cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Naturalis : Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Published by Universitas Bengkulu
ISSN : 23026715     EISSN : 26547732     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 2 (2018)" : 12 Documents clear
KAJIAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA BABATAN KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA Monica Sari Sianturi; Johan Setianto
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6010

Abstract

Pemeliharaan ayam broiler tidak hanya difokuskan pada produktivitas yang tinggi tetapi sistem kontrol terhadap kualitas lingkungan harus diprioritaskan, mulai dari pengelolaan limbah, manajemen pengelolaan buangan dan kegiatan yang ramah lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari usaha peternakan ayam terutama berupa kotoran ayam dan bau yang kurang sedap serta air buangan. Bau tersebut berasal dari kandungan gas amonia yang tinggi dan H2S, dimetil sulfida, karbon disulfida, dan merkaptan. Pengelolaan lingkungan peternakan yang kurang baik dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak itu sendiri, karena gas tersebut dapat menyebabkan produktivitas ayam menurun, biaya kesehatan semakin meningkat sehingga menyebabkan keuntungan peternak menipis. Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan peternakan yang berada di Desa Babatan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma dimulai dari bulan Februari - Maret 2018. Variabel yang diamati meliputi input dan output produksi, proses produksi, fasilitas teknik dalam pengelolaan limbah, pengelolaan limbah, dampak kesehatan masyarakat, pencegahan terhadap pencemaran udara, peraturan perundang-undangan yang diterapkan di perusahaan peternakan dan evaluasi pengelolaan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan perusahaan peternakan telah melakukan sebagian pengelolaan lingkungan tetapi masih ada upaya pengelolaan lingkungan yang belum dilakukan sehingga masih diperlukan perbaikan dalam pengelolaan lingkungan agar usaha peternakan ayam berwawasan lingkungan. Dampak terhadap masyarakat disekitaran perusahaan peternakan ini tidak mengakibatkan kerugian/tidak ada keluhan penyakit yang khusus. Undang-undang yang telah diterapkan oleh perusahaan peternakan adalah UU No. 18 Tahun 2009, Peraturan Menteri Pertanian RI No. 31 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 17 Tahun 2012.Kata Kunci: Ayam Broiler, Manajemen Pemeliharaan, Pengelolaan Lingkungan
UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH UNTUK OPTIMASI LAHAN TADAH HUJAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SELUMA PROVINSI BENGKULU Yartiwi Yartiwi; Atra Romeida; Satria Putra Utama
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6027

Abstract

Penggunaan varietas adaptif terhadap agroekosistem sangat penting dalam usaha budidaya padi dilahan sawah tadah hujan. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh varietas yang adaptif di lokasi pengujian berdasarkan keragaan pertumbuhan yang dicapai masing-masing varietas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 - Maret 2018 di Desa Karang Dapo Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu, di Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu dan di Laboratorium Balai Besar Pasca Panen. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah perlakuan varietas (V) yang terdiri dari 5 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah paket pupuk (P) yang terdiri dari 2 taraf, sehingga diperoleh 10 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Jumlah tanaman sampel 10 tanaman/ulangan. Hasil Penelitian bahwa varietas Inpari 38, Inpari 39, Inpari 41 dan Situbagendit adaptif pada lingkungan biologi dan kimia dengan penggunaan rekomendasi pemupukan PUTS dan Katam pada lahan sawah tadah hujan di Desa Karang Dapo Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.Kata Kunci: VUB, Padi Sawah, Lahan Tadah Hujan
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA KELOMPOK TANI DAN PERANAN SUMBERDAYA KONTAK TANI TERHADAP KINERJA PETANI DESA SIDO URIP KABUPATEN BENGKULU UTARA Agusri Ramadhan; Satria Putra Utama; Irnad Irnad
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6006

Abstract

Peran kontak tani dalam meningkatkan kinerja anggota kelompok tani pasti sangat dirasakan manfaatnya. Peran kontak tani yang memberikan kemajuan usaha tani para tani tentunya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada seperti lingkungan kelompok tani. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh peranan sumberdaya kontak tani terhadap kinerja petani, pengaruh faktor lingkungan kerja kelompok tani terhadap peranan sumberdaya kontak tani dan menganalisis pengaruh faktor lingkungan kerja kelompok tani terhadap kinerja petani. Responden penelitian adalah anggota kelompok tani yang tergabung dalam petani pemakai air yang terletak di Desa Sido Urip Kabupaten Bengkulu Utara. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis SEM dengan menggunakan aplikasi WarpPLS yang digunakan untuk melihat hubungan kausal antar variabel yang diteliti. Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa lingkungan kelompok tani berpengaruh terhadap Peran sumberdaya kontak tani dengan p-value ? 0,01 dengan (tingkat keyakinan 95%) dan nilai estimasi 0,46. Kemudian Variabel Peran sumber daya kontak tani juga berpengaruh signifikan terhadap Kinerja petani dengan p-value ? 0,01 dan nilai estimasi 0,41. Terakhir, variabel lingkungan kelompok tani berpengaruh signifikan terhadap kinerja petani dengan p-value 0,04 dan nilai estimasi sebesar 0,15. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin baik lingkungan kerja kelompok tani maka dan semakin baik peran sumber daya kontak tani maka kinerja petanipun akan semakin baik. Kata Kunci: Lingkungan Kerja, Kinerja Petani, Kelompok Tani, Kontak Tani
ANALISIS PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, KESADARAN LINGKUNGAN DAN MODAL SOSIAL TERHADAP KINERJA NELAYAN LOBSTER DI KECAMATAN BUNGO MAS KABUPATEN BENGKULU SELATAN Oktarina Asmara; Irnad Irnad; Dede Hartono
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6019

Abstract

Lobster adalah salah satu komoditi yang memiliki nilai jual tinggi begitu pula dengan jumlah permintaan semakin meningkat. Disamping itu kinerja nelayan lobster juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti sumber daya yang dimiliki, lingkungan dan modal sosial. Oleh Karena itu tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sumberdaya manusia, kesadaran terhadap lingkungan dan modal sosial terhadap kinerja nelayan lobster. Responden dalam penelitian ini adalah nelayan lobster yang berada di Kecamatan Bungo Mas Kabupaten Bengkulu Selatan dengan dengan jumlah sampel sebanyak 112 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM) WarpPLS5.0 yang digunakan untuk melihat hubungan kausalar variabel yang diteliti. Hasil yang diperoleh adalah Variabel sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kinerja nelayan lobster di kecamatan Bungo Mas Kabupaten Bengkulu Selatan Pada tingkat signifikansi 95% dengan nilai P-Value 0.01 dan ?=0.20. Kemudian, Variabel kesadaran lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja nelayan lobster Pada tingkat signifikansi 95% dengan nilai P-Value 0.01 dan ?=0.20. Terakhir, Variabel modal sosial berpengaruh positif terhadap kinerja nelayan lobster  Pada tingkat signifikansi 95% dengan nilai P-Value 0.01 dan ?=0.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik sumber daya manusia, kesadaran lingkungan dan modal sosial yang dimiliki nelayan maka kinerja nelayan dalam penangkapan lobster pun akan semakin baik.Kata Kunci: Sumber Daya Manusia, Kesadaran Lingkungan, Modal Sosial, Kinerja Nelayan
STUDI PENENTUAN MUTU SUNGAI KELINGI LUBUKLINGGAU DENGAN METODE STORET DAN INDEKS PENCEMARAN Akbar Mauli; Agus Martono; Budiyanto Budiyanto
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6028

Abstract

Sungai Kelingi diperkirakan telah mengalami tekanan dari lingkungan dan penurunan kualitas air, sehingga perlu dilakukan perhitungan dan mengidentifikasi kualitas Air Sungai. Pengambilan sampel dari hulu sampai kehilir Sungai Kelingi. Waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, dimulai dari bulan Januari sampai dengan April 2018. Hasil penelitian dan perhitungan status mutu air Sungai Kelingi yang telah dilakukan di 5 (lima) titik pengambilan sampel untuk 8 (delapan) parameter yaitu Suhu, TDS, TSS, pH, COD, BOD, Timbal dan Fecal Coliform yang dilaksanakan pada 08 Maret 2018 dapat disimpulkan bahwa; Status mutu air Sungai Kelingi jika di analisa dengan menggunakan metode STORET menunjukan bahwa Sungai Kelingi tergolong dalam kelas A (baik sekali) atau memenuhi baku mutu di semua titik pengambilan sampel. Pada perhitungan mengunakan metode Indeks Pencemaran (IP) menunjukan tercemar ringan pada titik 1,2 dan 5. Evaluasi status mutu air Sungai Kelingi dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) tahun  2015 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar 0,53 tergolong memenuhi baku mutu dan pada bagian hilir PIj sebesar 0,86 tergolong memenuhi baku mutu, tahun 2016 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar 0,67 tergolong memenuhi baku mutu dan pada bagian hilir PIj sebesar 1,26 tergolong dalam cemar ringan, tahun 2017 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar 1,31 tergolong dalam cemar ringan, pada bagian tengah PIj sebesar 1,59 tergolong dalam cemar ringan dan pada bagian hilir PIj sebesar 1,86 tergolong dalam cemar ringan.Kata Kunci: Sungai, Kelingi, Kualitas Air, STORET dan Indeks Pencemaran
ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI AIR BENGKULU BERBASIS KEMASYARAKATAN Bursamin Bursamin; Satria Putra Utama; Muhammad Faiz Barchia
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6007

Abstract

Daerah Aliran Sungai merupakan satu kesatuan yang unsur-unsur utama nya terdiri dari lahan, air, tanah, vegetasi, dan mahluk hidup, DAS Air Bengkulu merupakan salah satu DAS yang berada di dua wilayah mencakup daerah seluas 51.500 ha berlokasi di kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu. RAP-DAS Air Bengkulu saat ini menunjukkan indeks keberlanjutan Eco-DAS dimensi ekonomi 61,8%, sosial 50,7%, ekologi 48,3%,  hukum kelembagaan 50.6%, dan teknologi 48.4%. Berdasarkan indikator dimasing-masing dimensi melalui analisis MDS menunjukkan status keberlanjutan dengan rata-rata indeks 51,96 dikategorikan cukup berlanjut. Dibandingkan  dengan status keberlanjutan Monte Charlo memperoleh indeks dimensi ekonomi 60,9 sosial 49.9, ekologi 47,6, hukum kelembagaan 49,7, dan teknologi 47,5 dikategorikan cukup berkelanjutan. Sebab status keberlanjutan yang berpangaruh terhadap pengelolaan lingkungan tangkapan Air DAS Air Bengkulu memiliki nilai stress berdasarkan analisis MDS dan monte charlo dimensi ekonomi 12,26%, social 10,05%, ekologi 09,58%, hukum kelembagaan 10,02%, dan tekjnologi 09,58%. sehingga keakuratan status berkelanjutan teridentifikasi dimasing-masing dimensi rata-rata Ekonomi 0,732, Sosial 0,490, Ekologi 0,451, Kelembagaan 0,451, dan Teknologi 0,490. berdasarkan indeks dari kedua parameter tersebut dapat disimpulkan bahwa status keberlanjutan pengelolaan lingkungan tangkapan Air DAS Air Bengkulu dikategorikan cukup didasarkan  dari nilai MDS 51,96, Monte Charlo 51,12, Stress 10.29%, dan R2 0,5 kategori cukup berkeLanjutan. Oleh karena itu dalam 15 (lima belas) faktor/ atribut yang sensitif diperlukan kerjasama secara kolaboratif dan terpadu antar pemangku kepentingan (pemerintah, swasta, dan masyarakat) didaerah tangkapan air DAS Air Bengkulu.Kata Kunci: Daerah Aliran Sungai Air Bengkulu, Kelembagaan, MDS, Monte Charlo, Indeks keberlanjutan
TUMBUHAN BAWAH PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TUA (TM) DAN SAWIT MUDA (TI) DENGAN PEREMAJAAN TEKNIK UNDERPLANTING DI PT. BIO NUSANTARA TEKNOLOGI Trisna Trisna; Wiryono Wiryono; Enggar Apriyanto
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6022

Abstract

Komoditas kelapa sawit secara nasional dari segi luas dan produksinya semakin meningkat setiap tahunnya selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2015-2017. Tahun 2015 luas area perkebunan, tahun 2015 mencapai 11.260.277 ha/th dan pada tahun 2017 sebesar 12.307.677 ha/th. Faktor yang lain yaitu produksi kelapa sawit sebesar 31.070.015 ton/th dan pada tahun 2017 sebesar 35.359.384 ton/th (Dirjen Perkebunan, 2017). Akhir-akhir ini, perusahaan perkebunan baik milik negara maupun rakyat mulai melakukan pembaharuan dalam proses peremajaan. Permasalahan yang timbul pada saat peremajaan adalah tumbuhan bawah yang tumbuh dengan sangat cepat dan sulit untuk dikendalikan yang mengganggu tanaman akibat dari peremajaan secara konvensional sehingga dikembangkan teknik baru yaitu underplanting. Peremajaan dengan teknik konvensional ini sering ditemui permasalahan seperti biaya yang tinggi, terbukanya lahan secara besar-besaran dan timbulnya erosi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis tumbuhan bawah serta jenis asing dan jenis asli yang tumbuh pada tiga kondisi kebun kelapa sawit di PT. Bio Nusantara Teknologi  (sawit yang tua (TM dan sawit muda  (TI)) dan menghitung indeks keragaman jenis tumbuhan bawah pada ketiga kondisi kebun kelapa sawit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuadrat. Ukuran kuadrat yang digunakan adalah 1x1 m. Banyaknya jumlah kuadrat mengacu pada metoda kurva spesies area dengan luas minimum 40 m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi tumbuhan bawah pada TM ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 5 jenis asli dan 15 jenis asing dan pada kebun TI ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 8 jenis asli dan 12 jenis asing. Tingkat keragaman jenis tumbuhan bawah (H’) tergolong rendah dengan besaran masing-masing pada TM sebesar 0,637 dan TI dengan nilai 1,94. Jenis yang mendominasi pada kedua kondisi kebun kelapa sawit adalah Axonopus compressus dengan INP 130,238% (TM) dan 42,237% (TI). Kata Kunci: Kelapa Sawit, Underplanting, Komposisi Tumbuhan Bawah, Keragaman Jenis, Metode Kuadrat, Kurva Species Area
POTENSI PENGEMBANGAN PARIWISATA PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU DALAM PERSPEKTIF KONSERVASI LINGKUNGAN Ikhlassia Mutiara; Agus Susatya; Guswarni Anwar
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6029

Abstract

Pantai Panjang memiliki potensi dan peluang yang besar dalam bidang pariwisata dan sebagai salah satu daya tarik wisata maka perlu ditindaklanjuti dengan pengembangan pariwisata di kawasan Pantai Panjang untuk menjadi kawasan wisata unggulan. Penelitian ini merupakan penilitian kualitatif deskriptif dengan metode penilaian dan metode checklist sederhana. Penelitian observatif atau pengamatan dilakukan untuk mengidentifikasi karekteristik kawasan wisata Pantai Panjang. Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana penelitian dilakukan dengan memaparkan dan menyajikan suatu liputan peristiwa melalui indentifikasi subtansi masalah pada kawasan wisata Pantai Panjang. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka simpulan terhadap pengembangan kawasan wisata di Pantai Panjang dalam perspektif konservasi lingkungan dikembangkan sebagai kawasan wisata regional. Ada lima strategi pengembangan 1.Pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana wisata 2.Pengembangan modal usaha 3.Pengembangan obyek dan daya tarik wisata yang berkelanjutan 4. Pemeliharaan dan pengelolaan wisata Pantai Panjang yang berkelanjutan 5.Promosi objek wisata Pantai Panjang.Kata Kunci: Pantai Panjang , Pengembangan , Pariwisata
PENGARUH TIPE FERMENTOR DAN LEVEL PEMBERIAN FESES PUYUH TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR PUYUH Hermy Puspita Sari; Urip Santoso; Heri Dwi Putranto
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6008

Abstract

Feses yang dihasilkan dari usaha peternakan puyuh berupa feses puyuh belum termanfaatkan secara maksimal sehingga masih berdampak kepada pencemaran lingkungan seperti pencemaran pada air, udara dan tanah. Kandungan protein kasar yang rendah dan serat kasar yang cukup tinggi ini merupakan faktor pembatas penggunaan feses puyuh sebagai pakan ternak sehingga perlu pengolahan agar penggunaannya optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penggunaan feses puyuh dalam ransum, yaitu memanfaatkan Teknologi Fermentasi. Mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi adalah mikroorganisme yang ada di Em4, ragi tempe dan ragi tape. Tujuan Peneltian mengevaluasi pengaruh tipe fermentor terhadap produksi dan kualitas telur puyuh. Mengevaluasi pengaruh level pemberian feses puyuh fermentasi terhadap produksi dan kualitas telur puyuh Mengevaluasi interaksi antara tipe fermentor dengan level pemberian feses puyuh fermentasi terhadap produksi dan kualitas telur puyuh. Bahan penelitian yang digunakan adalah puyuh betina awal produksi sebanyak 360 ekor. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu faktor pertama level pemberian feses (Faktor A = 10%, 15% dan 20%) dan faktor kedua tipe fermentor (Faktor B = EM4, Ragi Tempe dan Ragi Tape). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interksi antara Faktor A dan Faktor B terhadap konsumsi ransum, produksi massa telur, konversi ransum (P<0,005) dan produksi telur (P<0,001. Tidak terdapat interaksi antara Faktor A dan Faktor B terhadap berat telur, berat yolk, kecerahan yolk dan tebal kerabang (P>0,05). Kesimpulan penelitian bahwa nteraksi antara tipe fermentor dan level pemberian feses terbaik adalah tipe fermentor EM4 dengan level pemberian feses puyuh sebesar 10%.
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI AIR SAMBAT REG 84 DI KABUPATEN KAUR PROPINSI BENGKULU Arif Budiman; Gunggung Senoaji; Enggar Apriyanto
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6025

Abstract

Masyarakat yang sudah lama beraktifitas dan bermukim di dalam Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84 Kecamatan Maje dan Kaur Selatan Kabupaten Kaur telah mendesak kawasan Hutan Produksi tersebut menjadi lahan garapan untuk berkebun dan pemukiman. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi masyarakat perambah di Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84, mengetahui klasifikasi tutupan lahan di Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84, mengetahui perubahan tutupan lahan pada Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84 dan merumuskan Strategi Pengelolaan Hutan di Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk karakteristik sosial ekonomi perambah dan laju perubahan tutupan lahan menggunakan analisis spasial (Sistem Informasi Geografi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa umur perambah di Hutan Produksi Air Sambat merupakan kategori umur produktif dengan pendidikan yang cukup rendah. Sebagaian besar jumlah anggota keluarga perambah tersebar pada keluarga kecil (4-5 orang), daerah asal perambah 55.50% berasal dari desa-desa tidak sekitar hutan lindung, asal lahan rambahan 57.29% diperoleh dengan cara membuka lahan sendiri, dengan motivasi merambah 46.88% dilatar belakangi oleh faktor ekonomi. Sebagian besar perambah juga memiliki pekerjaan selain dari mengusahakan lahan di kawasan hutan yaitu buruh harian, buruh tani dan berdagang, pengumpul, ojek dan lain sebagainya. Pendapatan total rumah tangga perambah dari lahan rambahan rata-rata Rp. 11.607.812,50/tahun. Jika dilihat dari tingkat kesejahteraan rata-rata perambah berada pada kategori cukup sejahtera. Laju perubahan tutupan lahan yang mengalami peningkatan luas wilayah dalam jumlah yang paling besar adalah pertanian lahan kering campur. Tutupan lahan pertanian lahan kering campur mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 1.264,55 hektar atau 264.55 % lebih luas dibandingkan dengan tahun 2009. Sedangkan tutupan lahan hutan sekunder mengalami penurunan luas wilayah sebesar 1.268,80 hektar atau 35.36% dari luas tahun 2009. Adapun Strategi pengelolaan yang sesuai di Hutan Produksi Air Sambat adalah Perhutanan Sosial melalui Program Hutan kemasyarakatan seluas ± 963 Ha dan untuk kawasan permukiman melalui program Tanah Obyek Reforma Agraria seluas ± 90,25 Ha. Kata Kunci: Hutan Produksi, Perambahan, Tutupan Lahan, Sosial ekonomi, Perhutanan sosial.

Page 1 of 2 | Total Record : 12