cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT adalah publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Buletin ini memuat hasil penelitian terkait komoditas rempah dan obat yang belum diterbitkan pada media lain.
Arjuna Subject : -
Articles 544 Documents
POTENSI EKSTRAK DAUN PALIASA (Kleinhovia hospita) SEBAGAI ANTI Plasmodium falciparum Mery Budiarti; Wahyu Jokopriyambodo
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v31n2.2020.85-96

Abstract

Paliasa (Kleinhovia hospita) dikenal sebagai salah satu jenis tumbuhan yang telah digunakan secara empiris sebagai obat malaria terutama di bagian Timur Indonesia. Namun, publikasi ilmiah terkait aktivitas antiplasmodium bahan alam tersebut masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi antiplasmodium dari daun paliasa terhadap parasit Plasmodium falciparum. Tahapan penelitian meliputi persiapan sampel dan ekstrak, pengujian aktivitas antiplasmodium secara in vitro pada P. falciparum strain 3D7, dan penapisan fitokimia menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Sampel penelitian berupa ekstrak dan fraksi diperoleh melalui proses maserasi selama 3 x 24 jam dalam pelarut etanol pro analysis, kemudian dilanjutkan dengan partisi cair-cair bertingkat menggunakan pelarut heksana, etil asetat dan metanol pro analysis. Pengujian antiplasmodium in vitro menunjukkan fraksi etil asetat (IC50 1,08 µg.ml-1) dan heksana (IC50 3,69 µg.ml-1) memiliki aktivitas dengan kategori sangat aktif. Penapisan fitokimia daun paliasa menunjukkan adanya kandungan senyawa alkaloid, triterpenoid dan steroid. Senyawa alkaloid terpenoid berupa sikloartane triterpenoid alkaloid.  Daun paliasa diduga berperan aktif sebagai senyawa antiplasmodium.  Namun, perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk memastikan jenis senyawa aktif tersebut serta mekanismenya sebagai antiplasmodium
AKTIVITAS METABOLIT SEKUNDER PEMACU PERTUMBUHAN DARI BAKTERI ENDOFIT ASAL KUNYIT PUTIH (Curcuma zedoaria ROSC) Tiwit Widowati; Rumella Simarmata; NFN Nuriyanah; Liseu Nurjanah; Sylvia J.R. Lekatompessy
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v31n2.2020.97-106

Abstract

Bakteri endofit mengkolonisasi jaringan tanaman dan berkontribusi terhadap pertumbuhan, perkembangan dan adaptasi tanaman inang. Penelitian bertujuan untuk mengkaji keragaman bakteri endofit dari tanaman kunyit putih (Curcuma zedoaria) dan mengetahui aktivitasnya sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. Tanaman kunyit putih diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Isolasi bakteri endofit dari bagian daun, rimpang primer dan sekunder kunyit putih menggunakan media Nutrient Agar (NA). Identifikasi dilakukan berdasarkan 16S rDNA. Isolat tersebut selanjutnya diuji kemampuannya sebagai pemacu pertumbuhan tanaman dan penghasil enzim. Berdasarkan karakteristik morfologi, diperoleh 21 isolat, terbanyak diperoleh dari bagian rimpang primer (47,62%), rimpang sekunder (19,05%) dan daun (33,33%). Hasil sekuensing 16S rDNA menunjukkan komunitas bakteri endofit pada tanaman kunyit putih terdiri dari empat filum yaitu β-proteobacteria, γ-proteobacteria, Flavobacteria dan Firmicutes yang merepresentasikan delapan genus. Lima isolat mempunyai aktivitas sebagai pemacu pertumbuhan tanaman, sedang enam isolat menghasilkan enzim.  Terdapat 13 isolat mempunyai aktivitas ganda sebagai pemacu pertumbuhan tanaman dan aktivitas enzimatik, sedangkan delapan isolat hanya memiliki salah satu aktivitas tersebut.  Bakteri endofit yang berpotensi sebagai pemacu pertumbuhan tanaman berpotensi digunakan sebagai pupuk hayati untuk menunjang pertumbuhan tanaman kunyit putih.
KERAGAMAN GENETIK CUCUMBER MOSAIC VIRUS ASAL TANAMAN TAPAK DARA, NILAM, KARUK, MELATI, DAN KUMIS KUCING NFN Miftakhurohmah; Rita Noveriza; Maya Mariana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v31n2.2020.59-66

Abstract

Cucumber mosaic virus (CMV) symptoms are found in Catharanthus roseus, patchouly (Pogostemon cablin), cubeb (Piper chaba), Jasminum sambac and Java-tea (Orthosiphon aristatus); however, their genetic characterization has not been studied. The study aimed to molecularly characterize the CMV isolates from Catharanthus roseus, patchouly, cubeb, Jasminum sambac and Java-tea. Disease plant samples showing mosaic and yellow mosaic symptoms were collected from Petak Pamer Garden, ISMCRI, Bogor. Molecular characterization was carried out by reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) assay using a specific primer of CMV coat protein gene and DNA sequenced. Sequence analysis was performed using the BLAST, Bioedit, Genedoc, Mega 5 programs. The RT-PCR technique succeeded in amplifying a DNA band measuring 650 bp, according to the prediction of the primary design.  BLAST analyses revealed that all of these CMV isolates belonged to subgroup IB. Nucleotide sequence homology of CMV from C. roseus, patchouly, P. chaba, and J. sambac, were more than 95.00%. Based on the phylogenetic tree, these four isolates were closely related to CMV isolate from Japan (AB070622). Homology of the nucleotide sequence of CMV from Java-tea with the other four isolates was below 95.00%. This isolate clustered with CMV isolate from Indonesia (AB042294) and was separated with another four isolates according to the phylogeny tree. In the amino acid sequence alignment, Java-tea isolates had five different amino acids compared to the other four isolates. This result indicates the possibility of CMV transmission between patchouly, Java-tea, C. roseus and J. sambac, so it must be anticipated to prevent its spread. 
KOMPATIBILITAS EKSTRAK Piper retrofractrum Vahl. DAN Curcuma xanthorrhiza Roxb. UNTUK PENGENDALIAN Helopeltis antonii Sign. NFN Rohimatun; NFN Dadang; I Wayan Winasa; Sri Yuliani
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v31n2.2020.107-122

Abstract

Plant extracts as a botanical insecticide can be used in either single or mixture forms. Mixed extracts have advantages: reducing dependence on one plant species, being the synergistic effect which can increase the effectiveness of formulas, and reducing the possibility of resistance emergence. This study aimed to obtain compatible and synergistic comparisons of P. retrofractum with C. xanthorrhiza extracts that effectively control the third instar nymph of Helopeltis antonii. The comparison of P. retrofractum and C. xanthorrhiza extracts were 4:1, 2:1, 1:1, 1:2, and 1:4 (w/w). The experiment was performed in a completely randomized design using the contact method. The LC50, LC90, and LC95 values were calculated using the PoloPlus Ver 1.0 Program. The mixture interaction was determined from the Combination Index value. The results showed that P. retrofractum extract was compatible and synergistic with C. xanthorrhiza extract at a ratio of 2:1 (w/w). These were the best combination shown by the lowest LC50, LC90, and LC95 values and showed consistently strong synergistic properties compared to other concentrations. The components of P. retrofractum may be responsible for the insecticidal properties are piperine; piperanine; piperidine; 3,4-Pyridinedimethanol,6-methyl; Piperidine,1-[5-(1,3-benzodioxol-5-yl)-1-oxo-2,4-pentadienyl]-,(Z,Z)-; and (2E,4E,12E)-1-(Piperidine-1-yl)octadeca-2,4,12—trien-1-one. The insecticidal activity of C. xanthorrhiza may associated with its content of xanthorrhizol, Ar-curcumene, β-curcumene, curzerene, germacrone, 7-zingiberene, caryophyllene, and β-bisabolol. A combination of these two plant extracts has the potential to be further developed as a botanical insecticide to control H. antonii.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN 2-ETILHEKSIL-4-METOKSISINAMAT DARI EKSTRAK BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) Fauzy Rachman; Eris Septiana; Rika Damayanti; NFN Yadi; Yatri Hapsari; Siti Irma Rahmawati; Fauzia Nurul Izzati; NFN Bustanussalam; Partomuan Simanjuntak
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 32, No 1 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v32n1.2021.1-9

Abstract

Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan tanaman yang banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia. Selama ini masyarakat hanya memanfaatkan daging buahnya saja untuk dikonsumsi, kemudian bagian bijinya dibuang. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, menguji dan mengidentifikasi senyawa aktif antioksidan dari ekstrak biji alpukat yang dilakukan dari Januari sampai Juni 2018 di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI. Buah alpukat yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Pasar Induk Cibitung, Bekasi. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, etanol 96%, dan air. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman radikal bebas menggunakan reagen 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), penentuan struktur kimia senyawa aktif antioksidan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis, Spektroskopi Inframerah Transformasi Fourier (FTIR), dan GCMS.  Hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% memiliki aktivitas antioksidan tertinggi pada isolat EtOH.4.3.1 sebagai isolat paling aktif dengan IC50 sebesar 23,07±1,63 μg.ml-1. Hasil identifikasi berdasarkan data spektrofotometri UV-Vis, Spektroskopi Inframerah Transformasi Fourier, dan GCMS menunjukkan bahwa isolat EtOH.4.3.1 biji alpukat mengandung senyawa 2-etilheksil-4-metoksisinamat, yang terbukti memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Analisis lebih lanjut perlu dilakukan menggunakan spektrometri Resonansi Magnetik Inti (RMI) proton dan karbon untuk memastikan jumlah dan posisi proton serta karbon dalam struktur kimia tersebut.
Aktivitas Antioksidan dan Anti-Elastase dari Ekstrak Etanol Tomat (Solanum lycopersicum L.) Henderson, Alhoi Hendry; Lister, I Nyoman Ehrich; Fachrial, Edy; Girsang, Ermi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v31n2.2020.67-74

Abstract

Skin aging due to the damage caused by ultraviolet radiation and toxic ingredients in cosmetics is still a problem. Tomato has antioxidant and skin protection activities. The study aimed to investigate the potential of tomato as an antioxidant and elastase inhibitor. A 170 g of tomato simplicial powder was extracted using ethanol 70% by the maceration method. Antioxidant activity was measured through 2,2’-Azino-bis 3-ethyl benzothiazoline-6-sulphonic acid (ABTS)-reducing activity. The antiaging activity was measured through anti-elastase activity. Tomato extract (SLE) showed strong ABTS-reducing activity (IC50 = 86.66 ± 10.58) and very strong anti-elastase activity (IC50 = 19.73 ± 0.44). In conclusion, there was a linear correlation between antioxidant activity and anti-elastase activity. However, the antioxidant activity and anti-elastase activity of tomatoes were still below lycopene (IC50 antioxidant = 49.23 ± 2.06 µg.ml-1 and IC50 anti-elastase = 10.39 ± 0.43 49.23 ± 2.06 µg.ml-1). However, it was worth to be developed as a natural product as an antioxidant and anti-elastase.  Further study is required to do fractionation to get the purer lycopene compound from tomato.
KERAGAMAN GENETIK 64 AKSESI KUNYIT ASAL INDONESIA BERDASARKAN MARKA P450-BASED ANALOGUE (PBA) Tresna Kusuma Putri; Putri Ardhya Anindita; Noladhi Wicaksana; Tarkus Suganda; Vergel Concibido; Agung Karuniawan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v31n2.2020.123-134

Abstract

Kunyit merupakan tanaman penghasil rimpang yang memiliki banyak kegunaan, baik untuk konsumsi, industri obat, maupun pewarna. Pengembangan varietas unggul kunyit di Indonesia saat ini perlu didukung oleh adanya informasi keragaman genetik. Saat ini informasi mengenai keragaman genetik tanaman kunyit di Indonesia masih belum tersedia. Salah satu cara untuk memperoleh informasi keragaman genetik adalah dengan menggunakan marka molekuler yang mampu memberikan hasil yang akurat dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Marka PBA sebagai marka fungsional mampu mendeteksi gen P450 yang berkaitan dengan pembentukan metabolit sekunder pada area genom yang luas sehingga dapat dijadikan alternatif marka untuk mengidentifikasi keragaman genetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi keragaman genetik 64 aksesi tanaman kunyit menggunakan delapan pasang primer P450-Based Analogue (PBA). Penelitian dilakukan di Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran dari Juni 2019 hingga Januari 2020. Sebanyak 133 pita terdeteksi dengan rentang jumlah masing-masing alel 8 – 45 pita, dan rata-rata per alel 22,3 pita. Hasil analisis PIC menunjukkan adanya enam pasang primer PBA yang menunjukkan polimorfisme tinggi pada rentang 0,90 – 0,98 sehingga marka PBA dikategorikan sangat informatif. Analisis klaster membagi 64 aksesi kunyit ke dalam dua klaster utama berdasarkan tingkat kemiripan pada rentang 0,01 hingga 0,83. Aksesi CL-GTL01 yang berasal dari Gorontalo memiliki kemiripan yang rendah yaitu 0,01 terhadap 64 aksesi lainnya, sedangkan aksesi CL-NTB01 dan CL-PPB04 memiliki tingkat kemiripan yang tinggi pada jarak 0,83. Berdasarkan nilai PIC, jumlah pita polimorfik, dan jarak genetik, kunyit asal Indonesia memiliki keragaman yang luas berdasarkan marka PBA. 
Biaya Produksi dan Daya Saing Relatif Usahatani Lada Hitam dan Putih Indonesia Ekwasita Rini Pribadi; Agus Wahyudi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 32, No 1 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v32n1.2021.10-22

Abstract

Indonesia is one of the major pepper (Piper nigrum L.) producer countries in the world. The main pepper products are distinguished into black and white pepper. Each region has a tradition to produce each of the products and influencing cultivation practices and cost structure. This research was aimed to analyze the cost of productions of black and white pepper and their relative competitiveness to the pepper price at the farm level with conventional and improved cultivation practices. The survey methods were used to obtain the primary data from respondents selected with the snowball sampling method. Lampung and Bangka Belitung Islands were chosen to represent the black and white peppers of smallholders, respectively. The result showed that the farms with conventional cultivation practices did not have sustainable relative competitiveness, indicating higher production costs than the lowest prices received in the long term. On the other hand, relative competitiveness was relatively better in farms that implemented improved cultivation practices. Therefore, to achieve sustainable relative competitiveness, pepper farms should apply improved cultivation practices. The relative competitiveness of white pepper was better than black pepper because the productivity of white pepper was higher even though the production cost was also a little bit higher than black pepper.
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) PADA EDEMA TIKUS Desy Muliana Wenas; Lisana Sidqi Aliya; Nita Usikatul Janah
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v31n2.2020.75-84

Abstract

The coffee leaf contains flavonoid compounds that are known as an antiinflammation agent. The study aimed to determine antiinflammatory activity of arabica coffee's leaf extract (Coffea arabica L.) against edema on white rat soles of carrageenan-induced rats. The research began with the maceration extraction of coffee leaf in 70% ethanol. The inflammation test was held by measuring the formation of edema using a plethysmometer. The dosages of arabica coffee leaf extract used were 60 mg.kg-1, 120 mg.kg-1, and 180 mg.kg-1 rat weight of white Sprague Dawley rat (Rattus norvegicus). The data were analyzed by Kruskal Wallis and Mann Whitney non-parametric tests. Phytochemical screening showed that arabica coffee leaf extract contained flavonoid, saponin, alkaloid, tannin and triterpenoids compound. The arabica coffee leaf extract showed the best antiinflammatory activity at the dose of 180 mg.kg-1 rat weight with 71.66% inhibition percentage at the 5th hour, which was better than the positive control (66.91% edema inhibition at the same hour). This result determined that the leaf extract of arabica coffee had antiinflammatory activity. However, it is necessary to study the acute and chronic toxicity and formulates the arabica coffee leaf extract as a pharmacy product.
PENGARUH KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN MUTU PEGAGAN Rahma Widyastuti; Nurul Husniyati Listyana; Erri Setyo Hartanto
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 32, No 1 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v32n1.2021.23-30

Abstract

Pegagan merupakan salah satu tanaman obat yang sudah mulai dibudidayakan secara intensif oleh masyarakat Indonesia. Budidaya pegagan perlu dilakukan dengan menerapkan Good Agricultural Practice untuk menghasilkan bahan baku terstandar termasuk penggunaan pupuk. Pupuk hayati telah banyak dikembangkan untuk mengurangi efek buruk penggunaan pupuk buatan terhadap lingkungan, sehingga budidaya tanaman secara organik menjadi salah satu alternatif. Penelitian ini bertujuan, mendapatkan pupuk organik terbaik untuk pertumbuhan, hasil dan mutu pegagan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), 3 ulangan dengan 8 perlakuan media tanam yang terdiri dari: (a) Tanah + pupuk organik + dolomit; (b) Tanah + pupuk organik + pupuk hayati 1 g; (c) Tanah + dolomit + pupuk hayati 1 g; (d) Tanah + pupuk organik + pupuk hayati 3 g; (e)  Tanah + dolomit + pupuk hayati 3 g; (f)  Tanah + pupuk organik + pupuk hayati 5 g; (g) Tanah + dolomit + pupuk hayati 5 g; dan (h) Tanah + pupuk hayati 3 g. Parameter pengamatan meliputi luas daun, panjang tangkai, jumlah daun, jumlah anakan, berat brangkasan basah, berat brangkasan kering  dan kandungan asiatikosid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanah + pupuk organik (1,5 kg) + dolomit (30 g) memberikan pengaruh yang lebih baik untuk pertumbuhan, produksi herba dan produksi asiatikosid pada pegagan. Perlakuan pupuk hayati (1 g) dengan kombinasi dolomit  (30 g) memberikan pengaruh lebih baik dalam peningkatan jumlah anakan dan jumlah daun, sedangkan kombinasi pupuk hayati (5 g) dan dolomit (30 g) terbaik dalam kadar asiatikosid pada pegagan.

Filter by Year

1986 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 32, No 2 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 32, No 1 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 1 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 2 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 1 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 1 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 2 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 2 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 1 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 26, No 2 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 1 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 2 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 1 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 1 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 2 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 23, No 1 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 2 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 2 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 1 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 1 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 2 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 2 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 1 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 2 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 1 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 2 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 1 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 1 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 13, No 2 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 13, No 1 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 12, No 1 (2001): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 11, No 2 (2000): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 10, No 1 (1999): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 2 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 1 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 2 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 1 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 2 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 1 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 2 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 1 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 2 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 1 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 2 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 1 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 2 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 1 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 2 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 1 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 1, No 2 (1986): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 1, No 1 (1986): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat More Issue