cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Riset Industri
ISSN : 19785852     EISSN : 25807366     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Journal of Industrial Research is a periodic scientific media to publish the results of research, study, review, and scientific review of industrial areas that have never been published that is not in the process of evaluating and has been approved by the others (if any) published three times a year on each April, August, and December and accredited by LIPI Number: 490 / AU2 / P2MI-LIPI / 08/2012 for three years.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri" : 8 Documents clear
PENGGUNAAN BAKTERI HALOFILIK SEBAGAI BIOKATALISATOR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS GARAM NaCl DI MEJA KRISTALISASI ., Marihati; Harihastuti, Nani; ., Muryati; ., Nilawati; Eddy, Syarifudin; W. H, Danny
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.702 KB)

Abstract

Penerapan penggunaan bakteri halofilik sebagai biokatalisator untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas garam NaCl di meja garam telah dilakukan pada skala lapangan di Pegaraman III Sampang – Madura. Keberadaan bakteri halofilik mampu meningkatkan kadar NaCl pada proses kristalisasi garam. Tahapan percobaan meliputi: pembuatan nutrisi halofilik berbahan baku tepung Artemia salina dan uji coba pengkayaan bakteri halofilik dan kristalisasi. Luas lahan 300 m2 digunakan untuk meja kristalisasi bakteri halofilik, kolam pengkayaan dan, meja kristalisasi kontrol. Komposisi nutrisi terbaik untuk bakteri halofilik adalah: AS-3 yang terdiri dari tepung Artemia salina = 1,125 gram; air garam tua 20OBe = 450 ml; starter halofilik = 50 ml; gula = 1,5 gram dan urea = 0,5 gram. Uji coba proses kristalisasi di awal musim hujan, menggunakan nutrisi AS-3 pada konsentrasi 28OBe merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan garam dengan kandungan NaCl 98,116%; produktivitas lahan 84 ton garam/Ha/musim. Lahan kontrol menghasilkan garam dengan kandungan NaCl 95,6% dan produktivitas 51 ton garam/Ha/musim.. Kata kunci : biokatalisator, halofilik, kristalisasi NaCl, produktifitas dan kualitas garam
PENENTUAN UMUR SIMPAN KOMPON KARET PEGANGAN SETANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN BAHAN PENGISI ABU SEKAM PADI Prasetya, Hari Adi
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.576 KB)

Abstract

Karet pegangan setang kendaraan bermotor merupakan salah satu bentuk diversifikasi produk barang jadi karet.. Untuk memperpanjang masa komersial kompon karet pegangan setang secara maksimal, dengan mutu tetap terjamin, sangat tergantung pada metode yang akurat dalam penetapan umur simpan produk. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap karakteristik kompon karet pegangangan setang kendaraan bermotor sehingga mempunyai spesifikasi karet pegangan setang kendaraan bermotor sesuai SNI 06-7031-2004 dan menentukan umur simpan kompon karet dengan bahan pengisi abu sekam padi. Penentuan umur simpan kompon karet pegangan setang kendaraan bermotor dilakukan dengan variasi suhu (25oC, 35oC dan 45oC) dan lama penyimpanan (1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan pengisi abu sekam padi berpengaruh terhadap umur simpan kompon karet.  Karakteristik kompon karet yang dihasilkan memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia kompon karet pegangan setang kendaraan bermotor (SNI 06-7031-2004). Energi Aktivasi (EA) kompon karet pegangan setang untuk kekerasan sebesar 14,4004 KJ/mol, tegangan putus sebesar 3,0257 KJ/mol, perpanjangan putus sebesar 3,5824 KJ/mol dan ketahanan kikis sebesar 553 cm3. Perhitungan umur simpan berdasarkan pada tegangan putus dan reaksi ordo satu. Umur simpan kompon karet untuk variasi suhu penyimpanan 25oC memberikan waktu simpan terlama, yaitu sebesar 77 hari. Kata kunci: umur simpan kompon, karet pegangan setang, abu sekam padi
SIFAT FISIK MEKANIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KULIT KAYU GALAM Purwanto, Djoko
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.361 KB)

Abstract

Kayu galam (Melaleuca leucadendra), digunakan sebagai bahan bangunan, arang,   dan kayu bakar;  tetapi limbah kulit hasil pengupasan kayu belum dimanfaatkan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan sifat fisik mekanik papan dari campuran kulit kayu dan semen. Kulit kayu galam dipotong-potong dengan panjang 2 cm; 4 cm dan 6 cm. Dicuci dengan air dan dikeringkan secara alami hingga kadar air kering udara. Papan dibuat dari campuran kulit kayu galam dan semen dengan perbandingan 1:1;  1:1,5 dan 1:2. Parameter yang diuji meliputi penyerapan air, pengembangan tebal, kerapatan, kekuatan patah/MOR, lentur/MOE  dan tarik. Perlakuan diulang 3 kali. Rata-rata penyerapan air selama 2 jam adalah 5,60 – 14,25%.  Pengembangan tebal selama 2 jam 2,01 – 18,23%. Kerapatan 1,11 – 1,20 gr/cm3. Keteguhan patah/MOR 25,96 – 79,26 kg/cm2. Keteguhan lentur/MOE 2551,04–38181,07kg/cm2, dan keteguhan tarik 0,40 – 0,51 kg/cm2. Kata kunci: galam, kulit kayu, semen, papan, fisik, mekanik
MODEL KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MINIMALISASI LIMBAH SEKAM PADI BERBASIS LINGKUNGAN W, Iman Kartono; Syarief, Rizal; Herodian, Sam; ., Sutrisno
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.844 KB)

Abstract

Padi (Oryza Sativa) adalah satu tanaman yang banyak ditanam di Indonesia dan selama ini ditujukan untuk memperoleh beras, sedangkan produk yang lain seperti: sekam, dedak/bekatul, menir jerami I batang padi dianggap sebagai limbah. Hasil penggilingan padi gabah kering giling menghasilkan beras sebesar 60 — 66% sedangkan yang Iainnya berubah limbah adalah sekam, dedak/bekatul, menir. Salah satu limbah tersebut yang dapat dikembangkan untuk memperoleh nilai tambah adalah Sekam. Selama mi pemanfaatan sekam di Kabupaten Subang belum maksimal, masih terbatas pada bahan bakar dan campuran batu bata merah. Kondisi tersebut menyebabkan nilal jual sekam rendah. Selanjutnya sekam yang belum termanfaatkan secara maksimal juga limbah dan tanaman, makanan dan industri merupakan persoalan bagi Indonesia. Persoalan utama, saat sekarang sulit diperoleh sekam segar secara terus menerus karena tanaman musiman. Masalah limbah baik Iimbah pertanian, limbah pangan maupun limbah industri masih merupakan hal yang cukup rumit di Indonesia. Kemudian dengan analisis MDS (Multi Dimensional Scaling) persoalan aplikasinya dapat berlanjut secara maksimum. Atas dasar beberapa pilihan pemanfaatan Sekam maka dengan AHP (Analytical Hierarchy Process) dapat ditentukan model kebijakan pengembangan minimalisasi sekam dikawasan sentra padi Kabupaten Subang, sebagai bahan bakar mesin pengering dalam industri padi. Kata kunci: pengembangan sekam, MDS, AHP
PEMANFAATAN TEPUNG PISANG BATU (MUSA BALBISIANA COLLA) PADA PEMBUATAN KUE BROWNIES Musita, Nanti
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.249 KB)

Abstract

Pemanfaatan tepung pisang batu dalam pembuatan kue brownies dipelajari untuk mendapatkan kue brownies yang bersifat fungsional selain untuk meningkatkan nilai ekonomis pisang batu. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan campuran tepung pisang batu dan tepung terigu yang menghasilkan brownies fungsional dengan sifat organoleptik yang dapat diterima. Campuran tepung pisang batu dan tepung terigu yang dicoba dalam penelitian adalah B1(10:90), B2(20:80), B3(30:70), B4(40:60), B5(50:50) dan B6(60:40). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pisang batu dapat dipakai sebagai pengganti sebagian tepung terigu dalam membuat kue brownies, tanpa mengubah warna, rasa, aroma, tekstur, dan penerimaan keseluruhan produk kue brownies secara nyata. Formula B3 (30% tepung pisang batu: 70% tepung terigu) merupakan formula terbaik. Komposisi produk ini adalah kadar air 25,26%, abu 1,33%, lemak 19,63%, protein 6,04%, karbohidrat 49,07%, serat pangan larut 0,65%, serat pangan tidak larut 23,08%, dan Nilai Glisemik (GI) 21,06%. Produksi brownies fungsional pisang batu dengan kapasitas 160 kemasan/hari atau 48.000 kemasan/tahun layak secara finansial, dengan HPP sebesar Rp. 10.146,55/kemasan. Dengan harga jual sebesar Rp.12.000/kemasan, diperoleh BEP sebesar 40.586,21 kemasan/tahun, nilai PBP sebesar 0,26 tahun dan B/C ratio 1,3. Kata kunci: tepung pisang batu, brownies
WEBS SERAT NANO ALGINAT/POLIVINIL ALKOHOL UNTUK MEDIA PENYAMPAIAN OBAT TOPIKAL Mutia, Theresia; Moeliono, Moekarto
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.886 KB)

Abstract

Serat nano merupakan material penting untuk menghasilkan produk yang kompetitif, strategis dan ramah lingkungan. Serat hasil elektrosping untuk keperluan tekstil medis yang berdiameter <100 nm - 500 nm, digolongkan sebagai serat nano. Alginat banyak digunakan di bidang medis, misalnya untuk pembalut luka, rekayasa jaringan, dan lain sebagainya; karena bersifat nontoksik, biodegradable, biocompatible dan dapat mempercepat pertumbuhan jaringan baru. Dari penelitian terdahulu diketahui bahwa membran alginat yang mengandung antibiotik dapat digunakan sebagai media penyampaian obat topikal untuk luka terinfeksi, tetapi dengan metoda elektrospining akan diperoleh produk berkualitas lebih tinggi, karena mempunyai luas permukaan yang sangat besar dan berpori. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan webs (lembaran tipis) dari serat alginat/PVA yang mengandung obat melalui teknologi elektrospining untuk mendapatkan pembalut luka primer yang berfungsi sebagai media penyampaian obat topikal. Pengujian yang dilakukan meliputi analisa gugus fungsi, analisa struktur mikro dan uji pre klinis. Dari hasil uji diketahui bahwa produk tersebut dapat digolongkan sebagai tekstil medis berskala nano dengan kualitas yang lebih tinggi. Selain itu lolos uji pre klinis dan dapat digunakan untuk pembalut luka yang berfungsi sebagai media penyampaian obat topikal. Kata kunci: alginat, elektrospining, media penyampaian obat topikal, polivinil alkohol, tekstil medis
KAJIAN GELATIN DARI KULIT SAPI LIMBAH SEBAGAI RENEWABLE FLOCCULANTS UNTUK PROSES PENGOLAHAN AIR ., Sugihartono
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.632 KB)

Abstract

Pengolahan air menggunakan flokulan lebih disukai dibandingkan dengan koagulan, karena dosis pemakaian sedikit dan lebih stabil terhadap pengaruh pH. Flokulan polimer sintetis dari bahan tidak terbarukan masih banyak digunakan, padahal dapat menyebabkan masalah kesehatan dan lingkungan, karena tidak bersiafat bio-degradable. Oleh karena itu dibutuhkan flokulan polimer  terbarukan yang berasal dari bahan alami, yang bersifat aman, dengan biaya terjangkau, cocok untuk berbagai keperluan, serta memiliki aktivitas tinggi. Beberapa turunan polisakarida dan protein dapat digunakan sebagai flokulan, protein tertentu memiliki aktivitas setara dengan flokulan sintetis polyacrilamide (PAM). Gelatin kulit sapi limbah merupakan protein turunan dari hidrolisa kolagen, memiliki kemampuan sebagai flokulan, bahkan gelatin babi memiliki kemampuan 2,6 kali lebih besar dibandingkan dengan PAM an-ionik. Flokulan gelatin dapat digunakan secara tunggal, modifikasi, atau kombinasi dengan flokulan jenis lainya untuk aplikasi penjernihan, pengolahan air dan air limbah. Kata Kunci: flokulan, kulit sapi limbah, gelatin, terbarukan
IDENTIFIKASI FAKTOR KUNCI KRISIS PADA TATANIAGA GARAM KONSUMSI DI INDONESIA MENGGUNAKAN PROSES JEJARING ANALITIK (ANALYTIC NETWORK PROCESS Herman, Sidik; ., Eriyatno; Noor, Erliza; Mulyadi2, Dedi
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.526 KB)

Abstract

Garam konsumsi adalah komoditi yang secara terus menerus dibutuhkan oleh seluruh masyarakat. untuk memberi cita rasa asin pada makanan. Karena fungsinya tidak bisa digantikan, maka garam konsumsi masuk kedalam kelompok komoditi strategis yang diatur tata niaganya untuk menjaga kestabilan pasokan di masyarakat. Dalam mengatur tata niaga garam konsumsi ini diperlukan informasi potensi krisis yang secara signifikan dapat mempengaruhi setiap kelembagaan sepanjang rantai pasokan dalam menjalankan fungsinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan faktor kunci penyebab krisis pada tataniaga garam nasional menggunakan metode Proses Jejaring Analitik (Analytic Network Process / ANP). ANP adalah metode pengambilan keputusan dengan banyak kriteria yang saling terkait. Permasalahan direpresentasikan dalam sebuah sistem dengan ketergantungan (dependence) dan umpan balik (feedback). Keterkaitan yang terdapat pada metode ANP adalah keterkaitan dalam satu set elemen (node comparison) dan keterkaitan terhadap elemen yang berbeda (cluster comparison). Penggunaan metode ANP akan menghasilkan bobot nilai prioritas pada seluruh elemen yang terdapat dalam sistem pengambilan keputusan. Melalui penelitian ini teridentifikasi 5 klaster utama yaitu pelaku pada tataniaga garam, ekonomi, teknologi dan inovasi, social - politik dan lingkungan. Dalam seluruh klaster tersebut terdapat 24 faktor yang memiliki kecenderungan menjadi pemicu krisis. Dengan menggunakan ANP teridentifikasi 6 faktor dengan bobot paling dominan yaitu: harga garam (0,3159), cuaca (0,4221), perusahaan garam (0,2303), regulasi tata niaga (0,3781) dan inovasi baru (0,5382). Kata kunci: Pengambilan Keputusan, Faktor Kunci Krisis, Tataniaga Garam, ANP 

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 10, No 3 (2016): MENINGKATKAN NILAI TAMBAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI Vol 10, No 2 (2016): PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI PENGEMBANGAN KUALITAS PRODUK Vol 10, No 1 (2016): Peran Teknologi dan Inovasi dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Produ Vol 9, No 1 (2015): Optimalisasi Nilai Tambah Bahan/Material dan Limbah Industri Dalam Negeri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri Vol 8, No 2 (2014): Teknologi Pengendalian Pencemaran Lingkungan untuk Industri Hijau Vol 8, No 1 (2014): Teknologi Proses Berbasis Efisiensi Energi Vol 7, No 3 (2013): Pengembangan Subtitusi Impor Mendukung Kemandirian Bangsa Vol 7, No 2 (2013): Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Mendukung Ketahanan Energi Nasional Vol 7, No 1 (2013): Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Argo Vol 6, No 3 (2012): Pengembangan Industri Berbasis Hasil Tambang Vol 6, No 2 (2012): Minimalisasi dan Pemanfaatan Limbah Vol 6, No 1 (2012): Hilirisasi Industri Berbasis Sumber Daya Alam Lokal Vol 5, No 3 (2011): Peningkatan Nilai Tambah dan Produktivitas Industri Vol 5, No 2 (2011): Penelitian Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Vol 5, No 1 (2011): Industri Kecil Menengah Vol 4, No 3 (2010): Green Industry Vol 4, No 2 (2010): Konservasi Energi Vol 4, No 1 (2010): Standardisasi dan Regulasi Teknik Vol 3, No 3 (2009): Peningkatan Nilai Tambah melalui Inovasi Kemasan Vol 3, No 2 (2009): Vol 3, No 1 (2009): Vol 2, No 3 (2008): Vol 2, No 2 (2008): Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Riset Industri Vol 1, No 3 (2007): Vol 1, No 2 (2007): Jurnal Riset Industri Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Riset Industri More Issue