cover
Contact Name
Markus T. Lasut
Contact Email
lasut.markus@unsrat.ac.id
Phone
+6285298070889
Journal Mail Official
jurnal.asm@unsrat.ac.id
Editorial Address
Jurnal Aquatic Science & Management, Gedung A Lantai 1, Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Jln. Kampus UNSRAT Bahu, Manado 95115, INDONESIA
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT
ISSN : 23374403     EISSN : 23375000     DOI : https://doi.org/10.35800/jasm.v10i1.37485
Journal of AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT publishes scientific articles of original research based on in-depth scientific study in the field of aquatic science and management, covering aspects of limnology, oceanography, aquatic ecotoxicology, geomorphology, fisheries, and coastal management, as well as interactions among them.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2014): April" : 5 Documents clear
Ratio of C:N in culture media of silk worm, Tubifex sp. Solang, Jhonly; Pangkey, Henneke; Wullur, Stenly; Lantu, Sartje
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 2, No 1 (2014): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.2.1.2014.12391

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Rasio C:N pada media kultur cacing sutra, Tubifex sp. This study aimed to determine the C:N ratio on each medium for the growth of the sludge worm. This study used mud and soybean curd residue (treatment A), mud and chicken manure (treatment B), mud and pig manure (treatment C), and control (mud only) (K) as culture media of the sludge worm (Tubifex sp.). The decomposition process was proceeding for six days, and then the sludge worms were stocked with initial weight of 30 grams per container. Culture period was 21 days in running water systems. The resulting C:N ratio was 60.5 for treatment A, 45.8 for treatment B, 36 for treatment C and 35 for K. The soybean curd residue and mud medium gave the highest influence on the growth of the sludge worm, followed by pig manure and mud, chicken manure and mud, and then mud (control). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbandingan C:N ratio dalam media budidaya untuk pertumbuhan cacing sutra. Penelitian ini menggunakan lumpur dan ampas tahu (perlakuan A), lumpur dan kotoran ayam (perlakuan B), serta lumpur dan kotoran babi (perlakuan C) dan perlakuan K (kontrol: hanya lumpur) sebagai media kultur cacing sutra (Tubifex sp). Proses dekomposisi dilakukan selama 6 hari, kemudian dilakukan penebaran cacing sutra dengan berat awal 30 gram/wadah penelitian. Waktu pemeliharaan dilakukan selama 21 hari dalam sistem air mengalir. Hasil penelitian menunjukkan rasio C:N sebesar 60,55 untuk perlakuan A, 45,85 untuk perlakuan B, 36,08 untuk perlakuan C, dan 35,25 untuk K. Media yang menggunakan ampas tahu dan lumpur memberikan pengaruh tertinggi terhadap pertumbuhan cacing sutra, kemudian disusul oleh media kotoran babi dan lumpur, media kotoran ayam dan lumpur dan terendah media lumpur (kontrol).
Physical evaluation on freshwater crayfish, Cherax quadricarinatus, feed using several gluten materials Khartiono, Lady D.; Sampekalo, Julius; Mingkid, Winda M.
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 2, No 1 (2014): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.2.1.2014.12410

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Uji fisik pakan lobster air tawar, Cherax quadricarinatus, yang menggunakan beberapa bahan perekat The objective of this study was to evaluate the physical parameters of feed for freshwater crayfish (Cherax quadricarinatus) using different glutens. This study used a completely randomized design with four treatments and three replications. Treatment A was feed with starch gluten, treatment B was feed with sago gluten, treatment C was feed with seaweed gluten and treatment D was a commercial feed (control). ANOVA showed that the treatments gave a significant effect (P <0.05) on the breaking rate in the water, sinking speed, homogeneity, and hardness. The results showed that feed using seaweed gluten is very good to use. Feed with starch gluten was also better than feed of sago gluten. However, for sinking speed, control diet and starch gluten-based feed were faster than that of seaweed gluten. The result for water quality analysis including temperature, pH, DO and ammonia during the study showed tolerable ranges for freshwater crayfish. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara fisik pakan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) yang menggunakan beberapa bahan perekat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan A pakan dengan bahan perekat kanji, perlakuan B pakan dengan bahan perekat sagu, perlakuan C pakan dengan bahan perekat rumput laut dan perlakuan D adalah pakan komersil (kontrol). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa antara perlakuan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecepatan pecah pakan dalam air, dispersi pakan, kecepatan tenggelam, homogenitas, dan tingkat kekerasan. Pakan dengan bahan perekat rumput laut sangat baik untuk digunakan. Pakan dengan bahan perekat tepung kanji juga lebih baik dibandingkan pakan berbahan perekat sagu. Tetapi untuk kecepatan tenggelam pakan kontrol dan pakan berbahan perekat kanji lebih cepat dibandingkan pakan berbahan perekat rumput laut. Hasil analisis kualitas air meliputi suhu, pH, DO dan amonia selama penelitian menunjukkan masih dalam batas kisaran yang bisa ditoleransi lobster air tawar.
The effectivity of polysaccharide extracted from marine algae, Euchema cottonii, on the immune response of tilapia, Oreochromis niloticus ., Indriasari; Mangindaan, Remy E.P.; Rumengan, Inneke F.M.
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 2, No 1 (2014): April
Publisher : AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.2.1.2014.12387

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Efektifitas polisakarida yang diekstrak dari alga, Euchema cottonii, terhadap respon imun ikan nila (Oreochromis niloticus)This study was aimed to test the effectiveness of polysaccharide extracts of algae, Eucheuma cottonii, in increasing the nonspecific immune response and to get an extract with best efficacy on the immune response of the tilapia, Oreochromis niloticus. The design used completely randomized design (CRD) using 4 treatments, 0 mg/kg of saline material (A), 10 mg/kg of E. cottonii extract (B), 10 mg/kg of Iota (C), and 100 cells/ml of formaline killed vaccine (FKV), Aeromonas hydrophilla, each of which were with 3 (three) replications. The fish were acclimated for 2 weeks, and then treated for 4 weeks. Test animals were vaccinated through intraperitoneal injection 2 times at one week interval as much as 0.2 ml FKV taken with disposable plastic 1 ml syringe. The vaccination was done injecting the bacteria, A. hydrophilla, previously killed in 0.4% formaldehyde FKV at the density of 109 cells / ml. Then the test fish were injected with the test material extract solution. E. cottonii as much as 0.2 ml / fish. Injection point was between the pelvic fins and the lateral line near the anus. The results showed that administration of the polysaccharide extracted from algae in tilapia gave significant effect on nonspecific immune response increment of the fish (total leukocytes and phagocytic activity). Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan ekstrak polysakarida alga laut, Eucheuma cottonii, dalam meningkatkan respons kebal non-spesifik dan untuk mendapatkan suatu ekstrak dengan kualitas terbaik terhadap respons kebal ikan nila, Oreochromis niloticus.  Penelitian ini mengguna-kan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah A = 0 mg.kg-1 untuk bahan uji saline; B = 10 mg.kg-1 ekstrak alga E. cottonii; C = 10 mg.kg-1 untuk iota; D = FKV A. hydrophilla 109 sel/ml. Ikan nila pertama-tama dipelihara dalam kolam (2 x 1 m) selama 2 minggu untuk proses aklimatisasi dan kemudian diberi perlakuan selama 4 minggu. Hewan uji divaksinasi dengan injeksi secara intraperitoneal (IP) dilakukan 2 kali dengan selang waktu seminggu sebanyak 0,2 ml FKV yang diambil dengan plastic syringe disposable 1 ml. Vaksinasi dilakukan dengan menginjeksikan bakteri A. hydrophilla yang telah dimatikan dengan formalin 0,4% FKV pada kepadatan 109 sel/ml. Kemudian ikan uji disuntik dengan bahan uji larutan ekstrak E. cottonii dengan dosis penyuntikan 0,2 ml larutan/ikan. Titik suntik diantara sirip perut dan lateral line dekat anus.Hasil penelitian menunjukkan pemberian polisakarida yang diekstrak dari alga pada ikan nila memberi pengaruh yang nyata terhadap peningkatan respon imun nonspesifik ikan (total leukosit dan aktivitas fagositosis).
Effect of NPK ferlilizer (nitrogen, phosphorus, potassium) on seaweed, Kappaphycus alvarezii, growth and white spot desease prevention Ismail, Ramli A.; Ngangi, Edwin L.A.; Lasut, Markus T.
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 2, No 1 (2014): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.2.1.2014.12389

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Pengaruh pupuk NPK [nitrogen, fosfor, kalium] terhadap pertumbuhan dan penanggulangan penyakit ‘white spot’ pada rumput laut Kappaphycus alvarezii This study aimed to analyze the effect of NPK fertilizer absorption on the growth of seaweed, Kappaphycus alvarezii, and the white spot disease prevention. This study could become a source of information for seaweed farmers to increase seaweed production through the use of NPK fertilizers. This study was conducted from January until March, 2014 in the waters of Toropot Village, the District of Bokan Islands, Banggai Laut. To know whether the different doses affect the white spot infection, ANOVA with Tukey's test was used. Results showed that all doses had the same potential to recover from white spot disease and heal faster than the control (no dose). The addition of nutrients N, P, and K at high dose could accelerate the recovery of the algae from white spot desease and increase the growth rate. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penyerapan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan penanggulangan penyakit white spot pada rumput laut Kappaphycus alvarezii. Penelitian ini dapat sebagai sumber informasi bagi pembudidaya rumput laut untuk meningkatkan produksi rumput laut melalui penggunaan pupuk NPK. Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari sampai Maret 2014 di perairan Desa Toropot, Kecamatan Bokan Kepulauan, Kabupaten Banggai Laut. Untuk mengetahui apakah perbedaan dosis memberikan pengaruh terhadap serangan white spot, maka dilakukan pengujian ANOVA dengan uji Tukey. Hasil menunjukkan bahwa bahwa semua dosis memiliki potensi yang sama untuk memulihkan penyakit white spot dan lebih cepat penyembuhannya dari kontrol (tanpa dosis). Penambahan nutrien N, P dan K pada dosis tinggi dapat mempercepat pemulihan alga dari penyakit white spot dan dapat meningkatkan laju pertumbuhannya.
Viability of Tumpaan-strained rotifers, Brachionus rotundiformis, at different salinities Asy'ari, Asy'ari; Kaligis, Erly; Wullur, Stenly; Rimper, Joice
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 2, No 1 (2014): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.2.1.2014.12390

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Viabilitas rotifer Brachionus rotundiformis strain tumpaan pada salinitas berbeda The purpose of the research was to analyze the viability of eggs of Tumpaan-strained rotifer, Brachionus rotundiformis, at different salinities (10 and 20 ppt). Rotifer collection was done in the area of reclamation plan and household wastewater disposal located in the coastal village of Tumpaan 1, South Minahasa Regency. At the time of sample collection, water quality parameters of the sampling site were also measured. After multiplication through clone culture in the salinity of 10 ppt and 20 ppt, the viability of the rotifer was then tested by daily observing the number of live rotifers, the number of eggs carried and the number of youngsters produced. The data were then calculated using the life table method. Results showed that water quality of the rotifer collection site is suitable for the rotifer to live. The rotifers held in 10 ppt salinity had higher survivorship and population growth (fertility rate and Ro) than those in 20 ppt salinity. This reflects that beside the quality of feed, rotifer growth is affected by salinity as well. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis viabilitas tetasan telur dari rotifer Brachionus rotundi-formis strain Tumpaan pada salinitas berbeda (10 dan 20 ppt). Pengambilan rotifer dilakukan di suatu areal rencana reklamasi dan tempat pembuangan penelitian air limbah rumah tangga bertempat di pesisir Desa Tumpaan Satu Kabupaten Minahasa Selatan. Pada saat pengambilan hewan uji, parameter kualitas air di lokasi sampling juga diukur. Setelah diperbanyak dengan kultur klon pada salinitas 10 dan 20 ppt, rotifer kemudian diuji viabilitas dengan melakukan pengamatan setiap hari data jumlah rotifer yang hidup, jumlah telur yang dibawah dan jumlah anak yang dihasludgean. Data kemudian dihitung menggunakan metode life table.Hasil pengukuran kualitas air dari perairan tempat pengambilan rotifer termasuk layak untuk kehidupan rotifer. Rotifer yang diuji pada salinitas 10 ppt memiliki kemampuan hidup serta pertumbuhan populasi (nilai Ro dan laju fertilitas) lebih tinggi dibandingkan pada salinitas 20 ppt. Hal ini menunjukkan bahwa selain kualitas pakan, pertumbuhan rotifer juga dipengaruhi oleh salinitas.

Page 1 of 1 | Total Record : 5