cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
JURNAL KEGURUAN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 17 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2017)" : 17 Documents clear
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Mengajar Deduktif Dan Model Mengajar Induktif Pada Materi Pokok Sistem Koloid Di Kelas XI IPA SMA Negeri 13 Medan Adilah Wirdhani Lubis
Keguruan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang di ajar dengan menggunakan model mengajar deduktif dan model mengajar induktif pada materi pokok sistem koloid dikelas XI IPA SMA NEGERI 13 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 13, seluruhnya berjumlah 144 orang dengan jumlah sampel 2 kelas, yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang yang terdiri dari masing-masing 40 orang siswa. Nilai rata-rata kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model mengajar deduktif  dan nilai rata-rata kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan multimedia . Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik t. Harga ttabel untuk dk = 70, α = 0,05 diperoleh 1,9966. Dari hasil perhitungan harga thitung = 2,5754, maka dalam hal ini Ha diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa “ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model mengajar deduktif dengan model mengajar induktif pada materi pokok sistem koloid” dan perbedaannya adalah signifikan.Kata Kunci: Belajar, Hasil Belajar, Model Mengajar Deduktif, Model Mengajar Induktif.
Penggunaan “Labu Pop Ice” dan “Bunga Pacar Air” Sebagai Media Pembelajaran Praktikum Uji CO2 Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Pada Materi Sistem Respirasi Julia Damaris Bukit
Keguruan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Fokus Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemakaian “Labu Pop Ice” untuk alat uji karbondioksida (CO2) sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan proses siswa pada materi respirasi. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari 3 siklus. Siklus 1 membahas respirasi manusia, siklus 2 membahas respirasi hewan, siklus 3 membahas respirasi tumbuhan. Pada ketiga siklus tersebut menggunakan alat uji karbondioksida (CO2) sebagai media pembelajaran. Data penelitian utama diambil dari nilai praktikum 1, 2, dan 3 yang menunjukan adanya kenaikan kemampuan keterampilan proses. Penelitian sampingan dilakukan berdasarkan nilai ulangan I, II, III, sub sumatif, juga menunjukan kenaikan daya serap siswa dan daya serap kelas. skala sikap Likert menunjukan umumnya siswa merasa lebih mengerti dan senang belajar dengan menggunakan “Labu Pop Ice” untuk alat uji karbondioksida (CO2).Kata Kunci: Labu Pop Ice, Bunga Pacar Air Keterampilan Proses, Sistem Respirasi.
Analisis Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pelayanan Pendidikan Di SMA Plus Al-Azhar Medan Sapta Kesuma
Keguruan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pimpinan dalam mengimplementasi manajemen mutu terpadu dalam pelayanan pendidikan di SMA Plus Al-Azhar Medan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis kualitatif. Dikatakan deskriptif karena penelitian ini mencoba mengungkapkan kejadian yang sedang berlangsung, yaitu tentang bagaimana Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Pelayanan Pendidikan di SMA Plus Al-Azhar Medan. Untuk menganalisis data yang diperoleh dianalsis dengan menggunakan analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan temuan penelitan: 1) Pimpinan SMA Plus Al-Azhar Medan dalam hal ini kepala sekolah telah melaksanakan kepemimpinannya dengan baik dalam konteks Implementasi Manajemen Mutu Terpadu yang meliputi: a) Kepuasan pelanggan, b) Respek kepada orang lain, c) Komitmen terhadap organisasi, d) Kerjasama tim, e) perbaikan secara terus-menerus. 2) Kepala sekolah dalam konteks kepemimpinannya melakukan strategi visioner yaitu mampu memprediksi jauh ke depan secara jangka panjang sesuai dengan visi dan misi dan tujuan sekolah.Kata Kunci: manajemen mutu terpadu, pelayanan pendidikan.
Peningkatan Aktivitas Belajar Tata Busana (Busana Industri) Siswa Kelas XII Busana 1 SMKN 10 Medan Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Pendekatan Struktural Numbered Heads Together (NHT) Helena Simatupang
Keguruan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XII Busana 1 SMKN 10 Medan didasarkan pengamatan rendahnya aktivitas belajar tata busana (busana industri) siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penelitian dilakukan dalam tiga siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dalam setiap siklusnya. Tindakan yang dilakukan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe pendekatan strurtural Numbered Head Together (NHT). Untuk menyelesaikan masalah digunakan instrumen pengamatan aktivitas belajar siswa, instrumen penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen pengamatan aktivitas guru, serta nilai hasil evaluasi setiap selesai pertemuan. Nilai data yang diperoleh menjadi bahan refleksi untuk dilakukan di siklus berikutnya. Ketika dilakukan refleksi awal hasil belajar siswa sekitar 36,45 (sangat kurang). Pada siklus I rata-rata aktivitas belajarnya 48,25 dengan rata-rata hasil belajar siswa 53,00 (kurang), pada siklus II rata-rata aktivitas belajarnya 68,35 (cukup) dengan rata-rata hasil belajarnya 72,25 (cukup), dan pada siklus III rata-rata aktivitas belajarnya 78,42 (tinggi) dengan rata-rata hasil belajarnya 86,42 (tinggi). Sehingga disimpulkan penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe pendekatan struktural Numbered Head Together (NHT) di kelas XII Busana1 SMKN 10 Medan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar tata busana (busana industri).Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Kooperatif Tipe Pendekatan Struktural Numbered Head Together (NHT)
Perbandingan Model Pembelajaran Elaborasi Dengan Model Pembelajaran Advance Organizer Andy Sapta
Keguruan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran Elaborasi dengan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Advance Organizer pada materi fungsi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Buntu Pane. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Buntu Pane. Sampel penelitian ini diambil 2 kelas dengan teknik claster random sampling. Alat pengumpul data digunakan tes hasil belajar siswa pada materi Fungsi dalam bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal. Dari analisa data diperoleh nilai rata-rata pretes dengan model pembelajaran Elaborasi sebesar 67,61 dengan nilai rata-rata postes 80,55. Sedangkan untuk kelas dengan model pembelajaran Advance Organizer diperoleh nilai rata-rata pretes sebesar 69,05 dengan nilai rata-rata postes 74,61. Dari uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji satu pihak didapat bahwa H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika pada materi fungsi yang menggunakan model elaborasi lebih baik daripada menggunakan model Advance Organizer pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Buntu Pane.Kata kunci: model Elaborasi, model Advance Organizer, FungsiAbstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar matematikasiswa yang menggunakan model pembelajaran Elaborasi dengan hasil belajar yangmenggunakan model pembelajaran Advance Organizer pada materi fungsi di kelas XI IPASMA Negeri 1 Buntu Pane. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPASMA Negeri 1 Buntu Pane. Sampel penelitian ini diambil 2 kelas dengan teknik clasterrandom sampling. Alat pengumpul data digunakan tes hasil belajar siswa pada materi Fungsidalam bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal. Dari analisa data diperoleh nilai rata-ratapretes dengan model pembelajaran Elaborasi sebesar 67,61 dengan nilai rata-rata postes 80,55.Sedangkan untuk kelas dengan model pembelajaran Advance Organizer diperoleh nilai rataratapretes sebesar 69,05 dengan nilai rata-rata postes 74,61. Dari uji hipotesis yang dilakukandengan menggunakan uji satu pihak didapat bahwa O H ditolak. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa hasil belajar matematika pada materi fungsi yang menggunakan modelelaborasi lebih baik daripada menggunakan model Advance Organizer pada siswa kelas XI IPASMA Negeri 1 Buntu Pane.Kata kunci: model Elaborasi, model Advance Organizer, Fungsi
Penerapan Model Pembelajaran Eksploratif dengan Metode Inquiry Labs untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Konsep Elastisitas Sheila Fitriana
Keguruan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa yang mendapatkan pembelajaran eksploratif dengan metode inquiry labs. Penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol di kelas XI SMA N 2 Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain the randomized pretest-posttest control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa meningkat dan skor rata-rata gain yang dinormalisasi g untuk pemahaman konsep pada kelas eksperimen adalah 0,35 dan kelas kontrol adalah 0,18. Pengolahan data dilakukan dengan statistik uji-t untuk beda rerata. Hasil penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran eksploratif dengan metode inquiry labs pada konsep elastisitas secara signifikan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran eksploratif dengan metode laboratorium verifikasi.Kata Kunci: elastisitas, inquiry labs, model pembelajaran eksploratif, pemahaman konsep
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Materi Suhu dan Pemuaian Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas V SD Negeri 024760 Binjai Langkatina Langkatina
Keguruan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Subjek penelitian ini adalah siswa SD kelas V yang terdiri dari 20 orang siswa dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes hasil belajar dan dan hasil observasi aktivitas siswa. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu rencana (plan), tindakan (action), pengamatan (obsevation) dan refleksi (reflection). Pada pra siklus hasil belajar siswa (Pre Tes), ternyata 20 orang mendapat nilai ≤ 60 dengan rata-rata kelas 55,25. Pada pra siklus ini, penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan 55,25%. Ini berarti tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan masuk pada tingkat penguasaan rendah. Dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum tercapai. Pada siklus I, tes hasil belajar siswa (Pos Tes I), ternyata 19 orang mendapat nilai ≥ 65 dan 1 orang mendapat nilai ≤ 60 dengan rata-rata kelas 74,75. Pada siklus I ini, penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan 74,75%. Ini berarti tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan masuk pada tingkat penguasaan sedang. Dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum tercapai. Pada Siklus II (Pos Tes 2), semua siswa mendapat nilai ≥ 85 dengan rata-rata kelas 91,05. Penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan mencapai 91,05%. Ini berarti penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan masuk pada tingkat penguasaan tuntas dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Maka dapat disimpulkan bahwa pengajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses dapat meningkatakan hasil belajar siswa.Kata Kunci: IPA, Suhu dan Pemuaian, Pendekatan Keterampilan Proses
Pengaruh Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Regulasi MAN 4 Medan Budianto Budianto; Ita Izlina
Keguruan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Masalah utama yang menjadi pokok permasalahan adalah apakah ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dengan menggunakan Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Regulasi Siswa MAN 4 Medan.Penelitian ini memiliki manfaat praktis yaitu sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi guru mata pelajaran untuk mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran yang akan digunakan dalam penyampaian materi. Bekal bagi calon guru, untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta meningkatkan kemampuan dalam menggunakan model pembelajaran. Bagi mahasiswa sebagai bahan informasi dan menambah wawasan mengenai model Auditory, Intellectualy, Repetition. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji dan membahas penelitian yang sama. Bagi siswa untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan aktifitas belajar Biologi siswa. Sementara itu secara teoritis penelitian ini antara lain dalam ilmu pendidikan dapat menjadi referensi serta menjadi solusi bagi setiap pembaca yang memiliki permasalahan yang sama dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini. Nilai rata-rata pre test sebelum pembelajaran menggunakan model Auditory Intellectualy Repetition adalah 66,7 dan standart deviasi 7,75. Maka seluruh siswa dinyatakan tidak tuntas (100%) pada sub materi sistem saraf di kelas XI IPA 1 Madrasah Aliyah Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Nilai rata-rata post test hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model Auditory Intellectualy Repetition adalah 82,14 dan standart deviasi 7,3. Sebanyak 21 siswa (60%) tuntas dan 14 siswa (40%) tidak tuntas pada sub materi sistem saraf di kelas XI IPA 1 Madrasah Aliyah Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Hasil hipotesis dalam penelitian ini yaitu Ha diterima dan Ho ditolak dengan nilai diperoleh thitung ttabel atau 18,91 1,69. Maka dari hasil analisa terhadap rumusan hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan model Auditory Intellectualy Repetition terhadap hasil belajar siswa pada sub materi sistem saraf di kelas XI IPA 1 Madrasah Aliyah Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.  Kata Kunci: Auditory Intellectualy Repetition, Hasil Belajar Biologi, Sistem Regulasi
Penggunaan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran IPA Materi Pertumbuhan Dan Perkembangan Makhluk Hidup Di Kelas IIA SDN 056635 Pasiran Air Hitam T.P. 2016/2017 Syafiani Syafiani
Keguruan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup di Kelas IIA SDN 056635 Pasiran Air Hitam T.P. 2016/2017. Hal tersebut berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dilakukan melalui 2 siklus. Instrumen yang digunakan adalah tes kognitif dan lembar pengamatan siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIA yang terdiri dari 24 siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Siswa yang memperoleh nilai tuntas pada tes awal berjumlah 4 siswa, pada tes I 11 siswa, dan pada tes II meningkat menjadi 20 siswa. Persentase ketuntasan nilai siswa secara klasikal pada tes awal 17%, pada siklus I 46% dan pada siklus II adalah 83%, ini lebih besar dari standar ketuntasan klasikal di sekolah sebesar ≥ 70%. Aktivitas siswa meningkat untuk masing-masing item, pada siklus I 70% dan pada siklus II naik menjadi 90%. Dalam aspek psikomotorik, hasil gambar siswa menunjukkan nilai yang baik. Untuk kelompok batang,bunga dan buah 80, untuk kelompok tunas 70, untuk kelompok biji 80, dan untuk kelompok daun 85.Kata Kunci: hasil belajar, pendekatan kontekstual, pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
Peningkatan Keterampilan Diskusi Produktif Tata Boga Siswa Kelas XI Boga-2 SMK Negeri 10 Medan Melalui Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Lisiana Pasaribu
Keguruan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang dilakukan kelas XI Boga-2 SMKN 10 Medan. Penelitian ini didasarkan pengamatan rendahnya keterampilan diskusi siswa dalam pembelajaran produktif tata boga. Pengembangan kemampuan keterampilan diskusi dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray yang dapat memberikan keleluasaan berpikir. Peningkatan keterampilan diskusi siswa dapat dilihat dari 5 aspek, yaitu (1) aspek keberanian/semangat, (2) aspek kelancaran berbicara, (3) aspek kejelasan ucapan dan pilihan kata, (4) aspek penguasaan masalah, dan (5) aspek penyampaian pendapat (persetujuan dan sanggahan). Peningkatan secara produk berdasarkan jumlah skor rata-rata kelas yang diperoleh yakni pada tes pratindakan sebesar 7,31 atau 29,63%, pada siklus I meningkat menjadi 12,59 atau 50,54%, pada siklus II meningkat menjadi 17,09 atau 68,36%, dan pada akhir tindakan siklus III meningkat menjadi 20,90 atau 83,63%. Dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan keterampilan diskusi produktif tata boga siswa kelas XI Boga-SMKN 10 Medan melalui model pembelajaran two stay two stray.Kata Kunci: Diskusi, Model Pembelajaran Two Stay Two Stray

Page 1 of 2 | Total Record : 17