cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. M.Yasin Limpo No. 36 Samata-Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
ISSN : 24768847     EISSN : 25500333     DOI : -
Core Subject :
Jurnal Sosioreligius adalah jurnal berkalah yang diterbitkan oleh Prodi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar. Jurnal ini bermaksud membangun dan mendorong wacana keagamaan dan wacana sosial yang inklusif, demokratis, dan emansipatif. Jurnal sosioreligius mengundang bagi para pengamat sosial keagamaan untuk mendiseminasikan ide-idenya melalui jurnal ilmiah. Jurnal sosioreligius menerima tulisan berupa artikel ilmiah dan resensi buku bertema sosial keagamaan kontemporer. kami memperioritaskan naskah yang mengulas problem-problem dunia sosial kontemporer dengan perspektif yang lebih segar dan baru.
Arjuna Subject : -
Articles 83 Documents
Konteks Demokrasi Lokal dan Problemantika Otonomi Daerah Sumarlin Maate
SOSIORELIGIUS Vol 3 No 1 (2018): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v3i1.6379

Abstract

Demokrasi dan problemantika otonomi merupakan dua elemen politik yang dalam sistim tata-negara, terus menjadi hal yang sering mempengaruhi tatanan sosial masyarakat baik pada aspek pelayanan maupun perlindungan terhadap ahak asasi manusia. Otonomi merupakan proses pelaksanaan demokrasi, yang lahir dari pergulatan politik kenegaraan untuk meruntuhkan suatu rezim yang totaliter dan nsentralistik dapat digantikan menjadi rezim yang demokratis dan desentralisasi agar pelaksanaan cita-cita konstitusi dapat terlaksana dengan baik. Dimana demokrasi dan otonomi tidak lagi melahirkan para penguasa lama yang menggunakan kekuatan uang yang diperoleh dari hasil jarahan orde namun melahirkan pemimpin yang mampu menbciptakan pemerintahan yang kondusif sesuai dengan asas demokrasi dan cita-cita UUD-NRI 1945. Kata kunci demokrasi, akuntabilitas, pemerintahan daerah, dan perlindungan HAM.
DAMPAK POLIGAMI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL ANAK DI SEKOLAH (Studi Kasus di Desa Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa) Rosmawati Rosmawati
SOSIORELIGIUS Vol 3 No 1 (2018): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v3i1.6375

Abstract

Pokok masalah pada penelitian ini adalah Dampak Poligami Terhadap Interaksi Sosial Anak di Sekolah (Studi Kasus di Desa Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa). Pokok masalah tersebut dirumuskan beberapa sub masalah atau pertanyaan penelitian, yaitu: 1). Bagaimana persepsi anak terhadap poligami yang dilakukan oleh ayahnya di Desa Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa? 2). Bagaimana respons anak saat berinteraksi di sekolah di Desa Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa? Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Sosiologis, Psikologis dan Antropologis. Adapun sumber data penelitian ini adalah Istri dan anak dari keluarga yang berpoligami, serta guru-guru dan teman sekolah anak yang ayahnya berpoligami. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Serta teknik pengolahan data dan analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data dan terakhir penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi anak terhadap poligami yang dilakukan oleh ayahnya, yakni ada yang menanggapi poligami ayahnya biasa saja, ada yang merasa kecewa dan sakit hati bahkan ada pula yang sangat marah dan benci terhadap poligami yang dilakukan oleh ayahnya. Sedangkan respons anak saat berinteraksi di sekolah, yakni menimbulkan respons positif dan respons negatif serta implikasi perubahan pada diri anak ketika berinteraksi dengan guru-guru maupun teman-temannya di lingkungan sekolah. Implikasi penelitian, yakni harapan yang ingin dicapai sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi istri yang dipoligami agar tetap menjaga keharmonisan dalam keluarga serta tetap mendidik anak-anaknya dengan baik dan untuk anak-anak korban poligami di Desa Manuju, agar kiranya tetap optimis menatap masa depan dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi meski keluarga tidak sepenuhnya utuh.
Melepaskan Penguasaan Rakyat Atas Tanah: Introgasi Kritis Atas Kondisi Agraria Indonesia Kontemporer Muhammad Natsir; Muhammad Ridha
SOSIORELIGIUS Vol 3 No 1 (2018): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v3i1.6376

Abstract

Artikel ini menjelaskan fase-fase historis dan sosiologis bagaimana penguasaan atas tanah oleh rakyat bisa berganti menjadi penguasaan atas tanah oleh kaum elit saja. Artikel ini adalah tanggapan kritis yang dimulai dari polemik atas tulisan Bonni Setiawan di Jurnal Indoprogress.com atas kondisi agraria indonesia kontemporer. Hasil pengamatan penulis melihat bahwa kondisi terlepasnya penguasaan rakyat atas tanah terjadi selain oleh rezim-rezim pembangunan di bawah orde baru dan pasca orde baru, juga dipicu oleh kondisi umum tidak menguntungkannya aktifitas ekonomi pertanian skala kecil di Indonesia.
Gender Dalam Perspektif Islam Abdul Rahim
SOSIORELIGIUS Vol 3 No 1 (2018): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v3i1.6372

Abstract

Berbicara tentang gender, maka tidak terlepas dengan persoalan jenis kelamin. Oleh karena itu jenis kelamin yang diakui, baik agama maupun medis, maka yang ada hanya dua jenis kelamin, namun yang lain hanya gaya hidup yang dimiliki oleh seseorang dalam kehidupan kesehariannya. Hal ini yang banyak dipersoalkan dalam kajian gender ini adalah terjadinya disikriminiasi  antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu yang menjadi tolak ukur munculnya permasalahan ini tidak lain adalah adanya konsep budaya yang sangat susah untuk dirobah begitu saja tanpa alasan yang mendasar dan rasional dalam memberikan keterangan yang terkait dengan konsep ini. Disamping itu pula yang bisa memberikan jawaban atas munculnya disikriminasi ini adalah alquran yang banyak memberikan penjelasan secara mendalam mengenai masalah gender tersebut.
”Bissu” Bukan Waria (Studi Atas Hadis-Hadis Tentang Khuntsa) Yusran Yusran
SOSIORELIGIUS Vol 3 No 1 (2018): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v3i1.6377

Abstract

Bissu adalah salah satu jenis kelompok manusia di kebudayaan bugis makassar yang secara kebudayaan pernah menempati posisi sakral, sebab menjadi perantara spiritualitas kekuatan doa dari masyarakat kepada para dewa di langit. Bissu dianggap sebagai manusia yang suci karena hidupnya terhindarkan dari pengaruh hawa nafsu duniawi. Namun secara gender, bissu mengalami guncangan terutama dari sudut pandang agama, yang tidak menerima kehadiran bissu secara gender. Sebab bissu identik dengan kaum waria atau bencong, dimana sebenaranya mereka adalah laki-laki namun bertingkah laku seperti perempuan. Tulisan ini akan mengkaji bagaimana ajaran Islam dengan kekayaan narasi hadisnya, kemudian membangun cara pandang terhadap persoalan bissu ini. Dalam kajian hadis, bissu masuk dalam debat istilah khuntsa dan mukhannits dalam teks-teks hadis,  yang sebagian besar muaranya sampai kepada kesimpulan hukum, bahwa bissu disamakan dengan waria yakni mukhannitsun. Selanjutnya berakibat kepada hukum fiqih yang memandang bissu sebagai sesuatu yang “haram”. Jikalaupun misalnya akhirnya diharamkan, namun kebudayaan bissu harus tetap dilihat secara fakta bahwa dalam perjalanan sejarah kebudayaan bugis makassar, bissu sangat berbeda jauh dengan fenomena waria atau semisalnya. Oleh karena itu bissu dalam hal ini tentu akan dipandang dari arah pandangan sosial-hukum serta filosofi yang berbeda dengan waria. Posisi bissu dalam beberapa hal sama dengan khuntsa, yang secara orientasi sosial-keberagamaannya bukan sebagai sebagai penyakit sosial, tetapi malahan memiliki citra yang positif, sebagai khazanah kebudayaan dan spiritualitas dalam kebudayaan masyarakat bugis makassar. Dalam beberapa hadis nabi, ditunjukkan bahwa umat muslim seharusnya memiliki sifat yang arif kepada kaum khuntsa, yang dianggap sebagai sekedar kelainan secara biologis, bukan sebagai penyakit sosial, seksual maupun spiritual.
Solidaritas Sosial Masyarakat Terhadap Migran Rohingya (Studi Kasus Migran Rohingya di Kota Makassar) Istika Ahdiyanti
SOSIORELIGIUS Vol 3 No 2 (2018): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v3i2.9594

Abstract

Penelitian ini berjudul “Solidaritas Masyarakat Terhadap Migran Rohingya (Studi Kasus Migran Rohingya Di Kota Makassar)”. Berdasarkan hasil penelitian adapun I. Bentuk solidaritas sosial masyarakat Makassar terhadap Migran Rohingya yang ada di pengungsian yaitu: a) keperdulian antar sesama umat beragama, Bentuk tersebut berupa uang, sembako, bahkan pakaian yang layak untuk Migran Rohingya gunakan. b) Memberikan pelatihan berupa kursus memasak, menjahit, kursus bahas Inggris dan kursus menyetir c) aksi peduli terhadap Migran Rohingya. II. Faktor penghambat solidaritas sosial masyarakat terhadap migran Rohingya yaitu: a) Keadaan ekonomi. b) Minimnya informasi mengai keberadaan migran Rohingya di kota Makassar. c) Sifat dan tingkah laku Migran Rohingnya terhadap masyarakat. d)kurangnya interaksi antara Migran Rohingya dengan masyarakat yang ada di Kota Makassar.
Hegemoni Media terhadap Praktik Poligami Muhammad Sabiq
SOSIORELIGIUS Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v4i1.10621

Abstract

Pembicaraan tentang poligami masih menjadi isu kontroversial di berbagai kalangan. Perselesihan perselisihan persepsi inilah yang kemudian yang kemudian banyak menimbulkan perdebatan berkepanjangan di kalangan fuqaha, tokoh-tokoh intelektualis dan modernis muslim, hingga persoalan ini menjadi aktual sepanjang masa, baik dari perspektif klasik, kontemporer dan keindonesiaan. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui faktor-faktor poligami baik secara internal maupun eksternal serta dampak yang ditimbulkan terhadap kondisi psikis anggota keluarga hingga relasi dengan lingkungannya. Untuk mencapai penelitian yang dimaksud maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan kerangka berpikir induktif yaitu dengan mengumpulkan data kemudian mengklasifikasikan ke dalam tema-tema yang akan disajikan. Dengan menggunakan analisis deskriptif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi dengan menggunakan pendekatan sosiologi.Hasil analisis menyimpulkan bahwa selain faktor internal dari dalam diri suami maupun istri yang melakukam praktik poligami, terdapat faktor internal seperti media yang mempengaruhi pola pikir mereka, sehingga poligami menjadi suatu dilema dan dianggap menjadi hal yang pantas dilakukan. Di dalam penelitian ini juga menjunjukkan bahwa poligami lebih berdampak kemadlaratan daripada kemaslahatan.Dalam perkawinan poligami banyak terjadi pengabaian hak-hak kemanusiaan yang selayaknya didapatkan oleh seorang istri dan anak dalam keluarga.Hal ini menjadi bukti bahwa semestinya ada peninjauan dan pertimbangan kembali tentang adanya praktik poligami.
Agama Industri Pedesaan (Studi Perilaku Keberagamaan Akibat Dampak Industri di Masyarakat Dukuh Nologaten, Caturtunggal, Sleman) Ahmad Sugeng Riady
SOSIORELIGIUS Vol 3 No 2 (2018): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v3i2.9573

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang perilaku keberagamaan masyarakat di DukuhNologaten. Pengaruh pembangunan industrialisasi di perkotaan membuat masyarakat di Dukuh Nologaten menjadikan uang sebagai indikator perilaku keberagamaan. Data penelitian ini diambil dari obervasi dan wawancara. Selain itu, data tambahan didapat dari berbagai literatur yang relevan dengan topik penelitian. Pola beragama di Dukuh Nologaten mengalami perubahan yang disebabkan karena dua hal, yakni wilayah yang berdekatan dengan perkotaan dan terjadinya urbanisasi. Selain itu, masyarakat di Dukuh Nologaten juga mempunyai ciri khas tertentu pada perilaku keberagamaan. Ciri khas yang pertama, masyarakatnya memberikan apresiasi terhadap agama yang lebih adaptif. Kedua, masyarakat di Dukuh Nologaten memiliki tingkat toleransi yang cukup tinggi terhadap masyarakat yang berbeda agama. Ketiga, ada perubahan dari pola yang bukan materialistik kemudian menjadi materialistik.
From the Green Gold to the Tourism Goals (Geopolitik Global dan Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat di Selayar, Sulawesi Selatan) Slamet Riadi
SOSIORELIGIUS Vol 3 No 2 (2018): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v3i2.9595

Abstract

Perkembangan pariwisata di Indonesia dan Kabupaten Kepulauan Selayar pada khususnya, telah membawa perubahan besar bagi masyarakat yang berlokasi di sekitar wilayah pengembangan pariwisata. Jika ditelisik secara historis, di era 1900an Selayar pernah menjadi pusat dan pintu perdagangan kopra di masanya. Kondisi sosialekonomi Selayar di tahun 1900an, telah banyak berubah, seiring dengan dicanangkannya Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, dalam aspek pariwisata. Oleh sebab itu, artikel ini bermaksud untuk melihat dan menganalisis perubahan sosial-ekonomi masyarakat di Kepulauan Selayar, dari dulunya berkecimpun sebagai pengusaha kopra dan sekarang beralih pada pengembangan pariwisata. Penelitian ini berlansung selama bulan januari tahun 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di masa produksi kopra yang begitu massif, kelapa menjadi komoditi yang disembah bagi masyarakat Selayar dan memiliki makna simbolik sebagai penanda status sosial masyarakat. Sedangkan, pada masa berkembangnya pariwisata juga berlaku demikian. Pariwisata dilihat sebagai satu-satunya jalan keluar untuk hidup yang lebih baik.
Miskin Di Laut Yang Kaya: Nelayan Indonesia Dan Kemiskinan Zakariya Anwar; Wahyuni Wahyuni
SOSIORELIGIUS Vol 4 No 1 (2019): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v4i1.10622

Abstract

Indonesia sebagai negara kepulauan, yang luas wilayahnya 70% merupakan lautan yang terkandung potensi ekonomi yang cukup melimpah, antara lain sumber daya ikan, rumput laut dan hasil laut lainnya, dengan  melimpahnya sumber daya ini maka seharusnya pendapatan nelayan sangatlah memadai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun dalam realita yang terjadi tidaklah demikian. Kurang dari 14,58 juta jiwa atau sekitar 90% dari 16,2 juta jumlah nelayan di Indonesia belum berdaya secara ekonomi maupun politik, dan berada di bawah garis kemiskinan. Kehidupan mereka sangat memprihatinkan karena sebagai nelayan tradisional yang  tergolong ke dalam kelompok masyarakat miskin mereka seringkali dijadikan obyek eksploitasi oleh para pemilik modal atau para pedagang tengkulak, sehingga distribusi pendapatan menjadi tidak merat. Berdasarkan uraian ini, maka rumusan masalah adalah: 1.Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya kemiskinan pada masyarakat nelayan? 2.Kebijakan apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi kemiskinan pada masyarakat nelayan?. Tulisan ini menggunakan metode library research dengan menggunakan buku-buku yang terkait dengan tema tulisan, yang menunjukkan bahwa ada dua faktor penyebab terjadinya kemiskinan pada nelayan yaitu faktor struktural disebabkan oleh faktor atau variabel internal individu yaitu struktur sosisl ekonomi masyarakat, ketersediaan insentif atau disinsentif pembangunan, ketersediaan fasilitas, ketersediaan teknologi, dan ketersedaian sumber alam. Dan faktor kultural disebabkan karena variabel yang melekat, menjadi gaya hidup tertentu yang menyebabkan individu sulit keluar dari kemiskinan. Variabel kemiskinan kultural ini disebabkan oleh tingkat pendidikan, pengetahuan, adat, budaya, kepercayaan, ketaatan pada pendangan tertentu.