cover
Contact Name
Ida Wiendijarti
Contact Email
ida.wiendijarti@upnyk.ac.id
Phone
+682137688150
Journal Mail Official
jik@upnyk.ac.id
Editorial Address
Kampus II UPN "Veteran" Yogyakarta, Jl. Babarsari 2, Tambakbayan, Yogyakarta 55281
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmu Komunikasi
ISSN : 16933028     EISSN : 24078220     DOI : https://doi.org/10.31315/jik.v21i3
Core Subject : Education,
Jurnal Ilmu Komunikasi focuses on writings that contain current research and thinking in the fields of: Communication Science, including media and journalism studies, audio and audiovisual broadcasting studies, public relations studies and advertising studies; Design of Visual Communication; Marketing Communications; Health Communication; Communication Psychology; Sociology of Communication;
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2011)" : 9 Documents clear
Model Komunikasi dalam Sosialisasi Undang-undang No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga Susilastuti Dwi N; M. Edy Susilo; Zudiyatko Zudiyatko
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v9i1.3415

Abstract

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) telah membawa perubahan budaya yang fundamental karena mengubah persoalan kekerasan dalam rumah tangga dari ranah domestik ke ranah publik. Sosialisasi UU ini menjadi sangat penting dan telah dilakukan satu tahun sejak UU ini disahkan. Penelitian ini berusaha untuk mengevaluasi kegiatan sosialisasi Undang-Undang PKDRT yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah (BPPM) Istimewa Yogyakarta dan mendapatkan model baru, bagaimana kegiatan sosialisasi dilakukan. Teknik descriptive analysis digunakan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik kegiatan sosialisasi UU PKDRT di DIY. Temuan utama penelitian ini adalah komunikator yang berperan sebagai narasumber dalam kegiatan sosialisasi perlu mendapatkan perhatian. Komunikator dipilih berdasarkan latar belakang komunikan yakni masyarakat sasaran kegiatan sosialisasi. Selama ini kegiatan sosialisasi Undang-Undang PKDRT yang dilaksanakan BPPM masih berasal dari internal BPPM dan belum banyak menggunakan variasi narasumber. Komunikator kegiatan sosialisasi tidak hanya sekedar menguasai Undang-Undang PKDRT namun harus mengkaitkan dengan persoalan penyebab masalah KDRT seperti persoalan sosial, budaya, agama, ekonomi. BPPM DIY hendaknya lebih memfokuskan kegiatan sosialisasi untuk jajaran pemerintah propinsi, kota atau kabupaten dalam bentuk training, yang akan menjadi narasumber jenjang di bawahnya.
Penggunaan Situs Jejaring Sosial sebagai Media Interaksi dan Komunikasi di Kalangan Mahasiswa Edwi Arief Sosiawan
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v9i1.3416

Abstract

Komunikasi menggunakan situs jejaring sosial memiliki keutamaan yaitu memfasilitasi komunikasi dan interaksi secara virtual tanpa batas ruang dan waktu serta potensi untuk menjadikan komunikasi dan interaksi yang harmonis. Salah satu kelompok yang memerlukan dukungan social adalah mahasiswa yang masih berada pada tataran masa remaja. Mahasiswa membutuhkan dukungan yang semakin meningkat terutama ketika menghadapi situasi-situasi baru dan tantangan. Situasi ini dapat dialami ketika seorang remaja sebagai mahasiswa merantau ketempat atau daerah lain. Rumusan masalah yang diambil adalah :”Bagaimana Penggunaan situs jejaring social sebagai media interaksi dan komunikasi dalam memenuhi kebutuhan dukungan sosial di kalangan pengguna mahasiswa yang berada di lokasi Kelurahan Condong Catur dan Catur Tunggal Kabupaten Sleman? “Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bermaksud memberikan gambaran dan identifikasi tentang proses interaksi dan komunikasi dalam situs jejaring sosial beserta aspek psikologisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diperoleh oleh subjek pengguna meliputi aspek rasa penghargaan yang diterima oleh informan pengguna dari links friends mereka. Banyaknya jumlah list friends merupakan bentuk dari perupaan jaringan komunikasi yang dibentuk oleh pemilik akun. Dalam konteks penelitian ini maka terbukti bahwa informan mendapat dukungan social dari sisi keterlibatannya dalam kelompok baik dalam konteks interaksi maupun dalam konteks komunikasi.
Kebebasan Pers dan Kepentingan Publik Nyarwi Nyarwi
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v9i1.3411

Abstract

Pasca rezim Orde Baru Soeharto, media memiliki peran penting sebagai pilar keempat demokrasi di Indonesia. Dinamika antara kebebasan pers dan kepentingan publik di level lokal terkait dengan rencana pemberlakuan Qonun Media Islami di Propinsi Nangroe Aceh Daarussalam (NAD). Penelitian ini hendak mengelaborasi tiga hal penting: (1) kontestasi kebebasan pers sebagai salah satu bagian dari nilai-nilai demokrasi—dalam arena dan desentrasi dan otonomi khusus di Propinsi NAD; (2) kontestasi konsep kebebasan pers dan kepentingan publik antara aktor Negara atau Pemerintah Daerah, partai politik (parpol), civil society; (3) kontestasi kebebasan pers dan syariat Islam lokal sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA). Dengan menggunakan metode studi kasus, saya menyimpulkan bahwa akar kontestasi antara kebebasan pers dan kepentingan publik bersumber dari dua hal: (1) adanya interpretasi dan sudut pandang yang berbeda terhadap nilai-nilai demokrasi dan nilai syariat Islam antara Negara atau Pemerintah Daerah, parpol, media dan masyarakat sipil; (2) adanya paradoks regulasi yang mengatur sistem desentralisasi dan otonomi khusus di Propinsi NAD dan regulasi sistem media nasional.
Spanduk dan Stiker sebagai Media Komunikasi untuk Melaporkan Peristiwa Kependudukan Irdam Ahmad
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v9i1.3413

Abstract

Pelaksanaan Pemilu 2009 yang lalu ditandai dengan banyaknya penduduk yang kehilangan hak pilihnya karena namanya tidak terdaftar pada Daftar Pemilih Tetap (DPT), jumlahnya diperkirakan mencapai 49,6 juta pemilih. Salah satu penyebab tidak terdaftarnya nama penduduk pada DPTkarena mereka atau keluarganya tidak melaporkan peristiwa kependudukan yang terjadi (karena pindah, datang maupun meninggal). Penelitian ini ingin mengetahui apakah ada perbedaan proporsi penduduk yang melaporkan peristiwa kependudukan (kelahiran, kematian, pindah atau datang, menikah dan bercerai) pada tiga desa dengan menggunakan media komunikasi yang berbeda-beda,yaitu antara desa yang menggunakan media komunikasi spanduk dengan desa yang menggunakan media komunikasi stiker serta desa yang tidak menggunakan media komunikasi. Spanduk dan stiker digunakan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat agar mereka mau melaporkan peristiwa kependudukan yang terjadi dalamkeluarganya. Metode penelitian yang digunakan adalah survei, sedangkan pemilihan sampel dilakukan dengan cara three-stage random sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pengujian hipotesis perbedaan proporsi dua populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang significant dalam pelaporan peristiwa kependudukan antara penduduk yang tinggal di desa yang menggunakan spanduk sebagai media komunikasi dengan penduduk yang tinggal di desa yang menggunakan stiker sebagai media komunikasi serta penduduk yang tinggal di desa yang tidak menggunakan media komunikasi.
Assessing Indonesia’s Diplomacy on the Regional Conflict Management: Lessons from the South Thailand Conflict Settlement Arifi Arifi; Deddy Mulyana
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v9i1.3419

Abstract

Artikel ini menjelaskan masalah masalah dan prospek bagi penyelesaian konflik secara komprehensif dan langgeng di Thailand Selatan, dan bagaimana Indonesia memainkan peranannya secara signifikan.Fakta menunjukkan bahwa sumber konflik kontemporer di Thailand Selatan tidak hanya berasal dari faktor lingkup internal semata, namun juga berasal dari faktor lingkup eksternal, seperti perkembangan pengaruh ideologi jihadis di tingkat global dan regional. Faktor-faktor tersebut membawa kepada kompleksitas persoalan konflik di wilayah ini dan selanjutnya mengundang perhatian dan keprihatinan masyarakat internasional, khususnya kalangan negara-negara tetangga Thailand. Sejauh ini Indonesia telah mempelopori upaya menyikapi konflik di Thailand Selatan melalui pendekatan media si baik melalui jalur pemerintah (track one) maupun jalur non-pemerintah (track two). Perundingan perdamaian Bogor tahun 2008 dan upaya mediasi konflik yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam konteks ini merupakan tonggak sejarah dalam perjalanan diplomasi total Indo- nesia. Indonesia tertantang memainkan peran lebih aktif lagi dalam mendukung terwujud nya perdamaian langgeng di wilayah Asia Tenggara, khususnya di wilayah Thailand Selatan yang dirundung konflik. Pelajaran yang dari proses mediasi di masa lampau diharapkan memperkokoh diplomasi Indonesia mendukung penyelesaian konflik Thailand Selatan.
Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Korea Selatan di Yogyakarta Zuraida Henny; Christina Rochayanti; Isbandi Isbandi
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v9i1.3414

Abstract

Kemajuan teknologi komunikasi mempengaruhi akses berbagai budaya Korea ke Indonesia. Negara Korea dan Indonesia saling bekerjasama dalam berbagai aspek. Hampir setiap semester mahasiswa Korea yang datang ke Yogyakarta meningkat jumlahnya. Kedatangan mereka di Yogyakarta mengakibatkan kontak antarbudaya tidak bisa dihindari, sehingga penyesuaian atau adaptasi komunikasi antarbudaya terjadi karena latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan latar belakang budaya menyebabkan terjadinya kecemasan atau ketidakpastian dalam proses penyesuaian dan interaksi dengan orang-orang pribumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penyesuaian dan adaptasi dalam komunikasi antarbudaya dan hambatan yang dihadapi mahasiswa Korea selama di Yogyakarta. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kegelisahan atau Manajemen Ketidakpastian dari WilliamB.Gudykunst dan pendekatan komunikasi antarbudaya melalui persepsi, komunikasi ver- bal dan nonverbal oleh LarryA.Samovar, analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dari pengamatan di lapangan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan atau ketidakpastian yang dialami oleh mahasiswa Korea. Selain itu ada hambatan utama yang dialami dalam menyesuaikan diri dengan mahasiswa pribumi oleh mahasiswa Korea yaitu bahasa. Namun demikian, rasa saling menghargai, memahami dan rasa empati dapat meminimalkan munculnya konflik.
Penggunaan Internet dan Kinerja Dosen Pegawai Negeri Sipil Kopertis Wilayah III Sofyan Sofyan
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v9i1.3417

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan pengaruh penggunaan internet terhadap kinerja dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kopertis wilayah III.Teori yang digunakan yaitu Teori Computer-Mediated-Communication (CMC), teori penerimaan dan penggunaan teknologi, dan kinerja. Variabel Bebas penelitian ini meliputi penggunaan internet dengan indikator: intensitas penggunaan internet dan pencarian infomasi tentang ilmu pengetahuan terkini. Variabel terikat yaitu kinerja dosen diukur dengan indikator kinerja di bidang pendidikan dan pengajaran, kinerja di bidang penelitian, dan kegiatan ilmiah lainnya, serta kinerja di bidang pengabdian kepada masyarakat. Paradigma penelitian menggunakan paradigma Positivistik dengan data kuantitatif. Populasi yaitu dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kopertis Wilayah III yang ditugaskan di berbagai Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Jakarta, Bogor, Tanggerang, Depok dan Bekasi (JABODETABEK) sebesar 1036 orang. Sampel diambil dengan rumus Yamane sebesar 94 responden. Hasil penelitian menyatakan bahwa koefisiendeterminasiatau R Square 0,319. Ini berarti besar pengaruh variabel penggunaan Internet terhadap Kinerja dosen adalah 31,9 persen. Jika persentase tersebut dikonversi ke dalam skala ordinal dengan 3 klasifikasi yaitu kecil, sedang dan besar; maka rentang prosentase setiap klasifikasi adalah 33 persen. Adanya pengaruh sebesar 31,9 persen tersebut termasuk dalam klasifikasi kecil. Penelitian ini mendukung teori Computer-Mediated-Communication (CMC), teori penggunaan teknologi, dan menguatkan konsep kinerja dosen untuk populasi dosen di Kopertis wilayah III.
Komunikasi Pemerintah Daerah dalam Program Pembangunan Daerah Wisata Pantai Pascabencana S. Bekti Istiyanto
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v9i1.3412

Abstract

Gempa dan tsunami pada 17 Juli 2006, meninggalkan banyak catatan tidak hanya untuk masyarakat lokal tetapi juga untuk pemerintah daerah. Terdapat berbagai kebijakan khususnya pengembangan proses komunikasi untuk masyarakat lokal dari pemerintah daerah. Di Pantai Pangandaran, dalam program perencanaan awal setelah bencana, mereka menerima hibah dari pemerintah untuk pemulihan hidup mereka tetapi keterlibatan tersebut berhenti meskipun program ini berjalan selama lima tahun. Situasi yang berbeda terjadi di PantaiWidarapayung dan Pantai Parangtritis. Tidak terdapat program pemulihan terintegrasi di Pantai Widarapayung dari pemerintah Cilacap sampai sekarang, hanya beberapa penampungan dibangun kembali dan toko-toko. Bagi Pemerintah Bantul, mereka memiliki program untuk relokasi perdagangan ke lokasi baru dan menyusun beberapa aturan bagi stakeholder di sekitar Pantai Parangtritis. Walaupun program tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai program pemulihan bagi masyarakat setempat setelah bencana namunprogram relokasi membantu pariwisata yangada lebih baik dari sebelumnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi untuk mengumpulkan data. Informan yang ada dikumpulkan sebagai representasi lembaga yang diwakili pemerintah daerah di Ciamis, Cilacap dan pemerintah Bantul dan masyarakat lokal di sana.
Media dan Pengukuhan Nilai pada Pelajar Sekolah Menengah Atas di Kota Pekanbaru Nurdin Abd. Halim
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v9i1.3418

Abstract

Kajian ini bertujuan; (1) mengetahui bentuk kedekatan remaja dengan media, (2) mengetahui bentuk pengukuhan nilai remaja, (3) mengetahui pengaruh media dengan pengukuhan nilai remaja. Berlandaskan social cognitive theory dan model sosialisasi nilai menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menjelaskan fenomena sosial remaja. Remaja yang menjadi tumpuan penelitian adalah remaja yang berdomisili di Pekanbaru dalam penelitian ini remaja diwakili oleh pelajar-pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta dan negeri. Riset ini menggunakan metode pengumpulan data wawancara mendalam pada delapan siswa SMA dan SMK. Hasil penelitian diperoleh bahwa remaja di Pekanbaru dekat dan selalu menggunakan media massa terutama televisi dan internet. Remaja banyak mendapatkan nilai individu dan nilai sosial dari media massa, termasuk nilai tolong menolong, kemauan keras, dan nilai solidaritas sosial. Nilai kejujuran dan tanggung jawab diperoleh dari keluarga, sekolah, dan agama. Remaja mengakui bahwa nilai yang diperoleh dari media kemudian dikukuhkan oleh institusi sosial seperti keluarga, kawan, sekolah, dan agama. Jadi media dan institusi sosial saling mendukung dalam mengukuhkan nilai remaja. Besarnya peranan media massa dalam memberikan nilai pada remaja, maka sepantasnya pemilik media pemerintah dan institusi terkait memperhatikan kandungan media massa yang dikonsumsi oleh remaja untuk membangun karakter sosial bangsa yang lebih baik pada masa yang akan datang.

Page 1 of 1 | Total Record : 9