cover
Contact Name
I Wayan Suarna
Contact Email
suarnawyn@yahoo.com
Phone
+628179718825
Journal Mail Official
jpasturahitpi@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Pastura; Journal Of Tropical Forage Science
Published by Universitas Udayana
ISSN : 2088818X     EISSN : 25498444     DOI : https://doi.org/10.24843/Pastura
Pastura; Journal of Tropical Forage Science adalah jurnal ilmu tumbuhan pakan tropik yang diterbitkan dua kali setahun (Februari dan Agustus). Memuat berbagai artikel dari aspek tumbuhan pakan tropik berupa: hasil penelitian, naskah konseptual/opini, resensi buku, dan informasi tumbuhan pakan tropik lainnya.
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020" : 13 Documents clear
RESPONSE OF BEDE GRASS (Brachiaria decumbens) PRODUCTION DUE TO DEKAMON HORMONE TREATMENT IN VARIOUS SPRAYING FREQUENCY OF GANDASIL D Diana Sawen; M. Aff’an Muin; . Susilowati
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.212 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v09.i02.p01

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon produksi rumput Brachiaria decumbens akibat perlakuanpemberian dekamon sebagai zat pengatur tumbuh pada berbagai frekuensi penyemprotan pupuk daungandasil. Penelitian berlangsung selama 4,5 bulan, bertempat di Balai Pembibitan Ternak dan HijauanMakanan Ternak (BPT-HMT) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua Barat, KampungSumber Boga, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak FapetUNIPA Manokwari. Rancangan eksperimen yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengandua perlakuan. Perlakuan dekamon (D) dengan 6 taraf yaitu D0 (tanpa pemberian), D1= 0,4 ml/250 ml air,D2= 0,5 ml/250 ml air, D3=0,6 ml/250 ml air, D4=0,7 ml/250 ml air dan D5= 0,8 ml/250 ml air. Masingmasingtaraf perlakuan diulang 5 kali. Selanjutnya menggunakan 3 petak percobaan dengan ukuran 2,4 ×2 m2 /petak untuk perlakuan frekuensi penyemprotan pupuk daun dengan Gandasil D, masing-masing petak I (S0) untuk tanpa penyemprotan, petak II (S1) untuk penyemprotan 1 kali/minggu dan petak III (S2) untuk enyemprotan 2 kali/minggu. Data dianalisis secara statistik dengan analisis ragam dan perbedaan antara taraf perlakuan dianalisis dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dekamon sebagai zat pengatur tumbuh tidak berpengaruh terhadap produksi rumput bede, namun frekuensi penyemprotan pupuk daun 2 kali/minggu berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tunas rumput bede pada dosis dekamon 0 ml dan 0,6 ml. Dosis dekamon yang tepat bagi produksi rumput bede adalah tanpa dekamon dengan frekuensi penyemprotan 2 kali/minggu. Kata kunci: Brachiaria decumbens, produksi, dekamon, pupuk daun
PHYSICAL QUALITY OF BISCUIT CONCENTRATE CONTAINED INDIGOFERA AND SENGON WITH DIFFERENT TYPE AND CONCENTRATION OF ADHESIVE MATERIAL Wati N.; R. A. Muthalib; R. Dianita
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.181 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v09.i02.p06

Abstract

Kualitas fisik biskuit konsentrat pakan sebagai pakan awetan di antaranya dipengaruhi oleh jenis dankonsentrasi perekat yang digunakan untuk menyatukan bahan-bahan penyusun pakan agar lebih padat.Perekatan bahan-bahan penyusun konsentrat atau pakan komplit akan sangat bergantung pada konsentrasibahan perekat yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagaijenis dan konsentrasi bahan perekat terhadap kualitas biskuit pakan konsentrat mengandung Indigoferazollingeriana sebagai pakan ternak kambing. Penelitian ini disusun dengan menggunakan rancangan acaklengkap dengan pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis bahan perekat yang terdiri atas molasses, tepungubi kayu dan tapioka. Faktor kedua adalah konsentrasi bahan perekat yang digunakan yaitu: 3, 5, dan 7%dari total bahan yang digunakan. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah kualitas fisik biskuitpakan meliputi uji organoleptik (warna, aroma, dan tekstur), kadar air, berat jenis, aktivitas air, kerapatanbahan, dan ketahanan benturan biskuit yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis bahanperekat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap hampir di semua peubah yang diamati, Sementara itu untukkonsentrasi bahan perekat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar air, aktivitas air, kerapatan bahan,dan ketahanan benturan. Interaksi hanya ditemukan pada peubah kadar air dan ketahanan benturan. Darihasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis bahan perekat yang terbaik adalah tepung ubi kayu dankonsentrai 5% merupakan konsentrasi yang terbaik untuk seluruh bahan perekat. Jenis bahan perekattepung ubikayu pada konsentrasi 5% adalah yang terbaik.Kata kunci: jenis bahan perekat, konsentrasi, kualitas fisik, biskuit konsentrat pakan
UTILIZATION OF SEAWEED MIXES WITH ALOE WASTE AS A FEED SUPPLEMENT FOR MALE BALI CATTLE N. P. P. Wijayanti; N. P. Mariani; N. N. Suryani
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.927 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v09.i02.p10

Abstract

Rumput laut dan gulma rumput laut memiliki potensi besar sebagai salah satu sumber feed supplementpada ternak ruminansia. Sebuah penelitian telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan pengaruhpemberian limbah lidah buaya dan rumput laut sebagai feed supplement terhadap komposisi tubuh danretensi nutrien sapi bali jantan. Percobaan menggunakan teknik ruang urea (urea dilution technique) terhadap20 ekor sapi bali jantan dengan berat berkisar antara 191-232 kg. Rancangan acak kelompok (RAK) yangdigunakan terdiri atas 5 perlakuan dan 4 kelompok berat badan sebagai ulangan. Perlakuan tersebut adalah:A (Jerami padi ad libitum + 2 kg konsentrat tanpa feed supplement), perlakuan B (Jerami padi ad libitum+ 2 kg konsentrat + 150 g feed supplement), perlakuan C (Jerami padi ad libitum + 2,5 kg konsentrat + 150g feed supplement), perlakuan D (Jerami padi ad libitum + 3 kg konsentrat + 150 g feed supplement), danperlakuan E (Jerami padi ad libitum + 3 kg konsentrat tanpa feed supplement). Peubah yang diukur kadar airtubuh (%), kadar protein tubuh (%), kadar lemak tubuh (%), retensi protein (g/e/h), retensi lemak (g/e/h),dan retensi energi (kkal/e/h). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 150 g campuran limbah lidahbuaya dan rumput laut sebagai feed supplement pada sapi bali jantan memberikan hasil komposisi tubuhdan retensi nutrien terbaik pada pemberian konsentrat 2,5 kg. Dapat disimpulkan bahwa pemberian feedsupplement campuran lidah buaya dan rumput laut dapat memperbaiki kualitas ransum yang kurang baik.Kata kunci: feed supplement, lidah buaya, komposisi tubuh, rumput laut, sapi bali
EFFECT OF MANURE PLUS AND INORGANIC FERTILIZER ON SWEET CORN YIELD AND NUTRITION OF STOVER AS LIVESTOCK FEED Dwi Retno Lukiwati; Yafizham (alm.)
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.594 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v09.i02.p02

Abstract

Jagung manis (Zea mays saccharata) sensitif terhadap defisiensi nitrogen dan fosfor pada mediatumbuhnya, dan masalah ini dapat diatasi dengan pemanfaatan pupuk kandang (pukan) diperkaya NP-organikyang kemudian disebut sebagai pukan plus. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji pengaruh pukan plusdan pukan organik terhadap hasil jagung manis dan nutrisi jerami sebagai pakan ternak. Penelitian lapangdi Kabupaten Grobogan Jawa Tengah menggunakan rancangan acak kelompok dengan 7 perlakuan dan 4ulangan sebagai kelompok. Dosis pupuk N, P dan K masing-masing 200 kg N/ha, 150 P/ha dan 150kg KO/ha dengan menggunakan ZA, N-lamtoro, P-batuan fosfat dan TSP serta KCl. Pupuk kandang (sapi,kambing, ayam) maupun pukan diperkaya NP-organik masing-masing dengan dosis 20 ton/ha. Perlakuanyang diberikan adalah T1 (ZA+TSP), T2 (pukan sapi+ZA+TSP), T3 (pukan kambing+ZA+TSP), T4 (pukanayam+ZA+TSP), T5 (pukan sapi plus), T6 (pukan kambing plus), T7 (pukan ayam plus). Panen jagungmanis pada umur 70 hari setelah tanam, kemudian tongkol berkelobot maupun tanpa kelobot ditimbang,demikian juga jeraminya dan selanjutnya dianalisis nutrisinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuanpemupukan yang diberikan nyata berpengaruh terhadap serapan nitrogen tetapi tidak terhadap hasil tongkolmaupun jerami serta serapan P. Hasil uji DMRT menunjukkan bahwa pukan kambing plus dan pukan ayamplus menghasilkan serapan N nyata lebih tinggi dibanding pemupukan ZA+TSP. Disimpulkan bahwa pukanplus (pupuk kandang diperkaya NP-organik) dapat menggantikan pupuk anorganik (ZA, TSP).2Kata kunci : batuan fosfat, jerami, Leucaena leucocephala, pupuk kandang, Zea mays saccharata
PRODUCTION AND IN VITRO DIGESTIBILITY OF INTEGRATION Stenophrum secundatum GRASS WITH VARIOUS LEGUMINOSA IN COCONUT FARM N. N. C. Kusumawati; T. G. O. Susila; N. M. Witariadi; N. G. K. Roni; N. N. Yastini
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.702 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v09.i02.p05

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan kombinasi terbaik Penanaman rumput Stenotaphrumsecundatum dengan beberapa leguminosa di perkebunan kelapa Pekutatan Jembrana. Rancangan yangdipakai adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima kombinasi perlakuan yaitu leguminosa Arachispintoi cv. Amarillo, Arachis sp. 93483, Desmodium ovalipolium CIAT 13089, Desmodium heterocarponCIAT 1311 dan Teramnus labialis masing-masing diintegrasikan dengan rumput S. secundatum Vanuatudengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan produksi bahan kering hijauan pada pemotongan ketigatertinggi pada kombinasi S. secundatum Vanuatu dengan A. pintoi cv. Amarillo yaitu 51,36 g/m nyata lebihtinggi (P<0,05) dari perlakuan lainnya. Produksi hijauan terendah pada campuran S. secundatum Vanuatudengan T. labialis yaitu 29,39 g/m2. Komposisi botani didominasi oleh rumput dan mengalami pluktuasimeningkat pada pemotongan kedua dan menurun pada pemotongan ketiga. Imbangan rumput leguminosayang proporsional adalah campuran S. secundatum Vanuatu dengan Arachis sp. 93483 dan dengan Arachispintoi cv. Amarillo masing-masing 79,45% : 17,69% dan 82,53% : 15, 59% pada pemotongan ketiga. Hasilkoefisien cerna bahan kering dan bahan organik pada pemotongan ketiga tertinggi pada kombinasi S.secundatum Vanuatu dengan A. pintoi cv. Amarillo yaitu 63.56% dan 70,65%. Berdasarkan hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa tanaman kombinasi S. secundatum Vanuatu dengan leguminosa yang mempunyairhizoma dan stolon kuat (tumbuh merayap) mempunyai produksi dan kecernaan lebih tinggi dari padakombinasi dengan perakarannya dangkal dan tumbuh melilit (keatas). Kombinasi rumput S. SecundatumVanuatu dan leguminosa A. pintoi cv. Amarillo dan Arachis sp. 93483 cocok dikembangkan di kebun kelapa. Kata kunci: asosiasi, rumput, leguminosa, perkebunan kelapa
STRATEGIC IMPLEMENTATION OF ANIMAL WELFARE IN PROVIDING BALI CATTLE FORAGE M. A. P. Duarsa; I W. Suarna; A. A. A. S. Trisnadewi; I M. Saka Wijaya
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.619 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v09.i02.p11

Abstract

Sesuai amanat sustainable development goals (SDG’s) usaha peternakan wajib mengarusutamakan kaedah-kaedah pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Peningkatan permintaan akan daging sapi harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas sapi untuk memenuhi ketersediaan populasi dan kualitas daging sapi. Kualitas ternak sapi yang dihasilkan sangat tergantung kepada ketersediaan dan kualitas hijauan yang dimakan ternak. Ketersediaan berbagai limbah pertanian dan industri mendorong upaya pengolahan limbah menjadi pakan ternak ruminansia. Limbah yang diolah langsung diberikan kepada ternak ruminansia sebagai pakan alternatif. Limbah biasanya dapat megandung bahan berbahaya, zat anti nutrisi, dan memerlukan biaya yang lebih tinggi untuk mengolahnya. Untuk mengakomodasi kearifan budaya, memelihara harmonisasi spiritualitas bagi petani/peternak, dan menerapkan prinsip-prinsip animal welfare, selayaknya ternak ruminansia seperti sapi bali mendapatkan makanan yang baik yang berasal dari tanaman pakan ternak dengan kualitas yang baik. Dengan demikian limbah harus diolah menjadi pupuk yang berkualitas tinggi sehingga dapat menyediakan hijauan berkualitas bagi ternak sapi bali. Output yang berkualitas menuntut input yang berkualitas juga. Kata kunci: limbah, animal welfare, hijauan berkualitas
GROWTH AND FORAGE YIELD OF KING GRASS AND NAPIER GRASS FERTILIZED WITH VERMICOMPOS D. Ariyati; I W. Suarna; M. A. P. Duarsa
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.672 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v09.i02.p09

Abstract

Percobaan telah dilakukan di Stasiun Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana di Jalan Raya Sesetan 122 Denpasar. Percobaan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara dosis pupuk organik kascing dengan rumput raja dan rumput gajah terhadap pertumbuhan dan produksi hijauan. Percotaan mengunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis rumput yaitu rumput raja (Pennisetum purpurhoides = Pennisetum hybrid) dan rumput gajah (Pennisetum purpureum). Faktor kedua adalah dosis kascing terdiri atas tujuh taraf yaitu 0 t ha-1, 5 t ha-1, 10 t ha-1, 15 t ha-1, 20 t ha-1, 25 t ha-1, 30 t ha-1. Percobaan menggunakan tiga kali ulangan sehingga terdapat 42 unit percobaan. Variabel yang diamati adalah pertumbuhan tanaman, karakteristik tumbuh, dan hasil hijauan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik kascing pada rumput gajah dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik dibanding rumput raja, namun rumput raja produksinya lebih tinggi dibanding rumput gajah. Terdapat interaksi antara jenis rumput dengan dosis pupuk terhadap variabel berat kering daun dan warna daun. Dosis optimal kascing berbeda antara rumput raja dengan rumput gajah terhadap produksi hijauan. Dapat disimpulkan bahwa aplikasi pupuk organik kascing 10 t ha-1 pada rumput gajah mampu meningkatkan kepekatan warna daun, sedangkan aplikasi pupuk organik kascing 15 t ha-1 pada rumput raja mampu meningkatkan produksi berat kering daun. Dosis optimal hijauan rumput raja adalah 18,82 t ha-1 dan rumput gajah 17,84 ton masing-masing dengan hasil hijauan 58,66 g pot-1 dan 61,86 g pot-1. Kata kunci: rumput raja, rumput gajah, kascing, dosis, hasil hijauan
FEEDING CONCENTRATE BISCUITS CONTAINED Indigofera zollingeriana AND SENGON ON CARCASS COMMERCIAL CUT OF ETAWA CROSSBREED GOAT E. Y. Sari; R. A. Muthalib; R. Dianita
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.23 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v09.i02.p04

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian biskuit konsentrat pakan mengandungIndigofera dan sengon terhadap konsumsi ransum, dan irisan komersial karkas kambing PE. Penelitianini dilaksanakan di Farm Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Rancangan percobaan yang digunakanpada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 perlakuan dan 10 ulangan. Totalunit penelitian adalah 20 unit percobaan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut; P0 : 60% rumput alam + 40% konsentrat basal (kontrol) dan P1 : 60% rumput alam + 40% biskuitkonsentrat pakan. Parameter yang diamati yaitu konsumsi ransum dan irisan komersial karkas. Data yangdiperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) menggunakan aplikasi SAS guna melihatpengaruh pemberian biskuit konsentrat terhadap parameter yang diukur. Sedangkan Uji-t dilakukan untukmelihat perbedaan nilai pemberian biskuit konsentrat tersebut. Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuanpemberian biskuit konsentrat berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan konsumsi ransum dan beberapairisan komersial karkas kambing PE. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwapemberian biskuit konsentrat yang mengandung indigofera dan sengon mampu meningkatkan konsumsiransum, beberapa irisan komersial karkas yaitu leg, neck, rack, dan breast.Kata kunci: Biskuit konsentrat, kambing PE, konsumsi, irisan komersial karkas
MORPHOLOGICAL CHARACTERISTIC OF SWORD BEAN (Canavalia gladiata (JACQ.) DC.: FABACEAE) AND ITS POTENCY AS FODDER I Made Saka Wijaya; I Wayan Suarna
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.453 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v09.i02.p12

Abstract

Indonesia memiliki berbagai jenis tumbuhan yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pakanternak, salah satunya adalah kacang pedang (Canavalia gladiata (Jacq.) DC.). Kacang pedang adalah jeniskoro yang belum dimanfaatkan dengan optimal. Di Indonesia, bahkan dunia, belum banyak penelitianyang menggali potensi kacang pedang sebagai pakan ternak, padahal pengembangannya sebagai pakanternak alternatif cukup menjanjikan. Untuk mengembangkan lebih lanjut, diperlukan kajian mengenaikarakteristik morfologis dari kacang pedang untuk mencegah ambiguitas taksonomik. Maka dari itu penelitianini bertujuan untuk mempelajari karakteristrik morfologis dari kacang pedang serta potensinya sebagai pakanternak. Penelitan dilakukan selama bulan Mei 2019 sampai Maret 2020. Biji mulai disemai pada bulan Mei(sebagai bulan ke-1) dan dilakukan karakterisasi saat terdapat polong yang sudah matang pada bulan Maret(bulan ke-10). Fase vegetatif berlangsung selama 4-5 bulan sebelum tumbuhan mulai mengeluarkan bungapertama. Fase generatif memiliki durasi yang bervariasi, terutama pada pematangan polong. Kematanganpolong berlangsung selama 5-6 bulan, bahkan lebih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kacang pedang(Canavalia gladiata (Jacq.) DC.) memiliki karakteristik morfologis yang mencolok pada ukuran daun yangbesar, bunga berwarna putih yang harum, polong yang berukuran besar, serta biji yang berwarna merah.Daun dan biji kacang pedang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pakan ternak alternatif. Biji kacangpedang mengandung berbagai senyawa nutrien unggulan sebagai pakan ternak.Kata kunci: Canavalia, karakter morfologis, pakan alternatif, pakan hijauan
SKARIFIKASI FISIK BENIH DAN BERBAGAI MEDIA TANAM TERHADAP VIGOR MORINGA OLEIFERA - Ubaidillah; A. V. Zulaiha; R. Dianita
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.392 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v09.i02.p08

Abstract

This experiment was aimed to reveal the effect of seed physical scarification and various growing mediaon vigor of Moringa oleifera. This study was conducted in greenhouse and consisted of two phases ofexperiment; first was studied the effect of physical scarification on seed germination of M. oleifera and thesecond was studied the effect of seed physical scarification and various sub optimum growing media onvigor of M. oleifera. The germination test was arranged in randomized completely design with 4 treatmentsthat were P0 = non scarification, P1 = one side scarification, P2 = two sides scarification, and P3 = full sidescarification. The variables measured were germination percentage (%) and seedling dry weight (g/plant).The second study was arranged in a factorial randomized completely design with the four treatments ofscarification (P0, P1, P2 and P3) over six growing media (sands, bricks, bricks and sands mixture, bricksand soils mixture, soils and sands mixture, and soils). The variables observed were petioles number, plantheight (cm/plant), and plant dry weight (g/plant). The scarification was significantly affect (P<0.05) thegermination percentage and seedling dry weight. Scarification and growing media also affected the vigorof M. oleifera significantly (P<0.05). Two side seed scarification improve the germination and seedling dryweight instead of control. Combination of scarification in two sides and growing media of soils and sandsmixture given the highest vigor of M. oleifera reflected on petioles number, plant height, and plant dry weight. Keywords: germination, M. oleifera, scarification, sub optimum media, vigor

Page 1 of 2 | Total Record : 13