cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
ISSN : 25027875     EISSN : 25275879     DOI : -
Core Subject : Humanities,
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis (JSPH) issued by the Department of Sociology, Faculty of Social Sciences, State University of Malang in collaboration with the Perkumpulan Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI). JSPH committed to being a scientific journals, relevant to the development of science, as a reference, especially in the fields of sociology, education and culture. JSPH published twice a year continuously (July and December). JSPH contains the results of research and conceptual ideas that have not been published anywhere.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis" : 5 Documents clear
Phenomenological Analysis of The Rising Online Gambling Among Students in Kediri Arafat Irhabi Arrafif; Frans Aditia Wiguna
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um021v8i1p82-95

Abstract

This study analyzes the rise of online gambling among department primary teacher education students at Universitas Nusantara PGRI Kediri. The method used in this research is descriptive qualitative. The data collection technique used is observation or observation and in-depth interviews. The informants in this study were as many as 32 students. Online gambling is popular among students: slot gambling and soccer betting. Then players who play online gambling have several factors that make them play, namely: 1) Lack of understanding of religion, 2) Social factors, 3) Economic factors, 4) Lack of education factor, and 5) The influence of technology. In addition, researchers also found negative impacts from online gambling, namely: 1) Addiction, 2) Mental disorders, 3) Decreased economic level, and 4) Lots of debt. In this study, there are also efforts to prevent someone from online gambling, namely: 1) Looking for busyness, 2) Looking for a new environment, 3) Working well with finances, 4) Socialization, 5) Studying religion, 6) Wise in using the internet. Analisis Fenomenologis Maraknya Judi Online di Kalangan Mahasiswa di Kediri Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis maraknya judi online dikalangan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Nusantara PGRI Kediri. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi atau pengamatan dan wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini sebayak 32 mahasiswa. Ada dua bentuk judi online yang marak dikalangan mahasiswa yaitu judi slot dan judi bola. Lalu pemain yang bermain judi online memiliki beberapa faktor yang membuat mereka bermain yaitu: 1) Faktor kurangnya pemahaman agama, 2) Faktor pergaulan, 3) Faktor ekonomi, 4) Faktor kurangnya Pendidikan, 5) Pengaruh teknologi. Selain itu peneliti juga menemukan dampak negatif dari judi online yaitu : 1) Kecanduan, 2) Gangguan mental, 3) Penurunan taraf ekonomi, 4) Banyak berhutang. Pada penelitian ini juga terdapat upaya agar seseorang terhindar dari judi online yaitu : 1) Mencari kesibukan, 2) Mencari lingkungan baru, 3) Mengatur keuangan dengan baik, 4) Sosialisasi, 5) Belajar agama, 6) Bijaksana dalam menggunakan internet.
Case Study of Parenting Patterns in Five Long-House Families in Kampung Air Balikpapan Nurul Kamaliah Umasangaji; Isradi Zaenal; Arlin Adam; Andi Alim; Muhammad Ichwan Iskandar Alam; Tharia Nurizky Putri
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um021v8i1p40-54

Abstract

It is essential to realize that wrong parenting can lead to serious social problems such as promiscuity, sexual violence against girls, early marriage, neglect, dropping out of school, and drug trafficking and use. This study aims to analyze the parenting style of children of families who live in the longhouse of Kampung Atas Air, Margasari Village, West Balikpapan District, Balikpapan City. The sociological perspective used is critical. This research uses the qualitative method of the case study approach. The research informants were five families living in longhouses consisting of mothers or fathers and children, community leaders, and local government. The results of the study show that the social reality of the longhouse family is not in line with the social order of the local community, such as; promiscuity occurs, children dropping out of school, early marriage, neglect of children and wives, and drug trafficking. The parenting style implemented is permissive and uninvolved parenting. Children are ignored so that they are not controlled in the association. Caring for children is the responsibility of the extended family, not the responsibility of the nuclear family, namely the biological parents, so children receive less attention from their parents during the growth period until adulthood. The research concludes that a parenting style not by the social order causes social disorder. Studi Kasus Pola Asuh Anak Pada Lima Keluarga Rumah Panjang di Kampung Atas Air BalikpapanPentingnya menyadari bahwa pola asuh yang salah dapat menyebabkan berbagai masalah sosial yang serius seperti pergaulan bebas, kekerasan seksual pada anak perempuan, pernikahan dini, penelantaran, putus sekolah, serta pengedaran dan penggunaan narkoba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola asuh anak-anak keluarga yang bermukim di rumah panjang Kampung Atas Air Kelurahan Margasari Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan. Perspektif sosiologi yang digunakan adalah perspektif kritis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan penelitian adalah lima keluarga yang tinggal di rumah panjang yang terdiri atas ibu atau bapak, dan anak; tokoh masyarakat, dan pemerintah setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa realitas sosial keluarga rumah panjang tidak sejalan dengan tatanan sosial masyarakat setempat, seperti; terjadi pergaulan bebas, anak putus sekolah, pernikahan dini, penelantaran anak dan istri, serta peredaran narkoba. Pola asuh yang diimplementasikan adalah pola asuh permisif dan uninvolved. Anak-anak diabaikan sehingga tidak terkontrol dalam pergaulan. Tanggung jawab pengasuhan anak menjadi tanggung jawab keluarga besar bukan tanggung jawab keluarga inti, yaitu orang tua kandungnya sehingga anak-anak kurang mendapat perhatian dari orang tua selama masa pertumbuhan sampai dewasa. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang tidak sesuai dengan tatanan sosial  menyebabkan terjadinya ketidakteraturan sosial.
Education in the Midst of Indonesia's Development Agenda Rizqyansyah Fitramadhana
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um021v8i1p55-81

Abstract

President Jokowi made a shocking decision in his second term by pointing to Nadiem Makarim as Minister of Education, Culture, Research, and Technology. Not long after his appointment, Nadiem Makarim released Merdeka Belajar and Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035, which is significant to Indonesia’s education context. Those two stipulations alone indicate exponential change within education governance in Indonesia. Various notable scholars later argue that Nadiem Makarim’s policy is intriguing and essential, emphasizing their support for Merdeka Belajar and Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035. A glance at scientific articles published right after enacting these two policies shows that many, if not most, researchers agree thoroughly with Nadiem Makarim. In contrast with the previous undertaking, this study uses critical explanations to expose and unearth the interest lurking beneath the so-called neutral policy agenda. To support the aim of this research, a critical policy study paradigm will be used along with the critical discourse analysis of Norman Fairclough. There are two significant findings from an in-depth search of the study of the text production process, text analysis, and interpretation of discourse and social practices of education policy during the Jokowi era. First, in the eye of Jokowi’s administration, education is part of the development business. Education, in short, is seen as a proper tool (a) to adapt to the current condition of the knowledge-based economy and to cultivate human resources and (b) to build a young generation (Profil Pelajar Pancasila) who can thrive in the changing world without losing its grip on Pancasila as the main symbol of Indonesia. Second, Jokowi’s education discourses and social practices are spurred by the urgent need to reskill, upskill, and enhance the employability of both workers and future workers. These two propositions are corroborated by the production of texts that are thick with institutional interests in the form of increasing human capital for Indonesia's Vision 2045, text analysis that shows the dominance of representation of human resource development interests in various policy documents in Indonesia, and interpretation of discourse that hints at the existence of link and match hegemony in human resource development projects as well as efforts to align cognitive and ethical aspects through the P5 program.Pendidikan di Dalam Agenda Pembangunan IndonesiaPada periode kedua pemerintahannya, Presiden Jokowi melakukan gebrakan dalam dunia pendidikan dengan menunjuk Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek. Tak lama berselang, Nadiem Makarim meresmikan kebijakan Merdeka Belajar serta merintis Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 yang sangat signifikan bagi lanskap pendidikan di Indonesia. Dua momen tersebut menandakan sebuah perubahan seismik dalam tata kelola pendidikan di Indonesia. Menanggapi terobosan itu banyak pihak menyatakan dukungannya. Artikel ilmiah yang terbit setelah Merdeka Belajar diresmikan lebih banyak berpihak pada upaya pemerintah. Berlawanan dengan tren tersebut, kajian ini mencoba menghadirkan pembahasan kritis mengenai kebijakan pendidikan di masa Jokowi—khususnya pada periode kedua pemerintahannya. Untuk mendukung tujuannya, penelitian ini menggunakan paradigma studi kebijakan kritis yang dikombinasikan dengan metodologi analisis wacana kritis milik Norman Fairclough. Dari penelusuran mendalam tentang studi terhadap proses produksi teks, analisis teks, dan interpretasi wacana serta praktik sosial kebijakan pendidikan pada masa Jokowi, terdapat dua temuan penting. Pertama, dalam agenda pembangunan Indonesia, pendidikan diposisikan sebagai (a) alat untuk menyesuaikan diri dengan ekonomi berbasis pengetahuan dan menciptakan sumber daya manusia unggul (b) serta membangun Profil Pelajar Pancasila yang atentif terhadap perkembangan zaman dan peduli pada pelestarian identitas khas bangsa Indonesia. Kedua, diskursus dan praktik sosial pendidikan tersebut digulirkan agar pekerja dan calon pekerja dapat beradaptasi dengan profil keterampilan baru. Dua proposisi tersebut dibuktikan oleh produksi teks yang kental dengan kepentingan institusional berupa peningkatan sumber daya manusia unggul untuk Visi Indonesia 2045, analisis teks yang menunjukkan dominasi representasi kepentingan pembangunan sumber daya manusia dalam berbagai dokumen kebijakan di Indonesia, dan interpretasi wacana yang mengisyaratkan eksistensi hegemoni link and match dalam proyek pembangunan sumber daya manusia serta upaya penyelarasan aspek kognitif dan budi pekerti lewat program P5.
The Rational Choice of Outer Baduy People Choosing Non-Formal Education: Case Study at PKBM Kencana Ungu, Leuwidamar Village Lebak District Rakhmat Hidayat; Minarmi Minarmi
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um021v8i1p1-20

Abstract

This research was conducted because there is a phenomenon of customary and educational dilemmas in the Baduy Tribe. The Baduy tribe has a usual prohibition for requiring their children to access formal education. This dilemma makes Non-Formal Education (PNF) an alternative mechanism for the Baduy Tribe to access education. The PNF was carried out through the existence of the Society Learning Center or Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kencana Ungu. This paper explains two critical things. Firstly, it describes the learning culture of the Outer Baduy people in PNF at PKBM Kencana Ungu. Secondly, it tells the people of the Outer Baduy Tribe choosing PNF at PKBM Kencana Ungu from the perspective of rational choices. This research uses a qualitative approach with descriptive methods—the data is obtained through observation, interviews, and documentation. The researchers interviewed 12 informants in-depth, namely traditional leaders, the Head of PKBM Kencana Ungu, three (3) tutors from PKBM Kencana Ungu, and seven (7) people from the Outer Baduy Tribe who accessed education at PKBM Kencana Ungu. The research location was at the Kencana Ungu PKBM in Dukuh Village, Leuwidamar Village, Leuwidamar District, Lebak Regency. The conclusion of this paper shows that the learning culture of the Outer Baduy Tribe has changed from an oral culture that was passed down from generation to generation to a written culture. This change in learning culture causes changes in the behavior of the Outer Baduy Tribe towards customary arrangements. This change in learning culture causes changes in the conduct of the Outer Baduy Tribe towards everyday arrangements. In addition, the primary considerations for the Outer Baduy people accessing education at PKBM Kencana Ungu are rational choices based on a calistung learning culture, rational choices based on social status, and rational choices based on mindset. The rational choice theory used in this paper refers to James Coleman. These various preferences have various implications for several aspects of the life of the Outer Baduy people, namely educational implications, socio-cultural implications, economic implications, and psychological implications.  Pilihan Rasional Suku Baduy Luar Memilih Pendidikan Non Formal: Studi Kasus  di PKBM Kencana Ungu Desa Leuwidamar Kabupaten LebakPenelitian ini dilakukan karena ada fenomena dilema adat dan pendidikan di Suku Baduy. Suku Baduy memiliki larangan adat untuk mewajibkan anaknya mengakses pendidikan formal.  Adanya dilema tersebut menjadikan Pendidikan Non Formal (PNF) sebagai mekanisme alternatif bagi Suku Baduy untuk mengakses pendidikan. PNF tersebut dilakukan melalui keberadaan PKBM Kencana Ungu. Paper ini menjelaskan dua hal penting. Pertama, mendeskripsikan budaya belajar masyarakat Suku Baduy Luar pada PNF di PKBM Kencana Ungu. Kedua, mendeskripsikan masyarakat Suku Baduy Luar memilih PNF di PKBM Kencana Ungu dalam perspektif pilihan rasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti mewawancarai 12 informan secara mendalam, yakni tokoh pemimpin adat, Kepala PKBM Kencana Ungu, tiga (3) orang tutor PKBM Kencana Ungu dan tujuh (7) orang Suku Baduy Luar yang mengakses pendidikan di PKBM Kencana Ungu. Lokasi penelitian dilakukan di PKBM Kencana Ungu yang berada di Kampung Dukuh Desa Leuwidamar Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Kesimpulan dari paper ini menunjukkan bahwa  budaya belajar pada Suku Baduy Luar mengalami perubahan dari budaya lisan yang didapatkan secara turun-temurun saat ini berubah menjadi budaya tulisan. Perubahan budaya belajar ini menyebabkan perubahan perilaku Suku Baduy Luar terhadap tatanan adat. Selain itu, pertimbangan dasar masyarakat Suku Baduy Luar mengakses pendidikan di PKBM Kencana Ungu yaitu, pilihan rasional berdasarkan budaya belajar calistung, pilihan rasional berdasarkan status sosial dan pilihan rasional berdasarkan pola pikir. Teori pilihan rasional yang digunakan dalam paper ini mengacu kepada James Coleman.Berbagai preferensi tersebut memberikan berbagai implikasi pada beberapa aspek kehidupan masyarakat Suku Baduy Luar, yaitu implikasi pendidikan, implikasi sosial budaya, implikasi ekonomi dan implikasi psikologis.
Navigating The Flow of Challenges: Problematics of Implementing Kurikulum Merdeka in Sociological Subject at SMAN 1 Tumpang - Malang Alya Muflihatud Dini; Alan Sigit Fibrianto; Ahmad Tirtho Faidl Huda; Annisa Shafa Azzahra; Lutfia Cempaka; Nabila Nasywal Muna; Nia Lestari; Titis Titis
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um021v8i1p21-39

Abstract

The Merdeka Curriculum aims to empower students with a more independent and innovative learning approach. However, the process of implementing the Independent Curriculum in sociology learning at SMAN 1 Tumpang was faced with several problems. This article aims to identify and analyze the challenges, difficulties, solutions, and strategies for implementing the Merdeka curriculum in the context of learning sociology at SMAN 1 Tumpang. The method used is descriptive qualitative research with data collection techniques through observation, interviews, and documentation. The research subjects were selected using a purposive sampling technique, namely one of the Sociology teachers at SMAN 1 Tumpang who was involved in the learning process and school staff related to implementing the independent curriculum. The study results show that implementing the independent curriculum at SMAN 1 Tumpang brings several challenges that require the active role of educators in identifying the needs and abilities of individual students. Making teaching modules, teacher difficulties in implementing P5, and learning administration. In dealing with these difficulties, the Sociology teacher at SMAN 1 Tumpang took various strategic solutions, such as integrating technology in education, providing training and coaching to teachers, and creating collaboration between teachers and students.Menavigasi Arus Tantangan : Problematika Pengimplementasian Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Sosiologi di SMAN 1 Tumpang - MalangKurikulum Merdeka bertujuan untuk memberdayakan peserta didik dengan pendekatan pembelajaran yang lebih mandiri dan inovatif. Namun, proses implementasi Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran sosiologi di SMAN 1 Tumpang dihadapkan pada sejumlah problematika. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tantangan, kesulitan, solusi dan strategi penerapan kurikulum Merdeka dalam konteks pembelajaran sosiologi di SMAN 1 Tumpang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling yaitu salah satu guru Sosiologi SMAN 1 Tumpang yang terlibat dalam proses pembelajaran dan staf sekolah yang terkait dengan implementasi kurikulum merdeka. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Implementasi kurikulum merdeka di SMAN 1 Tumpang membawa sejumlah tantangan yang memerlukan peran aktif tenaga pendidik dalam mengidentifikasi kebutuhan dan kemampuan siswa secara individual, tidak hanya itu berbagai kesulitan juga muncul diantaranya yaitu sulit mengubah kebiasaan siswa yang dituntut belajar mandiri, kesulitan dalam pembuatan modul ajar, kesulitan guru dalam penerapan P5, serta kesulitan dalam melakukan administrasi pembelajaran. Dalam menghadapi berbagai kesulitan tersebut, guru Sosiologi SMAN 1 Tumpang mengambil berbagai solusi strategis, seperti mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru, dan menciptakan kolaborasi antara guru dan siswa.

Page 1 of 1 | Total Record : 5