by consumers in excellent condition. An accelerated storage studies (ASS) with Arrhenius model was developed to predict the product shelf life. Four different types of product were employed in this study, i.e. tomato paste without preservatives and colourants (K), tomato paste with preservatives (P), tomato paste with preservatives and colourants (PP), and tomato paste with preservatives, colourant and sugar (PPG). The products were kept at 40"C, 28°C and 20°C, and the experiments were done in triplicates. Parameters observed were colour lightness and consumers acceptance. The product were analysed every two weeks for eight weeks of storage. In term of colour ligtness, K had the longest predicted shelf life at 7°C, 15°C, 25°C and 30°C with the shelf lives 97.93 : 91.90; 85.29 and 82.32 days, respectively. PPG had the longest predicted shelf life in terms of consumers acceptance at 7°C, 15'C, 25°C, 30'C with the shelf lives 87.72 ; 54.41, 31.05 and 23.78 days, respecttively. These results were confirmed with results of normal storage experiments.
Pengaruh Konsentrasi Oleoresin Dan Komposisi Bahan Penyalut Terhadap Karakteristik Mikroenkapsulasi Oleoresin Jahe ( Zingiber Officinale) Dengan Metode Spray Draying Niken Harimurti; Nhadira Nhestricia; Sri S. Yuliaru; Sri Yuliani
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v4n2.2007.83-90

Abstract

Oleoresin jahe, seperti halnya oleoresin dari rempah lain, merupakan hasil ekstraksi rempah yang memiliki profil flavour atau perisa yang mendekati rempah segar. Dalam industri makanan dan minuman, perisa dalam bentuk oleoresin lebih dikehendaki daripada rempah segar atau kering karena sifat perisanya yang lengkap, konsisten dan terukur. Akan tetapi, oleoresin mudah mengalami degradasi akibat udara, cahaya, air dan temperatur tinggi, bahkan memiliki umur simpan yang singkat jika penyimpannya tidak tepat. Karakteristik oleoresin yang kental dan lengket juga menyulitkan penanganan dan penggunaannya. Mikroenkapsulasi menawarkan penyelesaian bagi masalah-masalah tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi oleoresin dan komposisi bahan penyalut terhadap karakteristik milcroenkapsulasi oleoresin jahe, Oleoresin yang digunakan sebagai bahan aktif, diekstrak secara perkolasi dari serb uk jahe emprit dengan pelarut etano!. Mikroenkapsulasi dilakukan dengan metode spray drying menggunakan bahan penyalut maltodekstrin dan natrium kaseinat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dimana konsentrasi oleoresin (faktor A) terdiri atas 4 taraf : A 1= 5%, A2= 10%, A3= 15% dan A4= 20% serta nisbah maltodekstrin terhadap natrium kaseinat (faktor B) terdiri atas 2 taraf: 81= 92,5:7,5 dan B2 = 70: 30 dengan dua ulangan. Spray dryer Lab Plant SD-05 dioperasikan pada temperatur inlet 160"C dan outlet 100°C dan laju umpan IS ml/menit. Parameter yang diamati meliputi total oil, surface oil, oil recovery dan kadar air. Mikrokapsul oleoresin jahe terbaik diperoleh dari perlakuan konsentrasi oleoresin 10% dan nisbah maltodekstrin terhadap natrium kaseinat 92,5:7,5 dengan total oil 2,34%, oil recovery 87,50%, surface oil 0,27%, dan kadar air 4,97%. Effect Of Oleoresin Concentration And Encapsulating Material Compositions On The Properties Of Microencapsulated Ginger Oleoresin Using Spray Drying MethodGinger oleoresin, like other oleoresins is an extractive product of spices that exhibits flavour profiles close to fresh ground spices. In food and beverage industries, oleoresin is more preferable than fresh or dried spices due to its complete flavour characteristics, consistency and measurability. However, oleoresin undergoes degradation easily in the presence of air, light, moisture and heat, and also has short storage life if not stored properly. Oleoresin is available in the form of viscous and sticky liquid, and difficult to handle. Microencapsulation offers solutions to these problems. In these experiments, oleoresin was encapsulated in maltodextrin and sodium caseinate using spray drying technique. Oleoresin was extracted from dried ground emprit ginger with ethanol using percolation technique. This research was aimed at determining the effect of oleoresin concentration and encapsulating material compositions on the properties of microencapsulated ginger oleoresin. Experiments were performed using complete randomized factorial experimental design with two factors. Factor A (oleoresin concentration) consists of: Al ~ 5%, A2= 10%, A3= 15%, A4=20% and factor B (maltodextrin to sodium caseinate ratio) consists of: 81= 92,5:7,5 and 82= 70: 30; each treatment was done in Lab Plant SD-05 Spray dryer was operated at an inlet temperature of 160°C and outlet temperature of lOO°C and a feed rate of 15 ml/min. Parameters investigated are total oil, surface oil, oil recovery and moisture content. The best microcapsule properties was obtained from microcapsules containing oleoresin 10% and maltodextrin and sodium caseinate at the ratio of 92.5:7.5 with total oil of 2.34%, oil recovery of 87.5% and surface oil of 0.27%.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2007 2007


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Journal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian More Issue