cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Pembangunan Pedesaan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 13, No 2 (2013)" : 8 Documents clear
FORMULASI DAN KARAKTERISASI CAKE BERBASIS TEPUNG KOMPOSIT ORGANIK KACANG MERAH, KEDELAI, DAN JAGUNG The Formulation and Characterization of Cake Based on Organic Composite Flour: Red Bean, Soybean, and Corn Astuti, Santi Dwi; Andarwulan, Nuri; Hariyadi, Purwiyatno; Agustia, Friska Citra
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan pangan organik memiliki kandungan gizi dan komponen fungsional yang lebih tinggi dibanding non-organik serta tidak mengandung residu kimia dan logam berat. Kacang merah dan kedelai merupakan sumber protein nabati yang kaya serat pangan dan senyawa fungsional serta memiliki Indeks Glikemik rendah. Pati jagung berperan dalam memperbaiki sifat tekstural dan reologi produk pangan. Penelitian ini ditujukan untuk : 1) mengkaji karakteristik tepung komposit organik berbasis kacang merah, kedelai, dan jagung sebagai bahan pensubstitusi terigu dalam pembuatan cake; 2) mengkaji sifat fisikokimia dan sensori cake yang dihasilkan. Rasio tepung komposit organik kacang merah : kedelai : jagung yaitu 65% : 25% : 10%. Proporsi tepung komposit organik sebagai pensubstitusi terigu yaitu 0-100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Tepung komposit organik memiliki kadar protein, lemak, dan serat pangan yang lebih tinggi dibanding terigu, sedangkan kadar karbohidrat dan patinya lebih rendah. Komposisi tersebut menyebabkan kemampuannya mengikat air yang tinggi pada suhu ruang dibanding terigu; sedangkan terigu memiliki kemampuan gelatinisasi (yang dilihat dari profil pasta dan viskositas) yang lebih baik; 2) Semakin tinggi proporsi substitusi terigu pada pembuatan cake menyebabkan peningkatan kadar air, abu, protein, dan serat pangan; sedangkan kadar karbohidratnya menurun. Secara sensori, terjadi penurunan pada tingkat kelembutan, kesukaan terhadap aroma, rasa, penerimaan secara keseluruhan; serta peningkatan pada intensitas warna. Substitusi terigu tidak berpengaruh besar pada sifat tekstural cake (kekerasan, elastisitas, dan daya kohesif); 3) Substitusi terigu dengan tepung komposit organik berbasis kacang-kacangan seperti kacang merah dan kedelai dapat dilakukan untuk memperbaiki nilai gizi cake terutama protein hingga taraf 50%, dan untuk meningkatkan penerimaan konsumen, produk cake dapat dikembangkan menjadi muffin.
ANALISIS SIKAP PETANI CABAI TERHADAP PELAYANAN KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA ABADI DI DESAKUTABAWA KECAMATAN KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA Puspitasari, Ika; S, Kusmantoro Edy; Yanto, Tri
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koperasi Serba Usaha Sejahtera Abadi merupakan lembaga yang didirikannya untuk menangani masalah pemasaran terutama cabai di daerah Purbalingga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut pelayanan, mengetahui tingkat kepentingan atribut pelayanan, menganalisis sikap petani cabai terhadap pelayanan koperasi, dan menganalisis hubungan antar atribut pelayanan dengan sikap petani cabai di Koperasi Serba Usaha Sejahtera Abadi.Penelitian dilakukan di Koperasi Serba Usaha Sejahtera Abadi, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Metode pengambilan sampel petani cabai menggunakan cluster random sampling, sedangkan penggambilan sampel anggota dan mitra dilakukan secara simple random sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 76 orang. Metode analisis untuk pengukuran atribut pelayanan, sikap petani cabai, dan hubungan antara atribut pelayanan terhadap sikap petani meliputi masing-masing: metode Cochran Q Test, model Multiatribut Fishbein, dan uji korelasi Rank Spearman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua atribut menjadi pertimbangan petani cabai dalam mendapatkan pelayanan, yaitu: pinjaman modal, pemasaran hasil, pinjaman sarana dan produksi pertanian, bimbingan teknis budidaya, dan kualitas pelayanan. Tingkat kepentingan atribut secara berurutan adalah pinjaman modal, pemasaran hasil, bimbingan teknis budidaya, kualitas pelayanan dan pinjaman sarana dan produksi pertanian. Sikap petani cabai terhadap pelayanan koperasi adalah baik. Pelayanan dalam pemasaran hasil berhubungan kuat dengan sikap petani cabai di Koperasi Serba Usaha Sejahtera Abadi.
KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR KELOMPOK WANITA TANI TERNAK “WANITA KARYA” KABUPATEN BANYUMAS Mulyani, Altri; Satriani, Ratna
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KWTT “Wanita Karya” adalah satu-satunya kelompok tani di Desa Karanggude Kulon yang mengusahakan ayam buras. KWTT “Wanita Karya” dibentuk pada tanggal 21 April 2004 dan beranggotakan 20 orang wanita. Usaha utama KWTT “Wanita Karya” adalah beternak ayam Lokal mulai dari pembibitan, produksi dan penjualan telur konsumsi, produksi telur tetas, penjualan jantan muda, penjualan ayam afkir, dan penjualan pupuk yang berasal dari kotoran ayam. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui profil usaha dan kelayakan usaha peternakan ayam petelur KWTT “Wanita Karya”. Metode penelitian yang digunakanadalah studi kasus.Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah : analisis deskriptif, analisis biaya produksi, penerimaan dan keuntungan, analisis kelayakan usaha atau kelayakan finansial dengan melihat empat kriteria investasi yaitu NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C Ratio (Net Benefit Cost Ratio), dan ARR(Average Rate of Return).Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya untuk operasional selama satu tahun pada tahun 2012 sebesar Rp134.439.300,00 dengan prosentase 47% berasal dari biaya tetap dan 53% adalah biaya variabel. Biaya variabel untuk pakan dan obat-obatan per ekor ayam sebesar Rp692,00. Total penerimaan yang diperoleh kelompok dari hasil penjualan telur ayam, ayam afkir dan kotoran ayam sebesar Rp166.756.200,00. Total keuntungan yang diperoleh Rp32.316.900,00. Hasil analisis kelayakan usaha diperoleh nilai NPV adalah sebesar Rp8.170.876,09, IRR sebesar 9,28%, Net B/C sebesar 1,074, dan ARR sebesar 11,07%. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam petelur tersebut layak untuk dikembangkan.
PERBEDAAN KARAKTERISTIK TUBUH AYAM KEDU YANG DIPELIHARA KELOMPOK TANI TERNAK “MAKUKUHAN MANDIRI” DI TEMANGGUNG Untari, Evri Kalis; , Ismoyowati; , Sukardi
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keragaman karakteristik tubuh berbagai macam ayam Kedu. Sasaran penelitian ini adalah Ayam Kedu yang dipelihara oleh Kelompok Tani Ternak “Makukuhan Mandiri” berjumlah 30 orang. Sampel dibedakan menjadi 3 periode yaitu Ayam Kedu periode awal (umur 1 bulan), periode pertumbuhan (umur 4 bulan) dan periode produksi (> 6 bulan). Metode penelitian menggunakan metode survei dan penggambilan sampel secara purpose sampling dipilih Kelompok Tani Ternak “Makukuhan Mandiri”. Data dianalisis menggunakan analisis variansi un equal replaceament sebagai factor pembeda adalah 5 macam ayam Kedu (Cemani, Kedu Hitam, Kedu Merah, Kedu Putih dan Kedu Lurik) dan sebagai ulangan adalah peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (P 6 bulan berdasarkan bobot badan, lebar dada, lingkar dada, panjang shank, warna bulu, warna kulit, warna shank, warna jengger dan bentuk jengger.
ANALISIS KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI MELATI GAMBIR DI KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAH , Sarno; Setiawan, Bondan Hary
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pada penelitian ini adalah menganalisis karakteristik sosial ekonomi petani melati gambir yaitu umur petani, kontribusi penghasilan lain, jumlah tanggungan keluarga, luas kepemilikan lahan, dan tingkat produksi yang dapat mempengaruhi tingkat pendapatan petani di Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survey dengan sasaran utama adalah para petani melati gambir di Kecamatan Rakit. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan uji-T, uji-F dan juga koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan Uji-T ternyata karakterisktik sosial ekonomi umur petani, jumlah tanggungan keluarga, dan kontribusi penghasilan lain tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan petani melati gambir. Sedangkan produksi dan luas lahan berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan petani melati gambir. Uji-F menunjukkan semua karakteristik sosial ekonomi ternyata berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan petani melati gambir. Analisis koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa tingkat pendapatan petani melati gambir di Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara 74.9 % dipengaruhi oleh variabel umur petani, kontribusi penghasilan lain, tanggungan keluarga, luas lahan, dan produksi. Sedangkan sisanya 25.1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
KARAKERITIK SELAI BUAH PALA: PENGARUH PROPORSI GULA PASIR, GULA KELAPA DAN NENAS , Karseno; Setyawati, Retno
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daging buah pala merupakan bagian terbesar dari buah pala segar yaitu 80%, namun baru sebagian kecil saja yang sudah dimanfaatkan. Selai pala merupakan alternatif pemanfaatan daging buah pala. Daya oles yang kurang merata dan selai yang tidak disukai merupakan kendala dalam pembuatan selai pala. Substitusi gula kelapa dan penambahan nenas bertujuan untuk memperbaiki daya oles dan rasa sehingga produk selai pala dapat disukai.Tujuan dari penelitian ini adalah 1) menentukan proporsi yang tepat antara gula pasir dengan gula kelapa sehingga dihasilkan selai pala yang mudah dioleskan dan disukai; 2) menentukan proporsi yang tepat antara daging pala dengan nenas sehingga dihasilkan selai pala dengan warna coklat kekuningan dan disukai; 3) menentukan kombinasi perlakuan terbaik untuk menghasilkan selai pala dengan warna coklat kekuningan, aroma pala yang kuat, mudah dileskan dan disukai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penggunaan proporsi gula pasir dengan gula kelapa 25:75 menghasilkan selai pala dengan selai mudah dioleskan (3,17) dan tingkat kesukaan suka (3,33) .2) Penggunaan proporsi daging pala dengan nenas 7:3 menghasilkan selai pala dengan warna coklat tua (1,1) dan tingkat kesukaan suka. 3) Penggunaan proporsi gula pasir dengan gula kelapa 25:75 dan penambahan nenas dengan proporsi daging pala dengan nenas 7:3 merupakan kombinasi terbaik dengan warna coklat tua (1,1), aroma pala agak kuat (2,20), mudah dioleskan (3,17) dan tingkat kesukaan suka (3,33)
PERAN WANITA TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHATANI SAYURAN ORGANIK DAN PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA MELUNG KECAMATAN KEDUNGBANTENG Widyarini, Indah; Putri, Dindy Darmawati; Karim, Akhmad Rizkul
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran wanita tani dalam pengambilan keputusan usahatani sayuran organik; mengetahui curahan jam kerja yang dilakukan wanita tani dalam usahatani sayuran organik; dan menganalisis pendapatan usahatani sayuran organik dan sumbangannya bagi peningkatan pendapatan keluarga. penelitian dilakukan di Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif analisis, analisis biaya dan pendapatan, serta analisis sumbangan pendapatan usahatani terhadap pendapatan keluarga. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam usahatani sayuran organik di Desa Melung wanita tani berperan sebagai manajer sekaligus pelaksana dalam usahatani sayuran organik. Curahan waktu kerja wanita tani dalam usahatani sayuran organik setara dengan 5 jam per hari. Sedangkan pendapatan dan sumbangan pendapatan dari usahatani sayuran organik relatif rendah.
PERMODELAN SAMPAH PEMUKIMAN BERBASIS MANAJEMEN KOLABORASI(Studi Kasus di Desa Palimanan Barat Kabupaten Cirebon) Rosyadi, Slamet; Lestianingrum, Erna
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola kolaborasi antara pihak swasta dan masyarakat dalam membantu pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah yang dihasilkan di wilayah permukiman warga. Penelitian ini memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan deskripsi yang lengkap mengenai pola kolaborasi dalam pengelolaan sampah permukiman. Sumber data diperoleh dari data sekunder, studi literature, wawancara dan kunjungan lapangan. Informan diambal dari unsur-unsur masyarakat desa Palimanan Barat, pengurus pengelola sampah desa, dan pihak swasta pemanfaat sampah. Data sekunder dikumpulkan dari catatan yang dilakukan oleh badan usaha milik desa (bumdes) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebagai pemanfaat sampah olahan. Data dianalisis secara deskriptif, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara masyarakat dan sektor swasta dalam pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan baik. Faktor-faktor yang berperan penting dalam membangun kolaborasi public-private ini diantaranya komitmen, partisipasi aktif semua aktor, profesionalisme dan transparansi. Hasil-hasil yang diperoleh dari kolabarasi public-private ini adalah peningkatan pendapatan masyarakat melalui BUMDES, peningkatan kapasitas institusi local, dan perbaikan lingkungan permukiman.

Page 1 of 1 | Total Record : 8