Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

The study on Work Load Calibration by using Step Test and Ergometer test was carried out in order to find the best way 10 calibrate the data measurement and to predict human work load by using heart rate data. This study was conducted on four male subjects. but the data analysis has just been done to three subjects due one of the subject was insufficient performance. The sport tester PE3000 heart rate monitor is used for measuring the heart rate data which will be useful for predicting the work Roni Kastaman; Sam Herodian
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.%p

Abstract

The study on Work Load Calibration by using Step Test and Ergometer test was carried out in order to find the best way 10 calibrate the data measurement and to predict human work load by using heart rate data. This study was conducted on four male subjects. but the data analysis has just been done to three subjects due one of the subject was insufficient performance. The sport tester PE3000 heart rate monitor is used for measuring the heart rate data which will be useful for predicting the work load on each activity. The linear regression method is also used to predict the work load based on the heart rate data, so that the best alternative scenario data input will be able to determined by comparing the correlation coefficient or coefficient of determination.
MODEL KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MINIMALISASI LIMBAH SEKAM PADI BERBASIS LINGKUNGAN ., Sutrisno; Herodian, Sam; Syarief, Rizal; W, Iman Kartono
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 3 (2014): Pemanfaatan Bahan Baku/Penolong Raw Material Dalam Negeri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.844 KB)

Abstract

Padi (Oryza Sativa) adalah satu tanaman yang banyak ditanam di Indonesia dan selama ini ditujukan untuk memperoleh beras, sedangkan produk yang lain seperti: sekam, dedak/bekatul, menir jerami I batang padi dianggap sebagai limbah. Hasil penggilingan padi gabah kering giling menghasilkan beras sebesar 60 — 66% sedangkan yang Iainnya berubah limbah adalah sekam, dedak/bekatul, menir. Salah satu limbah tersebut yang dapat dikembangkan untuk memperoleh nilai tambah adalah Sekam. Selama mi pemanfaatan sekam di Kabupaten Subang belum maksimal, masih terbatas pada bahan bakar dan campuran batu bata merah. Kondisi tersebut menyebabkan nilal jual sekam rendah. Selanjutnya sekam yang belum termanfaatkan secara maksimal juga limbah dan tanaman, makanan dan industri merupakan persoalan bagi Indonesia. Persoalan utama, saat sekarang sulit diperoleh sekam segar secara terus menerus karena tanaman musiman. Masalah limbah baik Iimbah pertanian, limbah pangan maupun limbah industri masih merupakan hal yang cukup rumit di Indonesia. Kemudian dengan analisis MDS (Multi Dimensional Scaling) persoalan aplikasinya dapat berlanjut secara maksimum. Atas dasar beberapa pilihan pemanfaatan Sekam maka dengan AHP (Analytical Hierarchy Process) dapat ditentukan model kebijakan pengembangan minimalisasi sekam dikawasan sentra padi Kabupaten Subang, sebagai bahan bakar mesin pengering dalam industri padi. Kata kunci: pengembangan sekam, MDS, AHP
KAJIAN KARAKTERISTIK SPEKTRUM TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT BERDASARKAN TINGKAT KEMATANGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV – VIS Ahmad Thoriq; Sam Herodian; Agus Sutejo
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 1 (2016): TEKNOTAN, Agustus 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1602.463 KB)

Abstract

Pemanenan TBS kelapa sawit yang masih mengandalkan tenaga manusia menyebabkan kualitas panen dipengaruhi pengalaman, keahlian, dan pengetahuan.  Alternatif lain yang perlu dikembangkan adalah penggunaan sensor dalam mendeteksi tingkat kematangan TBS. Untuk menentukan sensor yang tepat maka diperlukan kajian karakteristik optik dari TBS kelapa sawit menggunakan spektrofotometer UV – Vis.  Citra TBS ditangkap oleh digital spotting scope dan reflektan TBS akan dibaca oleh spektrometer ocean optics USB 650 (fiber optic solids) pada panjang gelombang 200-850 nm. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kematangan untuk klon marihat, dampy dan selapan jaya dapat dibedakan pada kisaran panjang gelombang 630 – 690 nm. Pada panjang gelombang ini mengindikasikan terjadinya perbedaan warna antara buah yang belum matang dan buah matang.  Setiap klon mempunyai karakteristik yang berbeda selama proses pematangan pada klon marihat kadar minyak optimal terjadi pada fraksi 2, sedangkan pada klon dumpy dan selapan jaya kadar minyak optimal terjadi pada fraksi 1. Hubungan kurang baik antara data reflektan dan kadar minyak TBS dengan R2 untuk klon Marihat, Dumpy dan Selapan Jaya secara berurutan masing – masing sebesar  0,288 ; 0,614 dan 0,516.
EVALUASI NON-DESTRUSTIF KANDUNGAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT DENGAN METODE NIR SPEKTROSKOPI Iqbal, Zaqlul; Herodian, Sam; Widodo, Slamet
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 7, No 2 (2018): Agustus
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.243 KB) | DOI: 10.23960/jtep-l.v7i2.80-87

Abstract

Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) yang rendah merupakan salah satu indikator kualitas Crude Palm Oil (CPO) yang baik. Apabila Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang lewat matang ikut diolah menjadi CPO, maka kadar ALB selama produksi dapat meningkat. Proses pemanenan menjadi titik krusial yang sangat mempengaruhi tingkat kematangan buah. Selama ini penentuan kematangan TBS kelapa sawit masih dilakukan secara visual yang bergantung kepada kemampuan dan kondisi pemanen buah sawit. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu metode secara kuantitatif yang dapat memprediksi kadar ALB secara objektif. Pada penelitian ini, akan dikembangankan metode non-destruktif berbasis NIR spectroscopy yang akan dikaji sebagai metode untuk menentukan tingkat kematangan TBS berdasarkan kandungan ALB. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu akuisisi data reflektansi spektrum TBS dengan NIR Flex N-500, pengukuran kadar ALB, dan pembangunan model kalibrasi dengan menggunakan kemometrik. Dari hasil pengembangan model didapatkan nilai R2 tanpa preprocessing sebesar 0.236, RPD sebesar 1.27 dan PC sebesar 2. Proprocessing First Derivative Savitzky Golay (DG1) memberikan nilai koefisien determinasi tertinggi yaitu sebesar 0.243, dengan nilai RPD sebesar 1.17 dan PC sebesar 2. Akan tetapi kualitas model kalibrasi yang dibangun tetap belum mampu menunjukkan kehandalan dalam memprediksi kandungan ALB tandan buah segar kelapa sawit.
PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BERBASIS HASIL SAMPING PENGOLAHAN PADI Herodian, Sam
JURNAL PANGAN Vol 16, No 1 (2007): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.342 KB) | DOI: 10.33964/jp.v16i1.274

Abstract

Padi merupakan sumber makanan pokok bagi bangsa Indonesia. Ketersediaannya menjadi sangat penting seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Kebijakan dan teknologi untuk meningkatkan produksi padi dan nilai tambah pengolahan padi sangat diharapkan pada saat ini. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan beberapa peluang pengembangan hasil samping beras, baik yang sudah lazim maupun hal-hal yang baru. Produk yang diperkenalkan mulai yang dapat diproses secara sederhana maupun yang dihasilkan dengan menggunakan proses yang rumit Beberapa peluang dan tantangan industri berbasis hasil samping pengolahan padi dapat dirangkum sebagai berikut: Peluang produk, yaitu sekam dan jerami untuk pembangkit listrik, bokashi jerami, briket sekam, media tanam, dinding alternatif dan plafon super; bekatul untuk pakan, minyak, makanan bayi, pupuk; dedak untuk biodesel, dan pakan ternak. Sementara tantangan yang harus dihadapi adalah kesulitan pengumpulan bahan baku, berani mengambil resiko, berani melakukan terobosan dalam penggunaan produk baru dan meluruskan tatanan agribisnis perberasan yang ruwet.
Pengembangan Buru Hotong {Setaria Italica (L) Beauv) Sebagai Sumber Pangan Pokok Alterna Herodian, Sam
JURNAL PANGAN Vol 17, No 3 (2008): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.748 KB) | DOI: 10.33964/jp.v17i3.265

Abstract

Buru Hotong merupakan tanaman yang tumbuh subur di Pulau Buru dan telahdimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sumber karbohidrat alternatif. Namun pemanfaatannya masih sangat sederhana akibat dari belum diketahuinya pola pemanfaatan dalam bentuk yang lain. Pada tulisan ini diperkenalkan teknologi yang sudah dikembangkan, sehingga dapat membuka peluang pengembangannya lebih jauh, baik oleh masyarakat setempat maupun oleh masyarakat di tempat lain. Sifatnya yang mirip rumput, membuat tanaman inimudah tumbuh dimana saja, termasuk di daerah marginal sekalipun. Kandungan gizi Buru Hotong sangat baik, dimana karbohidratnya mirip dengan beras namun kadar protein dan lemaknya lebih tinggi. Biji hotong mengandung komponen bioaktif yang mempunyai sifat antioksidan, antara lain adalah tanin dan vitamin E. Tanin merupakan polifenol, salah satu antigizi yang terkandung di dalam bahan makanan. Komponen ini terutama banyak terkandung pada kulit arinya. Bentuknya yang sangat kecil membutuhkan penangan pascapanen yang khusus, pada tulisan ini diperkenalkan sedikit mengenai teknologi pengupasan kulit dan penepungannya. Pada tulisan ini juga diperkenalkan teknologi proses yang sudah dikembangkan dengan berbasis Buru Hotong, yaitu pembuatan cookies, mi instan dan bubur instan. Pada jenis makanan tertentu tepung Buru Hotong dapat digunakan 100% tanpa campuran tepung yang lain, namun untuk jenis makanan lain yang memiliki karakteristik tertentu masih diperlukan pencampuran.
FAKTOR PENENTU SIFAT WARNA TANDAN BUAH SEGAR (TBS) SAWIT UNTUK MEMODELKAN KANDUNGAN MINYAK MENGGUNAKAN EVALUASI NONDESTRUKTIF FOTOGRAMMETRI Dinah Cherie, Sam Herodian, Tineke Mandang, Usman Ahmad
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 26 No. 2 (2016): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In this study, the oil palm fresh fruit bunch (FFB) was harvested and its images were recorded in a photographic studio. The bunch was recorded from various distances (2, 7, 10, 15m) using five lighting configuration, i.e. ultraviolet lamp (600 watts), visible lamp (600 and 1000 watt), as well as IR lamp (600 and 1000 watts). The FFB images were processed in order to obtain 15 colour components making up the image, consist of three primary colours (R, G, B) and their transformations (H, S, I, RI, GI, BI, RG, RB, GB, GR, BR, BG). The prediction model of FFB’s oil content was built to evaluate the amount of oil on FFB accurately based on its image. The model was built using deep neural networks, where the colour components served as inputs, and 10 hiden layers were introduced to describe the relationship between all these variables and oil content. Of various recording setup, only four were selected based on their coefficient of correlation, namely: 10m_UV (R2 = 1); 10m_Vis2 (R2 = 1); 10m_IR2 (R2 = 1); and 2m_IR2 (R2 = 0.981). The determinant colour of the FFB’s image which mostly influence the prediction models were the ratio of R to B (RB) for 10m_UV; the value of H and S on 10m_Vis2; the I and S of the 10m_IR2; and RB, H, and B for the 2m_IR2 treatment.Keywords: deep neural network, FFB, nondestructive, oil content, photogrammetry
Study on the Influence of Anasthesis Temperature and Time on Tiger Shrimp Survival Rate in Dry Transportation System Rahman Karnila; Sam Herodian; Made Astawan; Rudy R Nitibaskara
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.013.1.%p

Abstract

The objective of this research is tojind out the best temperature, lime and handling method for black tiger shrimp transportation with dry system. Anesthesis method was applied in this research by adopting gradual cooling ut the rate of 5"Cper hour. Anesthesis was done at various temperatures ( I Y, 17, and 15°C) and time (10, 15, and 20 minutes) with temperature in puckuge 17°C. The result showed that the survival rate of black tiger shrimp was affrcted by anesthesis temperature, but not by the time of cooling at the criticaltemperature. The optimum temperature for anesthesis was 15°C with the optimum length of time was I0 minutes. Meanwhile the optimum temperature for transportation was 17°C. gave the highest survival of the black tiger shrimp (Penaeus monodon Fab.).Key words : Black Tiger Shrimp, Dry Transportation System
Pendugaan Kadar Air dan Total Karoten Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Menggunakan NIR Spektroskopi Zaqlul Iqbal; Sam Herodian; Slamet Widodo
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.2.%p

Abstract

AbstractThe aim of this research is to develop a Near Infrared (NIR) calibration model based on water content and total carotene that can be used as a standard of ripe fruit. There are three steps of the research. The first step is NIR spectral data aquisition of 60 samples by using NIRFlex N-500. Next step is measuring water content and total carotene from each sample using destructive method. The last step is development of NIR calibration model using (Partial Least Square) PLS and applying pretreatment data Standard Normal Variate (SNV), normalization (N01), dan First Derivative Savitzky-Golay 9 Point (DG1). The result show that water content could be predicted well by applying SNV with R2 (calibration) =0.89, R2 (validation) = 0.88 and RPD = 2.84. Total carotene also could be predicted well by applying DG1 with R2 (calibration) = 0.84, R2 (validation) = 0.77 and RPD = 2.06.Keywords: Fresh Fruit Bunch (FFB) maturity, NIR spectra, calibration model, water content, total caroteneAbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun model kalibrasi dari kadar air dan total karotenyang dapat dijadikan standar kematangan buah. Terdapat tiga tahapan pada penelitian ini, pertama akuisisi spektrum Near Infrared (NIR) pada 60 sampel menggunakan NIRFlex N-500. Langkah selanjutnya adalah pengujiankadar air dan total karoten tiap sampel secara destruktif. Langkah terakhir adalah pembuatanmodel kalibrasi menggunakan metode (Partial Least Square) PLS dan menerapkan pretreatment data Standard Normal Variate (SNV), normalisasi (N01), dan First Derivative Savitzky-Golay 9 titik (DG1). Hasilmenunjukkan bahwa kadar air dapat diprediksi dengan baik menggunakan SNV dengan R2 (kalibrasi) = 0.89 dan R2 (validasi) = 0.88 dan RPD = 2.84. Total karoten juga dapat diprediksi dengan baik menggunakan DG1 dengan R2 (kalibrasi) = 0.84 dan R2 (validasi) = 0.77 dan RPD = 2.06.Kata kunci: Kematangan Tandan Buah Segar (TBS), spektrum NIR, model kalibrasi, kadar air, total karotenDiterima: 13 Agustus 2014 ; Disetujui: 30 September 2014
Pengembangan Buru Hotong {Setaria Italica (L) Beauv) Sebagai Sumber Pangan Pokok Alterna Sam Herodian
JURNAL PANGAN Vol. 17 No. 3 (2008): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v17i3.265

Abstract

Buru Hotong merupakan tanaman yang tumbuh subur di Pulau Buru dan telahdimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sumber karbohidrat alternatif. Namun pemanfaatannya masih sangat sederhana akibat dari belum diketahuinya pola pemanfaatan dalam bentuk yang lain. Pada tulisan ini diperkenalkan teknologi yang sudah dikembangkan, sehingga dapat membuka peluang pengembangannya lebih jauh, baik oleh masyarakat setempat maupun oleh masyarakat di tempat lain. Sifatnya yang mirip rumput, membuat tanaman inimudah tumbuh dimana saja, termasuk di daerah marginal sekalipun. Kandungan gizi Buru Hotong sangat baik, dimana karbohidratnya mirip dengan beras namun kadar protein dan lemaknya lebih tinggi. Biji hotong mengandung komponen bioaktif yang mempunyai sifat antioksidan, antara lain adalah tanin dan vitamin E. Tanin merupakan polifenol, salah satu antigizi yang terkandung di dalam bahan makanan. Komponen ini terutama banyak terkandung pada kulit arinya. Bentuknya yang sangat kecil membutuhkan penangan pascapanen yang khusus, pada tulisan ini diperkenalkan sedikit mengenai teknologi pengupasan kulit dan penepungannya. Pada tulisan ini juga diperkenalkan teknologi proses yang sudah dikembangkan dengan berbasis Buru Hotong, yaitu pembuatan cookies, mi instan dan bubur instan. Pada jenis makanan tertentu tepung Buru Hotong dapat digunakan 100% tanpa campuran tepung yang lain, namun untuk jenis makanan lain yang memiliki karakteristik tertentu masih diperlukan pencampuran.