cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Journal Pendidikan Bahasa Dan Seni FKIP UHO
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 19798296     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Humanika merupakan media elektronik jurnal ilmiah yang dibuat untuk memuat karya ilmiah mahasiwa dan dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.
Arjuna Subject : -
Articles 70 Documents
POLISEMI DALAM BAHASA MUNA PBSI, SARNIA
JURNAL HUMANIKA Vol 3, No 15 (2015): JURNAL HUMANIKA DESEMBER 2015
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.919 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “Polisemi dalam Bahasa Muna”. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah bentuk polisemi dalam bahasa Muna? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui polisemi dalam bahasa Muna, yang difokuskan pada kelas kata nomina, verba, dan adjektiva. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan, karena melibatkan masyarakat bahasa sebagai informan atau sumber data dalam penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data lisan. Data lisan yang dimaksud adalah data yang berasal dari tuturan lisan bahasa daerah Muna yang dipakai dan diungkapkan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat penuturnya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam dan teknik catat. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dideskripsikan secara struktural berdasarkan teknik delisi atau pelepasan, teknik substitusi atau penggantian, dan teknik ekspansi atau perluasan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam bahasa Muna khususnya pada kelas kata Nomina, Verba, dan Adjektiva terdapat beberapa kata yang merupakan polisemi. Kepolisemian itu dibuktikan dengan adanya hubungan yang terlihat di antara makna yang satu dengan makna lainya dalam konteks kalimat yang dibentuk oleh masing-masing kata tersebut. Hubungan tersebut dapat digunakan untuk merunut pertalian makna sekunder dengan makna primer pada kalimat-kalimat tersebut.
NILAI-NILAI SOSIAL YANG TERKANDUNG DALAM CERITA RAKYAT “ENCE SULAIMAN” PADA MASYARAKAT TOMIA AISAH, SUSANTI
JURNAL HUMANIKA Vol 3, No 15 (2015): JURNAL HUMANIKA DESEMBER 2015
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.062 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul Nilai-nilai Sosial yang terkandung dalam cerita rakyat Ence Sulaiman pada masyarakat Tomia. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam cerita rakyat Ence Sulaiman pada masyarakat Tomia. Pengajuan penelitian ini dilakukan dengan dasar bahwa cerita rakyat Ence Sulaiman merupakan salah satu bentuk kesusatraan lama yang mempunyai tatanan nilai dan isi yang bermutu. Dengan mendeskripsikan nilai sosial yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut, maka secara langsung karya sastra daerah yang berasal dari Tomia ini bisa dibudidayakan dan dilestarikan seiring perkembangan zaman yang semakin modern. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan karena peneliti secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif, karena tujuan penelitian untuk mendeskripsikan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam cerita rakyat Ence Sulaiman pada masyarakat Tomia. Hasil dalam penelitian ini diperoleh informasi nilai-nilai sosial cerita rakyat Ence Sulaiman pada masyarakat Tomia yakni, 1. Bekerjasama, 2. Tolong menolong. Dalam kehidupan sosial masyarakat Tomia, terdapat motto kerjasama dan tolong menolong dalam kerja bakti, misalnya “Poasa-asa Pohamba-hamba” (Bersama-sama Bantu-membantu) atau “Ara Noassa na Haƌa Mou te Kabumbu no Dete” (Kalau Satu Tujuan Biar Bukit menjadi Rata). Motto ini secara langsung membuktikan bahwa kehidupan sosial masyarakat dalam bekerjasama dan tolong menolong sangat diutamakan. 3. Kasih sayang, 4. Kerukunan. Kasih sayang yang menciptakan kerukunan dalam masyarakat Tomia diekspresikan dalam berbagai hal. 5. Suka memberi nasihat. Terdapat kebiasaan dalam masyarakat Tomia, memberi nasehat dari orang tua kepada anaknya berupa pepatah atau sindiran.6. Peduli nasib orang lain, 7. Suka mendoakan orang.
KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA DALAM LINGKUNGAN KELUARGA (KAJIAN SOSIOPRAGMATIK) NURJAMILY, WA ODE
JURNAL HUMANIKA Vol 3, No 15 (2015): JURNAL HUMANIKA DESEMBER 2015
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.94 KB)

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prinsip kesantunan berbahasa Indonesia yang ada di dalam lingkungan keluarga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang menguraikan dan menyajikan data-data yang diperoleh secara faktual dan akurat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa kesantunan berbahasa Indonesia di lingkungan keluarga terdapat beberapa strategi kesantunan negatif yang dikembangkan oleh Brown dan Levinson dengan menggunakan ukuran solidaritas kesantunan berbahasa, dan prinsip kesantunan yang dikembangkan oleh Leech yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kesederhanaan, maksim kesetujuan, maksim kesimpatian, dan maksim pertimbangan, serta dilengkapi dengan prinsip kerja sama yang dikembangkan oleh Grice yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara/pelaksanaan. Prinsip-prinsip tersebut tidak selalu diterapkan dalam percakapan. Karena dalam satu keluarga yang dijadikan penelitian tidak memperhatikan prinsip-prinsip kesantunan pada saat bercerita antara penutur dan mitra tutur dengan konteks dan situasinya.
KEMAMPUAN MENULIS PUISI BARU SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KABAWO UTARI, WA ODE
JURNAL HUMANIKA Vol 3, No 15 (2015): JURNAL HUMANIKA DESEMBER 2015
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.633 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul kemampuan menulis puisi baru siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo. Kemampuan menulis puisi baru merupakan salah satu bagian dari bahan pembelajaran sastra di SMA. Menulis puisi disamping dapat merangsang keterampilan siswa dalam menuangkan ide secara tertulis, juga dapat merangsang jiwa dan perasaannya sehingga lebih halus dan berestetika. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini yakni “Bagaimanakah kemampuan menulis puisi baru siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo”?. Tujuan yang ingindicapai dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan kemampuanmenulis puisi baru siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo. Manfaat dari penelitian ini yakni diharapkan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi baru siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo. Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan. Metode yang digunakan yakni metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yakni siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 240 siswa dengan total sampel penelitian 150 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yakni berupa tes kemampuan menulis puisi yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tes tertullis.Berdasarkan hasil penelitian dengan mengacu pada 3 aspek keterampilan, siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo mampu secara klasikal dalam menulis puisi baru dengan persentase ketuntasan 86%. Bila dilihat pada setiap aspek, maka pada aspek bait siswa berkategori mampu dengan persentase ketuntasan 96,66%. Pada aspek irama, siswa berkategori mampu dengan persentase ketuntasan 95,34%. Pada aspek rima, siswa berkategori mampu dengan persentase ketuntasan 94,66%. Dari ketiga aspek puisi yangditeliti, aspek bait merupakan aspek yang paling banyak dikuasai oleh siswa dibanding aspek-aspeklainnya seperti irama dan rima.
PROSES PEMBENTUKAN NOMINA BAHASA MUNA DIALEK GU-MAWASANGKA PBSI, WIDYASTUTI
JURNAL HUMANIKA Vol 3, No 15 (2015): JURNAL HUMANIKA DESEMBER 2015
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.115 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembentukan nomina berdasarkan bentuk morfologis, perangai sintaksis dan perangai semantik. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan data lisan dari informan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui, teknik sadap, teknik simak libat cakap, teknik rekam serta teknik instrospeksi. Data yang telah dikumpulkan dianalisis melalui metode kajian distribusional dengan teknik top down. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam bahasa Muna Dialek Gu-Mawasangka terjadi proses pembentukan nomina melalui prefiks, sufiks dan konfiks diturunkan melalui kelas kata adjektiva, verba atau nomia itu sendiri dengan mengamati tiga hal yakni bentuk morfologis, perangai sintaksis dan perangai semantik. Afiks-afiks BMDM yang berpotensi membentuk nomina adalah prefiks ko-, ka-, ni-, se, po- noko-, manso-, kafo-, nefo-, dan nefeka-. disamping itu afiks pembentuk nomina yang berupa konfiks, seperti ne-i, po-no, me-no, ko-no, um-no, ka-a. Ada juga afiks pembentuk nomina dengan sufiks, tetapi jumlahnya terbatas, seperti sufiks –i dengan memiliki makna yang beragam.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA RAKYAT SULAWESI TENGGARA KARYA LA ODE SIDU GUSAL, LA ODE
JURNAL HUMANIKA Vol 3, No 15 (2015): JURNAL HUMANIKA DESEMBER 2015
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.029 KB)

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Nilai-nilai pendidikan apa sajakah yang terkandung dalam cerita rakyat dari Sulawesi Tenggara (Kaluku Gadi dan Asal Mula Burung Ntaapo-apo) karya La Ode Sidu. Adapun tujuan penelitianan ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam cerita rakyat dari Sulawesi Tenggara (Kaluku Gadi dan Asal mula Burung Ntaap-apo) karya La Ode Sidu.Metode penelian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa teks cerita rakyat yang mengandung nilai-nilai pendidikan dalam cerita rakyat “Kaluku Gadi dan Asal Mula Burung Ntaapo-apo” yang terdapat pada buku cerita rakyat dari Sulawesi Tenggra karya La Ode Sidu. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik baca dan teknik catat dengan teknik analisis data dengan menggunakan pendekatan objektif. Pendekatan objektif yaitu membatasi diri pada pembaca karya sastra (cerita rakyat) itu sendiri, terlepas dari soal pembaca dan pengaran.Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai-nilai pendidikan dalam cerita rakyat (dongeng) Kaluku Gadi dan Asal Mula Burung Ntaapo-apo yang terdapat pada buku “Cerita Rakyat Dari Sulawesi Tenggara” jilid dua karya La Ode Sidu, antara lain: (1) Nilai pendidikan kasih 1aying; (2) Nilai pendidikan kerja sama atau tolong menolong; (3) Nilai pendidikan kebebasan, dan nilai pendidikan rasa ingin tahu.
KALIMAT ILOKUSI DALAM NOVEL KEMAMANG KARYA KOEN SETYAWAN SAIT, LA ODE IRMAN
JURNAL HUMANIKA Vol 3, No 15 (2015): JURNAL HUMANIKA DESEMBER 2015
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.127 KB)

Abstract

Penelitian ini berusaha menemukan jawaban terhadap masalah tentang bagaimanakah kalimat ilokusi yang terdapat dalam novel Kemamang karya Koen Setyawan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Karena penelitian ini mendeskripsikan data berupa kata-kata. Pengumpulan data pada penelitian ini dengan teknik baca dan teknik catat. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah: (1) mengidentifikasi maksud tindak ilokusi novel dengan membaca tuturan yang terdapat dalam novel Kemamang karya Koen Setyawan, (2) mengelompokkan data ke dalam wujud dan maksud kalimat ilokusi, dan (3) menguraikan data dengan cara menarasikannya.Hasil analisis data menunjukkan lima wujud ilokusi dan maksud kalimat ilokusi, wujud kalimat ilokusi, yakni; (1) asertif yang berupa menyatakan, menyarankan, membual, mengeluh, dan mengklaim, (2), direktif yang berupa perintah, dan nasehat, (3) ekspresif yang berupa meminta maaf, menyalahkan, memuji, dan berbelasungkawa, (4) komisif yang berupa berjanji, bersumpah, dan menawarkan sesuatu, dan (5) deklarasi yang berupa berpasrah. Maksud kalimat ilokusi meliputi, maksud ilokusi asertif antara lain; (1) mengabaikan, (2) mengajak, (3) memberikan, (4) memberitahu, (5) menakut- nakuti, dan (6) menyuruh. Maksud ilokusi direktif, antara lain; (1) mengajak, (2) menolong, dan (3) menyuruh. Maksud ilokusi ekspresif, antara lain; (1) menyetujui, (2) menyuruh, (3) mengingatkan, (4) mengabaikan, (5) memperhatikan, (6) tidak bisa melakukan, (7) merasa heran, dan (8) menyadari. Maksud ilokusi komisif, antara lain; (1) tergesa-gesa, (2) mengabaikan, (3) mengerjakan, (4) menakut-nakuti, (5) mengajak, (6) mempengaruhi, (7) merasa takut, (8) meyakinkan, (9) menghargai dan (10) berharap. Maksud ilokusi deklarasi, antara lain; (1) meminta pertolongan, (2) memberi nasehat, (3) memberitahu,(4) tidak percaya, dan (5) mengajak.
KETIDAKADILAN GENDER DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY PBSI, NURNA
JURNAL HUMANIKA Vol 3, No 15 (2015): JURNAL HUMANIKA DESEMBER 2015
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.032 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul Ketidakadilan Gender Dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy. Gender merupakan konsep kultural yang dibangun oleh masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan adanya kesulitan pergerakan bagi perempuan untuk menembus perubahan pandangan terhadap gender karena hal ini dibangun oleh sekelompok masyarakat. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah ketidakadilan gender pada perempuan dalam novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketidakadilan gender pada perempuan dalam novel Geni Jora. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan feminisme. Subjek penelitian ini adalah ketidakadilan terhadap perempuan dalam novel Geni Jora, dan sebagai objek penelitian adalah novel Geni Jora. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tampak ketidakadilan gender yang terjadi pada perempuan dalam novel Geni Jora meliputi empat aspek, yaitu, 1) Marginalisasi terhadap perempuan. 2) Subordinasi terhadap perempuan. 3) Stereotip terhadap perempuan. 4) Violence (kekerasan) yang terjadi pada perempuan. Sikap-sikap yang ditunjukan oleh tokoh utama dan nilai-nilai yang terkandung dalam kedua novel tersebut dapat dijadikan pembelajaran sastra.
Ketransitifan Verba dalam Bahasa Muna PBSI, RULIATI
JURNAL HUMANIKA Vol 3, No 15 (2015): JURNAL HUMANIKA DESEMBER 2015
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.83 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) klasifikasi verba sesuai dengan kriteria ketransitifan verba dalam bahasa Muna, (2) prosese pentransitifan dan pentaktransitifan verba dalam bahasa Muna. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan data lisan yang bersumber dari informan yang berdomisili di desa Waulai Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode cakap, metode simak, dan metode triagulasi dengan teknik catat dan teknik elistasi. Data yang telah dikumpulkan dianalisis melalui metode kajian distribusional dengan teknik identifikasi, klasifikasi, dan mengidentifikasi hasil klasifikasi.Berdasarkan data yang ditemukan yang disertai dengan analisis ditemukan bahwa bentuk verba dalam bahasa Muna sangat beragam sehubungan relasi ketransitifan verba dengan fungsi-fungsi sintaksis. Oleh karena itu, dua faktor yang menentukan ketransitifan verba, yaitu (1) adanya nomina yang berdiri di belakang verba yang berfungsi sebagai objek dalam kalimat aktif dan (2) kemungkinan objek itu berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Ketransitifan atau transitifitas verba berkaitan pula dengan klasifikasi verba yang memerlukan nomina. sehubugan dengan hal itu, ketransitifan verba dalam bahasa Muna diklasifikasikan atas: (1) veerba transitif yang terbagi atas verba ekatransitif dan verba dwitransitif, (2) verba taktransitif, dan (3) verba semitransitif. Dalam proses pentransitifan verba taktransitif menjadi verba transitif dapat dilakukan dengan cara menambahkan sufiks –ghoo, -ane, -(K) i pada verba taktransitif tersebut. Uniknya, jika verba transitif + sufiks –ghoo, -ane, -(K) i didahului prefiks po- maka verba tersebut menjadi verba taktransitif kembali.
ANALISIS NILAI SPIRITUAL DALAM NOVEL HAJI BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAN MN MACHMUD, SURACHMIN
JURNAL HUMANIKA Vol 3, No 15 (2015): JURNAL HUMANIKA DESEMBER 2015
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.456 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research). Sumber data penelitian ini adalah teks novel Haji Backpacker karya Aguk Irawan Mn yang diterbitkan di Jakarta oleh Mbooks [Maleo Creative], cetakan pertama tahun 2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah teknik dokumentasi, baca dan catat. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analisys). Dalam hal ini peneliti akan mengungkapkan tentang isi atau nilai-nilai spiritual yang ada dalam novel Haji Backpacker, kemudian menafsirkan relevansinya dengan pembelajaran sastra. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam novel Haji Backpacker, yaitu : (1) dimensi transenden, yaitu kepercayaan akan keberadaan sang pencipta harus didasari dengan keyakinan, (2) misi hidup, yaitu perencanaan perlu direalisasikan sebagai proses memperoleh tujuan hidup, (3) makna dan tujuan hidup, yaitu beribadah kepada Allah merupakan tujuan hidup dan salah satu bentuk ibadah kepada Allah adalah menunaikan haji, (4) altruisme, yaitu menolong seseorang harus dilakukan dengan ikhlas tanpa mengharapkan sesuatu dari kebaikan tersebut, (5) idealisme, yaitu melakukan tindakan dan perbuatan harus didasari dengan dasar pemikiran atau prinsip hidup, (6) nilai material, yaitu untuk memperoleh sesuatu harus diraih dengan usaha dan kerja keras, (7) kesakralan hidup, yaitu melakukan pernikahan harus didasari perjanjian kepada Allah, (8) kesadaran akan peristiwa tragis, yaitu meyakini bahwa segala sesuatu peristiwa yang terjadi di hidup dan kehidupan, baik atau buruk merupakan ketentuan yang sudah digariskan dan ditetapkan oleh Allah, (9) hasil dari spiritualitas, yaitu segala bentuk tindakan dan perilaku yang terangkum dalam perjalanan spiritual manusia, maka akan memperoleh hasil sesuai dengan usahanya dalam menemukan jati diri yang telah hilang, (10) estetika, yaitu respon atau ekspresi manusia terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan sisi keindahan tertentu, (11) etika, yaitu segala perilaku manusia harus sesuai dengan etika bersikap atau bertindak yang baik dan benar, dan (12) keilmuan, yaitu untuk mengetahui sesuatu, maka manusia dituntut untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang berilmu dan memiliki pengetahuan yang luas.