cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Sport and Fitness Journal
Published by Universitas Udayana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020" : 12 Documents clear
EFEK PENAMBAHAN TERAPI PULSED ULTRASOUND (US) LOW INTENSITY PADA LATIHAN KINESIOTHERAPY TERHADAP GAMBARAN C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA KASUS OSTEOARTHRITIS (OA) GENU DI RSUD dr. DRADJAT PRAWIRANEGARA KABUPATEN SERANG Dady Iskandar; Susy Purnawati; Muhammad Ali Imron; Desak Made Wihandani; Ida Sri Iswari; I Dewa Putu Sutjana
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.163 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p06

Abstract

Pendahuluan: Kemajuan pengetahuan tentang biologi molekuler pada tahun 90-an, mengubah paradigma mengenai patogenesis OA genu yang penyebabnya multifaktorial, diawali dengan munculnya mediator inflamasi dan bukan proses degeneratif semata. Tujuan Penelitian: Menganilisis perbedaan gambaran CRP pada pasien OA genu setelah mendapatkan penambahan terapi pulsed Ultrasound (US) low intensity pada latihan kinesiotherapy dibandingkan setelah mendapatkan latihan kinesiotherapy. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan true experimental, dengan pretest-posttest control group design. Jumlah responden sebanyak 26 orang pasien yang terdiagnosa OA genu yang datang ke poliklinik Fisioterapi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang yang disesuaikan dengan kriteria inklusi. Responden dibagi kedalam dua kelompok yang dipilih dengan random alokasi. Kelompok pertama terdiri dari 13 orang diberi latihan kinesiotherapy disebut Kelompok Kontrol. Kelompok kedua terdiri dari 13 orang diberi penambahan terapi pulsed Ultrasound (US) low intensity pada latihan kinesiotherapy disebut dengan Kelompok Perlakuan. Pemeriksaan CRP menggunakan metode imunoturbidimetri dari plasma darah dengan antikoagulan heparin. Hasil: (1) terdapat perbedaan gambaran CRP yang bermakna pada pasien OA genu setelah mendapatkan latihan kinesiotherapy (Kelompok Kontrol) dari rerata 0,35±0,28 mg/dL menjadi 0,19±0,15 mg/dL dengan nilai p<0,05; (2) terdapat perbedaan gambaran CRP yang bermakna pada pasien OA genu setelah mendapatkan penambahan terapi pulsed Ultrasound (US) low intensity pada latihan kinesiotherapy (Kelompok Perlakuan) dari rerata 0,75±0,53 mg/dL menjadi 0,44±0,33 mg/dL dengan nilai p<0,05; (3) terdapat perbedaan gambaran CRP yang bermakna pada pasien OA genu setelah mendapatkan penambahan terapi pulsed Ultrasound (US) low intensity pada latihan kinesiotherapy dibandingkan dengan setelah mendapatkan latihan kinesiotherapy dengan nilai p<0,05.
PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE) PADA WANITA USIA PRODUKTIF PENDERITA ASMA YANG MENGIKUTI LATIHAN ZUMBA DAN YOGA Rahma Cempaka Putri; I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti; Luh Made Indah Sri Handari; I Putu Adiartha Griadhi
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.83 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p11

Abstract

Pendahuluan: Asma merupakan penyakit saluran pernapasan dengan angka prevalensi tinggi di Indonesia dan Provinsi Bali menduduki urutan ke-enam dengan prevalensi asma tertinggi di Indonesia. Penderita asma dianjurkan untuk melakukan latihan fisik untuk meningkatkan kebugaran serta meringankan dan mengurangi frekuensi kekambuhan. Zumba dan Yoga merupakan jenis latihan fisik yang memberikan banyak manfaat terutama pada fungsi paru. Tujuan: Membuktikan adanya perbedaan nilai APE pada wanita usia produktif penderita asma yang mengikuti latihan Zumba dan Yoga. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang yang melibatkan 18 wanita usia produktif penderita asma derajat intermiten atau persisten ringan pada kelompok Zumba dan Yoga. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling yang dilakukan pada tujuh studio senam Zumba dan Yoga di Denpasar selama bulan Juni – Oktober 2019. Data diperoleh dengan lembar pengumpulan data dan pengukuran APE menggunakan Peak Flow Meter. Data dianalisis dengan uji Parametrik T-Tidak Berpasangan untuk membandingkan nilai APE pada wanita penderita asma yang mengikuti latihan Zumba dan Yoga. Hasil: Pada wanita usia produktif penderita asma yang mengikuti latihan Zumba memiliki rata-rata nilai APE sebesar 431,11 L/menit, sedangkan penderita asma yang mengikuti latihan Yoga 398,89 L/menit, dengan p=0,04 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada nilai APE wanita usia produktif penderita asma yang mengikuti latihan Zumba dan Yoga.
HOME BASED EXERCISE TRAINING (HBET) DAPAT MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN GAGAL JANTUNG Ni Kadek Yuni Lestari
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.69 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p07

Abstract

Pendahuluan: Latihan fisik untuk meningkatkan kapasitas fungsional pada penderita gagal jantung masih belum mendapatkan perhatian khusus dari petugas kesehatan. Kapasitas fungsional yang menurun berdampak pada penurunan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan penelitian : menganalisis peningkatan kapasitas fungsional setelah diberikan home based exercise training pada pasien gagal jantung. Metode: desain penelitian pra-eksperimen yaitu one group pretest-posttest design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, didapatkan 10 responden. Peneliti menggunakan teknik 6MWT untuk mengumpulkan data kapasitas fungsional. Hasil : analisa data dilakukan dengan menggunakan uji paired t test. Hasil analisa dapat diperoleh nilai p = 0,001 (?=0,05). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kapasitas fungsional sebelum diberikan latihan adalah 245m dan setelah perlakuan sebesar 255 m. Diskusi: latihan fisik secara bertahap menyebabkan peningkatan daya pompa ventrikel sehingga terjadi peningkatan kapasitas fungsional. HBET dapat digunakan sebagai terapi modalitas keperawatan untuk meningkatkan kapasitas fungsional pasien gagal jantung setelah perawatan di rumah sakit.
THE EFFICACY OF MUSCLE ENERGY TECHNIQUE IN INDIVIDUALS WITH MECHANICAL NECK PAIN: A SYSTEMATIC REVIEW Made Hendra Satria Nugraha; Ni Komang Ayu Juni Antari; Ni Luh Putu Gita Karunia Saraswati
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.267 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p12

Abstract

Introduction: Mechanical neck pain is a condition that includes minor strain / sprain in the muscles, ligaments, or facet joint dysfunction. Objective: This systematic review is aimed to find out the effectiveness of the muscle energy technique in mechanical neck pain. Method: The systematic review access to journal databases such as: PubMed, PEDro, and the Cochrane Library. Results: Based on inclusion and exclusion criteria 5 articles were used in this systematic review. The application of the muscle energy techniques was applied ranging from 1 time to 4 weeks of intervention. From the 5 reviewed studies concluded that muscle energy technique was effective in improving neck motion and function in mechanical neck pain. Conclusion: Based on the results of systematic review it can be concluded that the application of MET improve neck movement through The International Classification of Functioning, Disability, and Health (ICF) criteria evaluated by pain score, pain threshold, range of motion, functional performance, and muscle thickness. The appropriate articles are still limited to 5 studies, but have good to strong qualities. In addition, the application of intervention does not have the same standard.
EFEK YOGA TERHADAP KOMPONEN BIOMOLEKULAR PADA PROSES CELL AGING Nila Wahyuni
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.342 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p03

Abstract

Pada dekade belakangan ini terjadi peningkatan yang signifikan pada prevalensi penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup seperti depresi, diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, kanker, dan infertilitas. Penyakit ini sangat berhubungan dengan percepatan proses cell aging. Yoga dapat efektif dalam memperlambat proses cell aging dengan mengubah kadar berbagai biomarker yang berperan dalam proses cell aging Adapun metode penulisan yang digunakan adalah dengan studi literatur artikel mengenai efek yoga terhadap komponen biomolekuler dalam proses aging sel. Yoga dapat memperlambat proses seluler dan biological aging melalui penurunan produksi ROS, dan mempengaruhi stabilitas panjang telomer, mempengaruhi aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA aksis). Yoga efektif dalam mengubah kadar cardinal biomarker dan metabotrophic biomarker dalam darah terkait proses cell aging. Yoga juga efektif dalam menjaga kadar growth hormone dan dehydroepiandrosterone sulfate yang merupakan endocrine marker dari proses aging.
MCKENZIE NECK EXERCISE DAN FORWARD HEAD POSTURE EXERCISE DAPAT MENURUNKAN NYERI LEHER MEKANIK PADA PENGGUNA SMARTPHONE Arisandy Achmad; I Made Jawi; Sugijanto Sugijanto; Luh Putu Ratna S; Ida Sri Iswari; I Putu Adiartha G
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.054 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p08

Abstract

Pendahuluan: Nyeri leher mekanik merupakan masalah besar yang sering dikeluhkan oleh pengguna smartphone. Penyebab utamanya karena faktor posisi forward head posture sewaktu melihat ke arah layar smartphone. Posisi ini tidak saja membuat perubahan kurva servikal menjadi lebih datar, juga dapat memberikan beban berlebih pada otot, ligamen, sendi, dan tulang pada leher di bagian posterior, serta otot punggung atas dan bahu, sebagai akumulasi pencetus nyeri leher mekanik. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa program McKenzie Neck Exercise dan Forward Head Posture Exercise sama-sama efektif dalam menurunkan nyeri leher mekanik pada pengguna smartphone dan tidak ada perbedaan efektivitas antara kedua teknik tersebut. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental pretest and posttest comparison group design. Sebanyak 22 orang subjek penelitian, berusia 22-28 tahun, mengalami nyeri leher mekanik nonspesifik kronik, dan tidak pernah mengalami spondylolisthesis, cedera, fraktur dan hernia nucleus pulposus pada area leher, direkrut untuk mengikuti penelitian ini. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 Kelompok. Kelompok I diberikan program McKenzie Neck Exercise dan Kelompok II diberikan program Forward Head Posture Exercise dengan durasi latihan yang sama, yaitu 30 menit per hari selama 1 pekan. Alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi perubahan nyeri mekanik leher adalah Northwick Neck Pain Tool. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon untuk membandingkan hasil prestest dan posttest tiap Kelompok, dan uji Mann-Whitney untuk membandingkan perubahan nyeri antara kedua Kelompok. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan nyeri leher yang signifikan (p<0,05) baik pada Kelompok I maupun Kelompok II (3,36±0,50 - 1,18±0,40 vs. 3,36±0,50 - 1,36±0,50). Hasil perbandingan penurunan nyeri menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (p 0,44) antara Kelompok I dan Kelompok II (2,18±0,40 vs. 2,00±0,63). Simpulan: Program McKenzie Neck Exercise dan Forward Head Posture Exercise efektif dalam menurunkan nyeri leher mekanik pada pengguna smartphone dengan efektivitas yang sama baiknya antara ke dua teknik tersebut. Kata Kunci: Nyeri leher mekanik, pengguna smartphone, McKenzie Neck Exercise dan Forward Head Posture Exercise.
LATIHAN PROPRIOSEPTIF DAN THERABAND EXERCISE LEBIH MENINGKATKAN STABILITAS DARIPADA LATIHAN PROPRIOSEPTIF DAN ANTERO POSTERIOR GLIDE PADA PEMAIN BASKET YANG MENGALAMI ANKLE SPRAIN KRONIS Futi Nurul Destya; I Made Krisna Dinata; Wahyuddin Wahyuddin; I Made Ady Wirawan; I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti; Nyoman Mangku Karmaya
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.958 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p02

Abstract

Pendahuluan: Gangguan stabilitas adalah masalah yang sering terjadi pada pasien yang terkena ankle sprain kronis. Ketidakstabilan pada ankle sprain kronik merupakan hasil dari saraf (proprioseptif, refleks, waktu reaksi otot), otot (strenght, power, dan endurance) dan mechanical mechanism (ligament laxity). Tujuan Penelitian: untuk membuktikan bahwa latihan proprioseptif dan theraband exercise lebih meningkatkan stabilitas dibanding latihan proprioseptif dan antero posterior glide pada pemain basket yang mengalami ankle sprain kronis. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre dan post test control group design. Jumlah sampel penelitian 16 orang dan terbagi ke dalam dua kelompok. Kelompok I mendapat perlakuan latihan proprioseptif dan theraband exercise sedangkan Kelompok II mendapat perlakuan latihan proprioseptif dan antero posterior glide. Stabilitas diukur menggunakan Balance Error Scoring System. Hasil: Independent t-test menghasilkan p= 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai selisih sebelum dan setelah intervensi BESS pada ke dua kelompok. Simpulan: latihan proprioseptif dan theraband exercise lebih meningkatkan stabilitas dibanding latihan proprioseptif dan antero posterior glide pada pemain basket yang mengalami ankle sprain kronis
PELATIHAN LARI 800 M DAPAT MENINGKATKAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAKS) PADA SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER ATLETIK SMA NEGERI 3 SINGARAJA TAHUN AJARAN 2013/2014 I Putu Astrawan
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.787 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p04

Abstract

Pendahuluan: Pelatihan fisik mempunyai peranan penting dalam mempertahankan dan meningkatkan derajat kebugaran fisik dilihat dari kemampuan VO2Maks. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pelatihan lari 800 m meningkatkan VO2Maks. Metode: Jenis penelitian eksperimen dengan rancangan the randomized pretest posttest control group design. Jumlah Sampel penelitian 20 orang dibagi 2 kelompok. Kelompok 1 diberikan pelatihan lari 800 m sedangkan Kelompok 2 sebagai kelompok kontrol, frekuensi tiga kali latihan seminggu dalam empat minggu. VO2Maks diukur dengan instrumen Bleeps Test (MFT). Hasil: Uji normalitas dan homogenitas data menunjukkan distribusi data normal dan homogen. Uji beda intra kelompok rerata VO2Maks diuji dengan uji t-paired. Hasil uji t-paired test sebelum dan sesudah perlakuan, Kelompok 1 dan 2 berbeda bermakna (p<0,05). Pada Kelompok 1, VO2Maks (L/m) rerata sebelum pelatihan 25,75 dan rerata sesudah pelatihan 49,14 dengan selisih 23,39 persentase peningkatan 90%. Sedangkan Pada Kelompok 2, VO2Maks rerata sebelum pelatihan 25,70 dan rerata sesudah pelatihan 27,11 dengan selisih 1,41 persentase peningkatan 5%. Hasil VO2Maks kedua kelompok sebelum dan sesudah perlakuan diuji t-independent test. Rerata VO2Maks kedua kelompok sebelum pelatihan p=0,95 (p>0,05) dan sesudah pelatihan p=0,00 (p<0,05). Hal ini menunjukkan kelompok 1 dan 2 memberi pengaruh peningkatan (p<0,05). Namun peningkatan bahwa kelompok 1 lebih baik daripada kelompok 2. Kesimpulan: pelatihan lari 800 m meningkatkan VO2Maks.
PERCEPTUAL MOTOR APPROACH LEBIH BAIK DARIPADA SPECIFIC BALANCE TRAINING DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK DENGAN AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DERAJAT 1 DI PUSAT LAYANAN AUTIS KOTA DENPASAR I Made Adi Widiantara; Susy Purnawati; Muh. Irfan; Cokorda Bagus Jaya Lesmana; Desak Made Wihandani; Ketut Tirtayasa
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.389 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p09

Abstract

Latar Belakang: Anak dengan ASD termasuk dalam gangguan kesehatan mental yang menunjukkan gangguan pada kontrol motorik dasar, gangguan pada kinerja otot dan ketrampilan motorik konsisten dengan dispraksia yang sering menimbulkan gangguan berupa keseimbangan dinamis. Tujuan: Untuk menganalisis intervensi fisioterapi berupa Perceptual Motor Approach dan Specific Balance Training dalam meningkatkan keseimbangan dinamis anak dengan ASD. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental penelitian two group pre and post test design. Responden pada penelitian melibatkan 22 anak ASD di Pusat Layanan Autis (PLA) Kota Denpasar yang dibagi menjadi dua kelompok. Sebelas orang anak pada Kelompok I diberikan Perceptual Motor Approach, sebelas orang anak pada Kelompok II diberikan Specific Balance Training. Latihan diberikan tiga kali seminggu selama delapan minggu. Keseimbangan dinamis diukur dengan Four square step test. Waktu saat melakukan Four square step test diukur dengan stopwatch. Semakin lama waktu yang diperlukan maka keseimbangan dinamis semakin buruk. Hasil: Hasil analisis data keseimbangan dinamis menggunakan paired sample t-test pada Kelompok I menunjukkan perbedaan bermakna dengan nilai p=0,000 pada rerata sebelum intervensi 15,6±3,09 detik dan setelah intervensi 11,7 ± 2,90 detik. Paired sample t-test pada Kelompok II menunjukkan perbedaan bermakna dengan nilai p=0,010 pada rerata sebelum intervensi 15,1±2,83 detik dan sesudah intervensi 14,6 ± 2,88 detik. Uji beda antara Kelompok I dan Kelompok II setelah intervensi menggunakan Independent sample t-test mendapat nilai p=0,030 (p< 0,05). Simpulan: Perceptual Motor Approach lebih baik daripada Specific Balance Training dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak dengan ASD derajat 1 di Pusat Layanan Autis Kota Denpasar.
LATIHAN FARTLEK DAN LATIHAN CONTINOUS RUNNING MEMPUNYAI EFEK YANG SAMA DALAM MENINGKATKAN VO2MAX SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI MAN 2 MANGGARAI Mohammad Syahroni; I Made Muliarta; I Made Krisna Dinata; I Dewa Putu Sutjana; J Alex Pangkahila; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.715 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p01

Abstract

Pendahuluan: Kondisi fisik merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap pemain dalam upaya pencapaian prestasi maksimal. Kemampuan kondisi fisik yang baik ditandai dengan pemain memiliki VO2max yang baik. VO2max merupakan nilai tertinggi dimana seseorang dapat mengkonsumsi oksigen selama latihan. VO2max dapat ditingkatkan dengan latihan fisik seperti latihan fartlek dan continous running. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan latihan fartlek dan continous running dalam meningkatkan VO2max pada siswa ekstrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Randomized Pre –Post Test Two Group Design. Jumlah sampel penelitian sebanyak 26 orang yang dibagi menjadi dua Kelompok. Kelompok 1 berjumlah 13 orang yang diberi pelatihan fartlek dan Kelompok 2 berjumlah 13 orang yang diberikan pelatihan continous running. Pelatihan ini dilakukan selama enam minggu dengan frekuensi waktu tiga kali setiap minggu. VO2max diukur dengan Multi Fitnes Test (MFT) sebelum dan sesudah perlakuan dan perbedaannya diuji dengan paired sampel t-test dan independent sampel t-test. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian rerata sebelum pelatihan Kelompok 1 sebesar 32,14±2,6 ml/kg/menit dan sesudah pelatihan 33,59±3,0 ml/kg/menit (p<0,05). Kelompok 2 sebelum pelatihan sebesar 33,01±2,2 dan setelah pelatihan 34,55±2,6 ml/kg/menit (p<0,05), sehingga dapat dikatakan ada peningkatan VO2max pada ke dua Kelompok setelah diberi perlakuan. Rerata sesudah perlakuan Kelompok 1 sebesar 33,59±3,0 ml/kg/menit dan Kelompok 2 sebesar 34,55±2,6 ml/kg/menit menunjukkan nilai p = 0,623, hal ini berarti Kelompok 1 dan Kelompok 2 tidak berbeda bermakna karena nilai p>0,05. Tidak ada perbedaan pada ke dua Kelompok, hal ini disebabkan karena ke dua Kelompok diberikan perlakuan dengan takaran yang sama. Simpulan: Latihan fartlek dapat meningkatkan VO2max pada siswa ekstrakurikuler bola voli. Latihan continous running dapat meningkatkan VO2max pada siswa ekstrakurikuler bola voli. Tidak ada perbedaan latihan fartlek dan Latihan continous running dalam meningkatkan VO2max pada siswa ekstrakurikuler bola voli MAN 2 Manggarai.

Page 1 of 2 | Total Record : 12