cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Articles 60 Documents
Analisis Ketersediaan Pasokan Jagung dariLampung Sebagai Bahan Pakan Unggas Oktiani, Devi
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri pakan ternak, khususnya pakan unggas banyak didirikan di Lampung, menggunakan jagung yang berasal dari Lampung sebagai bahan baku utama. Jagung yang berasal dari Lampung dikenal sebagai jagung yang berkualitas bagus. Namun demikian, pasokan jagung dari lampung tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhuan industri pakan ternak. Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran pasokan jagung dan pertambahan jumlah unggas. Data sekunder didapatkan dari BPS. Salah satu cara untuk meningkatkan pasokan jagung adalah dengan meningkatkan produktivitas pertanian jagung.
KAJIAN POTENSI TEPUNG NABATI DAN HEWANI DI PROPINSI LAMPUNG Musita, Nanti
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.614 KB)

Abstract

Tepung industri merupakan tepung yang banyak digunakan pada baik sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan pelengkap, baik berupa tepung alami maupun yang sudah mengalami modifikasi. Pengkajian potensi tepung industri berasal dari sumber nabati (beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sukun, pisang, dan durian) dan hewani (ikan dan telur) yang terdapat di Lampung menjadi topik tulisan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan baku yang berpotensi sebagai sumber pati adalah ubi kayu, jagung, kentang, sukun, beras dan ubi jalar. Bahan baku yang berpotensi sebagai sumber pati adalah ubi kayu, jagung, kentang, sukun, beras dan ubi jalar; yang berpotensi sebagai sumber serat pangan adalah kentang, beras, sukun, durian, dan papaya; yang berpotensi sebagai sumber proteini adalah ikan, telur, kentang, dan jagung; dan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kegiatan usaha IKM tepung industri adalah ubi jalar, pisang,  kopi, ikan, dan pepaya.
KHARAKTERISTIK MUFFIN DARI TEPUNG UBIJALAR UNGU KAYA PATI RESISTEN (The characteristics of muffin from resistant starch- rich purple sweet potato flour) Nurdjanah, Siti; Yuliana, neti; Zuidar, Ahmad Sapta; Naim, Ira Ervinda
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.743 KB)

Abstract

Resistant starch- rich purple sweet potato flour can be used as wheat substitute in muffin production, partly  because of its potential health benefit.  The aim of this research was to find proper  ratio between wheat flour and purple sweet potato flour to obtained muffins  with the best sensory properties and to elucidate  the chemical contents and caloric value of the muffins.  This research was arranged in a complete randomized block design with four replications.  The  single factor treatment was consisted of 6 levels of ratios between purple sweet potato flour and wheat flour :  U1 (15:85), U2 (30:70), U3 (45:55), U4 (60:40), U5 (75:25), and U6 (90:10).  The parameters observed were sensory characteristic, followed by proximate analysis, anthocyanin content, antioxidant capacity, and  caloric value.  The results showed that the best ratio between sweet potato flour and wheat flour  for producing muffin was found in the ratio of  This muffin  contains 35,92 % water, 1,79 % ash , 23,64 % fat, 31,11 % carbohydrate, 7.54 % protein , 45 ±16 mg/100 g total anthocyanin, and  IC50 value of 249,34 μg/mL, and caloric value  of 3,087 kal/g.
PENGGUNAAN MINYAK SAWIT MERAH DAN JENIS BAHAN PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK DAN KANDUNGAN KAROTENOID ES KRIM Tunggal Putri, Velly Yanti; Hidayati, Sri
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrack : Ice cream is a kind of semi-solid food made from a mixture of milk , animal and vegetable fat , sugar, with or without other food additives . Milk fat make ice cream has a soft texture. Milk fat can be replaced with vegetable fat/ vegetable oil such as Red Palm Oil (RPO). The purposes of this research are to determine the effect of RPO and milk formulation as well as the type of stabilizer on the ice cream characteristics and carotenoid total and find out the interaction between them . The research method was a Complete Randomized Block Design (CRBD) in factorial with 3 replications, consists of two factors : RPO and skim milk formulation (25:75), (50:50), (75:25), (100:0), and type of stabilizer (gelatin and CMC). The data was processed furtherly by orthogonal comparison. The research results showed that RPO and skim milk formulations affect the ice cream characteristics and carotenoid total significantly, while the type of stabilizer only affect the characteristics of the ice cream. Interactions between RPO and skim milk formulations compared to the type of stabilizer only affect the characteristics of ice cream but did not affect the carotenoid total. The best product is an ice cream with RPO and skim milk formulations 25:75 and CMC as stabilizer with a characteristic melting speed (11.28 minutes) , overrun (10.35 %) , total solids (22.96 %) , carotenoid’s total (13,405ppm) , yellowish white color (1.9) , normal taste (3.45) , normal aroma ( 3.68) , soft texture (2.97) , and the preferred overall acceptance (2,833) .
STUDI TEKNIK SENSOR NIRKABLE UNTUK SENSOR INDUSTRI ANALOG MENGGUNAKAN PROTOCOL WIFI Jaya, Ali; Zulfa, Zulfa
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.121 KB)

Abstract

Dalam aplikasi industri, sensor tradisional masih banyak menggunakan output analog. Beragam keluaran seperti ampere, voltage atau resistant membuat sensor membutuhkan beberapa perangkat untuk membuat sensor pintar. Untuk menjembatani teknologi antara sensor tradisional yang terpasang dengan sensor pintar maka dilakukan             penelitian ini, penelitian ini akan membahas sensor dengan keluaran tegangan, dan modifikasi keluaran dari arus ke tegangan. Sensor kabel industri sesuai standar ini menggunakan 4-20 mA sebagai output analog. Dengan menggunakan WiFi, output analog akan ditransfer ke PC, laptop, PDA atau Smartphone tanpa kabel berbasis embedded web server. Data keluaran analog dari sensor akan dikonversi menggunakan microcontroler dan selanjutnya akan ditransfer ke prosesor berbasis linux di dalam board yang memiliki kemampuan WiFi. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana membangun protokol komunikasi sensor industri yang menggunakan sensor suhu dan kelembaban dengan menerapkan WiFi. Sehingga, teknologi ini bisa diaplikasikan pada sensor industri apapun, tidak hanya untuk standar ANSI / ISA-50.1
NILAI KESUKAAN DAN UJI PROKSIMAT BERAS MERAH ARTIFISIAL DENGAN PENAMBAHAN ANTOSIANIN Abdullah, Karim; Husniati, Husniati; Husniati, Husniati; Setiawati, Ira; Setiawati, Ira
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.378 KB)

Abstract

Beras artifisial merupakan salah satu sumber karbohidrat alternatif pengganti beras yang dapat dibuat dari berbagai macam komoditi lokal seperti uji kayu dan juga ubi jalar. Untuk meningkatkan nilai tambah dan manfaatnya maka ditambahkan senyawa antosianin yang berfungsi sebagai pewarna dan juga sumber antioksidan. Pada penelitian ini telah berhasil dibuat beras merah artifisal yang ditambahkan antosianin yang diekstrak dari Bunga euphorbia Milii, Adam hawa dan juga ubi jalar ungu. Berdasarkan uji organoleptik didapatkan hasil bahwa beras dengan ekstrak pewarna antosianin dari ubi jalar ungu paling disukai oleh responden dengan nilai rata-rata 3,8 untuk warna, 3,56 untuk aroma, 3,5 untuk bentuk dan 3,74 untuk nilai keseluruhan. Dari uji proximat didapatkan hasil kadar air sebesar 4,51%, Kadar abu 1,84%, Kadar Protein 1,10%, Kadar Lemak 4,45% dan kadar Karbohidrat sebesar 88,10%.
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) KOPI LUWAK DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT Zaidi, Rohimat
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis harga pokok produksi kopi luwak di setiap sektor produksi dan menganalisis tingkat kelayakan dan pengembangan usaha kopi luwak di Lampung Barat . Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan dilakukan terhadap sampel yang terpilih untuk mewakili seluruh populasi dengan unit analisanya adalah individu. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi terdapat di Usaha Kecil Menengah (UKM) produksi kopi luwak di Kabupaten Lampung Barat dengan menganalisis harga pokok produksi kopi luwak Greenbean dan kopi luwak bubuk dari Musang Pandan dan kopi luwak Greenbean serta kopi luwak bubuk dari Musang Bulan. Hasil penelitian pada analisis harga pokok produksi didapat bahwa harga pokok produksi Musang Bulan lebih murah dari pada Musang Pandan. Harga pokok produksi kopi luwak Greenbean dan kopi luwak bubuk dari musang bulan pada UKM Ratu luwak lebih rendah yaitu berturut-turut Rp. 94.656,22 dan Rp. 134.939,11; menjadikan UKM ini layak dilakukan analisis finansial. Hasil penelitian pada kriteria kelayakan invstasi di dapat bahwa produk kopi luwak Greenbean dan kopi luwak bubuk dari Musang Bulan menghasilkan nilai-nilai NPV >0, IRR >1, Net B/C >1 dan PP< umur proyek. Dengan demikian UKM kopi luwak tersebut layak untuk diteruskan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan harga bahan baku sebesar 25% didapat nilai Net B/C > 1, nilai IRR > tingkat bunga yakni 0% dan PP < 5 tahun umur proyek, maka kenaikan harga bahan baku buah kopi segar sebesar 25% menjadikan UKM Kopi Luwak di Lampung Barat tetap layak untuk dilanjutkan.
Studi Awal Penggunaan Nanoselulosa Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kertas Sijabat, Edwin
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.347 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan studi awal penggunaan nanoselulosa sebagai campuran bahan baku baru dalam pembuatan kertas. Nanoselulosa diperoleh dari hasil fermentasi air kelapa dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum yang menghasilkan nanoselulosa bakteri yang biasa dikenal dengan nata de coco. Selain dari air kelapa, nanoselulosa juga dapat diperoleh dari kulit pisang (nata de banana), air kedelai (nata de soya), kulit nenas (nata de pineapple), lidah buaya (nata de aloevera),dll. Penulis memilih nata de coco karena telah banyak diproduksi dan sudah dikenal oleh masyarakat. Nanoselulosa ini dicampurkan dengan Leaf Bleach Kraft Pulp (LBKP) dan dibuat menjadi handsheet.  Berikutnya diuji sifat fisik dan sifat optiknya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penambahan nanoselulosa tersebut. Nanoselulosa yang digunakan bervariasi dengan dosis 0% (blank), 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%, 17,5%, 20%, 22,5%, 25%, 27,5%,  30% terhadap berat kering handsheet. Secara umum, dari penelitian ini diperoleh bahwa nanoselulosa dapat dijadikan sebagai campuran bahan baku dalam pembuatan kertas. Kertas yang dihasilkan memiliki kekuatan fisik yang baik. Nilai porositas yang sangat rendah, indeks tarik yang optimal senilai 51,97 pada komposisi nanoselulosa 30% dan indeks sobek yang optimal senilai 64,64 pada komposisi nanoselulosa 15%. Namun untuk penyerapan dinilai kurang baik karena hasil uji klemm absorption turun hingga 5mm/min pada komposisi nanoselulosa 30%, dan drop test semakin naik hingga 197,81 detik pada komposisi nanoselulosa 30%. Selain itu sifat optik juga kurang baik terutama dari segi warna. Handsheet yang dihasilkan cenderung kekuningan. Nilai L*a*b menunjukkan perubahan bahwa warna semakin kuning dan kurang terang. Nilai L turun hingga 89,87 pada komposisi nanoselulosa 30%, dan nilai b yang naik hingga 6,37 pada komposisi nanoselulosa 30%. Whiteness juga mengalami penurunan hingga 45,67 pada komposisi nanoselulosa 30%, brightness juga turun hingga 69,05 pada komposisi nanoselulosa 30%. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya di bidang nanoselulosa agar ditemukan bahan baku baru selain dari tumbuhan yang dapat digunakan dalam pembuatan kertas
Alga : Potensinya pada Kosmetik dan Biomekanismenya Oktarina, Eva
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.623 KB)

Abstract

Alga menghasilkan komponen seperti polisakarida, lipid, protein, pigmen, dan fenol yang diketahui memiliki berbagai potensi dalam produk kosmetik. Alga berfungsi sebagai zat tambahan pada formulasi kosmetik seperti penstabil atau pengemulsi, serta dapat berfungsi sebagai zat aktif pada kosmetik. Zat aktif alga, berfungsi pada kulit sebagai penunda penuaan, pemutih, pelembab, fotoproteksi, dan antioksidan. Tulisan ini membahas potensi alga pada produk kosmetik beserta proses mekanismenya secara biokimia, sehingga diharapkan dapat memberikan nilai tambah alga sebagai bahan tambahan dan bahan aktif untuk produk kosmetik, serta diversifikasinya sebagai medicated cosmetic bedasarkan fungsi dan proses biomekanismenya.
KARAKTERISTIK SIFAT PASTA TAPIOKA DAN KOMPOSITNYA BERSAMA TEPUNG ONGGOK PADA KONDISI ALAMI DAN MODIFIKASI Husniati, Husniati
JURNAL TEKNOLOGI AGROINDUSTRI Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Pada penelitian ini telah dilakukan modifikasi pati dari kondisi alami tapioka melalui teknik ekstruksi dengan tujuan untuk mencapai kondisi gelatinisasi pati dalam waktu cepat. Penyiapan pragelatinisasi tapioka dan tepung onggok pada komposisi C1 dan C2 (C1=Tapioka:onggok= 95%:5% dan C2=90%:10%) diawali dengan granulasi dalam air sebanyak 27-30 % volume kemudian dilanjutkan homogenisasi dan ekstruksi pada suhu 100 0C. Hasil ekstruksi dihaluskan dan dikeringkan untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan beras merah artificial. Hasil penelitian karakterisasi sifat pasta mengunakan Brabender Amilografi menunjukkan bahwa modifikasi pati secara ekstruksi menaikkan suhu gelatinisasi, menurunkan viskositas puncaknya, menurunkan viskositas minimum, serta menurunkan viskositas breakdown dan setback dari keadaan alaminya.