cover
Contact Name
Rina Yulianti
Contact Email
jipags@untirta.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jipags@untirta.ac.id
Editorial Address
Program Studi Magister Administrasi Publik Jl. Raya Jakarta Km. 4 Serang Banten, Kota Serang, 42117
Location
Kab. serang,
Banten
INDONESIA
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies)
ISSN : 25490435     EISSN : 25491431     DOI : dx.doi.org/10.31506/jipags
Core Subject : Science, Social,
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) merupakan jurnal ilmiah berkala yang mempublikasikan hasil penelitian dalam bidang administrasi publik dan ilmu pemerintahan di Indonesia baik oleh peneliti Indonesia maupun peneliti asing.
Articles 100 Documents
MENGHALAU PERILAKU KONTRAPRODUKTIF : TRANSFORMASI JABATAN ADMINISTRASI MENJADI JABATAN FUNGSIONAL Dida Daniarsyah
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jipags.v4i1.7794

Abstract

Artikel ini mencoba menganalis kebijakan pemerintah terkait penyederhanan level biorkrasi pasca pidato pelantikan Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo pada hari Minggu, tanggal 20 Oktober 2019. Skema penyederhaan birokrasi melalui kebijakan transformasi jabatan administrasi menjadi jabatan fungsional. Menurut data Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang direlease Badan Kepegawaian Negara dirinci bahwa jabatan Administrasi setara level 3, 4, 5 sebanyak 440.023 pegawai. Menilik data tersebut dapat disumsikan pada taksiran minimal bahwa 60% dari jumlah PNS level 3 ke bawah  akan bertransformasi dalam jabatan fungsional. Sehingga akan ada perubahan mekanisme kerja, perubahan peta jabatan, perubahan pendapatan dan perubahan organisasi birokrasi. Perubahan-perubahan tersebut membutuhkan pengelolaan atau penataan yang komprehensif, alih-alih keinginan mewujudkan kebijakan penyederhanaan birokrasi yang efektif dan produktif tidak menutup kemungkinan yang terjadi malah kontraproduktif. Dengan kata lain, muncul perilaku yang akan menggangu terwujudnya tujuan penyederhanaan birokrasi melalui transformasi jabatan Administrasi menjadi jabatan Fungsional. Potensi terjadinya perilaku kerja kontraproduktif sangat tinggi  dalam transformasi jabatan Administrasi menjadi jabatan Fungsional, oleh karena itu, bagaimanakah strategi menghalau perilaku kerja kontraproduktif sehingga kebijakan transformasi jabatan Admnistrasi menjadi jabatan Fungsional tetap produktif.  Teknik pengumpulan data dalam penulisan artikel ini adalah studi kepustakaan (Library Research). Studi ini dilakukan dengan membaca dan mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan teori contraproductive work behaviour. Hasil penelusuran dirumuskan formulasi strategi menghalau perilaku kerja kontraproduktif antara lain melakukan pemetaan tugas dan fungsi jabatan Administrasi yang memiliki link and match dengan jabatan fungsional, melakukan assessment sebagai saringan kualitas input berkarir dalam jabatan fungsional terkhusus bagi pegawai yang memiliki usia produktif rentang usia 40 – 55 tahun, melakukan penempatan sesuai dengan kompetensi hasil mapping assessment, melakukan shortcourse pembentukan jabatan fungsional sesuai dengan standar kompetensi jabatan fungsional, melakukan monitoring per semester untuk mengetahui progress transformasi jabatan, melakukan perubahan regulasi jabatan fungsional dan angka kreditnya, melakukan penataan organisasi implikasi dari transformasi jabatan, melakukan penilaian yang objektif terhadap transformer, melakukan pengembangan kompetensi pegawai pasca transformasi. Kata kunci: Kebijakan Transformasi, Perilaku Kontraproduktif,  Strategi Kontraproduktif
IMPLEMENTASI PROGRAM KOTA SERANG SEHAT DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN BERKELANJUTAN DI KOTA SERANG Yeni Widyastuti; Arenawati Arenawati; Listyaningsih Listyaningsih
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jipags.v4i1.7820

Abstract

Kota Sehat (Healthy City) as one program that continues to be developed with public policies and creates physical and social environments that enable people to support one another in carrying out all life functions and achieving their full potential (Healthy Toronto 2000 Subcommittee, 1988). The implementation of Kota Serang Sehat which began in 2013 until now has not run optimally as a whole, especially related to the implementation of 9 (Nine) District / City Health Arrangements and the role and function of the Serang Sehat City Forum (FKSS) and the Serang Sehat District Communication Forum (FKKSS) ). However, several key indicators show improvements in achieving the Sustainable Development Goals (SDGs) targets. Infant Mortality Rate (IMR) decreased from 31 cases in 2014 to 21 cases in 2018 (source: Dinas Kesehatan Kota Serang, 2019). On the other hand, there has been a very large increase in the number of deaths in 2017 and 2018, where in 2017 there were 85 deaths, and in 2018 there were 81 cases for toddlers aged 1 year to 4 years 11 months. The next main indicator is the Maternal Mortality Rate (MMR) where in 2014 there had 6 cases increased sharply in 2018 to 24 cases, or increased 400 percent or quadrupled (Source Dinas Kesehatan Kota Serang, 2019). In connection with the City Spatial Planning General Plan (RUTRK) in general, it has supported the implementation of Serang Sehat City by structuring slums, developing the supply and access to clean water and in terms of managing and overcoming the waste problem. For general indicators related to the support of the Regional Government for the City of Serang Sehat, to increase community participation and in terms of budgeting already support the APBD, but each work program embedded in the activities of each OPD has not been coordinated or the emergence of sectoral egos or not integrated yet. Then the support from CSR is also not optimal. Research recommendations are optimizing the Minimum Service Standards Coverage (SPM) in Health and involving all sectors, especially services related to family health for mothers and children (infants and toddlers) so as to reduce the maternal mortality rate (MMR) and infant and toddler mortality rates (MMR) AKB and Akaba) towards meeting Sustainable Development Goals (SDGs) standards. Next is the optimization of the role of each element in the Serang Sehat City Forum, full support from the local government and the maximum CSR functionKeywords: Kota Serang Sehat; Sustainable Development Goals (SDGs)
SIKAP MASYARAKAT DAN PERSEPSI TENTANG PERILAKU APARATUR TERHADAP MINAT MEMBUAT AKTA TANAH DI KECAMATAN SERANG Ade Duwi Suryatna; Rd Nia Kania Kurniawati; Agus Sjafari
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jipags.v3i2.7549

Abstract

Many people believe that they only have Land and Building Tax (SPPT-PBB) Tax Returns and that their land is legally enforceable. SPPT-PBB is a substitute form for Girik which is no longer recognized after the birth of the Basic Agrarian Law (UUPA). Therefore some of the problems that have been explained do indeed require the activities of making land certificates in order to have land rights with legal force. However, the community considered that to obtain the land certificate was very difficult, took a long time and required very expensive fees. Therefore, the writer wants to follow up on the problem and test it using theory and analyze it quantitatively with the aim of finding the influence of "Community Attitudes and Perceptions About Apparatus Behavior Towards Interest in Making Land Deed in Serang District, Serang City, Banten Province". In this research, attitude theory (Azwar 2013), apparatus behavior theory (Siagian 1994), and interest theory (Ajzen 2005). The samples in this study were 279 respondents who were selected by systematic random sampling based on the 2018 land deed register data in Serang District. The questionnaire was distributed by visiting the respondent's house as the owner of the registered land rights in Serang District. The results of this study are the variable community attitudes (X1) to the interest in making a land deed (Y) obtained a significance value of 0.048 < level 0.05 = Ho rejected, meaning that the variable X1 has a significant influence on the variable Y. Perceptual variable (apparatus) ) to the interest in making a land deed (Y) obtained a significance value of 0.118 > level 0.05 = Ho accepted, meaning that the variable X2 does not have a significant effect on the variable Y. Together variables of community attitudes (X1) and perceptions of apparatus behavior (X2) to the interest in making land deed (Y) obtained a significance value of 0.035 < level 0.05 = Ho rejected, meaning that the variables X1 and X2 have a significant effect on the variable Y
PENGEMBANGAN MODEL STANDAR BELANJA KECAMATAN DI KABUPATEN LEBAK Julianes Cadith; Rina Yulianti
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jipags.v4i1.7961

Abstract

Perencanaan anggaran negara telah mengalami banyak perkembangan dan perubahan sesuai dengan dinamika manajemen sektor publik dan tuntutan yang muncul di masyarakat, sehingga saat ini berkembang sistem anggaran berbasis kinerja. penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan berdasarkan capaian kinerja, indikator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga dan standar pelayanan minimal.  Analisis standar Belanja (ASB) adalah standar yang digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau biaya setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu satuan kerja dalam satu tahun anggaran.   Penelitian ini menggunakan data Sekunder yang digunakan berupa Realisasi Anggaran tahun 2012,  2013 dan 2014 dari 28 kecamatan yang berada di Kabupaten Lebak  kemudian di verifikasi/klarifikasi dengan FGD (Focussed Group Disscussion).  Penyusunan ASB untuk kecamatan- kecamatan di  Kabupaten Lebak yang dilakukan di riset ini dilakukan dengan tahapan sbb : Inventarisasi, Identifikasi, Klasifikasi, klarifikasi, Formulasi dan Due deligent. Kata Kunci, Perencanaan Anggaran, Analisa Standar Biaya, Instrumen
KESIAPAN PELAKSANAAN “DYNAMIC GOVERNANCE” DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI KANTOR LAYANAN OPERASIONAL KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN Ayuning Budiati; Leo Agustino; Ahmad Mahdi; Nur Kemala Dewi
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jipags.v3i2.7550

Abstract

According to some experts, Indonesia in addition to using the New Public Service paradigm also uses the dynamic governance paradigm in the delivery of its public services, for the sake of achieving better quality public services and public welfare. For this reason, a strategy is needed to prepare the implementation of dynamic governance properly, especially in the service of the Lebak Regency BPJS. There are several problems in BPJS services in Lebak Regency, first, supporting facilities for registration of BPJS health staff in Lebak Regency are still very minimal in supporting services for inputting data for prospective BPJS candidates, second, the online BPJS registration system often experiences obstacles in data verification because it always invalid, so prospective participants must come to the BPJS health office directly to register; third, the facilities and infrastructure provided in the waiting room for the BPJS health office are still very minimal, the number of seats available for potential participants is still inadequate, toilets are available available is only used for employees, and parking spaces provided for potential participants are very small and insufficient for many vehicles while BPJS participants who register online or directly must all do activation or exchange e-IDs with BPJS health card members to health offices nan BPJS health. And finally, the absence of Human Resources (HR) in accordance with expertise to provide services to answer and assist prospective participants by explaining information on filling in the health BPJS form, health BPJS registration requirements, and information regarding BPJS health membership in the BPJS health office. , it can be seen from the security officers who are supposed to be in charge of guarding the security, helping the prospective participants fill out the registration form. HR in the BPJS office is still very inadequate. The approach used is qualitative with the research method used is descriptive analytic, which seeks to describe and provide an explanation of the readiness of implementing "dynamic governance" in the implementation of BPJS in Lebak Regency. The results showed that the community felt the benefits of the Health BPJS even though there were still obstacles in their implementation. The limited access and range of services of the Health BPJS Lebak Regency is important to be an evaluation material so that it can be used as a strategy to improve BPJS services in the Lebak Regency in the context of readiness to face "dynamic governance".
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEBIJAKAN PROGRAM KARTU KUSUKA PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Dida Daniarsyah
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jipags.v3i2.7552

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelaksanaan kebijakan program Kartu KUSUKA di wilayah barat Provinsi Jawa Barat. Pendekatan penelitian kualitatif dengan lokasi di wilayah barat provinsi Bandung. Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model analisis kualitatif model dai Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajuian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan program kartu kusuka dalam distribusinya di wilayah barat provinsi Jawa Barat belum sesuai harapan,. Kualitas manfaat kartu kusuka belum sama sekali dirasakan oleh pelaku usaha. Waktu pemrosesan terbitnya kartu kusuka hampir membuat pelaku usaha putus asa karena seringnya diminta data oleh para pemangku kepentingan. Kepastian beroperasinya manfaat kartu kusuka sangat dinantikan oleh pelaku usaha. KKP melalui Penyuluh harus menjadwal ulang pendataan kartu kusuka terhadap pelaku usaha yang belum mendapatkan kartu tanpa harus meminta data atau mengisi formulir kembali. Agar kualitas manfaat kartu kusuka segera dirasakan oleh pelaku usaha maka pihak Bank dimohon meningkatkan keberpihakannya secara serius kepada pelaku usaha. Menjajaki kerjasama kartu kusuka dengan pihak bank lokal seperti BJB. Akan tetapi, Kartu KUSUKA efektif sebagai media pendataan kepada pelaku usaha sehingga terekam kuantitas pelaku usaha di seluruh Indonesia. Disimpulkan bahwa kebijakan program kartu KUSUKA dalam distribusi di wilayah barat provinsi Jawa Barat efektivitas belum tercapai. Kata kunci: Efektivitas,  Program Kartu KUSUKA
EVALUASI KERJASAMA DAERAH DI KABUPATEN BEKASI Waluyo Zulfikar; Ipah Ema Jumiati
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jipags.v4i1.7818

Abstract

AbstrakManfaat dari penyelenggaraan kerja sama yang dilakukan oleh pemerintahan daerah terjadinya sinergitas dalam pembangunan di suatu kawasan/wilayah sehingga dapat saling memberikan keuntungan bagi daerah-daerah yang melakukan kerja sama, serta menekan kebutuhan akan pembiayaan pembangunan di daerah. Kerja sama antara daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan secara efektif dan efisien dimana efektifitas tersebut memperhatikan petensi daerah dan kemampuan yang dimiliki daerah sehingga dapat membantu dan mendorong pembangunan, tentunya kerjasama daerah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dalam mencari keuntungan dan manfaatnya sehingga besar sekali kemungkinan menghadapi kendala, tantangan, dan permasalahan terkait kerjasama daerah tertersebut, baik kerjasama dalam negeri maupun kerjasama dengan luar negeri yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi.
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI POLRES HALMAHERA UTARA Deiby Christiana Tinggogoy; Djarul Bahar; Simson Tondo
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jipags.v3i2.7553

Abstract

Kualitas pelayanan merupakan suatu fenomena yang unik, sebab dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat dalam pelayanan. Kualitas pelayanan seringkali digunakan untuk melihat bagaimana kinerja pelayanan  organisasi  publik.  Pelayanan  umum  di  Polres Halmahera Utara  urusan pembuatan SPKT, SIM dan SKCK merupakan salah satu fungsi tugas pokok, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kualitas Pelayanan Publik di Polres Halmahera Utara. Pendekatan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah menurut Stemvelt  (2004) yang terdiri dari 5 pendekatan yaitu: Bukti  Fisik  (Tangible), Kehandalan (reliability), Daya Tanggap (responsive), Jaminan (assurance), Empati (emphaty) untuk mendapatkan gambaran yang jelas permasalahan yang ada di Polres Halmahera Utara dengan pendekatan kuantitatif  yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan menggunakan pendekatan deduktif-induktif pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket) dan instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bukti  Fisik  (Tangible), mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang dimana hubungannya sebesar 50 % Kehandalan (reliability), mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang dimana hubungannya sebesar 74 %. Daya Tanggap (responsive), mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang dimana hubungannya sebesar 57 %. Jaminan (assurance), mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang dimana hubungannya sebesar 78 % dan  Empati (emphaty) mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang dimana hubungannya sebesar 63 % sangat kualitas pelayanan di Polres Halmahera Utara.Kata Kunci : Kualitas Layanan, Pelayanan Publik, Kebutuhan Masyarakat
HUBUNGAN KARAKTERISTIK GEOGRAFI KELUARGA TERHADAP PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PEREMPUAN DI KOTA SERANG Maulana Yusuf; Rahmawati -
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jipags.v3i2.7555

Abstract

AbstrakUpaya menekan laju pertumbuhan penduduk yang selama ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan menggalakkan penggunaan alat kontrasepsi Keluarga Berencana. Dengan slogan “dua anak cukup”. Saat ini sasaran program Keluarga Berencana lebih dominan pada perempuan. Alat-alat kontrasepsi yang ditawarkan oleh pemerintah lebih banyak digunakan oleh perempuan. Padahal sebenarnya upaya untuk mengurangi angka kelahiran, bukan semata tanggung jawab perempuan, melainkan tanggung jawab kedua belah pihak yaitu suami dan istri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan karakteristik geografi keluarga terhadap pemilihan alat kontrasepsi bagi perempuan di Kota Serang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Hasil temuan  dan uji statistic menghasilkan Seluruh variabel kondisi keluarga (suami) tersebut tidak memilki korelasi dengan keputusan pemakaian alat KB atau cara tradisional untuk menunda kehamilan, karena ternyata seluruh variabel tersebut memiliki nilai yang lebih kecil dari 0,25. Kondisi istri ternyata tidak mempengaruhi atau tidak berkorelasi dengan keputusan pemakaian alat KB atau cara tradisional untuk menunda atau mencegah kehamilan, karena seluruh nilai korelasi Pearson dari faktor-faktor kondisi istri seluruhnya lebih kecil dari 0,25, yang paling berperan dalam pemakaian alat KB adalah bidan. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah keputusan pemilihan alat kontrasepsi bagi perempuan sebaiknya atas kesepakatan bersama dengan pasangan, dan pemakaian alat kontrasepsi diarahkan untuk suami atau laki-laki.  Kata kunci : karakteristik geografi  alat kontrasepsi KB, perempuan
KONFLIK DAN SISTEM NILAI DALAM PROSES PENYUSUNAN KEBIJAKAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DI PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI BANTEN Delly Maulana
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jipags.v4i1.7395

Abstract

To realize a transparent, accountable, just, disciplined, effective, efficient, and principle-obeying the Regional Government Budget (Anggaran Pendapatan and Belanja Daerah (APBD) policy, there needs to be the involvement of al the actors, both formal (executive and legislative) and informal actors (civil societies, community groups, and interest groups) in the formulation process. Therefore, the regional government must utilize information from the people in formulating the Regional Government Budget as part of the decision-making process. This concept is an innovative policy-making process where the people are directly involved in the policy decision-making process. In this process, the open forum held every year creates an equal opportunity for the people to contribute suggestions for development priorities and the people could also monitor the implementation of government policies, especially the implementation of policies at the regional government level.In the Banten Province Regional Government context, the budgeting process is procedurally run as expected. However, substantively, the policy-formulation practices in the Regional Government Budget formulation do not yet reflect the ideal process. For example, the execution of the Deliberation of Development Planning (Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)) as one of the procedures in the Regional Government Budget formulation process is substantively a formality only, and there are many public issues that should be public issues that are not recommended in the government policy agenda. Therefore, this study would like to analyze the interaction between actors and value systems in the Regional Government Budget formulation process in the Banten Province Regional Government. The method employed in this study is the quantitative study method by mapping the actors and observing the interaction phenomena actor and observing the value systems fought for in the Regional Government Budget formulation process.

Page 5 of 10 | Total Record : 100