cover
Contact Name
Eka Damayanti
Contact Email
sipakalebbi@uin-alauddin.ac.id
Phone
+6285255104606
Journal Mail Official
eka.damayanti@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
Jalan HM Yasin Linpo No 36 Romang Polong Somba Opu Gowa Sulawesi Selatan
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
JURNAL SIPAKALEBBI
ISSN : 23554337     EISSN : 27162559     DOI : 10.24252/sipakalebbi
JURNAL SIPAKALEBBI is a scholarly journal published and funded by Pusat Studi Gender dan Anak (Center for Gender and Child Studies) LP2M Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. The journal publishes 2 issues each year regarding current issues in gender or child regionally or globally.
Articles 75 Documents
WACANA KESETARAAN GENDER Nur Syamsiah
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 1 No 3 (2014)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.253 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v1i3.278

Abstract

  Gender, according to Feminist, does not relate to nature, but it is about social construction of being men and women. It relates to the role, function, position, access and responsibilities of women and men. Gender is influenced by culture, religion, socio-politic, economy, law, and education and it will be changed over the place and time. In this context, religion has been used in social and cultural construction. For the long history, gender is believed as nature and is dictated by God in which cannot be changed. From gender perspective, men and women are similar in their roles and obligations as it is also justified by Islam. The only difference between men and women is „taqwa‟ (Pious). Dengan kata lain, konsep gender, menurut feminisme, bukanlah suatu sifat yang kodrati atau alami, tetapi suatu konsep yang mengacu pada perbedaan peran, fungsi, sifat, posisi, akses, kontrol, peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan kultural yang telah berproses sepanjang sejarah manusia. Wacana gender dalam realitas sosial dipengaruhi oleh budaya, agama, sosial, politik, ekonomis, hukum dan pendidikan, dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Di sini, ajaran agama diletakkan dalam posisi sebagai salah satu pembangun konstruksi sosial dan kultural tersebut. Melalui proses panjang, konsep gender tersebut akhirnya dianggap sebagai ketentuan Tuhan. Maksudnya, seolah-olah bersifat biologis dan kodrati yang tak bisa diubah-ubah lagi. Gender dalam arti feminin dan maskulin dalam bidang sosial politik, ekonomi, dan budaya tidak dibedakan dalam hal penilaian, keutamaan maupun penghargaan. Bahkan dalam bidang agama (Islam) pun gender dalam arti yang dimaksud di atas tidak dibedakan, yang membedakan seseorang hanyalah tingkat ketakwaan kepada Allah. Jadi gender yang dimaksud di sini adalah pembedaan jenis kelamin secara sosial, bukan ditinjau dari persoalan seks.
KEKERASAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM MEDIA DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA Sarifa Suhra
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.29 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v3i2.12183

Abstract

Makalah ini mengkaji tentang kekerasan perempuan dan anak-anak di media dan upaya mengatasinya. Untuk memecahkan permasalahan dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Data penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan dan anak-anak paling rentan terhadap kekerasan, pelecehan fisik atau psikologis, eksploitasi, penganiayaan, dan korban perdagangan manusia, termasuk korban di media pemberitaan dan iklan. upaya untuk mencegah terjadinya kekerasan di media harus berfokus pada pelaku dan korban kekerasan itu sendiri dengan memberinya nasehat dan terapi psikologis dan terapi medis untuk menghindari kekerasan individu juga berusaha menghilangkan kekerasan bagi korban, mengurangi frekuensi menonton televisi. yang menyiarkan kekerasan dan iklan sensual yang tampaknya mengeksploitasi perempuan atau tidak mempercayai berita sepihak yang dipublikasikan oleh surat kabar dan diberlakukannya sanksi hukum terhadap para pelaku.
POLIGAMI DALAM HUKUM KELUARGA DI DUNIA ISLAM Lilik Andaryuni
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.491 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v1i1.287

Abstract

  Gender relation in family law, according to Elizabeth H. White, divides into two namely unrestricted and restricted. Family law policy on polygamy among Muslim worlds differs even they have similar schools of thought. Tahir Mahmood categorizes polygamous regulations for six: (1). Allowing polygamy totally (2) polygamy can be a reason for divorce (3) Polygamy must get permission from court (4) Restriction from social control (5) forbidden polygamy totally (6) Breaking polygamous regulation should be punished. Polygamy is restricted in Turkey and Tunis, while in Syria, Somalia, Egypt and Indonesia is allowed with some requirements which are quite restricted. Relasi gender dalam hukum keluarga menurut Elizabeth H. White ada dua, yaitu relasi yang tidak membatasi hak-hak perempuan (unrestricted) dan relasi yang membatasinya (restricted). Aturan poligami dalam hukum keluarga di dunia Islam satu sama lain tidaklah sama, meskipun menganut mazhab yang sama. Tahir Mahmood memilah aturan poligami dalam hukum keluarga menjadi enam kelompok; (1) boleh poligami secara mutlak, (2) poligami dapat menjadi alasan cerai, (3) poligami harus ada izin dari Pengadilan, (4) pembatasan lewat kontrol sosial, (5) poligami dilarang secara mutlak, dan (6) dikenakan hukuman bagi yang melanggar aturan tentang poligami. Di Turki dan Tunisia, poligami dilarang keras, sementara Syria, Somalia, Mesir, dan Indonesia membolehkan poligami dengan persyaratan yang berupaya untuk memperkecil terjadinya poligami.
PENGAMALAN NILAI TAUHID ULUHIYAH DALAM IBADAH SALAT PADA REMAJA Ulfiani Rahman; Nur Rahma
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.357 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v5i1.20313

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengamalan nilai tauhid uluhiyah dalam ibadah salat pada remaja, mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat pengamalan ibadah salat pada remaja di Kelurahan Darma Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber data yaitu 18 remaja, orangtua di Kelurahan Darma Kabupaten Polewali Mandar. Dalam memperoleh data digunakan instrumen wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan tehnik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengamalan nilai tauhid uluhiyah dalam ibadah salat pada remaja di Kelurahan Darma, terbagi dua, yaitu; kelompok remaja yang melaksanakan salat dengan tepat waktu atau diawal waktu dan kelompok remaja yang suka menunda-nunda salat; 2) Faktor pendukung yang memengaruhi pengamalan nilai tauhid uluhiyah dalam ibadah salat pada remaja adalah adanya kesadaran diri pada remaja, teman sebaya atau lingkungan masyarakat yang baik dan tersedianya masjid sebagai sarana sehingga memudahkan pelaksanaan salat lima waktu, 3) Faktor penghambat yang memengaruhi pengamalan nilai tauhid uluhiyah dalam ibadah salat pada remaja adalah kurangnya perhatian orang tua, adanya kegiatan lain yang lebih mendesak dan timbulnya rasa malas.
EVOLUSI PROBLEM SOSIAL NIKAH SIRI: REKONSEPTUALISASI HUKUM PERKAWINAN DALAM ISLAM Aisyah Arsyad
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.923 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v4i1.14600

Abstract

Tulisan ini berupaya untuk mengungkap problem sosial yang ditimbulkan akibat dari adanya pelanggengan nikah siri yang telah berevolusi menjadi problem sosial kemasyarakatan seperti nikah siri online, munculnya qadi illegal demikian halnya wali dan saksi, pemalsuan dokumen dan yang terpenting adalah dampak buruk bagi anak-anak yang terlahir dari perkawinan secara siri. Maka rekonseptualisasi hukum perkawinan dalam Islam merupakan suatu keniscayaan, karena sejatinya fikih merupakan hasil pemikiran para ulama yang sangat mungkin mengalami pembaruan seiring dengan perkembangan zaman. Penelitian ini menggunakan pendekatan maslahah yang berasas pada kerangka maqasid al-syari’ah yang lebih mengedepankan kemaslahatan umat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya problem sosial dari nikah siri yang terus berevolusi meniscayakan untuk melakukan reinterpretasi terhadap konsep perkawinan dalam hukum Islam yang dapat dilakukan dengan melakukan pembacaan ulang terhadap formalisasi fikih oleh kelompok dominan yang merupakan tantangan modernitas, membangun fikih maqashid serta melakukan reformulasi fikih dengan meletakkan landasan teologis (filosofis), metodologis dan etis. Fikih maqashid meniscayakan kemaslahatan umat Islam sesuai dengan zamannya namun tetap dalam koridor hukum Islam yang berlandaskan pada al-Qur’an dan Hadis Nabi sebagai landasan dasarnya.
URGENSI SINKRONISISASI HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA PERSPEKTIF PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK asni asni
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.297 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v3i2.11896

Abstract

Disahkannya Undang-undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan merupakan suatu langkah maju dalam perkembangan hukum perkawinan di Indonesia. Namun di lain sisi, perubahan yang hanya diarahkan pada batas usia nikah tampak belum optimal karena  masih banyak hal yang harus dibenahi dalam hukum perkawinan di Indonesia. Studi ini dikembangkan melalui penelitian hukum yuridis  normatif dengan menggunakan metode sinkronisasi hukum. Studi ini menemukan produk-produk hukum tentang perkawinan di Indonesia khususnya Undang-undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam perlu disinkronkan dengan produk-produk hukum lainnya seperti Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) serta Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT). Studi ini juga mengurai pentingnya asas-asas perlindungan anak dan perempuan, asas keadilan dan kesetaraan gender serta asas pencegahan kekerasan dalam rumah tangga untuk diakomodir dalam asas-asas perkawinan dalam pengembangan hukum perkawinan di Indonesia ke depan.Disahkannya Undang-undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan merupakan suatu langkah maju dalam perkembangan hukum perkawinan di Indonesia. Namun di lain sisi, perubahan yang hanya diarahkan pada batas usia nikah tampak belum optimal karena  masih banyak hal yang harus dibenahi dalam hukum perkawinan di Indonesia. Studi ini dikembangkan melalui penelitian hukum yuridis  normatif dengan menggunakan metode sinkronisasi hukum. Studi ini menemukan produk-produk hukum tentang perkawinan di Indonesia khususnya Undang-undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam perlu disinkronkan dengan produk-produk hukum lainnya seperti Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) serta Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT). Studi ini juga mengurai pentingnya asas-asas perlindungan anak dan perempuan, asas keadilan dan kesetaraan gender serta asas pencegahan kekerasan dalam rumah tangga untuk diakomodir dalam asas-asas perkawinan dalam pengembangan hukum perkawinan di Indonesia ke depan.
KONTRIBUSI PEREMPUAN DALAM DIRAYAH HADIS Asiqah Asiqah
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.256 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v1i1.283

Abstract

  It is quite difficult for the author to find out and search an ideal pattern of hadis in the first and second centuries as teachers . transmitters) have various methods in transmitting hadis to their students . learners). However, the author tries to identify a significant contribution for transmitters, particularly women in dirayah hadis. To understand of such contribution in receiving and transmitting the hadis . tahammul wa ada‟ al-hadis) from the first to the third century, there are two stages namely tahammul wa ada‟ al-hadis in the Prophet period and after the prophet period. Sungguh sangat menyulitkan bagi penulis untuk menelusuri dan menemukan format ideal dari sistem pengajaran dan pembelajaran hadis pada abad I hingga abad III Hijriah karena masing-masing guru atau syekh memiliki tariqah/metode tertentu dalam menyampaikan riwayatnya kepada murid-muridnya. Meski demikian, penulis tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menelusuri sistem tersebut dengan harapan untuk menemukan dan mengungkap sejauh mana peran yang dimainkan para periwayat tersebut dari segi dirayah hadits khususnya peran dari kalangan perempuan. Untuk melihat sejauh mana peran perempuan dari segi tahammul dan ada‟ hadits pada abad pertama hingga abad ketiga hijriyah, maka peran itu dapat dibagi dalam dua masa yaitu: pertama, tahammul dan ada‟ hadis pada masa kenabian, kedua, tahammul dan ada‟ hadis pasca kenabian
REPRESENTASI POLITISI PEREMPUAN DALAM EPISODE “POLITIK PEREMPUAN” DI PROGRAM MATA NAJWA TRANS 7 Rahmawati Latief; Sitti Asiqah Usman Ali; Wafiq Azizah Ahyar
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.28 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v5i1.21208

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai partisipasi politisi perempuan dalam program televisi. Selama ini jumlah keterlibatan perempuan di dunia politik memang menunjukkan kemajuan yang menggembirakan tapi kondisinya tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.Terlebih ketika media massa tidak menampilkan dukungan melalui teknik reportase dan penulisan berita untuk menelisik peran perempuan dalam diskursus politik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui representasi politisi perempuan dalam program Mata Najwa Trans7. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis teks media model semiotika Roland Barthes dengan korpus tiga segmen dalam episode Politik Perempuan. Metode pengumpulan data pada penelitian ini   adalah   dengan menggunakan teknik dokumentasi. Setelah peneliti memperoleh data dari hasil dokumentasi, kemudian menganalisis data berupa teks dan gambar untuk mengetahui makna dibalik teks yang disampaikan host dan narasumber dalam program tersebut. Hasil dari penelitan ini menunjukkan bahwa representasi politisi perempuan yang terdapat dalam program Mata Najwa di Trans 7 pada episode “Politik Perempuan” tidak lepas dari ideologi dominan yaitu kesetaraan gender dan kepemimpinan perempuan yang direpresentasikan melalui narasumber yang hadir dalam program tersebut. 
PEREMPUAN DALAM KONSTRUKSI BERITA PEMBUNUHAN (Studi Analisis Harian Fajar dan Tribun Timur Makassar) Najamuddin Najamuddin; Abdul Halik; Andi Fauziah Astri
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.344 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v4i2.18549

Abstract

Kebenaran atas realitas sosial tidak hadir dalam ruang hampa, konstruksi realitas memiliki kaitan erat dengan ideologi media, dan sudut pandang wartawan dalam mengkonstruksi sebuah realitas sosial. Berita yang ada di media sampai saat ini masih menempatkan perempuan pada posisi yang kurang menguntungkan, oleh karena itu penelitian ini melihat cara Harian Tribun Timur dan Harian Fajar Makassar memberitakan kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar. Metode yang digunakan yaitu analisis wacana Sara Mills, penelitian ini dilakukan dengan menganalisis tiga unsur utama dalam teks, yakni, analisis posisi subjek, analisis posisi objek, dan analisis posisi pembaca.Hasil yang diperoleh menunjukan secara keseluruhan, wartawan lebih cenderung menulis berita yang menempatkan Wahyu Jayadi sebagai subjek, ketimbang Zulaeha sebagai korban yang perlu mendapat kesetaraan dalam sebuah pemberitaan.
ARCHITECTURAL PERSPECTIVE OF GENDER ROLE IN DIGITAL ERA Wasilah; Andi Hildayanti
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.117 KB) | DOI: 10.24252/jsipakallebbi.v4i1.14488

Abstract

Many influential architects—many of them female—have been able to change how the world sees architectural design and the built environment. Their works are masterpieces that have not only been able to transform how the world understands architecture, but have also forefronted gender equality. This study thus seeks to forefront the building design of female architects who have influenced world civilization. Using a case study method, this research explains the architectural flow adopted by women architects, as well as the function, design, and characteristics of their works. It shows that women such as Julia Morgan, Zaha Hadid, and Norma Merrick Sklarek have been able to balance and inform urban development around the world, providing role models for young female architects in the digital era . Publication Rationale: We desire to show that gender equality exists in the world of architecture, and that the works of female architects have been able to influence world civilization.