cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Pembangunan Pedesaan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 12, No 2 (2012)" : 8 Documents clear
Daya Hasil dan Kualitas Benih Enam Kultivar Tomat Wiguna, Gungun; Sumpena, Uun
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Informasi daya hasil dan kualitas benih suatu kultivar sangat diperlukan pada saat kultivar tersebut akan dilepas sebagai varietas baru. Penelitian daya hasil dan kualitas benih beberapa kultivar tomat yang akan dilepas sebagai varietas baru dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Bandung, Jawa Barat (± 1.250 m dpl) dari bulan April sampai dengan Agustus 2011. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil dan kualitas benih dari 6 kultivar tomat yang terdiri dari 3 calon varietas dan 3 varietas komersial sebagai pembanding. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CLN 2001 memiliki daya hasil benih tinggi sebagaimana Mutiara dan Kaliurang. Berdasarkan kualitas benih, semua kultivar calon varietas memiliki kualitas benih yang baik. Bobot 1000 butir benih tinggi dihasilkan oleh CLN 6046, CLN 2001 dan LV 2862, tidak berbeda nyata dengan Kaliurang. Kultivar dengan daya berkecambah tinggi dihasilkan oleh CLN 6046. Kultivar dengan kecepatan berkecambah yang tinggi dihasilkan oleh CLN 6046 dan CLN 2001. Vigor benih semua kultivar sebanding dengan varietas pembanding.
PENGARUH JENIS ASAM ORGANIK DAN CARA ASIDULASI BATUAN FOSFAT ALAM TERHADAP KETERSEDIAAN P PADA PENGUJIAN BAHAN PUPUK N ZEO FOSFAT Rif’an, Muhammad; Sunarminto, Bambang Hendro; Hanudin, Eko; Notohadisuwarno, Supriyanto
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sifat kimia berbagai jenis bahan organik, pengaruh mandiri dan interaksi jenis asam organik dan cara asidulasi BFA terhadap pH H2O, P tersedia larut air dan asam sitrat 2 % dari BFA. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, kampus Karangwangkal, Purwokerto. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu (1) jenis asam organik terdiri atas 6 aras dan (2) cara asidulasi BFA terdiri atas 4 cara. Faktor-faktor tersebut dirancang dalam bentuk perlakuan faktorial, dengan 6x4 atau 24 kombinasi perlakuan, yang diulang tiga kali sehingga terdapat 72 unit percobaan. Data hasil penelitian dianalisis Sidik Ragam, apabila perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan pada aras 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan asam fulvat dan humat yang tinggi akan diikuti peningkatan kemasaman total. Kemasaman total asam yang diekstrak dari gambut adalah tertinggi yaitu mencapai 716,43 (cmol(+)kg-1) yang diikuti dengan kandungan asam fulvat dan humat tertinggi yaitu sebesar 18,05 dan 7,56 %. Asidulasi BFA menggunakan cara 2 dikombinasikan dengan asam humat yang diekstrak dari gambut memberikan pengaruh tertinggi terhadap P tersedia dari BFA yaitu mencapai 70.853 ppm P2O5. Kemampuan asam organik untuk melarutkan P dari BFA menjadi P tersedia larut asam sitrat 2 % adalah: asam humat yang diekstrak dari gambut > asam humat diekstrak dari kotoran ayam > asam humat diekstrak dari kompos > asam humat diekstrak dari faeses sapi > asam organik dari limbah cair karet > asam organik dari limbah cair tapioka.
Pengaruh Konsentrasi Ca(Oh)2, Jenis Bahan Pengawet Alami dan Lama Simpan Terhadap Kualitas Nira Kelapa Naufalin, Rifda; Yanto, Tri
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nira kelapa merupakan bahan baku pembuatan gula kelapa. Sifat nira kelapa mudah mengalami fermentasi karena kandungan nutrisinya merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Fermentasi terjadi selama proses penyadapan hingga saat akan diolah menjadi gula kelapa, sehingga dapat menurunkan kualitas nira yang akan diolah menjadi gula kelapa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan pemberian bahan pengawet atau laru pada proses penyadapan dengan konsentrasi yang stabil. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui efektifitas pemberian Ca(OH)2 dalam mempertahankan kualitas nira kelapa; 2) Mengetahui efektifitas pemberian berbagai jenis bahan pengawet alami dalam mempertahankan kualitas nira kelapa; 3) Mencari kombinasi perlakuan terbaik dalam mempertahankan kualitas nira kelapa. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua kali ulangan. Faktor yang dicoba yaitu konsentrasi Ca(OH)2 (K, b/v), 0% (K0), 2% (K1) dan 4% (K2); jenis bahan pengawet alami (J; 1,5% b/v), tanpa bahan pengawet alami (J0), kulit buah manggis (J1), kulit buah jeruk keprok (J2), daun jeruk keprok (J3), daun jambu biji (J4) dan daun cengkeh (J5); lama simpan (L), 0 jam (L0), 4 jam (L1) dan 8 jam (L2). Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pemberian Ca(OH)2 2% diketahui dapat mempertahankan kualitas nira kelapa sampai 4 jam; 2) Kulit buah manggis memiliki efektifitas tertinggi dalam mempertahankan kualitas nira kelapa selama penyimpanan. Selain itu, daun cengkeh dan daun jambu biji juga memiliki efektifitas yang cukup baik dalam mempertahankan kualitas nira kelapa; 3) Kombinasi pemberian Ca(OH)2 2% dan kulit buah manggis merupakan perlakuan yang terbaik dalam mempertahankan kualitas nira kelapa.
PEMANFAATAN LIMBAH SAGU SEBAGAI BAHAN AKTIF BIOCHAR UNTUK MENINGKATKAN P TERSEDIA DAN PERTUMBUHAN JAGUNG DI ULTISOL H., Latuponu; Shiddieq, Dj.; Syukur, A.; Hanudin, E.
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permintaan hasil pertanian yang tinggi dan semakin menyusutnya lahan pertanian yang subur karena alih fungsi ke non pertanian, menyebabkan perluasan lahan budidaya diarahkan ke lahan kering seperti Ultisol. Ultisol memiliki banyak masalah diantaranya pH dan P-tersedia rendah, namun berpeluang untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian. Penggunaan amelioran biochar limbah sagu dapat digunakan untuk mengatasi kendala tanah ini. Bahan ini memiliki sifat kimia yang dibutuhkan tanah dan tanaman serta tahan terhadap dekomposisi. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan macam biochar dan dosis pemupukan yang meningkatkan ketersediaan P untuk pertumbuhan jagung di Ultisol. Percobaan ini menggunakan tiga macam biochar dan lima aras dosis pemupukan P yang diatur dalam rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian biochar limbah sagu sebagai amelioran di tanah Ultisol mampu meningkatkan pH tanah 6,0 dan P-tersedia 11 ppm pada inkubasi satu minggu sebelum penanaman. Kondisi ini menunjukkan biochar mampu menurunkan tingkat kemasaman sehingga pemupukan P lebih efektif di Ultisol. Biochar suhu pirolisis 400 oC, pada semua dosis pemupukan meningkatkan nilai sifat kimia tanah maupun komponen pertumbuhan. Kombinasi dosis pemupukan 36 kg P2O5/ha dan biochar 400 oC cukup mengsuplai P-tersedia yang mampu meningkatkan pertumbuhan jagung di Ultisol.
STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI BERAS SEBAGAI KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI UTAMA DI KABUPATEN BANYUMAS Ahmad, Abdul Aziz; Priyono, Rahmat
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi kasus ini berfokus pada kmoditas beras yang dipasarkan di wilayah kabuapten Banyumas. Nasalah yang diangkat dalam artikel hasil penelitian ini terkait dengan tren harga komoditas di Banyumas yang tidak stabil dibandingkan dengan wilayah lain di Priopinsi Jawa Tengah. Di samping itu, pada pergerakan struktur inflasi, inflasi bersumber dari bahan makanan memiliki peran utama dibandingkan dengan sektor dan komoditas beras merupakan komoditas yang dihitung sebagai penyumbang inflasi paling utama di sektor bersumber dari bahan makanan tersebut. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa struktur pasar beras di wilayah Purwokerto berada pada struktur pasar dengan tipe oligopoli ketat di level pedagang besar dan cenderung menjadi oligopoli longgar pada pedagang yang lebih kecil. Terkait dengan pola distribusinya, teridentifikasi beras terdistribusi dari petani dan pedagang gabah sampai menjadi beras yang diterima konsumen akhir melewati jalur penggilingan beras, pedagang besar dan pedagang pengecer. Hasil pengujian pada determinan yang paling menentukan formasi pergerakan harga beras menunjukkan bahwa hubungan transaksi dari level petani sampai pedagang besar memberikan dampak dominan pada harga beras akhir, jika dibandingkan pada hubungan transaksi antara pedagang besar dengan level pengecer, maupun antara pedagang pengecer dengan konsumen akhir.
Aplikasi Pengawet Alami Nira Kelapa Bentuk Serbuk Berbahan Sirih Hijau Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia Gula Kelapa Haryanti, Pepita; , Karseno; Setyawati, Retno
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gula kelapa dihasilkan dengan cara memanaskan nira kelapa sampai memadat. Nira kelapa mudah mengalami kerusakan karena aktivitas mikroba. Kerusakan nira kelapa tersebut dapat dicegah dengan menggunakan beberapa bahan pengawet. Salah satunya adalah formula laru alami daun sirih hijau, yaitu campuran bubuk kapur dengan bubuk daun sirih hijau. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula laru alami daun sirih hijau yang paling tepat untuk menghasilkan sifat fisik dan kimia gula kelapa cetak terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 kali ulangan. Faktor yang dicoba meliputi 1) proporsi bubuk daun sirih hijau terhadap laru alami yang terdiri dari (b/b) 0.25 : 9.75, 0.5 : 9.5, 0.75 : 9.25 dan 1 : 9, dan 2) jumlah penambahan laru alami ke dalam 1 liter nira kelapa yang terdiri dari 1 dan 2 gram. Variabel fisikokimia yang diamati, yaitu pH nira kelapa, kadar air, kadar gula reduksi, kadar abu dan tekstur gula kelapa cetak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan formula laru alami daun sirih hijau yang paling tepat untuk menghasilkan sifat fisik dan kimia gula kelapa cetak terbaik adalah konsentrasi daun sirih hijau terhadap laru alami 0.75 : 9.25 dan jumlah penambahan laru alami 1 g/L nira kelapa.
STRATEGI KONSERVASI MANGROVE DALAM MENGURANGI DAMPAK BENCANA DI PESISIR(Mangrove Conservation Strategy To Reduce Disaster Effect in Coastal Area) Hilmi, Endang; , Parengrengi
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan suatu populasi tumbuhan yang hidup pada daerah pasang surut, bersifat toleran terhadap garam, dan memiliki kelenjar pengeluaran garam.Degradasi mangrove telah menyebabkan terjadinya abrasi, hilangnya kemampuan terhadap tsunami dan banjir gelombang pasang. Penelitian ini dilakukan di Bengkalis dan Cilacap dengan menggunakan metode sistem informasi geografis, analisis vegetasi, dan Analytical HierarchyProcess (AHP). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa (1) potensi mangrove di Bengkalis sekitar 75.761 ha dengan kondisi sangat rusak sekitar 43.160 ha dan rusak sekitar5 28.391 ha, dengan kerapatan pohon antara 51 pohon/ha – 582 pohon/ha. Sedangkan potensi mangrove di Cilacap didominasi oleh Avicennia spp., Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhizaand Sonneratia alba. (2) potensi abrasi di Bengkalis sekitar 2.238 ha, sedangkan di Cilacap abrasi terjadi di Cilacap Selatan, Cilacap Utara, Adipala, Binangun dan Nusawungu (3). Untuk mengurangi dampak abrai perlu dibangun jalur hijau dan pemecah gelombang. Jalur hijau di Cilacap antara 66 – 396 m dan jalur hijau di Bengkalis sekitar 92.4 – 409.2 m. jalur hijau yang dapat digunakan di Bengkalis dan Cilacap adalah revetment, seawall dan groin.
Pengaruh Zeolit dan Pupuk Kandang Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Ultisols dan Entisols pada Pertanaman Kedelai (Glycine Max L. Merril) , Bondansari; Susilo, Bambang Siswo
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan Ultisols dan Entisols untuk peningkatan produksi kedelai perlu dilakukan perbaikan kualitas tanah, diantaranya dengan penambahan zeolit dan pupuk kandang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zeolit dan pupuk kandang terhadap sifat fisik Entisols dan Ultisols, pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian dilakukan dengan percobaan pot di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Perlakuan terdiri dari tiga faktor (tanah, zeolit dan pupuk kandang), yaitu 2 jenis tanah (Ultisols dan Entisols), 3 taraf dosis zeolit (0 ton/ha, 2 ton/ha, dan 4 ton/ha), dan 3 taraf dosis pupuk kandang sapi (0 ton/ha, 20 ton/ha, dan 30 ton/ha). Percobaan dirancang dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), ulangan 3 kali dan diperoleh 54 unit percobaan. Variabel yang diamati meliputi sifat fisik tanah, pertumbuhan dan produksi kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) peningkatan dosis zeolit sampai 4 ton/ha dan pupuk kandang sampai 30 ton/ha tidak berpengaruh terhadap berat jenis isi (BJI), berat jenis partikel (BJP), porositas tanah Ultisols maupun tanah Entisols, batas lekat (BL), batas gulung (BG), dan batas berubah warna (BBW), akan tetapi peningkatan dosis zeolit mampu meningkatkan nilai batas cair (BC) dan peningkatan dosis pupuk kandang mampu menurunkan indeks plastisitas (IP), dan 2) zeolit secara mandiri tidak berpengaruh dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai, sedangkan peningkatan dosis pupuk kandang mampu meningkatkan bobot basah polong, bobot kering polong dan jumlah polong kedelai.

Page 1 of 1 | Total Record : 8