cover
Contact Name
Hero Patrianto
Contact Email
jurnal.atavisme@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.atavisme@gmail.com
Editorial Address
Balai Bahasa Jawa Timur, Jalan Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo 61252, Indonesia
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
ATAVISME JURNAL ILMIAH KAJIAN SASTRA
ISSN : 1410900X     EISSN : 25035215     DOI : 10.24257
Core Subject : Education,
Atavisme adalah jurnal yang bertujuan mempublikasikan hasil- hasil penelitian sastra, baik sastra Indonesia, sastra daerah maupun sastra asing. Seluruh artikel yang terbit telah melewati proses penelaahan oleh mitra bestari dan penyuntingan oleh redaksi pelaksana. Atavisme diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Terbit dua kali dalam satu tahun, pada bulan Juni dan Desember.
Articles 269 Documents
HASRAT SARTIKA SARI DALAM KUMPULAN PUISI ELEGI TITI GANTUNG: PERSPEKTIF PSIKOANALISIS LACANIAN Anggreini, Heny; Pujiharto, Pujiharto
ATAVISME Vol 22, No 2 (2019): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.981 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v22i2.585.144-158

Abstract

Penelitian ini untuk menyelidiki hasrat subjek Sartika melalui puisi-puisinya yang terkumpul dalam antologi puisi Elegi Titi Gantung sebagai upaya mengungkapkan ke-diri-an subjek yang selalu tersembunyi karena direpresi oleh aturan, hukum, dan budaya. Tujuan tersebut muncul karena subjek (manusia) tidak pernah benar-benar mengetahui hasratnya. Hasrat tersebut selalu digantikan dengan objek hasrat yang lain. Berdasarkan permasalah tersebut, maka persoalan yang diangkat adalah (1) bagaimana rangkaian penanda sebagai manifestasi hasrat Sartika Sari melalui mekanisme metafora dan metonimia dalam kumpulan puisi Elegi Titi Gantung? (2) Bagaimana hasrat Sartika Sari yang termanifestasikan dalam kumpulan puisi Elegi Titi Gantung? Penelitian ini menggunakan perspektif Lacanian, yaitu untuk menemukan kondisi bawah sadar subjek (penyair). Hasil penelitian ini adalah Sartika berhasrat untuk menjadi perempuan eksis dan menjadi perempuan idaman. Menjadi perempuan eksis akan menunjukkan keberadaan diri Sartika sebagai subjek di tatanan Simbolik. Sementara, menjadi perempuan yang diidamkan merupakan bentuk negosiasi Sartika pada dirinya yang menginginkan kebebasan.
Kearifan Lokal Dalam Sastra Lisan Suku Moy Papua Sriyono Sriyono
ATAVISME Vol 17, No 1 (2014): ATAVISME, Edisi Juni 2014
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.3 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v17i1.19.55-69

Abstract

This research is aimed at describing the local wisdom in the oral literature of Moy tribe in Papua. The main data of this research is the oral literature of Moy tribe. Based on the analysis, there are some local wisdom found in the oral literature of Moy Tribe, such as the using of clay as a basic material of ceramics; the using of bia (shell) as a horn; building the harmony with nature, human being, and God; identifying the spirit of jungle and the way to overcome their disturbance; giving a name to such animal or a plan; prohibition of committing adultery; spell of covering snow; martial knowledge and strategy; and concept of mountain as the source of water. This research is aimed at describing the local wisdom in the oral literature of Moy tribe in Papua. The main data of this research is the oral literature of Moy tribe. Based on the analysis, there are some local wisdom found in the oral literature of Moy Tribe, such as the using of clay as a basic material of ceramics; the using of bia (shell) as a horn; building the harmony with nature, human being, and God; identifying the spirit of jungle and the way to overcome their disturbance; giving a name to such animal or a plan; prohibition of committing adultery; spell of covering snow; martial knowledge and strategy; and concept of mountain as the source of water. Key Words: oral literature, local wisdom Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kearifan lokal dalam sastra lisan suku Moy di Papua. Sumber data penelitian ini adalah sastra lisan suku Moy. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa kearifan lokal yang dimiliki oleh suku Moy, antara lain sebagai berikut: pembuatan keramik dari kanah liat; pemanfaatan kulit bia sebagai alat pemanggil; membangun harmoni dengan alam, manusia, dan Tuhan; mengenali makhluk penunggu hutan dan cara mengatasi gangguan makhluk tersebut; pemberian nama pada jenis binatang dan tanaman tertentu; larangan berbuat zina; ilmu salju tutup; strategi dan ilmu perang; serta konsep gunung sebagai sumber mata air
PRINSIP-PRINSIP HIDUP MASYARAKAT MADURA SEPERTI TERKISAH DALAM CERITA RAKYATNYA Azhar, Iqbal Nurul; Sari H, Erika Citra
ATAVISME Vol 20, No 2 (2017): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1255.612 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v20i2.372.224-236

Abstract

The purpose of this study is to explain the Madurese principles towards life using folktales perspectives. The focus of this study is to describe how Madurese principles are reflected in Ma-durese folktales. The data of this study were 32 legends obtained from informants living in several regencies in Madura. The method used to collect the data was interview. The method used to analyze the data was the Miles and Huberman?s interactive data analysis model. From the data analysis, it has been found that the 32 legends contain 10 Madurese principals which have not been revealed before. The principles are: the appreciation towards water, the appreciation towards trees, the protection of self-esteem, the ownership of the provision of life, the respect for women, the precaution attitude, the belief in the purification of the inner self, the belief in the importance of religious knowledge, and the respect for kiai.
TRADISI BERTUTUR, BUDAYA BER-SMS, DAN SENTUHAN CITARASA SASTRA Saputra, Heru S.P.
ATAVISME Vol 11, No 1 (2008): ATAVISME, EDISI JUNI 2008
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6140.766 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v11i1.324.49-62

Abstract

This article discusses the significance between short message service (SMS) popularity in society and oral tradition. The study shows that the using of SMS. or in a broader sense the practice in using information technology, is a cultural process phenomenon which is passing through oral tradition, chirographic culture, typographic. and electronic phase. The processes implies two cultural expression patterns. namely orality and literacy. It indicates that cultural dynamics always sustaining link between the newer and older elements. However, the orality formula still becomes a frame and also a dominant element behind the popularity of literacy culture.
REPRESENTASI HOMOSEKSUALITAS DALAM FILM INDONESIA KONTEMPORER Maimunah, Maimunah
ATAVISME Vol 10, No 1 (2007): ATAVISME, EDISI JUNI 2007
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5253.62 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v10i1.231.59-73

Abstract

This paper examines the emergence of non-normative sexual orientations in contemporary Indonesian films. Unlike the representation of sexuality in New Order Indonesian films, which centred on the female reproductive role and presented the nation as constructed of heterosexual families rather than individual citizens, a number of 200()s Indonesian films can be seen as negotiations of new understandings of sexual diversity and individual subjectivity. These films represent a challenge to monolithic and essentialist constructions of sexuality in Indonesia, and portray characters and situations in ways that seem to fulfil the five selection criteria which Griffin and Benshoff (2006) apply to the definition of 'queer' cinema. As such, they are indicative of a paradigm shift in Indonesian cinema, which needs to be studied in association with broader patterns of social and political change. The paper describes three categories in the representation of sexual minorities in contemporary Indonesian films. The first category is represented by films such as Arisanl and , Gie, which portray characters and situations deal with male homosexual subjectivity or homoeroticism. The second category concerns films of this type that portray female characters, such as Detik Terakhirand TentangDia. In the third category are films which depict waria (male to female transgender characters) and transsexuals, represented by Panggil Aku Puspa and Realita Cinta dan Rock n Roll. The paper examines these films in the light of Boellstorff's (2005) study of gay and lesbi communities and subjectivities in Indonesia, as a way of situating them in a larger cultural picture. It suggests that the makers of these films are attempting to change the perception of their audiences about non-normative sexualities, and investigates the strategic devices used by the film makers to subvert censorship codes and social taboos in a country where homosexual behaviour is accommodated, but homosexual identities remain outside the range of socially and culturally-sanctioned subjectivities.
MENUJU TEORI SASTRA INDONESIA: MEMBANGUN TEORI PROSA FIKSI BERBASIS NOVEL-NOVEL KEARIFAN LOKAL Soedjijono, Soedjijono
ATAVISME Vol 12, No 1 (2009): ATAVISME, Edisi Juni 2009
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.371 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v12i1.157.47-63

Abstract

Tujuan utama kajian ini adalah memerikan karakteristik struktur novel-novel kearifan lokal. Hasil kajian ini diharapkan untuk mengembangkan teori kesastraan Indonesia, terutama teori prosa fiksi. Empat novel Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi, Pasar karya Kuntowijoyo, Para Priyayi karya Umar Kayam, dan Ibu Sinder karya Pandir Kelana adalah subjek kajian ini. Pendekatan struktural dinamik dipilih untuk menganalisis masalah-masalah yang dipertanyakan. Dengan begitu, analisis ini mampu menerangkan elemen intrinsik, ekstrinsik dan historis untuk interpretasi lebih lanjut. Kajian ini telah menemukan tiga hasil penting: (1) karakteristik khas novel-novel kearifan lokal; (2) karakteristik khusus elemen struktural dalam novel-novel kearifan lokal; dan, (3) teori prosa fiksi Indonesia yang dihasilkan dari karakteristik yang ditemukan sebelumnya. Abstract: This fundamental study aims at describing the characteristics of the structure of local wisdom novels. The results of this study are expected to contribute to putting up Indonesian literary theory, particulary the theory of fiction prose. Four novels Linus Suryadi?s Pengakuan Pariyem, Kuntowijoyo?s Pasar, Umar Kayam?s Para Priyayi, and Pandir Kelana?s Ibu Sinder are the subjects of this study; and dynamic-structural approach is chosen to analyse the issues on question. Hence, it will be able to shed a light on the intrinsic, extrinsic and historical elements for further interpretation. This study has found out three important results: (1) typical characteristics of local wisdom novels; (2) specific characteristics of structural elements of local wisdom novels; and, (3) theory of Indonesian prose fiction resulting from the characteristics previously found. Keywords: theory of fiction prose, local wisdom novels, dynamic-structural approach
MARGINALISASI PROFESI DUKUN BAYI DALAM PUISI “NINI­NINI DUKUN BAYI” KARYA IMAN BUDHI SANTOSA Prabowo, Dhanu Priyo
ATAVISME Vol 16, No 2 (2013): ATAVISME, Edisi Desember 2013
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.624 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v16i2.93.195-203

Abstract

Tujuan kajian ini adalah mengungkapkan (1) makna referensial puisi ?Nini-­Nini Dukun Bayi?; (2) ungramatikalitas, makna simbolik, dan pasangan oposisi puisi tersebut. Kajian ini menggunakan teori semiotik­struktural Riffaterre. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah telaah kepustakaan. Sifat puisi mengungkapkan sesuatu dengan tidak langsung karena puisi mempunyai dua lapis makna (makna referensial dan makna semiotik). Dari analisis data ditemukan (1) makna referensial puisi ?Nini­-Nini Dukun Bayi? yang mengungkapkan terpinggirnya profesi dukun bayi oleh bidan; (2) ungramatikalitas, makna simbolik, dan pasangan oposisi puisi ?Nini­Nini Dukun Bayi? dalam persoalan kemodernan dan ketradisionalan. Abstract: This research aims to reveal (1) referential meaning of a poem entitled ?Nini­-Nini Dukun Bayi?; (2) ungrammaticality, symbolic meaning, and opposition pairs of the poem. Semiotic­ structural theory of Riffaterre and library research method are conducted in this research. Poetry has an indirect expression with two layers meaning (referential and semiotic). The analysis shows (1) referential meaning of ?Nini-­Nini Dukun Bayi? poem that illustrates marginalization of dukun bayi ?traditional midwife? by bidan ?midwife; (2) ungrammaticality, symbolic meaning, and opposition pairs of ?Nini­Nini Dukun Bayi? in modernity and traditional matters. Key Words: semiotic, marginal, traditional, modern, nini dukun bayi
REVITALISASI LAGU DOLANAN ANAK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI Hartiningsih, Sutji
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.657 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.119.247-259

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan lagu dolanan anak, (2) menjelaskan arti dan makna dari setiap kata yang terkandung pada lagu dolanan Jawa, (3) menjelaskan nilai kearifan lokal dalam lagu dolanan yang patut direvitalisasikan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penelitian ini juga memakai metode pembacaan heuristic dan hermeneutic melalui pemaknaan lirik lagu dolanan anak yang dapat membentuk karakter anak pada usia dini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan dan melestarikan kembali lagu dolanan anak tradisional, Demikian juga lagu dolanan ini sarat dengan pendidikan moral dan sosial. Oleh karena itu lagu dolanan anak ini sangat penting untuk dikenalkan pada anak usia dini. Melalui lagu dolanan anak, dapat dibentuk karakter yang seutuhnya, serta dalam lirik lagu dolanan menyiratkan makna kebersamaan, tanggung jawab dan nilai-nilai sosial Abstract: This research aims to (1) describe about lagu dolanan anak, (2) explain about the meaning of every word in Javanese lagu dolanan anak, (3) explain about the local value of lagu dolanan anak which required to be revitalized. This research uses a descriptive qualitative method which describes systematically, factual and accurate in every fact, character and the relation of the phenomena being studied. This research also uses heuristic and hermeneutic reading method in giving meaning to the lyrics of lagu dolanan anak which can build young learners? characters. The research result is expected to arouse and maintain lagu dolanan anak, the researcher describes the form of lagu dolanan anak which appropriate to the young learners can be seen from education value. Likewise, lagu dolanan anak contains moral and social education. Therefore lagu dolanan anak is important to be introduced to the young learners. Using this lagu dolanan anak, the character can be built completely, and in the lyrics represent togetherness meaning, responsibility and social values. Key Words: revitalization; song; game; character; children
MASKULINITAS LAKI-LAKI KOREA AMERIKA SEBAGAI LIYAN DALAM NATIVE SPEAKER KARYA CHANG-RAE LEE Aprilia, Nurul Hanifa; Priyatna, Aquarini; Adji, Muhammad
ATAVISME Vol 22, No 1 (2019): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.193 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v22i1.519.101-112

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana tokoh laki-laki yang digambarkan Liyan dikonsumsi oleh istrinya yang merupakan perempuan kulit putih dalam novel Native Speaker karya Chang-rae Lee (1996). Tokoh Henry Park merepresentasi stereotipe yang dilekatkan pada laki-laki Korea Amerika. Artikel ini berargumentasi bahwa tindak seksual yang dilakukan terhadap Henry Park oleh tokoh kulit putih merupakan bentuk konsumsi terhadap Liyan. Dalam kajian poskolonial, Barat dikonstruksi sebagai Diri dan Timur sebagai Liyan. Laki-laki Asia Amerika dikonstruksi sebagai Liyan, feminine/effeminate, pasif, inferior secara seksual. Artikel ini menunjukkan bahwa novel ini telah menunjukkan wacana ideologi putih melalui pernikahan antar ras dan menegaskan Liyan sebagai Liyan. Kata-Kata Kunci: Chang-rae Lee, Korea Amerika, maskulinitas, konsumsi, Liyan
CORAK FEMINISME DUA SAJAK PENYAIR LAKI-­LAKI Suyatno, Suyono
ATAVISME Vol 15, No 2 (2012): ATAVISME, Edisi Desember 2012
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.664 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v15i2.58.177-186

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan ketersebaran gagasan feminisme, yakni apakah gagasan tersebut juga menjangkau kaum lelaki? Penelitian ini menggunakan teori feminisme dan berpijak pada data berupa dua sajak yang ditulis penyair laki­laki, yakni sajak ?Adam di Firdaus? karya Subagio Sastrowardojo dan sajak ?Perempuan? karya Emha Ainun Nadjib. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa corak feminisme dalam puisi tidak hanya didominasi oleh penyair perempuan. Beberapa sajak yang ditulis oleh penyair laki­laki seperti Subagio Sastrowardojo dengan sajaknya "Adam di Firdaus" dan Emha Ainun Nadjib dengan sajaknya "Perempuan" juga menunjukkan gagasan feminisme. Namun, berbeda dengan sajak feminis yang ditulis oleh penyair perempuan yang umumnya menghadirkan perempuan sebagai korban ideologi gender, dalam sajak feminis yang ditulis oleh penyair laki­laki kesadaran feminisme dan kesetaraan gender baru muncul setelah perempuan direpresentasikan sebagai korban ideologi gender. Abstract: The purpose of this study is to determine the spreads of the idea of feminism, i.e., whether the idea will also reach out to the men. This study uses feminist theory and is based on the data in the forms of two poems written by two male poets, "Adam di Firdaus? by Subagio Sastrowardojo and "Perempuan? by Emha Ainun Nadjib. The result shows that the colour of feminism in poetry is not dominated by female poets. Some poetries written by male poets such as Subagio Sastrowardojo with his poem "Adam di Firdaus" and Emha Ainun Nadjib with his poem "Perempuan" also show the idea of feminism. However, different from poetries of feminism written by female poets which commonly represents woman as a victim of gender ideology, in poetries of feminism written by male poets, the awareness of feminism and gender equality appear after the woman is represented as a victim of gender ideology. Key Words: the victim of gender ideology, feminism, gender equality

Page 5 of 27 | Total Record : 269