cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Dinamika Penelitian Industri
ISSN : 20888996     EISSN : 24774456     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Menyajikan karya tulis ilmiah yang berkualitas yang telah terseleksi dan direview untuk penelitian dan perekayasaan bidang teknologi industri karet, tekstil, pangan, lingkungan dan kimia lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI" : 8 Documents clear
Penentuan sifat termofisik (Thermophysic Properties) temu lawak dan temu putih Manalu, Lamhot P.; ., Amos
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2162.062 KB)

Abstract

The most important limitation in process design for agricultural products is the lack of information on their thermal properties. Although a lot of experimental data can be found, the variety of products and the differences in measurement method make limitation on the value of the available data, especially for Indonesia’s products. These data are needed to get information about temperature change when product was processed like heating or cooling. It is worth due to optimizing the efficiency of energy. The objective of this study isto determine thermal diffusivity and conductivity of java turmeric and zedoary herbs. The values were determined numerically with indirect methods. The result shows that thermal conductivity of java turmeric and zedoary are 0.2797 W/moC and 0.1359 W/moC, respectively, while thermal diffusivity are 9.34x10-8 m2/s and 1.00x10-7 m2/s, respectively.Keywords : thermal properties, java turmeric, zrdoary, thermal conductivity, thermal diffusivity AbstrakDalam merancang suatu sistem proses dan peralatan pengolaan hasil pertaniandiperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat panas suatu bahan diantaranya panas jenis, konduktivitas dan difusivitas panas. Nilai-nilai tersebut untuk produk pertanian lokal sangat jarang ditemukan, sehingga dalam aplikasinya sering digunakan data sifat panas dari literatur luar yang belum tentu sesuai dan tepat dengan produk dalam negeri, hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias dalam perhitungan dan perancangan. Studi ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat/properti panas dari tanaman obat temu lawak dan temu putih. Hasil studi mendapatkan bahwa nilai panas konduktivitas panas temu lawak dan temuputih masing-masing adalah 0.2797 W/moC dan 0.1359 W/moC, sedangkan nilai difusivitas panasnya masing-masing adalah 9.34x10-8 m2/detik dan 1.00x10-7 m2/detik.Kata Kunci : sifat panas, temu lawak, temu putih jenis, konduktivitas, difusivitas panas
Pengaruh temperatur terhadap pembentukan pori arang cangkang sawit sebagai adsorbansi Nasution, Zainal Abidin; Rambe, Siti Masriani
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2180.358 KB)

Abstract

Had been conducted to influence temperature in burning process for getting carbon (C) and palm shell pore, that’s important to explore activated carbon otherwise useful for absorption. Carbonization process had been done for palm shell became activated carbon product varied with temperature to know the difference. Carbonization process had done with vacuum furnace with temperature 500 oC and 1000 oC, each as 40 minutes. During carbonization process, many smoke out at temperature 500 oC and after temperature 1000 oC no anymore smoke out. After that condition, it will getting activated carbon and thus it will done testing laboratory XRF to determine the composition. Testingresult shows that forming the graphite phase to all carbon obtained result content of carbon to high enough as 48 % for 500 oC and 50 % for 1000 oC. Testing Laboratory for SEM shows that for forming porous size was obtained 10 μm for 500 oC and 5 μm for 1000 oC. Temperature higher will getting large amount porous palm shell. Large amount active palm shell will good for using as absorber.Keywords: Carbonization, palm shell , activated carbon, temperature, porous AbstrakTelah dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh temperatur dalam proses pembakaran dalam proses pembentukan unsur karbon (C ) dan jari – jari pori arang cangkang sawit, sebagai salah satu hal penting untuk mengetahui arang cangkang sawit dapat digunakan sebagai penyerap. Proses karbonisasi dilakukan pada cangkang sawit menjadi arang dengan variasi temperatur guna mengetahui perbedaannya. Proses karbonisasi dilakukan dengan menggunakan tungku vacuum furnace dengan variasi 500 oC dan 1000 oC selama 40 menit. Selama proses karbonisasi, cangkang sawit banyakmengeluarkan asap pada temperatur mencapai 500 oC dan pada pembakaran 1000 oC. Setelah diperoleh temperatur yang ditentukan, arang cangkang sawit akan terbentuk lalu dilakukan uji XRF untuk mengetahui komposisi unsurnya dan SEM guna mengetahui besarnya jari – jari pori arang tersebut. Hasil XRF menunjukkan data pembentukan fase grafit di semua karbon yang dihasilkan dan diperoleh jumlah unsur karbon cukup tinggi yaitu sekitar 48 % untuk temperatur 500 oC dan 50% pada 1000 oC. Hasil uji laboratorium dengan menggunakan alat SEM menunjukkan bahwa pembentukan ukuran pori-pori diperoleh 10 μm (macropori) untuk temperatur 500 oC dan untuk temperatur 1000 oC diperoleh hasil ukuran pori sebesar 5 μm. Semakin tinggi temperatur pemanasan, jumlah yang lebih besar terbentuk pori pori dan karbon yang dihasilkan semakin tinggi. Dengan banyaknya jumlah pori yang dihasilkan maka akan semakin baik digunakan sebagai penyerap.Kata Kunci: Karbonisasi, cangkang sawit, arang aktif, temperatur, pori-pori
Pengolahan air limbah laboratorium terpadu dengan sistem kontinyu ., Raimon
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2603.455 KB)

Abstract

The study of laboratory wastewater processing by application of integrated wastewater processing equipment using continous system had been done. The wastewater used in this study was wastewater for COD testing. Variables in this study were dilution factor (fP) with the following compositions : 50:100 (fp.2), 40:100 (fp.2.5), 20:100 (fp.5) and 10:100 (fp.10). The results showed that equipment of integrated laboratory wastewater processing had optimum perfomance at dilution factor of 2.5 (fp.2.5) to 5 (fp.5). This condition produced the pollutant elimination percentage value of Total Dissolved Solids (TDS), Ammonium (NH3-N), Iron (Fe), Total Chrome (Cr-total) and Mangaan (Mn)respectively in the ranges of 90-95% with the final acidity level (pH) of laboratory wastewater in the range of 6-7.Keywords : B3 wastes, dilution factor, coagulation, adsorption, and ion exchange AbstrakPenelitian pengolahan air limbah laboratorium dengan mengaplikasikan alat pengolahan air limbah laboratorium secara terpadu dengan sistem kontinyu telah dilakukan. Air limbah yang digunakan sebagai objek penelitian adalah air limbah pengujian COD. Variabel dalam penelitian ini adalah faktor pengenceran (fp) dengan komposisi sebagai berikut : 50:100 (fp.2), 40:100 (fp.2,5), 20:100 (fp.5) dan 10:100 (fp.10). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat pengolahan air limbah laboratorium secara terpadu bekerja optimum pada faktor pengenceran 2,5 kali (fp.2,5) sampai 5 kali (fp.5). Pada kondisi ini diperoleh nilai persentase penyisihan polutan Zat padat terlarut (TDS), Amoniak (NH3-N),logam Besi (Fe), Krom Total (Cr-Total) dan Mangan (Mn) masing-masing sekitar 90 - 95%, dengan derajat keasaman (pH) akhir air limbah laboratorium sekitar 6 - 7.Kata Kunci : Limbah B3, faktor pengenceran, koagulasi, adsorpsi dan pertukaran ion
Kajian kemampuan adsorpsi zeolit alam aktif terimmobilisasi dithizon terhadap limbah ion logam Cd(II) terkompetisi Mg(II) dan Cu(II) secara simultan Susanto, Tri
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4426.284 KB)

Abstract

The study on the adsorption of Cd(II) ion waste in the presence of Mg(II) dan Cu(II) simultaneously ions by dithizone-immobililized natural zeolite has been conducted. The results were compared with those adsorbed by unmodified active natural zeolite. The study included modification and characterization of adsorbent, pH optimization, kinetics, and adsorption isotherm. The modification of natural zeolite was done by refluxing it with dithizone in toluene. Adsorbent characterization was perfomed X-ray diffraction and infrared spectrometry. The results showed that dithizone was successfully immobilized on to the surface of natural zeolite and the immobilization did not significantly affect zeolitecristalinity. Optimum pH for the adsorption of Cd(II) ion waste in the presence Mg(II) and Cu(II) simultaneously was 5. Adsorption kinetics was studied using Langmuir-Hinshelwood simple model of order 1. Adsorption kinetics parameters showed that Cd(II) adsorption rate constant of adsorbent active and dithizone-immobilized zeolite was 1.00 x 10-4 minute-1 dan 3.00 x 10-3 minute-1, respectively. Equilibrium constant of active and dithizone-immobilized zeolite was 2.95 x 104 L/mol and 3.96 x 104 L/mol, respectively. Adsorption of Cd(II) in the presence of Mg(II) and Cu(II) simultaneously on active and dithizone-immobilized zeolite was believed to be chemisorption, with the adsorptionenergy of 30.17 kJ/mol and 32.11 kJ/mol, respectively. In general, it was shown that the ability of dithizone-immobilized natural zeolite for the adsorption of Cd(II) in the presence Mg(II) and Cu(II) simultaneously was better than the active natural zeolit. Keywords : zeolite, dithizone, immobilization, Cd(II) ion, adsorption. AbstrakTelah dilakukan penelitian adsorpsi limbah ion logam Cd(II) terkompetisi Mg(II) dan Cu(II) secara simultan dengan menggunakan Zeolit Alam Aktif dan Zeolit Alam Aktif Terimmobilisasi Dithizon (ZAA-D). Kajian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi modifikasi, karakterisasi, kajian adsorpsi ZAA dan ZAA-D yang meliputi optimasi pH larutan, kinetika adsorpsi,dan isoterm adsorpsi. Immobilisasi dithizon dilakukan dengan pencucian zeolit alam dengan 1% HF, kemudian direfluks menggunakan dithizon pada pelarut toluene pada suhu 50OC selama 4 jam. Karakterisasi adsorben dilakukan menggunakan spektroskopi inframerah dan difraksi sinar X. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa dithizon telah terimmobilisasikan pada ZAA tanpa merusak kristalinitasnya. pH optimum adsorpsi ion logam Cd(II) terkompetisi ion logam Mg(II) dan Cu(II) secara simultan pada ZAA dan (ZAA-D) adalah 5. Kinetika adsorpsi Cd(II) denganadanya ion Mg(II) dan Cu(II) dipelajari menggunakan pendekatan kinetika adsorpsi sederhana orde 1 model Langmuir-Hinshelwood, menunjukkan bahwa konstanta laju adsorpsi ion logam Cd(II) oleh ZAA dan ZAA-D berturut-turut 1,00 x 10-4 menit-1 dan 3,00 x 10-3 menit-1. Besarnya konstanta kesetimbangan ion logam Cd(II) untuk ZAA dan ZAA-D berturut-turut 2,95 x 104 L/mol dan 3,96 x 104 L/mol. Adsorpsi ion logam Cd(II) terkompetisi ion Mg(II) dan Cu(II) secara simultan oleh ZAA dan ZAA-D berlangsung secara kimia dengan energi adsorpsi berturut-turut adalah 30,17 kJ/mol dan 32,12 kJ/mol. Adsorben ZAA-D mempunyai kemampuan dan selektivitas adsorpsi limbah ion logam Cd(II) terkompetisi ion logam Mg(II) dan Cu(II) secara simultan lebih tinggi dibandingkan dengan ZAA.Kata kunci : zeolit, dithizon, immobilisasi, ion Cd(II), adsorpsi.
Penggunaan faktis minyak biji jarak epoksi (Castor Jatrpha Oil) untuk pembuatan kompon rubber washer ., Rahmaniar; ., Nuyah
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1938.911 KB)

Abstract

Epoxidation is a chemical reaction where oxygen atoms are reacted with unsaturated molecules to form cyclic ether. The advantages of this process are enhancing the rubber apliance process, degradable in nature, and found in renewable resources form. The objective of this research is to obtain the proper formulation in rubber compound processing with the addition of castor oil epoxy. The exprimental design used in this study was Completely Randomized Design with two factors and two replications. The first factor was addition of softener concentrations (P) consisting of P1 = 3 phr epoxy castor oil, P2 = 6 phr epoxy castor oil and P3 = 9 phr epoxy castor oil. The second factor was antioxidantconcentrations (A) consisting of A1 = 1 phr antioxidant (phenolate), A2 = 2 phr antioxidant (phenolate) and A3 = 3 phr antioxidant (phenolate). The tested parameters by using rheometer were consisted of tensile strength, modulus and specific gravity. The results showed that addition of expoxy castor oil and antioxidant as well as their interaction had significant effect on tensile strength and modulus. The addition of epoxy castor oil had no significant effect on specific gravity. The best treatment was found in P1A3 (3 phr castor oilsoftener and 3 phr antioxidant). The testing results were as follows : rheometer (tC90.mnt) of 3.15 minutes, tensile strength of 166 kg/cm2, modulus of 13.8 kg/cm and specific gravity of 1.11 g/ml.Keywords : Epoxy castor oil, rubber compound, rubber washer AbstrakEpoksidasi merupakan suatu reaksi kimia dimana atom oksigen direaksikan dengan molekul tak jenuh membentuk siklis eter. Proses ini mempunyai kelebihan mempermudah proses pelenturan karet, bersifat degradable, sumber dayanya dapat diperbaharui. Tujuan Penelitian mendapatkan formulasi yang baik dalam pembuatan kompon karet dengan penambahan epoksi minyak jarak. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 (dua) faktor dan 2 (dua) kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi penambahan bahan pelunak (P), yaitu : P1 = minyak biji jarak epoksi 3 phr, P2 = minyak biji jarakt epoksi 6 phr dan P3 = minyak biji jarak epoksi 9 phr, Faktor kedua adalah konsentrasi penambahan antioksidan (A), yaitu : A1 = Anti Oksidan (Fenolat) 1 phr, A2 = Anti Oksidan (Fenolat) 2 phr dan A3 = Anti Oksidan (Fenolat) 3 phr .Parameter yang diuji rheometer, kekuatan tarik, modulus, dan massa jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penambahan konsentrasi minyak jarak epoksi dan antioksidan, serta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap kekuatan tarik dan modulus. Penambahan minyak jarak epoksi berpengaruh tidak nyata terhadap massa jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik didapat pada perlakuan P1A3(pelunak minyak jarak 3 phr dan antioksidan 3 phr). Didapat hasil uji, rheometer (tC90, mnt) : 3,15 mnt, kekuatan Tarik 166 kg/cm2, modulus 13,8 kg/cm dan massa jenis 1,11 g/ml.Kata Kunci: Minyak jarak epoksi, kompon karet dan rubber washer.
Pemanfaatan asap cair serbuk kayu sebagai koagulan bokar Agus Wijaya, Eli Yulita, Basuni Hamzah,
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1752.342 KB)

Abstract

Industrial wastes of rubber wood and gelam wood processing have not been maximally utilized and frequently create environment pollution. Liquid smoke from industrial waste of sawdust through pyrolysis has potential as coagulant for rubber latex. This research objective was to study the utilization of liquid smoke from pyrolysis results of rubber wood (Hevea brasiliensis M) and gelam wood (Melaleuca leucadendron L) as coagulants of rubber processed material. This study used Factorial Completely Randomized Design with two treatment factors consisting of liquid wastes of rubber sawdust (0%, 5%, 10% and 15%) and gelam sawdust (0%, 5%, 10% and 15%). The observed parameters were dryrubber content (%) and thickness of air dried rubber sheet (mm). The results showed that addition of 10% concentration liquid smoke of rubber wood (K10G10) can increase the dry rubber content and produced thin rubber processed material which were shown by the highest dry rubber content of 99.79% and the least thickness of 2.03 mm.Keywords : Rubber wood, gelam wood, air dried sheet AbstrakLimbah industri pengolahan kayu karet dan kayu gelam belum dimanfaatkan secara maksimal dan sering menimbulkan pencemaran lingkungan. Asap cair limbah serbuk kayu industri hasil pirolisis mempunyai potensi sebagai bahan pembeku lateks karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan asap cair hasil pirolisis serbuk kayu karet (Hevea brasiliensis M) dan kayu gelam (Melaleuca leucadendron L) sebagai koagulan bokar. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor yaitu asap cair serbuk kayu karet ( 0%, 5%, 10% dan 15%) dan kayu gelam ( 0%, 5%,10% dan 15%). Parameter yang diamati adalah kadar karet kering (%) dan ketebalan (mm) sit angin yang dihasilkan. Hasil penellitian menunjukkan penambahan asap cair pada perlakuan konsentrasi asap cair kayu karet 10% (K10G0) dapat meningkatkan kadar karet kering dan dapat menghasilkan bokar yang tipis yang ditunjukkan dengan nilai kadar karet kering tertinggi 99,79% dan nilai ketebalan terendah yaitu 2,03 mm.Kata Kunci : kayu karet, kayu gelam, sit angin
Karakteristik briket dari tongkol jagung dengan perekat tetes tebu dan kanji ., Nasruddin; Affandy, Risman
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3140.208 KB)

Abstract

The research objective is to study the briquette characteristics produced from pressing process with sugarcane molasses and tapioca flour adhesives. Materials used in this study were 20 mesh corn stem, sugarcane molasses adhesive and tapioca flour adhesives. The treatments were consisted of briquettes without adhesive, briquettes with 4% and 7% sugarcane molasses adhesive as well as briquettes with 4% and 7% tapioca flour adhesive respectively using 20 gram of corn stem. The pressing for corn stem into briquettes was conducted by using pressure of 1, 2, 3, 6 and 10 tonf. The tested parameters for briquettes were water content by using gravimetric method, specific gravity by using gravimetry method and calory value by using bomb calorimeter. The results showed that treatment of 20 gram corn stem with 7% tapioca flour adhesive at 10 tonf pressure had water content of 6.245%, specific gravity of 1.31 g/cm3 and calory value of 4.791 calory/g, respectively.Keywords : Corn stem, sugarcane molasses adhesive, tapioca flour adhesive, briquette AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik briket yang dihasilkan dari proses pengempaan dengan perekat tetes tebu dan perekat kanji. Bahan yang digunakan terdiri dari tongkol jagung ukuran 20 mesh, perekat tetes tebu dan perekat kanji. Briket yang dihasilkan merupakan variasi perlakuan tanpa bahan perekat, dengan perekat tetes tebu 4% dan 7% dari 20 gram berat tongkol jagung, dan dengan bahan perekat kanji 4% dan 7% dari 20 gram berat tongkol jagung. Proses pengempaan tongkol jagung menjadi briket dilakukan pada gaya tekan pengepresan dengan variasi gaya tekan 1, 2, 3, 6, dan 10 tonf. Pengujian briket meliputi kadar air dengan metode oven, berat jenis dengan metode gravimetri dan nilai kalor dengan bomb kalorimeter. Hasil uji menunjukkan untuk perlakuan 20 gram tongkol jagung menggunakan perekat kanji 7% pada gaya tekan pengempaan 10 tonf mengandung kadar air 6,245%, berat jenis 1,31 g/cm3 dan nilai kalor 4.791 kal/g.Kata Kunci : Tongkol jagung, tetes tebu, kanji, briket
Penggunaan bentonit sebagai pengental dalam proses pewarnaan kain tenun palembang ., Luftinor
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1820.548 KB)

Abstract

This study aims to determine the extent of bentonite can be used as athickener in the process of dyeing cloth dab Tajung Palembang and research has been carried out starting with the manufacture of materials bentonite thickener, making pastadab by varying the concentration of bentonite 100, 200, 300 and 400 g / 1 kg of pasta dab.Each pasta stored for 0 days, 2 hours and 4 days, yarn material that has been compiled inorder to design stained by using a paste pencoletan dab dye that has been prepared in accordance with the desired pattern, then aerated, then washed and dried woven. Woven fabric obtained by testing the aging of color, the color fastness to washing and rubbing, the sharpness of the motive, the stiffness of cloth and dab the stability of the paste. Results showed that increasing the concentration of bentonite in the pasta dab will improve the sharpness Tajung fabric pattern, did not reduce either thecolor fastness to washing andpolishing cloth and does not add stiffness. Optimalconditions in the process of dyeingcloth dab Tajung Palembang bentonite obtained at a concentration of 200 g / 1 kg of pastapasta dab dab and long storage 0 days, producing a color decay K / S 16.21, colorfastness to washing and rubbing each 4 - 5, 4 and 3-4 and the sharpness of motif 3.0.Keywords : bentonite, paste, dab AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana bentonit dapat digunakan sebagai pengental dalam proses pewarnaan colet kain Tajung Palembang dan penelitian sudah dilakukan dimulai dengan pembuatan pengental dari bahan bentonit, pembuatan pasta colet dengan memvariasikan konsentrasi bentonit 100, 200, 300 dan 400 g/1 kg pasta colet. Masing-masing pasta disimpan selama 0 hari, 2 hari dan 4 hari, bahan benang yang telah disusun dalam rangka disain diwarnai dengan cara pencoletan menggunakan pasta zat warna colet yang telah disiapkan sesuai dengan motif yang diinginkan, selanjutnya diangin-anginkan, dicuci dan dikeringkan kemudian ditenun. Kain tenun yang diperoleh dilakukan pengujian berupa ketuaan warna, ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan gosokan, ketajaman motif, kekakuan kain dan kestabilan pasta colet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi bentonit dalam pasta colet akan meningkatkan ketajaman motif kain Tajung, tidak mengurangi ketahanan luntur warna baik terhadap pencucian maupun gosokan dan tidak menambah kekakuan kain. Kondisi optimal dalam proses pewarnaan colet kain Tajung Palembang diperoleh pada konsentrasi bentonit 200 g/1 kg pasta colet dan lama penyimpanan pasta colet 0 hari, menghasilkan ketuaan warna K/S 16,21, ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan gosokan masing-masing 4-5, 4 dan 3-4 serta ketajaman motif 3,0.Kata kunci : bentonit, pasta, colet

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 33, No 1 (2022): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 32, No 2 (2021): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 32, No 1 (2021): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 31, No 2 (2020): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 31, No 1 (2020): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 30, No 2 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 30, No 1 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI0 Vol 29, No 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 29, No 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 1 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 28, No 1 (2017): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 27, No 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 2 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 2 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 26, No 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 2 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 2 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 1 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 25, No 1 (2014): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 2 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 2 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 1 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 24, No 1 (2013): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 2 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 2 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 23, No 1 (2012): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 2 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 22, No 1 (2011): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol 21, No 2 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 2 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 1 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN Vol 21, No 1 (2010): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN More Issue