cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Pembangunan Pedesaan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 1, No 2 (2001)" : 8 Documents clear
PENGEMBANGAN AGROWISATA DI PULAU NUSAKAMBANGAN(AGRITOARISM DEWLOPMENT OF NUSAKAMBANGAN ISI.AND)KAJIAN POPULASI DAN SERANGAN HAMA LALAT DAUN KENTANG SERTA POLA PENGGUNAAN PESTISIDA DI SENTRA PRODUKSI SAYURAN KABTIPATEN BANJARNEGARA (STUDY OF POPULATIONS AND INVASION OF POTATO LEAF FLY AND PATTERN OF PESTICIDE UTILIZATION AT THE VEGETABLE PRODACTION CENTRE IN BANJARNEGARA REGENCY) Handayaningrum, Tyas; , Mujiono; , Herminanto
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 2 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian telah dilakukan di sentra produksi sayuran wilayah Kabupaten Banjarnegara untuk mengetahui populasi dan serangan hama lalat daun kentang Liriomyzas pp., pola penggunaan pestisida, residu insektisida dan keuntungan usaha tani kentang. Penelitian dilakukan secara survei dengan metode stratified random sarnpling. Hasil penelitian menunjukan bahwa populasi lalat daun kentang di wilayah penelitian Pada tanaman umur 20; 40:60; dan 80 hari setelah tanam untuk lokasi SL-PHT masing masing sebesar 0 ,00, 0,33, 0,47, dan 0,55 lalat, sedangkan untuk lokasi non SL – PHT Sebesar 0 ,00, 0,23, 2,01, dan 0,85 lalat. Intensitas serangan hama lalat daun kentang meningkat dengan bertambahnya umur tanaman, tertinggi mencapai 99,47% pada tanaman berumur 80 hari untuk lokasi SL-PHT dan 98,07% pada tanaman berumur 80 hari untuk lokasi non SL-PHT. Residu insektisida yang diternukan pada contoh umbi kentang berbahan aktif kartaphidroklorida, karbosulfan, dimehipo dan ,λ" sihalotrin dengan kandungan di bawah BMR. Pola penggunaan pestisida relatif sama untuk lokasi SL-PHT dan non SL-PHT dalam jenis, jurnlah, frekuensi penyemprotan dalam Mengendalikan hama dan penyakit tanaman kentang. Produksi kentang di lokasi S L-PHT Sebesar 15,72 ton / ha dengan RC ratio 2,32 dan di lokasi non SL-PHT sebesar 13 .91 ton / ha dengan RC ratio 1,78. Kata kunci : Liriomyza spp., residu, dan RC ratio
STUDI HUBUNGAN BEBERAPA KARAKTER FISIOLOGIS DENGAN HASIL BIJI KEDELAI(STUDY ON RELATIONSHIP BETWEEN SEVERAL PHYSIOLOGICAL CHARACTERISTICS AND GRAIN YIELD IN SOYBEAN) Dwi Haryanto, Totok Agung; Hidayat, Ponendi
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 2 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Informasi mengenai karakter-karakter fisiologis yang mempengaruhi hasil biji akan sangat berguna dalam menunjang program perakitan varietas kedelai berdaya hasil tinggi. Dua puluh genotipe kedelai ditanam di kebun percobaan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto sebagai subyek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan Mempelajari perbedaan karakter fisiologis di antara genotipe kedelai serta mengetahui dan mempelajari hubungan beberapa proses f isiologis seperti laju pertumbuhan absolut, laju pertumbuhan relatif, laju asimilasi bersih, panjang periode pengisian biji, laju akumulasi bahan kering biji dengan hasil biji. Hasil menunjukkan bahwa kedua puluh genotipe yang diuji memberikan respon yang berbeda untuk bobot kering biji dan panjang periode pengisian polong, karakterf isiologis yang paling berhubungan dengan hasil biji adalah laju asimilasi bersih dan ditemukana danya hubungan positif antara laju pertumbuhan absolut, laju asimilasi bersih dan laju akumulasi bahan kering biji dengan hasil biji
PEMANFAATAN LAHAN TERNAUNGI UNTUK BUDIDAYA PADI GOGO DALAM RANGKA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PANGAN DI PEDESAAN(Studi Efisiensi Pemanfaatan Hara Pada Padi Gogo di Lahan Ternaungi)(UTILIZATION OF SHADED LAND IN RURAL AREAS FOR UPLAND RICE CALTIVATION TO INCREASE FOOD AVAILABILITY (A study on nutrient utilization efficiency of upland rice cultivated under shading) , Suwarto
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 2 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian telah dilakukan di sentra produksi sayuran wilayah Kabupaten Banjarnegara untuk mengetahui populasi dan serangan hama lalat daun kentang Liriomyzas pp., pola penggunaan pestisida, residu insektisida dan keuntungan usaha tani kentang. Penelitian dilakukan secara survei dengan metode stratified random sarnpling. Hasil penelitian menunjukan bahwa populasi lalat daun kentang di wilayah penelitian Pada tanaman umur 20; 40:60; dan 80 hari setelah tanam untuk lokasi SL-PHT masing masing sebesar 0 ,00, 0,33, 0,47, dan 0,55 lalat, sedangkan untuk lokasi non SL – PHT Sebesar 0 ,00, 0,23, 2,01, dan 0,85 lalat. Intensitas serangan hama lalat daun kentang meningkat dengan bertambahnya umur tanaman, tertinggi mencapai 99,47% pada tanaman berumur 80 hari untuk lokasi SL-PHT dan 98,07% pada tanaman berumur 80 hari untuk lokasi non SL-PHT. Residu insektisida yang diternukan pada contoh umbi kentang berbahan aktif kartaphidroklorida, karbosulfan, dimehipo dan ,λ" sihalotrin dengan kandungan di bawah BMR. Pola penggunaan pestisida relatif sama untuk lokasi SL-PHT dan non SL-PHT dalam jenis, jurnlah, frekuensi penyemprotan dalam Mengendalikan hama dan penyakit tanaman kentang. Produksi kentang di lokasi S L-PHT Sebesar 15,72 ton / ha dengan RC ratio 2,32 dan di lokasi non SL-PHT sebesar 13 .91 ton / ha dengan RC ratio 1,78. Kata kunci : Liriomyza spp., residu, dan RC ratio
JANGKAUAN PROGRAM TUMPANGSARI TERHADAP ORANG MISKIN : SEBUAH PROGRAM CONTOH DARI TIGA DESA HUTAN DI WILAYAH KPH BANYUMAS TIMUR(THE OUTREACH OF TUMPANGSARI PROGRAMME TO POOR PEOPLE:AN EXAMPLE FROM THKEE FOREST VILLAGES IN EAST BANYAMAS FOREST DISTRICY) Rosyadi, Slamet
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 2 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitiani ni bertujuan mengevaluasi jangkauan program tumpangsari terhadap orang miskin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak orang yang layak untuk mendapatkan program tetapi berada di luar program. H al ini terjadi karena proses pernbagian lahan yang tidak diawali dengan penilaian kelayakan klien. Agar jangkauan program tumpangsari mampu mengakomodasi bagian terbesar dari kelompok masyarakat yang paling miskin, perubahan kelembagaan dari status kepemilikan hutan dari kepemilikan negara menenjadi kepemilikan masyarakap terlu dipertimbangkan sehingga akses masyarakat miskin terhadap aset sumberdaya hutan akan terbuka lebih lebar sekaligus memupuk rasa kepemilikan dan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian sumberdaya hutan.
IMPLEMENTASI PROGRAM JARING PENGAMAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANYUMAS(Studi Evaluasi pada Kegiatan Pelayanan Kebidanan dan Rujukan Rumah Sakit)SOCIAL SAFETY NET PROGRAM IMPLEMENTATION IN HEALTH SECTOR IN BANYUMAS DISTRICT(An Evaluation Study on Obstetrical Service and Hospital Reference) Harsanto, Bambang Tri; , Simin
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 2 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk mengevaluasi pelaksanaan program jaring pengaman sosial bidang kesehatan khususnya pada jenis kegiatan pelayanan kebidanan dan rujukan rumah sakit di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini lebih memfokuskan pada bentuk evaluasi proses, yaitu ingin melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang ada. Metode penelitian yang diambil dengan cara survei dan teknik analisisnya dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (l) Ada perubahan kriteria Penentuan kelornpok sasaran;( 2) Target cakup dan pelaksanaan program sampai tahun kedua belum dapat terpenuhi. Namun demikian, persentasenya cakupan dari kelompok sasaran yang terlibat di dalam program menunjukkan angka yang cukup besar; (3) Program dipandang mampu memberi manfaat yang besar bagi masyarakat kelornpok sasaran(;4 ) Keberadaan program dapat dijadikan sarana untuk lebih memberdayakan para bidan desa / puskesma(5); Keberadaan dukun bayi hendaknya di jadikan mitra bagi para bidan dalam membantu proses persalinan sehingga tidak menjadi faktor penghambat dari pelaksanaan program.
DEMOKRASI DESA : ANALISIS HUBUNGAN KEKUASAAN BPD DAN PEMERINTAH DESA DI SIKAPAT, BANYUMAS (VILLAGE DEMOCRACY: ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN THE POWER OF BPD AND VILLAGE GOVERNMENT IN SIKAPAT, Suswanto, Bambang; K., Solahuddin; Firdaus, Syah
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 2 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hadirnya Badan Perwakilan Desa ( BPD), sebagai lembaga baru di desa, menimbulkan perubahan pada hubungan kekuasaan dalam Pemerintahan Desa. Situasi dan kondisi politik di tingkat daerah serta nasional dan hubungan badan legislatif daneksekutif di tingkat nasional dan daerah berpengaruh hingga tingkat pedesaan Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan k ekuasaan BPD dan Pemerintah Desa.T ujuan penelitian ini adalah menggambarkan hubungan kekuasaan BPD dan Pemerintah Desa serta untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat atau Pendorong hubungan kekuasaan BPD dan Pemerintah Desa. Setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa interaksi BPD dan Pemerintah Desa dalam menjalankan fungsi legislasi dan pengawasan ternyata tidak seimbang Pemerintah Desa memegang kekuasaan yang lebih besar daripada BPD sebab berbagai langkah BPD yang tidak pro aktif dalam melaksanakan fungsinya. Faktor penghambat interaksi BPD dan Pemerintah Desa adalah lemahnya sumber daya manuusia BPD dan Pemerintah Desa, masih rendahnya partisipasi para anggota BPD dalam menjalankan tugas, masih ada anggapan Kepala Desa bahwa pelaksanaan tugas pemerintah desa masih mengacu pada sistem lama (UU No. 5 Tahun l979). Selanjutnya, partisipasi masyarakat terhadap BPD masih rendah dan honor atau gaji para anggota BPD masih rendah dan belum jelas, sehingga mempengaruhi kinerja anggota BPD.
PEARL MILLET (Pennisetum Typhoideum Rich.): JAMUR-JAMUR PATOGEN TULAR.BENIHNYA (PEARL MILLET (Pennisetum Typhoideum Rich.): ITS SEED BORNE PATHOGENIC FUNGI) Pujiarto, Djoko; Soesanto, Loekas; D.H., Totok Agung
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 2 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dengan metode deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis jamur patogen tular-benih Pearl Millet, khususnya dari produksi pertanaman di desa Karangwangkal, Purwokerto Utara, K abupaten Banyumas, serta mengetahui persentase benih Pearl M illet yang terinfeksi.Tiga genotipe benih Pearl Millet digunakan dalam penelitian ini, yaitu Gl – populasi tinggi, G2 : populasi pendek, dan G3 : hasil seleksi G2 untuk bobot biji. Sampel diambil secara acak, dan identifikasi dilakukan dengan metode pencucian benih dan inkubasi di atas kertas merang, di bawah mikroskop dan dengan bantuan beberapa pustaka. Parameter yang diamati adalah morfologi jamur (bentuk, warna, jumlah sekat,dan ukuran konidium / spora) jenis jamur, dan persentase Benih yang terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwadi semua genotipe dijumpai jarnur-jamur patogen tular-benih. Jamur – jamur patogen tular-benih yang d ijumpai dengan metode inkubasi pada kertas merang, yaitu Curvularia geni culata, Fusarium graminearum, F. equiseti, CoLletotrichum grarninicola, dan Nectria fragariae. Pada metode pencucian hanya dijumpai jamur C. geniculata dan F . graminearum. Persentase benih yang tidak berkecambah dan terinfeksi tertinggi dijumpai pada G2 yaitu 33%, diikuti G3 sebesar 29% dan G1 sebesar 28%. Persentase benih berkecambah dan terinfeksi tertinggi ditemukan pada G3 sebesar 60%, diikuti G2 dan Gl masing-masing sebesar 58 dan 53%.
PENGEMBANGAN AGROWISATA DI PULAU NUSAKAMBANGAN(AGRITOARISM DEWLOPMENT OF NUSAKAMBANGAN ISI.AND) Kohari, Kasan
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 2 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dalam rangka menyusun rencana induk pengembangan pariwisata telah Dilakukan di Pulau Nusakambangan. Salah satu program yang diusulkan dalam Rencana Induk PengembanganPariwisata Pulau Nusakambangan 2001-2005 adalah pengembangan agrowisata. Lokasi yang diperuntukkan menjadi kawasan agrowisata terletak di sekitar bekas Lapas ( Lembaga Pemasyarakatan) Karanganyar dengan luas area sekitar 100ha. Tulisani ni bertujuan untuk menginformasikan kelayakan investasi dalam pengembangan agrowisata di Karang anyar yang merupakan bagian dari pengembangan pariwisata Pulau Nusakambangan. Hasil analisis dengan menggunakan kriteria investasi terhadap Salak pondoh yang diambil sebagai contoh komoditas yang hendak dikembangkan diperoleh hasil : (1) NPV dengan discount factor ( dt) 30% sebesar 5.906.591,8 dan dengan df 26% sebesar 9.450.546,9 (;2 ) IRR : 36,6%; ( 3) Net B / C : 4,45;( 4) ROI = 345,3%; dan (5) BEP untuk produk 21.895,6 k g dan untuk hargaR p 1.112,219/kg. Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan salak pondoh termasuk komoditas yang layak investiasi untuk pengembangan agrowisata.D isarankan, k omoditas lain yang direkomendasikan untuk pengembangan agrowisata yang diminati oleh calon investor hendaknya dilakukan analisis seperti metode di atas untuk menilai kelayakani ivestasinya.

Page 1 of 1 | Total Record : 8