cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Journal Pendidikan Bahasa Dan Seni FKIP UHO
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 19798296     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Humanika merupakan media elektronik jurnal ilmiah yang dibuat untuk memuat karya ilmiah mahasiwa dan dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.
Arjuna Subject : -
Articles 70 Documents
SIMBOL DALAM CERITA RAKYAT MUNA (KAJIAN SEMIOTIK) A1D112024, KASRIANI
JURNAL HUMANIKA JURNAL HUMANIKA NO. 16, VOL. 1, MARET 2016
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.073 KB)

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah makna simbol-simbol yang terdapat dalam Cerita Rakyat Muna? Adapun penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbol- simbol yang terdapat dalam cerita rakyat Muna. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat (a) Sebagai salah satu bahan informasi ilmiah tentang cerita rakyat Muna, (b) Sebagai salah satu bahan untuk memperkaya referensi dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan di bidang sastra daerah, (c) Sebagai salah satu bahan untuk memotivasi masyarakat untuk melestarikan sastra daerah. Jenis penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah jenis penelitian kepustakaan, dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah simbol-simbol yang terdapat dalam cerita rakyat Muna (1) cerita La Sirimbone, (2) cerita Bangun Hijau dan Bangun Merah, (3) cerita Lancudu Bale, (4) cerita Randasitagi dan Wairiwondu, dan (5) cerita Kera dan Kura-kura. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik baca-catat. Untuk menganalisis data dalam penelitian digunakan pendekatan semiotik. Hasil analisis data penelitian ini adalah a) Cerita rakyat Muna yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan semiotik mengandung beberapa simbol. Simbol-simbol dalam cerita rakyat Muna  tersebut adalah sebagai berikut: 1) ketupat sebagai simbol bekal hidup, 2) gunung dan lembah sebagai simbol masalah dan rintangan, 3) cincin dan kalung sebagai simbol kebulatan tekad, 4) keris sebagai simbol keberanian, kesaktian, dan kekuatan, 5) sungai sebagai simbol kebebasan, 6) ikan gabus sebagai simbol pemuda tampan, 7) kapak sebagai simbol penderitaan, 8) mahligai sebagai simbol kebahagiaan sejati, pohon sebagai simbol kemakmuran, 9) kali sebagai simbol kebebasan, 10)  ikan lancudu sebagai simbol rezeki, 11) pohon sebagai simbol kemakmuran, 12) angin kencang sebagai simbol peringatan, 12) tembakan meriam sebagai simbol penghormatan dan kemenangan, 13) ayam jantan sebagai simbol keutamaan, jagoan, 14) kokok ayam sebagai simbol pemberitahuan, 15) kera sebagai simbol ketamakan, kerakusan, 16) ranjau sebagai simbol jebakan, dan 17) gong sebagai simbol pemberitahuan. b) Simbol dalam cerita rakyat Muna dengan pendekatan semiotik seperti pada penelitian ini sangat relevan dan memeliki konstribusi yang penting dan berharga terhadap upaya pencapaian tujuan pembelajaran sastra (cerita rakyat) di sekolah khususnya di SMA kelas XII pada kompetensi dasar dengan materi pokok sebagai berikut pengenalan struktur isi teks cerita sejarah, pengenalan ciri bahasa teks cerita sejarah, pengenalan kaidah teks cerita sejarah, pemahaman isi teks sejarah, makna kata, istilah, ungkapan dalam teks cerita sejarah.
PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH DALAM NOVEL JANGAN BERCERAI BUNDA KARYA ASMA NADIA DENGAN PUTRI KECILKU DAN ASTROCYTOMA KARYA dr. ELIA BARASILA, M.A.R.S DAN dr. SANNY SANTANA, Sp.OG. A1D31221, MUHAMMAD SAENAL
JURNAL HUMANIKA JURNAL HUMANIKA NO. 16, VOL. 1, MARET 2016
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.246 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tokoh, karakter dan perbandingan karakter tokoh dalam novel Jangan Bercerai Bunda karya Asma Nadia dengan Putri Kecilku, dan Astrrocytoma karya Elia Barasila dan Sanny Santana. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah  untuk mendeskripsikan tokoh, karakter, dan perbandingan karakter tokoh dalam novel Jangan Bercerai Bunda karya Asma Nadia dengan Putri Kecilku dan Astrocytoma. Metode yang digunakan deskriftif kualitatif.adapun jenis penelitian kepustakaan (library pasearch). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah  menggunakan analisis baca-catat. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan intertekstual. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa novel Jangan Bercerai Bunda karya Asma Nadia dengan Putri Kecilku, dan Astrrocytoma karya Elia Barasila dan Sanny Santana dalam penggambaran karakter tokohnya banyak menggunakan teknik tidak langsung (dramatik) Dimana karakter tokoh yang dibandingkan adalah novel Jangan Bercerai Bunda ada sebelas tokoh dan novel Putri Kecilku dan Astrocytoma ada tiga karakter tokoh, yaitu (1) karakter tokoh Ibu dengan Sanny Santana yang penyabar, (2) karakter tokoh Cin dengan karakter tokoh sanny Santana yang penyabar, (3) karakter tokohAyuni dengan karakter tokoh Sanny Santana yang penyabar, (4) karakter tokoh Neng Sumi dengan karakter tokoh Sanny Santana yang penyabar, (5) karakter tokoh Istri dengan karakter tokoh Sanny Santana yang penyabar, (6) karakter tokoh Sarah dengan karakter tokoh Elia Barasila yang penyanyang, (7) karakter tokoh Vika dengan Sanny Santana yang pantang menyerah, (8) karakter tokoh Aisyah dengan Sanny Santana yang pantang menyerah, (9) karakter tokoh Shinta dengan karakter tokoh Sanny Santana yang pantang menyerah (10)  karakter tokoh Erin dengan karakter tokoh Hasna yang cantik,dan (11) karakter tokoh Rina dengan Elia barasila yang religius. Kata kunci : Perbandingan Karakter, tokoh
MAKNA UNGKAPAN DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT TODANGA KABUPATEN BUTON A1D112004, MUSRIANI
JURNAL HUMANIKA JURNAL HUMANIKA NO. 16, VOL. 1, MARET 2016
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.549 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul makna ungkapan dalam adat perkawinan masyarakat Todanga di Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton. Penelitian dilakukan atas dasar kenyataan bahwa adanya Makna Ungkapan Dalam Adat Perkawinan Masyarakat Todanga, namun para generasi muda kurang berminat untuk mengetahuinya lebih-lebih yang menguasai tradisi ini semakin berkurang karena faktor usia. Masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah Prosesi dan Makna Ungkapan Dalam Adat Perkawinan Masyarakat Todanga? Tujuan yang diharapkan yaitu untuk mendeskripsikan Proses dan menganalisis makna ungkapan dalam adat perkawinan masyarakat Todanga di Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah data lisan berupa tuturan-tuturan yang bersumber dari tokoh adat (informan). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penutur atau informan yang mengetahui proses dan makna ungkapan dalam adat perkawinan Todanga di kecamatan Kapontori. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah (wawancara, rekam, dan teknik simak catat). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiotik dan pendekatan sosiologi sastra. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa makna ungkapan dalam adat perkawinan masyarakat todanga terdapat pada tahap binte-binte, kalosa, metandua saha, mefosampu’a. dan ungkapan yang terdapat dalam adat perkawinan masyarakat Todanga memiliki makna yaitu makna menghargai, pemberitahuan, pertanyaan, persiapan, dan permintaan.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NYANYIAN RAKYAT KAU-KAUDARA PADA MASYARAKAT MUNA PBSI, NASIR
JURNAL HUMANIKA JURNAL HUMANIKA NO. 16, VOL. 1, MARET 2016
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.729 KB)

Abstract

Nyanyian rakyat kau-kaudara pada masyarakat Muna di Kabupaten Muna kini mulai jarang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Muna yang masih menghidupkan sastra lisan ini sudah jarang ditemukan khususnya untuk kalangan remaja. Nyanyian ini diujung bayang-bayang kepunahan, jika sastra lisan tersebut terlambat dilestarikan  maka dikhawatirkan satu per satu akan menghilang. Nyanyian ini dimasa lampau hampir dapat disuarakan oleh seluruh masyarakat, diwariskan secara turun temurun secara lisan saat berada di kebun dalam keadaan lelah seusai bekerja dengan tujuan menghibur diri, serta saat di rumah ketika hendak menidurkan anak. Nyanyian rakyat kau-kaudara sarat dengan nilai-nilai sebagai pandangan hidup tertuang dalam setiap liriknya. Tokoh masyarakat yang masih dapat membawakan nyanyian rakyat kau-kaudara kini sudah semakin terbatas. Upaya pelestarian dalam bentuk dokumentasi tertulis perlu dilakukan untuk mempertahankan nilai-nilai dan eksistensinya dimasa depan. Masalah dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan apa sajakah yang terkandung dalam nyanyian rakyat kau-kaudara pada masyarakat Muna di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara? Dengan tujuan yang ingin dicapai untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam nyanyian rakyat kau-kaudara pada masyarakat Muna di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam nyanyian rakyat tersebut dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan tergolong jenis penelitian lapangan. Data dalam penelitian ini bahasa lisan nyanyian kau-kaudara yang dilantunkan oleh pewaris yang masih mengetahui secara mendalam nyanyian rakyat kau-kaudara bersumber dari informan di lapangan sebanyak 5 orang dikategorikansebagai pewaris kolektif nyanyian  rakyatkau-kaudara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik rekaman, pencatatan, dan wawancara. Instrumen penelitian ini adalah handphone, buku catatan dan peneliti sebagai instrumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode deskriptif analitik dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis data untuk menguraikan serta memberikan pemahaman dan penjelasan yang berhubungan erat dengan nilai-nilai pendidikan dalam nyanyian rakyat kau-kaudara pada masyarakat Muna. Kata kunci : nilai pendidikan dalam nyanyian rakyat masyarakat Muna
PREPOSISI BAHASA KEPULAUAN TUKANG BESI DIALEK KALEDUPA A1D112010, RAFIATI
JURNAL HUMANIKA JURNAL HUMANIKA NO. 16, VOL. 1, MARET 2016
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.592 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh suatu kenyataan bahwa preposisi dalam pengembagannya sangat penting khususnya bahasa kaledupa. Masalah pokok penelitian ini adalah bagaimana bentuk, makna dan fungsi pada setiap jenis preposisi dalam bahasa kaledupa? Penelitin ini bertujuan mendeskripsikan bentuk, makna dan fungsi pada setiap jenis preposisi bahasa kaledupa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural dan pendekatan semantik. Data utama dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari tuturan-tuturan lisan yang bersumber dari penutur asli bahasa kaledupa. Pengumpulan data digunakan dengan menggunakan metode instropeksi dengan teknik rekam dan catat. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode kajian menurun (top down). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa preposisi dalam bahasa kaledupa memiliki bentuk tunggal dann bentuk gabungan. Bentuk tunggal yaitu :Dhi, Ako,Kua,Mina, Kene, Kaliu, afana, appa, Parahuu, Pototonga’a. Dan bentuk gabungan yaitu :Dhi fafo, Kua  foru, Dhi sisi, Dhi safengka, Dhi medani, Dhi laro, Dhi pototonga’a,  Dhi aro, Dhi tonga, Dhi mburi. Sesuai dengan fungsinya dalam kalimat, preposisi bahasa kaledupa dapat menandai berbagai makna yaitu : arah atau sesuatu yang dituju, tempat berada, waktu terjadinya sesuatu kejadian, kemiripan, kesertaan, perbandingan, asal, peruntukkan. Kata Kunci : Kata, Preposisi, Bahasa Kepulauan Tukang Besi dialek Kaledupa
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA SATU BABAK SISWA KELAS VIII MTs.SWASTA LABIBIA A1D312016, SATRIANINGSI
JURNAL HUMANIKA JURNAL HUMANIKA NO. 16, VOL. 1, MARET 2016
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.029 KB)

Abstract

Permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar menulis kreatif naskah drama satu babak siswa kelas VIII MTs.Swasta Labibia? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis kreatif naskah drama satu babak siswa kelas VIII MTs. Swasta Labibia pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini yaitu faktor guru dan siswa. Jenis data dala penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Dari hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan kemampuan menulis kreatif naskah drama satu babak siswa kelas VIII MTs.Swasta Labibia. Hal ini dapat dilihat dari tercapainya indikator keberhasilan baikdari segi proses maupun hasil dala penelitian ini. Rata-rata hasil observasi aktivitas guru pada siklus I sebesar 55,83% dan pada siklus II meningkatkan pada siklus II menjadi 85,83%. Dari segi hasil ketuntasan klaksikal pada siklus I sebesar 65.51% dan pada siklus II presentase ketuntasan klaksikal sebesar 86,20%.
KEKERABATAN BAHASA BUGIS DAN BAHASA MUNA A1D112062, SITTI ALIJAH
JURNAL HUMANIKA JURNAL HUMANIKA NO. 16, VOL. 1, MARET 2016
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.053 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara Bahasa Bugis Dialek Palakka (BBDP) dan Bahasa Muna Dialek Tongkuno (BMDT) serta berapa lama kedua bahasa tersebut berpisah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif dengan menerapkan teknik penelitian lapangan. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah daftar 200 kosakata dasar Morris Swadesh. Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan bahwa tingkat kekerabatan antara kedua bahasa ini adalah sebesar 27% dengan kriteria kosakata; 4 pasangan identik, 27 pasangan berkorespondensi, 13 mirip secara fonetis, dan 10 pasangan satu fonem berbeda. Dengan kata lain, jumlah kata yang berkerabat antara BBDP dan BMDT adalah 54 kosakata. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa BBDP dan BMDT mulai berpisah antara 3.026 - 2.771 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1010 - 755 SM dihitung dari waktu sekarang (2016). Selain itu, kedua bahasa ini mulai berpisah dari bahasa protonya sekitar 3.281 tahun yang lalu. Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Bahasa Bugis dialek Palakka dan Bahasa Muna dialek Tongkuno termasuk dalam klasifikasi rumpun bahasa (stock).
METAFORA DALAM KABHANTI PADA MASYARAKAT MUNA DI KABUPATEN MUNA A1D112028, WA ODE APRIATIN
JURNAL HUMANIKA JURNAL HUMANIKA NO. 16, VOL. 1, MARET 2016
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.47 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menemukan komponen metafora yang terdapat pada kabhanti dan mendeskripsikan makna metafora yang terkandung dalam kabhanti pada masyarakat Muna di Kabupaten Muna. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif dengan menerapkan tehnik penelitian lapangan. Adapun instrument penelitian yang digunakan yaitu panduan wawancara berupa pertanyaan di samping peneliti bertindak sebagai instrument kunci. Data dalam penelitian ini berupa data dekriptif yang berupa kabhanti dalam masyarakat Muna yang berbentuk data lisan. Sumber data diperoleh dari pewaris kabhanti yang mendiami Kecamatan Watopute, Kelurahan Watopute. Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan bahwa komponen-komponen metafora dalam kabhanti Muna terdiri atas vehicle, tenor dan ground. Pada kabhanti kantola  vehicle ditampilkan secara langsung tanpa ikut menampilkan tenornya dan metaforanya bersifat implisit. Pada kabhanti modero dan kabhanti gambusu komponen vehicle dan tenor ada yang ditampilkan secara langsung dan ada pula hanya vehicle yang ditampilkan. Metaforanya bersifat eksplisit dan implisit. Ground yang terdapat dalam kabhanti didasarkan pada kondisi masyarakat dan keadaan alam sekitar. Makna yang terkandung dalam metafora pada kabhanti masyarakat Muna di Kabupaten Muna yaitu peran keluarga dalam membentuk sikap dan perilaku anak, peran masyarakat terhadap kelangsungan hidup generasi muda, hubungan jalinan kasih antara seorang pria dan wanita, serta hubungan dunia dan akhirat.
STRUKTUR KALIMAT AKTIF DAN PASIF BAHASA MUNA (SATU KAJIAN TRANSFORMASI GENERATIF) A1D312011, WAODE SYARIATTY TUKO SYAH
JURNAL HUMANIKA JURNAL HUMANIKA NO. 16, VOL. 1, MARET 2016
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.69 KB)

Abstract

Masalah pokok penelitian ini adalah bagaimana struktur kalimat aktif dan pasif bahasa Muna. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan struktur kalimat aktif dan pasif bahasa Muna dalam kajian transformasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi penelitian ini tergolong penelitian lapangan karena data yang diperoleh dilapangan sesuai masalah penelitian yaitu struktur kalimat aktif dan pasif bahasa Muna.Data dalam penelitian ini adalah bahasa lisan yaitu berupa tuturan masyarakat sebagai informan yang mengadung struktur kalimat aktif dan pasif terdiri dari penuntut asli bahasa Muna di Desa marobo, Kecamatan Marobo, Kabupaten Muna. Sumber data penelitian ini adalah sumber data bahasa lisan yang diperoleh melalui penuntut bahasa Muna. Dalam penelitian mengunakan delapan orang informan yang memenuhi kriteria sebagai berikut : berusia sekitar 30 sampai dengan 59 tahun, penutut asli bahasa Muna, komonikasi sehingga mudah memahami apa yang diajukan peneliti. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah simak dan rekam. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik. Dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan pendekatan struktural digunakan sejalan dengan padangan....yang menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem yang unsur-unsurnya saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan yang utuh. Berdasarkan hasil penelitian simpulan bentuk berupa struktur kalimat aktif dan pasif Bahasa Muna. Verba kalimat aktif ditandai secara morfologis dengan prefiks de, ae, ne, gho, tae, do, ta, po sedangkan Verbal kalimat pasif ditandai secara morfologis dengan prefiks e, do, a, ta, no. Kata kunci: Kalimat Aktif Bahasa Muna, Kalimat Aktif Transitif, Kalimat Ekatransit, Kalimat Dwitransitif, Kalimat Semitransitif, Kalimat Intransitif.
MAKNA PREFIKS BAHASA BUGIS KELURAHAN PUULEMO KECAMATAN POLEANG TIMUR KABUPATEN BOMBANA A1D112060, WINDA JUMIATI
JURNAL HUMANIKA JURNAL HUMANIKA NO. 16, VOL. 1, MARET 2016
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.255 KB)

Abstract

Latar belakang penelitian ini yaitu pertama, karena bahasa Bugis merupakan bahasa penghubung dan salah satu pendukung kebudayaan daerah yang memiliki sejarah dan tradisi yang cukup tua. Kedua, karena bahasa Bugis bahasa yang cukup kaya akan afiksasi sesuai dengan tipenya yang bersifat aglunatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna prefiks bahasa Bugis Kelurahan Puulemo Kecamatan Poleang Timur Kabupaten Bombana. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan data lisan dari informan. Data penelitian ini dikumpulkan melalui teknik rekam dan catat. Data yang telah dikumpulkan dianalisis melalui metode kajian struktural dengan teknik top down. Pertama, prefiks ma- yang dibentuk dari bentuk kata dasar berupa verba dapat berubah makna tetapi tetap menjadi verba yang mengacu pada tindakan. Kedua, prefiks pa- yang dibentuk dari bentuk kata dasar verba dapat berubah makna ketika ditambahkan prefiks pa- menjadi nomina sehingga mengacu pada alat dan profesi. Ketiga, prefiks si- yang dibentuk dari bentuk kata dasar verba dapat berubah makna ketika ditambahkan prefiks si- menjadi 3 bagian yaitu verba, nomina, dan numeralia sehingga mengacu pada tindakan, jumlah, dan ukuran. Keempat, prefiks ta- yang dibentuk dari  bentuk kata dasar verba akan berubah makna ketika ditambahkan prefiks ta- menjadi adjektiva dan adapula yang tetap menjadi verba sehingga mengacu pada tindakan dan sifat. Kelima, prefiks na- yang dibentuk dari bentuk kata dasar verba dan adjektiva akan berubah makna ketika ditambahkan prefiks na- tetapi kelas katanya tetap adjektiva tetap adjektiva dan verba tetap menjadi verba sehingga mengacu pada  suatu tindakan dan sifat. Kata kunci: makna prefix, Bahasa Bugis