cover
Contact Name
widodo
Contact Email
widodoiain@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
eduma_iaincrb@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching
ISSN : 20863918     EISSN : 25025309     DOI : -
Core Subject : Education,
EDUMA scientific journal is a publication containing the results of research, development, studies and ideas in the field of Mathematics Education. Firstly published in 2009 and has been listed on PDII LIPI on May 10, 2012. Based on decree number 21/E/KPT/2018, EDUMA was has been accredited by Ministry of Research Technology and Higher Education since July 17th 2018 for 5 years. EDUMA Journal published by Program Studi Tadris Matematika Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon in collaboration with Asosiasi Dosen Matematika dan Pendidikan Matematika PTKIN (Ad-Mapeta) twice a year, in July and December. Journal EDUMA is open to the public, researchers, academics, practitioners and observers of mathematics education.
Arjuna Subject : -
Articles 233 Documents
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA DUA DIMENSI DENGAN YANG MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA TIGA DIMENSI PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG: KUBUS DAN BALOK (STUDI EKSPERIMEN KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 TALUN, KAB. CIREBON) Edi prio baskoro; saeful amar
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (927.353 KB) | DOI: 10.24235/eduma.v2i1.66

Abstract

Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkanbanyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Sehingga siswa merasa bosan dan tidak tertarik dalammempelajari matematika. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan alat bantupembelajaran, yaitu alat peraga benda dua dimensi dan alat peraga benda tiga dimensi pada pokok bahasan yang sama.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan alat peraga benda duadimensi dan untuk siswa yang menggunakan alat peraga benda tiga dimensi, serta untuk mengetahui perbedaan hasil belajarsiswa antara yang menggunakan alat peraga benda dua dimensi dan yang menggunakan alat peraga benda tiga dimensi.Hasil belajar adalah hal yang selalu menjadi orientasi dari setiap pelaksanaan proses pembelajaran. Oleh karena itu,guru perlu memilih dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, supaya pembelajaran lebihbervariasi, materi yang disampaikan mudah dipahami, dan siswa lebih termotivasi dalam belajar, sehingga dapatmenghasilkan hasil belajar yang lebih baik.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, sedangkanuntuk pengumpulan data melalui observasi, studi dokumentasi dan pemberian soal tes. Populasi target dalam penelitian iniadalah seluruh siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2008/2009. Kemudian diambil sampel dengan menggunakanteknik cluster sample dan dipilih kelas VIIIDsebagai kelompok 1 dengan alat peraga benda dua dimensi dan dipilih kelasVIIIEsebagai kelompok 2 dengan alat peraga benda tiga dimensi. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis dengan ujinormalitas, uji homogenitas, uji t, serta uji hipotesis.t dengan tarafnyata α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = (40 + 38 – 2) = 76. Karena nilai 76 tidak terdapat dalam daftar distribusiDari hasil data uji hipotesis dengan perhitungan uji t diperoleh hargastudent’s t maka ditentukan dengan cara interpolasi yang diperoleh hargatabelt= 3,22. Sedangkanhitungt = 1,99. Karenat yaitu 3,22 >1,99, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yangt>hitungmenggunakan alat peraga benda dua dimensi dengan siswa yang menggunakan alat peraga benda tiga dimensi. Dalam halini hasil belajar matematika siswa yang menggunakan alat peraga benda tiga dimensi lebih baik daripada siswa yangmenggunakan alat peraga benda dua dimensi, dengan uji t untuk alat peraga benda dua dimensi adalah 7,63 dan untuk alatperaga benda tiga dimensi adalah 12,08.Kata Kunci : alat peraga dua dimensi, alat peraga tiga dimensitabeltabel
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERINTEGRASI KEISLAMAN DALAM MENINGKATKAN KARAKTER DEMOKRASI SISWA nani fitriah; Arif Muchyidin; jamali sahrodi
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1897.594 KB) | DOI: 10.24235/eduma.v4i2.34

Abstract

Mathematics is not only as science that emphasize the cognitive ability, moreover in the attitude establishment and good behavior, while in learning mathematics teacher usually, only emphasizes cognitive ability and teacher seldom to pay attention about students’ so character is still low, on of them is students’ democratic character. Students’ democratic character is still low, it can be showed that they don’t ask to understand the lesson. So, it is needed the effort to improve studnts’ democratic character, that is implementation of Islamic Integration Model in liearning mathematics. The fuction of research are 1) to find out the students’ democratic character by using Islamic integration model in learning mathematics. 2) to find out the students’ democratic character without using Islamic integration model in learning mathematics. 3) to find out the implementation the Islamic integration model in learning mathematic on students’ democratic character better than the convensional model in learning mathematic. Variabel of this research is students’ democratic character, especially in learning mathematics with the theme tangent circle. The research method used is a quantitative method by using quasi eksperimental design. Techniques of collecting data of this research are attitude scale, observation, and interview. Population in this research is the eighth grade students’ of MTs NU Putri 3Buntet Pesantren Cirebon Year 2014/2015 about 213 students. Sampel of the research is cluster random sampling, it can be done by choosing group of two class that is grade of VIII D as experimental class and grade of VIII E as control class. The analyisis data is using descriptive statistic and inferensia statistic. The result of this research can be concluded that 1) students’ democratic character in experimental class when learning mathematics by using Islamic integration model in the good categorization is showed by number of attitude scala is about 83%; 2) students’ democratic character in control class when learning mathematics without by using Islamic integration model in the good categorization is showed by number of attitude scala is about 68%; 3) descriptively, students’ democratic characterexperimental classtend to be higher than control class, but thestatistical result not significant because the score of significant about 0,06. It shows not different of students’ democratic character learning mathematic by using Islamic integration model and conventional model significant standard  =  5%.Key words        : Islamic Integration, Democratic Character
PENGARUH METODE MIND MAPPING DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA(Studi Eksperimen Di Kelas X MAN Cirebon 1) fuad hidayat; Hadi Kusmanto
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.384 KB) | DOI: 10.24235/eduma.v5i1.681

Abstract

Salah satu standar proses dalam pembelajaran matematika yang dirumuskan oleh National Council of Teachers of Mathematics (NCTM ) adalah belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication). Kurangnya kemampuan komunikasi matematis siswa dikarenakan belum maksimalnya penggunaan metode mencatat kreatif dan model pembelajaran yang tepat. Metode mencatat kreatif yang dimaksud adalah metode mind mapping, sedangkan model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui apakah metode mind mapping dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis, baik secara parsial maupun simultan, serta seberapa besar pengaruh metode mind mapping dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap kemampuan komunikasi matematis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes. Penelitian ini mengambil populasi kelas X MAN Cirebon 1 tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 469 siswa. Sementara sampel diperoleh dengan metode cluster random sampling, kelas yang menjadi sampel yaitu kelas X2 yang terdiri dari 47 siswa. Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data, maka berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai thitung (1,675) < ttabel (1,679), hal ini berarti metode mind mapping secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Demikian juga dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share tidak   berpengaruh signifikan terhadap kemampuan komunikasi matematis, karena thitung  (1,349) < ttabel  (1,679). Namun, Fhitung  (3,236) > Ftabel (3,204) hal ini menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara metode mind mapping dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share secara simultan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,353 yang artinya antara variabel bebas (X1 dan X2) dan terikat (Y) memiliki hubungan yang lemah, koefisien determinasi (R square) sebesar 0,125 atau 12,5% artinya besarnya pengaruh metode mind mapping dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa adalah sebesar 12,5%. Sisanya 87,5% dipengaruhi oleh faktor lain dalam kemampuan komunikasi matematis.Kata Kunci: Mind Mapping, Think Pair Share, Komunikasi Matematis
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING DALAM PERSAMAAN KUADRAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA Lilis Rodiawati
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.054 KB) | DOI: 10.24235/eduma.v4i1.16

Abstract

Mempelajari matematika tidak hanya berusaha untuk menguasai pengetahuan atau keterampilan rutin dalam pemakaian dan penerapan materi pelajaran.Objek belajar matematika mencakup objek langsung dan tidak langsung. Objek langsung meliputi; fakta,keterampilan,konsep dan aturan atau prinsip,dan objek tidak langsung meliputi; kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, mandiri dalam belajar dan bekerja ,bersikap positip terhadap matematika dan mengetahui cara mempelajarinya. Pengujian pemahaman fakta, skill,konsep, dan prinsip dalam persamaan kuadrat dapat melalui cara sebagai berikut: Pertama,siswa yang hanya ingat rumus persamaan kuadrat  dia baru menguasai fakta; Kedua, siswa yang dapat mensubstitusikan bilangan pada rumus   sampai diperoleh nilai akar-akar persamaan kuadrat adalah skill; Ketiga, siswa yang dapat mengklasifikasikan a,b,c sebagai konstanta  dan x sebagai variabel  pada persamaan ax2 + bx + c adalah konsep; Keempat, siswa yang dapat menurunkan atau membuktikan rumus  kuadrat dan menerangkan cara penurunannya pada orang lain maka ia dikatakan telah menguasai prinsip. Jadi rumus kuadrat yang merupakan prinsip dipandang sebagai  suatu fakta, skill, atau konsep oleh siswa.. Konsep-konsep yang sangat sulit dapat diajarkan kepada beberapa siswa yang cerdas, dengan syarat, mereka belajar dengan sungguh-sungguh dan diajari oleh guru yang kompeten, tetapi kesiapan menuju ke abstraksi harus disesuaikan dengan keluasan pengalaman siswa. Siswa harus mempunyai sikap yang positif terhadap pelajaran. Sehubungan dengan berbagai kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang abstrak, Penulis mencoba membuat alat bantu/media yang di beri nama “Lempeng Faktor”. Alat bantu ini pada dasarnya merupakan sebuah upaya mendemonstrasikan secara konkrit dari aljabar yang abstrak,  diantaranya konsep yang mendasari  perkalian dua suku dua dalam persamaan kuadrat dan faktorisasi suku tiga. Hasil penelitian tindakan kelas menunjukan bahwa: Satu; kecenderungan hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran contektual teaching learning dengan menggunakan media termasuk kategori tinggi.Dua; Ada pengaruh yang positif  metode pembelajaran contektual teaching learning dengan menggunakan media terhadap hasil belajar matematika. Hal ini ditunjukan nilai hasil uji –t berkorelasi, dimana t hitung sama dengan 24,23 dan t tabel sama dengan 2,04. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media “Lempeng Faktor”pada persamaan kudrat, menjadikan pembelajaran abstrak menjadi konkrit, pembelajaran lebih berpusat pada siswa, dapat mengembangkan kreativitas, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, kontektual, pengalaman belajar beragam, meningkatkan skill dan learning by doing, memperjelas penyajian materi supaya tidak verbalisme,Keywords: Hasil Belajar, Pembelajaran Contextual Teaching  Learning, Persamaan Kuadrat, dan Media
PENGARUH PENGUASAAN BILANGAN PECAHAN TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA SUB POKOK BAHASAN PERBANDINGAN SEGMEN GARIS (STUDI KASUS TERHADAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 KOTA CIREBON) Hadi Kusmanto; siti komariyah
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.105 KB) | DOI: 10.24235/eduma.v1i2.300

Abstract

Matematika merupakan komponen dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Latar belakang masalah didapat dari pengalaman guru bidang studi Matematika kelas VII SMPN 7 Kota Cirebon yaitu Bapak Surnadi, S.Pd dan Ibu Tuti Sri Mukarti, S.Pd, sering dijumpai siswa kelas VII yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal materi pada sub pokok bahasan perbandingan segmen garis, dikarenakan kurangnya penguasaan siswa terhadap materi mengenai bilangan pecahan khususnya pada menyederhanakan pecahan dan pecahan senilai. Selain itu juga ditemukan masalah lain, siswa yang menguasai materi mengenai bilangan pecahan, tetapi kurang mampu menyelesaikan soal-soal pada sub pokok bahasan perbandingan segmen garis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi bilangan pecahan, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada sub pokok bahasan perbandingan segmen garis dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penguasaan materi bilangan pecahan terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal pada sub pokok perbandingan segmen garis siswa kelas VII SMPN 7 Cirebon. Pemikiran ini bertitik tolak dengan pemikiran bahwa belajar matematika akan berhasil jika proses pengajaran diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut. Dalam mempelajari materi perbandingan segmen garis, siswa membutuhkan materi dasar yang dapat menopang dan memudahkan siswa untuk memahami materi tersebut. Bilangan pecahan merupakan salah satu materi dasar yang sangat erat kaitannya dengan materi perbandingan segmen garis. Sehingga kemampuan menyelesaikan soal-soal perbandingan segmen garis siswa akan sangat dipengaruhi oleh penguasaan siswa tentang materi bilangan pecahan. Penelitian yang dilakukan di SMPN 7 Cirebon menggunakan teknik pengumpulan data yaitu tes dan populasi seluruh kelas VII yang berjumlah 384 siswa dan terdiri dari 9 kelas.Adapun pengambilan sampel 1 kelas yaitu kelas VII C yang berjumlah 43 siswa yang diambilmenggunakan teknik cluster random sampling. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitupenguasaan bilangan pecahan sebagai variabel bebas dan kemapuan menyelesaikan perbandingan segmen garis sebagai variabel terikat. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penguasaan bilangan pecahan terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal perbandingan segmen garis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan bilangan pecahan kategori cukup. Sedangkan kemampuan menyelesaikan soal-soal perbandingan segmen garis kategori kurang. Hipotesis nilai Sig. (0,000) < α (0,05). Rsquare = 0,574, maka penguasaan bilangan pecahan merupakan materi prasyarat dari materi perbandingan segmen garis dengan kontribusisebesar 57,4%.Kata Kunci: Bilangan pecahan, Segmen garis
PERBANDINGAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN METODE PEER TEACHING POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR iis katika; Arif Muchyidin
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.175 KB) | DOI: 10.24235/eduma.v3i2.57

Abstract

Proses pembelajaran merupakan penentu apakah siswa dapat memahami atau tidak tentang materi yang disampaikan. Khususnya dalam bidang matematika, cara mengajar yang diterapkan guru matematika saat ini cenderung kurang kreatif, variatif, dan korektif sehingga, sebagian besar siswa hanya sekedar tahu tentang suatu hal tanpa memahaminya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menerapkan metode student facilitator and explaining dengan metode peer teaching pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Rajagaluh. Populasi terjangkaunya adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 306 dan sampelnya adalah kelas VIII C yang diterapkan metode peer teaching dan VIII H yang diterapkan metode student facilitator and explaining. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara purposive sampling. Data hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai rata – rata pemahaman matematika siswa yang diterapkan metode student facilitator and explaining pada saat pre test adalah 23,25 sedangkan pada saat pos test adalah 60,08 dengan N-Gain sebesar 49,28. Nilai rata – rata pemahaman matematika siswa yang diterapkan metode peer teaching pada saat pre test adalah 38,03 sedangkan pada saat pos test adalah 72,71 dengan N-Gain sebesar 58,97. Respon siswa terhadap metode student facilitator and explaining dengan metode peer teaching yaitu 73%. Berdasarkan hasil perhitungan uji Mann Whitney (uji non parametric), hasil Asymp.Sig.(2-tailed) 0,091. Karena nilai Sig 0,091 > 0,05 maka hasil ujinya Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan pemahaman matematika siswa antara yang menerapkan metode student facilitator and explaining  dengan yang menerapkan metode peer teaching.  Kata kunci : Student Facilitator an Explaining, Peer Teaching, dan Pemahaman
PERANCANGAN DAN PROTOTYPING MULTIMEDIA PEMBELAJARAN ALGORITMA DAN DASAR PEMROGRAMAN hendri raharjo
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.855 KB) | DOI: 10.24235/eduma.v1i1.284

Abstract

Creativity-based independent study students is done through the computer to encourage students todo the analysis and improvement of knowledge, explore, exploit and manage information, and generate information and knowledge itself. Students can make the exploration of knowledgeindependently. Learning materials developed through the model vary from the very day CBLintroduction of the computer, interacting with the computer, the use of specific software (wordprocessors, spreadsheets, or databases) and the creation of learning programs through aprogramming language. Conventional education system is in progress at this time start to have problems in relation to theneeds of 21st century education. Learning still tend in the direction of the pattern, where moredominate role of the learning process. Students tend to be regarded as an object with the samepotential so that plurality is not a part of the students in the learning process. The objective of the research development of this learning module is a learning algorithm basedmultimedia and programming that helps the learning process in the academic environment,enabling students to accelerate the understanding of the teaching materials, especially algorithms and programming and to give freedom to students to make learning an explorative and repetitive at- discussion of each subject so that teaching materials for possible use by students with learning thevarious characters. Model development system using the method of prototyping are approaches to softwaredevelopment approach using a model of instructional design / development with the approachfollowed by the model system. model generally recommend this approach, the sequence of activitythat includes analysis, design, development, implementation, and evaluation (ADDIE)Keywords: Computer based learning (CBL), learning, algorithms and programming, multimedia
PENGARUH TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI (TEORI VAN HIELE) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL PADA MATERI GARIS DAN SUDUT achmad iqbal zhumni; muhamad ali misri
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1185.995 KB) | DOI: 10.24235/eduma.v2i2.44

Abstract

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) adalah pendidikan. Salah satu mata pelajaran yang diberikan dari awal proses pendidikan adalah pelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Pada kenyataannya matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukai para siswa. Salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah adalah geometri. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa materi geometri kurang dikuasai oleh sebagian besar siswa.Salah satu faktor yang akan diteliti adalah tingkat kemampuan berpikir geometri siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui tingkat berpikir geometri siswa, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pada materi garis dan sudut dan untuk mengetahui pengaruh antara tingkat kemampuan berpikir geometri (teori Van Hiele) siswa dengan kemampuan siswa mengerjakan soal pada materi garis dan sudut. Tingkat kemampuan berpikir geometri adalah kedudukan atau posisi siswa berdasarkan pada kemampuan siswa untuk menangkap serta mampu mengungkapkan pola–pola visual.Salah satu teori yang yang membahas masalah ini adalah teori Van Hiele. Kemampuan mengerjakan soal adalah kapasitas atau kecakapan individu dalam mengerjakan atau memecahkan pertanyaan. Materi garis dan sudut adalah salah satu materi yang di ajarkan dalam mata pelajaran matematika, khususnya pada kelas tujuh (VII). Peneletian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan one-shot casestudy. Teknik pengumpulan data menggunakan tes yang berupa tes essay. Penelitian ini dilakukan di kelas VII SMP Negeri 1 Ciledug, dengan jumlah populasi sebanyak 358 siswa dan jumlah sampel sebanyak 40 siswa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat kemampuan berpikir geometri siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Ciledug bervariasi, yaitu 13 siswa atau 32,5% siswa berada pada tingkat 1 atau tahap pengenalan, 22 siswa atau 55% siswa berada pada tingkat 2 atau tahap analisis, 5 siswa atau 12,5% siswa berada pada tingkat 3 atau tahap pengurutan serta belum ada siswa yang berada pada tingkat 4 (tahap deduksi) dan tingkat 5 (tahap rigor). Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pada materi garis dan sudut termasuk dalam kategori baik.Sebanyak 21 siswa atau 52,5% siswa mendapat nilai di atas KKM yang ditetapkan di sekolah tersebut. Berdasarkan perhitungan analisis regresi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh tingkat kemampuan geometri siswa terhadap kemampuan siswa mengerjakan soal garis dan sudut sebesar 60,6% dan selebihnya dipengaruhi faktor lain. Karena thitung>ttabel (7,651 > 2,023), maka tingkat berpikir geometri siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan siswa dalam mengerjakan soal garis dan sudut, dengan persamaan regresi yang dihasilkan adalah Ŷ = 41,189 + 28,951 . Kata Kunci : berpikir geometri, teori van Hiele 
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Mahasiswa Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon) Nurma Izzati
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.722 KB) | DOI: 10.24235/eduma.v3i1.7

Abstract

AbstractPenelitian ini bertujuan untuk menelaah pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. Desain penelitian ini adalah one-shot case study. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada semester genap tahun akademik 2013/2014 dengan populasi terjangkau adalah mahasiswa jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang mengambil mata kuliah media pembelajaran matematika pada semester genap tahun akademik 2013/2014 yakni sebanyak tiga kelas (kelas A, B, dan C) yang berjumlah 105 orang mahasiswa. Dari populasi terjangkau dipilih satu kelas sampel dengan teknik Purposive Sampling, yaitu mahasiswa kelas A yang mengikuti mata kuliah media pembelajaran matematika sebanyak 35 mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir kreatif dan angket respon mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa.Keywords: kemampuan berpikir kreatif, model pembelajaran berbasis proyekPENDAHULUANLatar BelakangMatematika merupakan salah satu pelajaran dasar yang diajarkan di sekolah. Matematika menurut sebagian besar siswa adalah mata pelajaran yang sangat sulit, banyak rumus dan bersifat abstrak sehingga sulit dipahami oleh siswa. Pembelajaran matematika dianggap membosankan dan tidak menarik bagi siswa. Sebagai calon pendidik
UPAYA MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OUTBOUND TRAINING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KARANG SEMBUNG sofwan hadi hadi; andri ruri wiryanto
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.287 KB) | DOI: 10.24235/eduma.v1i1.274

Abstract

Hasil observasi awal diketemukan bahwa kriteria ketuntasan minimal di MTs Negeri Karang Sembung belum mencapaiideal sehingga perlu adanya inovasi dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri KarangSembung. Metode outbound training dalam pembelajaran matematika menjadi alternatif pola pengajaran matematikayang lebih aktif, menyenangkan dan dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana ketuntasan belajar siswa setelah penerapan metode outboundtraining. Tujuan lainnya untuk membuktikan bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode outbound trainingdalam pembelajaran matematika. Metode outbound training merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di alam terbuka, yang tediri dariserangkaian permainan (games), tantangan (challenge), dimana masing-masing permainan memiliki tujuan danhikmah tertentu.dalam pembelajaran matematika menjadi alternatif pola pengajaran matematika yang lebih aktif danmenyenangkan, dengan penerapan metode ini ketuntasan belajar siswa meningkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode outbound training. Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh siswa kelas VIII MTs Negeri Karang Sembung tahun ajaran 2010-2011 yang berjumlah 267 siswa.Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan guru-guru matematika MTs Negeri Karang Sembung yangdijadikan sampel adalah kelas VIII-A. Tes dan Angket disebarkan setelah satu siklus. Keberhasilan penelitian ini dilihatdari hasil belajar apabila mencapai ketuntasan belajar minimal 85% dari jumlah siswa serta ketuntasan individudengan nilai≥ 63. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Ketuntasan belajar siswa pada materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII-A MTs Negeri Karang Sembung yangmenggunakan model pembelajaran matematika dengan metode Outbound Training meningkat, terlihat pada kuis Iadalah sebesar 87,18% dari 39 siswa. Sementara KKM yang ditetapkan oleh guru sebesar 63, berarti ada 34 siswayang nilainya lebih dari 63 dan 5 siswa nilainya kurang dari 63. Pada kuis II terjadi peningkatan ketuntasan belajarsebanyak 2,56% sehingga ketuntasan pada kuis II menjadi 89,74%. Pada kuis III terjadi peningkatan ketuntasanbelajar sebanyak 2,57% sehingga ketuntasan mencapai 92,31%. Berarti pada kuis III terdapat 36 siswa yang nilainyalebih dari 63 dan 3 siswa yang nilainya kurang dari 63. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaranmatematika dengan metode outbound training adalah positif. Siswa beranggapan bahwa metode ini merupakan halyang baru, senang mengikuti pembelajaran tersebut, membuat siswa semakin aktif, game-game sangat menarik,berminat mengikutinya lagi, tertantang, proses pembelajaran lebih menyenangkan, setuju agar metode pembelajaranserupa diterapkan dalam proses pembelajaran mata pelajaran lain. Kata Kunci : Ketuntasan Belajar Siswa, Outbond Training

Page 2 of 24 | Total Record : 233