cover
Contact Name
Ichsan Rizany
Contact Email
ichsan.r.psik@ulm.ac.id
Phone
+62511-4772745
Journal Mail Official
jdk.keperawatan@ulm.ac.id
Editorial Address
Jalan A.Yani Km.36 Fakultas Kedokteran, PSIK-Gedung III, Banjarbaru 70714, Indonesia. Tel. (0511) 4772745; e-mail: jdk.keperawatan@ulm.ac.id
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Dunia Keperawatan : Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
ISSN : 23378212     EISSN : 25415980     DOI : http://dx.doi.org/10.20527
Core Subject : Health,
Dunia Keperawatan is a nursing and health journal published by the Nursing Science Study Program, Faculty of Medicine, University of Lambung Mangkurat three time a year in March, july, and November. The journal receives manuscripts from research and literature studies in the fields of nursing and health including child nursing, maternity nursing, medical surgical nursing, emergency nursing, critical nursing, mental nursing, nursing management, community nursing, gerontik and family, and health research.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016" : 11 Documents clear
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD HAJI BOEJASIN PELAIHARI Elfrida Sirait; Endang Pertiwiwati; Herawati Herawati
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.569 KB) | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2536

Abstract

ABSTRAKKepuasan kerja adalah sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, sedangkan seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor (pembayaran, pekerjaan, kesempatan promosi, supervisi, rekan kerja, kepemimpinan, dan komunikasi) yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat. Desain penelitian adalah deskriptif cross sectional. Instrumen penelitian berupa kuesioner.  Penelitian dilakukan dari Agustus 2015 sampai November 2015 pada 83 responden perawat di RSUD Haji Boejasin Pelaihari. Analisis data menggunakan Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan hanya faktor pekerjaan yang tidak berhubungan dengan kepuasan kerja (p value 0,302), sedangkan faktor lainnya berhubungan. Disarankan untuk melakukan peningkatan terhadap faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja untuk memaksimalkan kerja perawat.Kata-kata kunci : kepuasan kerja, faktor yang mempengaruhi, perawat, rawat inap.ABSTRACTJob satisfaction is an individual person's general attitude towards the work he does. A person with a high level of job satisfaction showed a positive attitude towards work, while someone who is not satisfied with his work showed a negative attitude towards his job. This study was aimed to examine the factors (payment, employment, promotion, supervision, colleagues, leadership, and communication) that affect job satisfaction of nurses. The study design was cross-sectional descriptive. The research instrument in the form of a questionnaire. The study was conductedfrom August 2015 to November 2015 at 83 nurses respondent in Haji Boejasin Pelaihari hospitals. Data analysis used the Fisher Exact. The results showed that only occupational factors was not associated with job satisfaction (p value 0.302), while other factors related. Advised tomake improvements to the factors that affect job satisfaction of nurses to maximize employment.Keywords : job satisfaction, affecting factor, nurse, inpatient room.
DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI PSTW BUDI SEJAHTERA BANJARBARU Siti Wafroh; Herawati Herawati; Dhian Ririn Lestari
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.878 KB) | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2553

Abstract

ABSTRAKDukungan keluarga adalah bantuan yang diberikan oleh anggota keluarga yang lain sehingga akan memberikan kenyamanan. Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh lansia dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di PSTW Budi Sejahtera Banjarbaru. Penelitian observasional dengan menggunakan desain pendekatan cross sectional. Responden berjumlah 50 orang dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner kualitas hidup WHOQOL-OLD. Penelitian menunjukan bahwa lansia yang memiliki tingkat dukungan keluarga kurang berjumlah 23 orang (46%), dukungan keluarga cukup berjumlah 12 orang (24%), dukungan keluarga baik berjumlah 12 orang (24%), dan dukungan keluarga sangat baik berjumlah 3 orang (6%). Lansia yang memiliki tingkat kualitas hidup rendah berjumlah 3 orang (6%), kualitas hidup sedang 36 orang (72%), dan kualitas hidup tinggi berjumlah 11 orang (22%). Analisis data hasil penelitian ini menggunakan uji Spearmen Rank didapatkan nilai p value 0,001(p ˂ 0,05) yang berarti terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di PSTW Budi Sejahtera Banjarbaru dengan nilai r=0,884 yang berarti kekuatan hubungan kuat dan mempunyai arah positif. Dukungan yang diberikan keluarga yang baik kepada lansia akan meningkatkan kualitas hidup lansia.Kata-kata kunci: dukungan keluarga, kualitas hidup, lansia, PSTW.ABSTRACTFamily support is the assistance given by other family members that will provide comfort. Family support is needed by the elderly to improve their quality of life. To determine the relationship of family support with the quality of life of the elderly in PSTW Budi Sejahtera Banjarbaru. Observational study using cross sectional design. Respondents totaled 50 elderly with research instruments such as questionnaires family support and quality of life questionnaire WHOQOLOLD. Research showed that elderly people who had high levels of support for poor families totaling 23 people (46%), family support sufficient amounts to 12 people (24%), family support both numbering 12 people (24%) and family support is very good amount to 3 people (6% ). Elderly people who had a low level of quality of life totaled 3 (6%), quality of life was 36 (72%) and a high quality of life for a total of 11 people (22%). Analysis of data from this study used Spearman Rank test obtained p value of 0.001 (p ˂ 0.05) which shall mean there was a significant relationship between family support with the quality of life of the elderly in PSTW Budi Sejahtera Banjarbaru with r = 0.884, which means the power of strong relationships and has a positive direction. The support given to the elderly a good family will improved the quality of life of the elderly.Keywords: family support, quality of life, elderly, PSTW.
ONSET NYERI ACS STEMI TERHADAP UKURAN ELEVASI SEGMEN ST DAN KOMPLIKASI PADA FASE PERAWATAN KRITIS Endang Santi Safitry; Abdurahman Wahid; Noor Diani
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2537

Abstract

ABSTRAKKejadian ACS STEMI adalah kegawat daruratan kardiovaskuler, yang penanganannya ditargetkan menyelamatkan fungsi jantung. Onset nyeri, elevasi segmen ST EKG merupakan komponen penting menentukan keputusan penanganan yang tepat pada ACS STEMI dalam fasekritisnya sehingga menurunkan kejadian komplikasi. Kejadian ACS STEMI pada RS di kota Martapura dalam 2 tahun terakhir mengalami meningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara onset nyeri, ukuran elevasi segmen ST EKG dan komplikasi dalammasa kritis ACS STEMI. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan retrospectif dengan subjek penelitian adalah klien ACS STEMI yang dirawat di ICU/ICCU RS Pelita Insani, RS Ratu Zalecha dan RS Avicena. Terdapat 26 responden memenuhi kriteria inklusi. Responden dengan onset tercepat 30 menit (3,8%) dan onset terlama adalah 1205 menit  (3,8%).Ukuran elevasi segmen ST terendah adalah 0,2 mVolt (19,2%) dan tertinggi 1,5 mVolt(3,8%). Responden yang mengalami komplikasi ada 12 orang (46%) dan tidak komplikasi 14 orang (54%). Hasil : tidak ada hubungan antara onset nyeri dengan ukuran elevasi segmen ST, tidak ada hubungan antara onset nyeri dengan komplikasi dan tidak ada hubungan antara ukuran elevasi segmen ST dengan komplikasi.Kata-kata kunci: ACS, STEMI, onset nyeri, elevasi segmen ST, komplikasi.ABSTRACTThe incidence of ACS STEMI is a cardiovascular emergencies the  intervention is targeted to rescue heart function. Onset of pain, ECG segment elevation is an important component in determining the appropriate treatment decision at ACS STEMI within the critical period resulting in lower incidence of complications. Events ACS STEMI in hospitals in the city of Martapura in last 2 years has increased. This research is aimed to analyze the correlation between the onset of pain, the size of ECG ST segment elevation and complications in ACS STEMI critical period. This research is an analytical approach that is retrosfective and the subject of research is ACS STEMI clients admitted to the ICU/ICCU of Pelita Insani hospital, Ratu Zalecha hospital and Avicena hospital. There are 26 respondents who had met the inclusion criteria. Respondents with thefastest onset of 30 minutes (3,8%) and the longest onset is 1.205 minutes (3,8%). Lowest ST segment elevation size is 0,2 mVolts (19,2%) and the highest 1,5 mVolts (3,8%). There are 12 respondents (46%) who experienced a complication and 14 respondents (54%) with no complications. There is no correlation between the onset of pain to the size of the ST segment elevation. There is no correlation between the size of the ST segment elevation with the complication.Keywords: ACS, STEMI, onset of pain, ST segment elevation, complication.
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG Zaid Rachmadani; Rusdi Rusli; Rismia Agustina
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.296 KB) | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2556

Abstract

ABSTRAKASI (Air Susu Ibu) eksklusif merupakan salah satu faktor yang  mempengaruhi perkembangan bayi usia 0-6 bulan. Perkembangan anak dapat dinilai dari aspek motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan personal sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dilakukan pada 36 bayi berusia 6bulan di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung. Instrumen penelitian berupa lembar pertanyaan wawancara untuk mengetahui klasifikasi ASI eksklusif atau tidak dan lembar observasi KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan) untuk menilai perkembangan bayi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 41,7% bayi yang diberikan ASI eksklusif dan 58,3% yang tidak diberikan ASI eksklusif. Perkembangan sesuai sebanyak 41,7%, meragukan 33,3% ,dan penyimpangan perkembangan sebanyak 25,0%. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai pvalue=0,02. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6 bulan di wilayah kerja puskesmas Guntung Payung.Kata-kata kunci: ASI eksklusif, perkembangan, bayi 6 bulan.ABSTRACTExclusive breasfeeding is one of several factors that influence the development of infants aged 0-6 months. Development child can be judge from the aspect of gross motor, fine motor, language and personal social. The objective of this research was to identify relationships exclusive breasfeeding with the development of infants aged 6 months in the working area of puskesmas Guntung Payung. The Methods of research used design cross sectional. The research was carried out on 36 infants aged 6 months in the working area of puskesmas Guntung Payung. Instrument of research was the form of the question an interview to know the classification of exclusive breasfeeding or not and the form of observation KPSP to assess the development of child. The result of this research indicated that there are 41,7% infants who are given exclusivebreastfeeding and 58,3% infants who not given exclusive breastfeeding . The development of infants that appropriate is 41,7%, dubious 33,3% and probably have wrong development is 25,0%. The test result of chi square get p-value = 0,02. The analysis shows that there are relationships exclusive breasfeeding with the development of infants aged 6 months in the working area of puskesmas Guntung Payung.Keywords: breastfeeding, development, infants aged 6 months.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT Ismi Maulida Rezki; Dhian Ririn Lestari; Anggi Setyowati
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.758 KB) | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2538

Abstract

ABSTRAKKomunikasi terapeutik adalah alat dasar yang digunakan untuk membentuk hubungan antara perawat dan keluarga pasien. Keluarga pasien merasa interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan menyampaikan perasaan yang mengganggu sehingga sangat diperlukan untuk mengatasi kecemasan. Tujuan penelitian adalah Menganalisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien. Metode penelitian ini adalah observasional analitis dilakukan pada 30 keluarga pasien di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner komunikasi terapeutik perawat dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Hasil penelitian didapatkan komunikasi terapeutik perawat baik sebanyak 83,4%, komunikasi terapeutik perawat cukup sebanyak 16,7%. Tidak terdapat kecemasan sebanyak 33,3%, kecemasan ringan sebanyak 33,4%, kecemasan sedang sebanyak 16,6%, kecemasan berat 16,7%. Hasil uji korelasi spearmandidapatkan p value= 0,000 dan koefisien korelasi spearman (r)= -0,816. p value 0,000 <0,05. Komunikasi terapeutik perawat berhubungan dengan tingkat kecemasan keluarga pasien. Komunikasi terapeutik perawat dapat dijadikan intervensi keperawatan oleh perawat kepada keluarga pasien di ruang ICU.Kata-kata kunci: komunikasi terapeutik perawat, kecemasan keluarga pasien.ABSTRACTTherapeutic communication is a base tool used for making correlation between nurse and patient family. Patient family feels that their interaction with nurse is oppurtunity to explain feel which disturb so need for anxiety solving. Aim of this research to analyze correlation therapeutic communication of nurse with patient family anxiety level. Method of This research observational analysis with total respondent were 30 patients family in Intensive Care Unit (ICU) General Hospital (RSUD) Ratu Zalecha Martapura between 28 November to 7 December 2015. This research instruments used Therapeutic Communication of Nursing questionnaire and Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Results of this research is communication of nurse good were 83,4%, therapeutic comunication of nurse enough were 16,7. There were no anxiety 33,3%, low anxiety were 33,4%, middle anxiety were 16,6%, high anxiety were 16,7%. Result of corelation spearman statistic p value= 0,000 and coefficient correlation spearman (r)= -0,816. p value 0,000<0,05. Communication therapeutic of nurse related with patient family anxiety level. Communication therapeutic of nurse can be used as nursing intervention by nurse to patient family in ICU.Keywords: communication therapeutic of nurse, patient family anxiety.
TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA KEJADIAN MORTALTAS PASIEN STEMI DI RSUD ULIN BANJARMASIN Khairir Ramadhani; Abdurahman Wahid; Ifa Hafifah
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.89 KB) | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2540

Abstract

ABSTRAKTekanan darah memilik peranan penting dalam penentuan stratifikasi risiko dan informasi prognosis yang efektif, dimana tekanan darah yang rendah dikaitkan dengan angka kejadian mortalitas yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tekanan darah sistolik pada kejadian mortalitas pasien STEMI di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan jenis sampel aksidental. Dilakukan pada pasien STEMI di RSUD Ulin Banjarmasin dan melibatkan 17 pasien. Penelitian dilakukan dari tanggal 4 Nopember sampai 6 Desember. Dari total responden sebanyak 17 orang, 15 responden (88,2%) terkategori survive dengan tekanan darah sistolik rata-rata 116.67 mmHg, 2 responden (11,8%) terkategori mortal dengan tekanan darah sistolik rata-rata 80 mmHg. Pasien STEMI dengantekanan darah sistolik 80 mmHg memiliki angka kejadian mortalitas lebih tinggi dibandingkan pasien dengan tekanan darah sistolik lebih dari 80 mmHg.Kata-kata kunci: kejadian mortalitas, STEMI, tekanan darah sistolik.ABSTRACTBlood pressure having an important role in determining risk stratification and prognostic information that is effective, in which low blood pressure is associated with a high incidence of mortality. The objective in this study is describing systolic number of blood pressure and in Hospital Mortality of STEMI patients in RSUD Ulin Banjarmasin. This study used univariate analysis. The method used was a descriptive study with cross sectional sample types accidental. Performed in STEMI patients in hospitals Ulin Banjarmasin and involves 17 patients researchconducted from November 4th to December 6th 2015. Of the total respondents were 17 people, 15 of respondents (88,2%) categorized survive with systolic blood pressure an average of 116.67 mmHg, 2 respondents (11,8%) categorized mortal with systolic blood pressure an average of 80 mmHg. STEMI Patients with systolic blood pressure of 80 mmHg had a higher incidence of mortality than patients with systolic blood pressure greater than 80 mmHg.Keywords: incidence of mortality, STEMI, systolic blood pressure.
PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU Norhalida Rahmi; Syamsul Arifin; Endang Pertiwiwati
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.78 KB) | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2541

Abstract

ABSTRAKSkabies merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei var hominis (Sarcoptes sp.). Penularan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Salah satu dampak kejadian skabies yaitu personal hygiene yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit skabies pada santri Wustho di Pondok (SMP) Pesantren Al-Falah Putera Banjarbaru. Metode penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional.Tteknik sampling menggunakan probality sampling dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh santri wustho kelas 1 yang berasrama sebanyak 341 santri. Sampel yang digunakan ada 184 santri yang berasrama.H asil analisis didapatkan personal hygiene baik terkena skabies 24% dan personal hygiene baik tidak terkena skabies 76%. Personal hygiene buruk terkena skabies 53% dan personal hygiene buruk tidak terkena skabies 47 %. Hasil uji chi- square didapatkan nilai= 0,000 (r) = 12.590. Kesimpulan penelitian ini personal hygiene berhubungan dengan kejadian skabies. Hygiene perseorangan merupakan salah satu usaha yang dapat mencegah kejadian skabies.Kata- kata kunci : personal hygiene, skabies, pesantren.ABSTRACTScabies is a contagious infectious disease caused by infection and sensitization by Sarcoptes scabei var hominis mites (Sarcoptes sp.). transmission can occur directly and indirectly. one of the effects of scabies is poor personal hygiene. To determine the correlation personal hygiene with incidence of scabies in Islamic boarding Wustho students (SMP) Al Falah Putera Banjarbaru. This study was a correlational study with cross-sectional approach, using sampling techniques probality sampling with simple random sampling. The population was all studentswere Islamic boarding wustho in first class as many as 341 students. Total respondent were 184 students in Islamic boarding. Analysis of the Personal hygiene exposed to scabies 24% good, good personal hygiene was not affected by scabies 76%. Personal hygiene badly affected by scabies 53%, poor personal hygiene was not affected by scabies 47%. Result of correlation chisquare test p value = 0.000 and (r) = 12.590. personal hygiene associated with the incidence ofscabies. Personal hygiene was one of effort that can prevent the incidence of scabies.Keywords: personal hygiene, scabies, islamic boarding.
PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT TERHADAP KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH PUTERA BANJARBARU Anna Maulina Kustantie; Kurnia Rachmawati; Musafaah Musafaah
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2503

Abstract

ABSTRAKSkabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi Sarcoptes scabies. Perilaku kesehatan mencakup yang termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perilaku pencegahan penyakit terhadap kejadian skabies pada santri di pondok pesantren Al-Falah Putera Banjarbaru. Metode penelitian adalah retrospektif (case control study), pada santri berasrama di pondok pesantren Al-Falah Putera Banjarbabaru. Responden dibagi dalam 2 kelompok yakni kelompok kasus (n=36) dan kelompok kontrol (n=36). Instrumen yang digunakan berupa kueisioner perilaku pencegahan penyakit skabies. Hasil penelitian didapatkan perilaku pencegahan penyakit skabies dengan cara tidak bertukar pakaian dan alat sholat dalam kategori baik yaitu sebanyak 52 santri (72,2%), tidak bergantian handuk dalam kategori baik adalah sebanyak 59 santri (81,9%), dan menjaga kebersihan tempat tidur dalam kategori baik yaitu sebanyak 52 santri (72,2%). Hasil uji Chi Square terkait perilaku pencegahan penyakit skabies dengan cara tidak bertukar pakaian dan alat sholat, tidak bergantian handuk, dan menjaga kebersihan tempat tidur p=0,792, p=1,000, p=0,066 secara berurutan.Kata-kata kunci : perilaku pencegahan penyakit, skabies, santri. ABSTRACTScabies is a contagious skin disease caused by infestations of Sarcoptes scabies. Health promotion behavior including of disease prevention behaviors which means avoiding disease transmission. The objective of this study was to determine the relationships between disease prevention behaviors and scabies incidence on students at saAl-Falah Putera’s boarding school Banjarbaru. The methods of this study was a retrospective study (case control study), toward the boarding students at the boarding school Al-Falah Putera’s Banjarbabaru. Respondents were divided into 2 groups: the case group (n = 36) and control group (n = 36). The instrument used in the form of a questionnaire the behavior of scabies disease prevention. The result of this study showed that behavioral scabies prevention of disease by not exchanging clothes and prayer tools in both categories as many as 52 students (72.2%), not alternating towels in both categories are as many as 59 students (81.9%), and maintain the cleanliness of the beds in both categories as many as 52 students (72.2%). The Results of Chi Square test related to scabies disease prevention behaviors by not exchanging clothes and tools prayer, not alternating towel and maintain the cleanliness of the bed showed p= 0.792, p= 1.000, p= 0.066 respectively. Keywords: disease prevention behaviors, scabies, students.
POLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD WILAYAH KELURAHAN CEMPAKA Devi Rahmayanti; Emmelia Astika F.D.
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2504

Abstract

ABSTRAKFaktor kecukupan gizi pada anak-anak ditentukan oleh kecukupan konsumsi pangan, sedangkan pada masa tersebut anak cenderung lebih aktif untuk memilih sendiri makanan yang disukainya. Pola konsumsi makanan pada anak sekolah dasar mengalami perubahan dari pola makanan tradisional ke pola makanan barat yang umumnya merupakan pola makanan yang tidak sehat karena memiliki kandungan gizi yang rendah tetapi tinggi kalori dan lemak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pola makan anak dengan status gizi anak usia 6-8 tahun di SD wilayah Kelurahan Cempaka. Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 30 ibu dan 30 anak. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner pola makan anak yang diisi ibu dan timbangan berat badan serta pengukur tinggi badan anak. Analisa data menggunakan uji spearman rank. Hasil Penelitian sebagian besar anakmemiliki pola makan sedang sebanyak 24 anak (80%) dengan status gizi baik, sebanyak 10 anak (33,3%), dan status gizi lebih sebanyak 14 anak (46,7%). Anak dengan pola makan baik sebanyak 6 anak (20%) memiliki status gizi baik. Ada hubungan antara pola makan anak dengan status gizi anak usia 6-8 tahun dan pola makan anak dengan status gizi anak usia 6-8 tahun di SD wilayah desa Cempaka.Kata-kata kunci: pola makan anak, status gizi anak. ABSTRACTFactor nutritional adequacy in children, is determined by the adequacy of food consumption, whereas in the past tended to be more active children to choose their own food that he liked. Patterns of food consumption in elementary school children, especially in urban areas experienced a change from the traditional diet to a western diet which is generally an unhealthy diet because it has a low nutrient content but high in calories and fat. The purpose of this study was to analyze the relationship between the child's diet and nutritional status of children aged 6-8 years in elementary school Cempaka village area. This type of research is non-experimental studies using cross sectional study design with a purposive sampling techniques. Total sample of 30 mothers and 30 children. The research instrument used was a questionnaire filled diet of children whose mothers and weight scales and measuring height. Data were analyzed using the Spearman rank test. Results vast majority of children have diets were as many as 24 children (80%) with good nutritional status of 10 children (33.3%) and nutritional status over a total of 14 children (46.7%). Children with good diets as much as 6 children (20%) had good nutritional status. There is a relationship between the child's diet and nutritional status of children aged 6-8 years and there is a child's diet and nutritional status of children aged 6-8 years in rural areas Cempaka SD.Keywords: child's diet, nutritional status of children.
KEJADIAN GASTRITIS DI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Rismia Agustina; Azizah Azizah; Agianto Agianto
Dunia Keperawatan Vol 4, No 1 (2016): DUNIA KEPERAWATAN VOLUME 1 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v4i1.2545

Abstract

ABSTRAKGastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub-mukosa lambung, penyebab paling sering adalah infeksi bakteri helicobacter pylori, gangguan autoimun dan penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory drugs (NSAID). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran faktor yang mempengaruhi kejadian gastritis di Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling dengan sampel sebanyak 33 orang di RSUD Ratu ZalechaMartapura. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Data dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden, 66,7% memiliki pola makan tidak baik, 57,6% memiliki jenis makanan yang tidak baik, 63,6% sering menggunakan obat-obatan anti nyeri dan anti inflamasi, 81,8% mengaku memiliki stres pekerjaan, 63,6% bukan perokok, dan 78,7% bukan peminum alkohol. Perlu adanya penyuluhan secara teratur terhadappengunjung di poliklinik penyakit dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura tentang pencegahan penyakit gastritis seperti menghindari faktor penyebab terjadinya penyakit gastritis.Kata-kata kunci: gastritis, faktor yang mempengaruhi.ABSTRACTGastritis is inflammation in the mucosal layer and sub-mucosa of the stomach. The most common cause is a bacterial infection of helicobacter pylori, autoimmune disorders and long-term use of anti-inflammatory drugs (NSAIDs). This study aimed to describe the factors that influence the incidence of gastritis in RSUD Ratu Zalecha Martapura. This was a descriptive study with consecutive sampling method. Sample of 33 respondents in hospitals Queen Zalecha Martapura was gained. The instrument used in this study was a questionnaire. Data were analyzed by univariate. The results showed that of the total respondents, 66.7% have no good diet, 57.6% had a type of food that is not good, 63.6% frequently use anti-pain medications and antiinflammatory,81.8% claimed to have the stress of work, 63.6% non-smokers, and 78.7% does not drink alcohol.Keywords: gastritis, influencing factors.

Page 1 of 2 | Total Record : 11