cover
Article Per Year (5 Year)
All
Home Page
OAI Link
Editorial Team
Contact
Reviewer
Google Scholar
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Education
Jurnal Mahsiswa Fakultas Ilmu Budaya.
Arjuna Subject : -
Articles 975 Documents
 4   5   6   7   8 
THE STRUGGLE OF A MOTHER FOR SOCIAL JUSTICE TO AGAINST PATRIARCHAL SYSTEM REFLECTED IN CHANGELING THE MOVIE AJENG SAPUTRI, RISA RINDU
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 5 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.929 KB)

Abstract

Women are created equal with men. That is why they need to be treated well in social life. Every people should not differentiate women and men because they have same rights. Their rights are rights which inherent in human nature and existence. Nevertheless domination of patriarchy still emerges in social life. Men still consider women as the weak creatures. Many men still underestimate everything done by women. They think that women cannot do the works which are usually done by men and women are forced to obey everything they said. Therefore, the purpose of this study is to determine how the depiction of social injustice toward women by LAPD in performing their authority in wrong way and how the struggle of a woman in her fight for her rights to get her missing son. And it is also to describe the message of Changeling the movie to the audience. Focus of this research study uses a feminist analysis of Charlotte Perkins Gilman, a Radical Feminist figure, which discusses gender inequality presented in Changeling as research material. The writer uses gender inequality developed by Gilman. Gilman thinks that women and men have different sex principles and women are seen more weak than men by their culture. The results indicate a violation of women’s right by the policemen, that is Christine which is forced by police to admit a child who is not her son. And the police also put her in a psychopathic ward for refusing police orders. But the character of Christine in the film depicts a strong woman who will not give up though oppressed by men because she does it for his son.   Keywordws : Women's Struggle, Social Justice, Patriarchy System, Radical Feminist, Chngeling Movie.
KONSEP MONO NO AWARE YANG TERCERMIN DALAM FILM“HOTARU NO HAKA” KARYA SATO TOYA SYAIFULLOH, M. ALI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.76 KB)

Abstract

Kata Kunci : film, perang dunia ke-II, mono no aware   Karya seni Jepang banyak mengandung nilai estetika atau bishiki. Bagi seniman Jepang estetika dari keindahan alam selalu dekat dengan karya yang mereka ciptakan. Salah satu nilai estetika yang kemudian cukup dikenal adalah mono no aware atau biasa diterjemahkan menjadi “rasa kesedihan terhadap suatu hal atau benda”. Dalam analisis ini penulis menggunakan film sebagai bahan analisis. Film yang digunakan adalah film berjudul Hotaru no Haka. Film ini menceritakan tentang perjuangan bertahan hidup dua bersaudara pada masa setelah perang dunia ke-II. Dalam film ini, penulis menemukan konsep mono no aware pada beberapa scene. Untuk menemukan mono no aware dalam film Hotaru no Haka, penulis menggunakan definisi dari pemahaman mono no aware, serta menggunakan teori mise-en-scene sebagai teori pendukung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mono no aware yang tercermin dalam film Hotaru no Haka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam film Hotaru no Haka terdapat mono no aware. Konsep mono no aware banyak tercermin dalam scene Seita dan Setsuko yang berusaha keluar dari kondisi sulit pada saat perang dunia. Tidak hanya pada scene Seita dan Setsuko saja, konsep mono no aware juga tercermin dalam scene bibi dari Seita dan Setsuko yaitu Hisako yang memperjuangkan kelangsungan hidup anak-anaknya setelah suaminya gugur di medan perang.                                                                                                             Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti film ini tetapi dengan pendekatan maupun permasalah yang berbeda misalnya mengkaji kehidupan anak-anak korban perang yang tercermin dalam film menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Penulis juga berharap bahwa penelitian mengenai mono no aware ini dapat membantu para pembelajar bahasa Jepang dan peminat budaya dalam memahami budaya Jepang, khususnya mengenai konsep mono no aware.
ELIPSIS SUBJEK DAN OBJEK DALAM FILM SPIRITED AWAY KARYA HAYAO MIYAZAKI MAHARANI, DYAH LOVITA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.514 KB)

Abstract

Kata Kunci      : Elipsis, Persona Pronomina, Subjek, Objek   Bahasa Jepang merupakan bahasa yang dikenal seringkali melesapkan unsur-unsurnya seperti ‘誰が(dare ga) siapa subjeknya’,‘誰に(dare ni) kepada siapakah aktifitas tersebut ditujukan’, atau ‘何を(nani wo) objek apa yang sedang dibicarakan’. Jika dibandingkan dengan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, pembelajar bahasa Jepang tentunya menyadari bahwa elipsis sering terjadi dalam pola komunikasi bahasa Jepang. Bahkan, elipsis tidak hanya terjadi pada subjek saja, melainkan juga terjadi pada objek. Bagi orang Jepang, komunikasi yang seperti itulah yang disebut komunikasi yang efektif, namun bagi pembelajar hal tersebut merupakan hal yang sulit untuk dipahami. Oleh karena itu, untuk memahami salah satu keunikan yang ada pada bahasa Jepang, yaitu elipsis    penulis memutuskan untuk memilih elipsis sebagai tema penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab satu rumusan masalah, yaitu mendeskripsikan bagaimanakah elipsis subjek dan objek yang terdapat dalam dialog  film Spirited Away . Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif.Penulisakan menganalisis elipsis subjek dengancara mengidentifikasi dialog mana sajakah yang mengalami elipsis subjek dengan menggunakan teori elipsis berdasarkan persona pronomina yang disebutkan oleh Nariyama. Sedangkan untuk menganalisis elipsis objek penulis akan menganalisisnya berdasarkan kohesi antar kalimatnya. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa elipsis yang terjadi pada subjek adalah sebanyak 73 data, elipsis objek sebanyak 10 data, dan elipsis subjek dan objek sebanyak 9 data. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian mengenai elipsis partikel bahasa Jepang. Peneliti berikutnya dapat menggunakan korpus data berupa percakapan orang Jepang, atau menggunakan majalah ataupun novel.
CARA PANDANG ANTROPOSENTRIS PADA TOKOH EBOSHI DAN EKOSENTRIS PADA TOKOH ASHITAKA DALAM ANIME MONONOKE HIME KARYA SUTRADARA MIYAZAKI HAYAO AYUNINGSIH, TRIE KARTIKA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.594 KB)

Abstract

Kata Kunci: Alam, Kritik Sastra Lingkungan, Antroposentris, Ekosentris   Semua makhluk hidup bergantung pada lingkungan sekitarnya yaitu alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Namun, manusia yang hanya melihat alam sebagai sumber pemenuhan kebutuhan, telah menyebabkan kerusakan lingkungan dan hancurnya kehidupan makhluk hidup lainnya. Manusia telah mengabaikan pentingnya relasi harmonis dengan lingkungannya. Penelitian ini meneliti bagaimana tindakan manusia terhadap alam yang dipengaruhi oleh cara pandang antroposentris dan ekosentris. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah cara pandang antroposentris pada tokoh Eboshi dan cara pandang ekosentris pada tokoh Ashitaka dalam anime Mononoke Hime tersebut. Penelitian ini menggunakan kajian kritik sastra lingkungan yang berlandaskan teori etika lingkungan antroposentrisme dan ekosentrisme. Kritik sastra  lingkungan digunakan sebagai metode penelitian karena data yang dikumpulkan berupa pandangan manusia terhadap alam yang dipengaruhi oleh cara pandang antroposentris dan ekosentris. Hasil dalam penelitian ini ditemukan kesalahan cara pandang tokoh Eboshi yang bersumber dari antroposentrisme yang mana ia mengeksploitasi hutan tanpa bertanggung jawab sehingga menimbulkan dampak buruk bagi makhluk hidup penghuni hutan. Adapun ekosentrisme pada Ashitaka yang menjaga relasi hidupnya dengan lingkungan di sekitarnya dengan menghormati dan melindungi alam tempat ia berada. Pada penelitian berikutnya disarankan tidak membahas anime ini dengan kritik sastra lingkungan saja, tetapi meneliti dengan pendekatan kritik sosial karena kerusakan alam juga disebabkan oleh adanya industrialisasi dan kepentingan ekonomi.  
PENGARUH SISTEM INTERAKSI SOSIAL TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER TOKOH KURONUMA SAWAKO DALM FILM KIMI NI TODOKE KARYA SUTRADARA KUMAZAWA NAOTO VERAWATI, ADHITYA RULLY
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Literature has close related with people to presenting social issues. Film as one of the study of literature has the ability to 'present' of life to show social problems that occured in community. It is reflected in Kimi Ni Todoke movies. This film tells about a girl named Sawako Kuronuma who are victims of ijime, but she always trying to do good things for peoples around her every day. Through social interaction, the authors find the factors that influence the characters development of Sawako Kuronuma. To analyze the character development, authors use a sociological approach that focused on social interaction system conducted by characters with the surrounding environment. The author also uses mise-en-scene’s theory in order to get deep analysis of the movies. As the results, Sawako’s character is grows by social interaction process. She blend with the previous socially isolating group and also, she managed to have a group and close friends  named Yano and Yoshida, who make her have courages to express what she feels. For subsequent studies using this film as research data, the authors suggest to use psychoanalytic approach to enrich literature appreciation. Keyword : Movies, character development, social interaction
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MAKNA DAN FUNGSI RUIGIGO VERBA KITAI SURU DAN KIBOU SURU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG Kusuma, Nila Candra
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Japanese language have many synonym, for example verbs kitai suru and kibou suru that have similar meaning ‘hope’. Those verbs frequently appear in text books, mass media, or Japanese songs. But, because there is no many explanation about the way to use it in any translation dictionary, it can made confused. The purpose of this study is to knowing about verbs kitai suru and kibou suru’s another meaning and function to found the difference way to use it.  The research method that used is descriptive qualitative analysis. The data that used is from The Asahi Shimbun year edition 2003 and 2004,  and Nipponia magazine edition number 45 year 2008 June 15th that contains those verbs. The result is those verbs have similar meaning ‘hope’, ‘wish realization’, and ‘wish good prospect in the future’. The difference is verb kitai suru have another meaning hope to winning in some competition. Meanwhile, verb kibou suru is used just for hope some good thing. Those verbs can be substituted if there is similar meaning in some sentence, but can’t be substituted if there is the difference.     Keywords : synonym, verb, kitai suru, kibou suru
FENOMENA BANKONKA PADA MASYARAKAT JEPANG YANG TERCERMIN DALAM DRAMA SERIAL KEKKON DEKINAI OTOKO KARYA OZAKI MASAYA Arianie, Ervina Yuni
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper studies discusses the phenomenon of postponing marriage (bankonka) in Japanese society that continues today. In this study the author used data source in the form of a serial drama entitled Kekkon Dekinai Otoko. This serial drama tell the story of Shinsuke Kuwano, a 40 years old man who works as an architect but not married. Yet in this serial drama a lot of bankonka phenomenon reflected in the Japanese society. Therefore, the author will answer the problem of this study is, "how bankonka phenomenon that is reflected in the serial drama Kekkon Dekinai Otoko?". The reason is the main character and a supporting actress that postponing marriage and public opinion around them will be researched by comparing it to the reality and the view of the Japanese people respond of bankonka in real life according to the results of scientific research on bankonka.   This study use the approach of sociology literature from Ian Watt, the literature as a reflection of society. This approach to analyze the phenomenon of bankonka in serial drama Kekkon Dekinai Otoko, and with the theory of mise-en-scene use as supporting theory in this. Analyses were performed with picture and figures of Hayasaka and Shinsuke in the form of dialogues and scenes in the serial drama.   These results indicate that there are 27 scenes and dialogue that reflect bankonka phenomenon. Dialogues and scenes showing the same reasons of postponing marriage in the reality of Japanese society. The cause of bankon in serial drama are, change in views on marriage, the rejection of miai (matchmaking) and a tendency to choose a partner based on ren ai (love). As a result, make their increasing MAFM (Mean Age at First Marriage) Japan.   The author suggest that further research, could use a sociological approach to research literature on shousika or koureika shakai as the impact of bankonka. As for learning Japanese culture and literature students should be more critical in the enjoyment of literature, film and Japanese drama series that can be used as a source of knowledge about the phenomenon of cultural and social phenomena that exist in Japan.   Key Word: serial drama, phenomenon, bankonka, Japanese society.
TINJAUAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN TOKOH NOBUYUKI DI LINGKUNGAN PROSTITUSI YOSHIWARA DALAM CERPEN TAKEKURABEKARYA HIGUCHI ICHIYO Sabrina, Tulus
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Short story is one of literary fiction exciting and in demand by today's society.Takekurabe short story can be analyzed through a variety of approaches one through the psychological approach, and this case the approach of developmentpsychology of Elizabeth B. Hurlock. This study answers the formulation of the problem, namely, howdevelopmentpsychology Nobuyuki character in Yoshiwara prostitution in the Takekurabe short story through the approach of development psychology of Elizabeth B. Hurlock. Analyzed from the development psychology of Elizabeth B. Hurlock’s theory, results of this study indicate that prostitution area factors have a strong current of the psychological development Nobuyuki figure, because of the strong influence of the environment can not figure Nobuyuki complete some developmental tasks in adolescence, in addition to the surrounding neighborhood character forming Nobuyuki. Nobuyuki be someone who has a psychiatric or psychological weak. Family environment are expected to provide a positive flow on psychological development Nobuyuki figures, was not able to give a positive flow or bring Nobuyuki figures on change for the better. For subsequent studies suggested toresearchthe inner conflict in the main character, or the emotional development character in Takekurabe short stories.   Keywords : Development psychology, developmental task, prostitution area effect
KONSEP SHUDAN SHUGI DALAM MANAJEMEN PERUSAHAAN JEPANG YANG TERCERMIN DALAM SERIAL DRAMA HOTELIER KARYA MIWA YUMIKO DAN FUNATSU KOICHI Sundari, Laila Fitriningsih
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sundari, Laila Fitriningsih. 2013. Konsep  Shuudan Shugi  dalam Manajemen Perusahaan Jepang yang Tercermin dalam Serial Drama  Hotelier  karya Miwa Yumiko dan Funatsu Koichi.  Program Studi Sastra Jepang. Fakultas Ilmu Budaya.Universitas Brawijaya.Karya sastra adalah  sebuah gambaran kehidupan masyarakat. Salah satu kebiasaan masyarakat  di Jepang  yang menjadi sebuah  sistem hubungan sosial masyarakat Jepang  adalah  paham  berkelompok. Hubungan sosial masyarakat Jepang yang juga dipengaruhi oleh paham  berkelompok salah satunya adalah di dalam manajemen perusahaan. Oleh karena itu, dalam penelitian kali ini, penulis meneliti bagaimana  paham  berkelompok atau  shuudan shugi  dalam manajemen perusahaan Jepang yang tercermin dalam serial drama  Hotelier  karya Miwa Yumiko dan Funatsu Koichi. Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan  paham  berkelompok yang mencakup orientasi berkelompok  atau  shuudan shikou, kehidupan berkelompok  atau  shuudan seikatsu, dan kesadaran berkelompok  atau  shuudan ishiki. Dalam meneliti serial drama  Hotelier  ini, penulis juga menggunakan teknik mise-en-scene. Hasil penelitian kali ini menunjukkan bahwa dalam serial drama Hotelier ini terdapat dialog serta adegan yang mencerminkan  paham  berkelompok, orientasi berkelompok, kehidupan berkelompok dan kesadaran berkelompok yang ada di dalam manajemen perusahaan Jepang.  Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti serial drama ini, dapat meneliti tentang pengambilan keputusan secara kolektif yang disebut dengan nemawashi dan rin-gi dalam manajemen perusahaan Jepang.  KataKunci  : Manajemen Perusahaan Jepang, Serial Drama, Sosiologi Sastra,    Paham  Berkelompok, Orientasi Berkelompok, Kehidupan Berkelompok, Kesadaran Berkelompok, mise-en-scene.
LANGUAGE FUNCTIONS USED BY SHAHNAZ HAQUE INTUPPERWARE SHE CANON TRANS 7 PUTRI, AULIA NOURMA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.686 KB)

Abstract

This study was conducted to find out the types of language functions and vocabulary choices used by Shahnaz Haque in hosting Tupperware She Can on Trans 7. The writer selected Tupperware She Can as the data source since it shares inspiring stories from Indonesian women to motivate others to contribute more in society. Furthermore, the writer took four steps in analyzing the data: grouping the utterances containing language function into a table, analyzing the data which contain language function, analyzing the text analysis focused on vocabulary choices and discussing and summarizing the findings. The results show that there are sixty utterances containing five out of seven types of language function: ideational-referential, ideational-metalingual, ideational-phatic, interpersonal-emotive and interpersonal-directive function. The writer also found thirteen vocabularies which have explicit meaning to deliver her message well. From the findings above, we can conclude that language function and the vocabulary choice is needed in communication because they are the point of the success of meaning delivery process.   Keywords : discourse analysis, language functions, vocabulary choice.

Page 6 of 98 | Total Record : 975

 4   5   6   7   8 

Filter by Year

2013 2017


Reset
Filter By Issues
All Issue Vol 1, No 1 (2017) Vol 2, No 10 (2015) Vol 1, No 10 (2015) Vol 3, No 6 (2015) Vol 3, No 5 (2015) Vol 3, No 4 (2015) Vol 3, No 3 (2015) Vol 3, No 2 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol 2, No 9 (2015) Vol 2, No 8 (2015) Vol 2, No 7 (2015) Vol 2, No 6 (2015) Vol 2, No 5 (2015) Vol 2, No 4 (2015) Vol 2, No 3 (2015) Vol 2, No 2 (2015) Vol 2, No 1 (2015) Vol 1, No 9 (2015) Vol 1, No 8 (2015) Vol 1, No 7 (2015) Vol 1, No 6 (2015) Vol 1, No 5 (2015) Vol 1, No 4 (2015) Vol 1, No 3 (2015) Vol 1, No 2 (2015) Vol 1, No 1 (2015) Vol 6, No 10 (2014) Vol 5, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 3, No 10 (2014) Vol 7, No 8 (2014) Vol 7, No 7 (2014) Vol 7, No 6 (2014) Vol 7, No 5 (2014) Vol 7, No 4 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 2 (2014) Vol 7, No 1 (2014) Vol 6, No 9 (2014) Vol 6, No 8 (2014) Vol 6, No 7 (2014) Vol 6, No 6 (2014) Vol 6, No 5 (2014) Vol 6, No 4 (2014) Vol 6, No 3 (2014) Vol 6, No 2 (2014) Vol 6, No 1 (2014) Vol 5, No 9 (2014) Vol 5, No 8 (2014) Vol 5, No 7 (2014) Vol 5, No 6 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 4 (2014) Vol 5, No 3 (2014) Vol 5, No 2 (2014) Vol 5, No 1 (2014) Vol 4, No 9 (2014) Vol 4, No 8 (2014) Vol 4, No 7 (2014) Vol 4, No 6 (2014) Vol 4, No 5 (2014) Vol 4, No 4 (2014) Vol 4, No 3 (2014) Vol 4, No 2 (2014) Vol 4, No 1 (2014) Vol 3, No 9 (2014) Vol 3, No 8 (2014) Vol 3, No 7 (2014) Vol 3, No 6 (2014) Vol 3, No 5 (2014) Vol 3, No 4 (2014) Vol 3, No 3 (2014) Vol 3, No 2 (2014) Vol 2, No 10 (2013) Vol 1, No 10 (2013) Vol 3, No 1 (2013) Vol 2, No 9 (2013) Vol 2, No 8 (2013) Vol 2, No 7 (2013) Vol 2, No 6 (2013) Vol 2, No 5 (2013) Vol 2, No 4 (2013) Vol 2, No 3 (2013) Vol 2, No 2 (2013) Vol 2, No 1 (2013) Vol 1, No 9 (2013) Vol 1, No 8 (2013) Vol 1, No 7 (2013) Vol 1, No 6 (2013) Vol 1, No 5 (2013) Vol 1, No 4 (2013) Vol 1, No 3 (2013) Vol 1, No 2 (2013) Vol 1, No 1 (2013) More Issue