Nugraha, Elisabeth Yulia
Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Dan Peternakan, Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Variasi Genetik Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali (GENETIC VARIATION OF LONG TAIL MACAQUE (MACACA FASCICULARIS) POPULATION IN NUSA PENIDA ISLAND, KLUNGKUNG, BALI) Elisabeth Yulia Nugraha; I Nengah Wandia; I Gede Soma
Jurnal Veteriner Vol 19 No 4 (2018)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.91 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2018.19.4.531

Abstract

The purpose of this study is to discover about heterozygosity, migration between populations, and mating habits of Macaca fascicularis among the population in Nusa Penida Island, Klungkung, Bali. Fourteen blood samples from Macaca fascicularis were taken from Nusa Penida Island that consist of eleven samples from Puncak Mundi Temple and three samples from Paluang Temple were used in the study. Samples were extracted using QIAamp DNA Blood Mini Kits produced by Qiagen. Five loci microsatellite (D10S611, D11S1366, D13S765, D17S1290, and D18S536) were amplified using the Polymerase Chain Reaction (PCR) technique. Thirty cycles of PCR were carried out with an annealing temperature of 500C. Alleles were separated by electrophoresis on eight percent polyacrylamide gel and presented with silver staining. The results showed high heterozygosity is 0.762 of Macaca fascicularis populations on Nusa Penida Island with random mating habits. Low genetic differentiation is 0.05. High the number of migrations between populations (genetic flow) of Macaca fascicularis populations on Nusa Penida Island is 4.75 with migration between populations of five individual/generation. Based on the results of the study it was concluded that the genetics of the Macaca fascicularis population on Nusa Penida Island varies.
Sistem Pemeliharaan Anjing dan Tingkat Pemahaman Masyarakat terhadap Penyakit Rabies di Kabupaten Bangli, Bali (DOG REARING SYSTEM AND UNDERSTANDING LEVEL OF PEOPLE IN BANGLI, BALI TOWARD RABIES DISEASE) Elisabeth Yulia Nugraha; I Wayan Batan; I Made Kardena
Jurnal Veteriner Vol 18 No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.6 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2017.18.2.274

Abstract

Rabies is a zoonotic fatal disease. The disease infects the central nervous system, known as encephalitis. This study aims were to determine the relationship between the percentage and the factors that influence the maintenance system and the level of public awareness toward rabies in Bangli Regency, Bali. A total of 140 questionnaires were distributed in 14 villages that have never been reported having cases of rabies. Interview data were analyzed using quantitative descriptive analysis and dendrogram. The results showed that a proper dog care system in Bangli associated with dog rearing conditions (100%); provided awareness of the feed (100%); the number of feeding more than one each day (91.4%); rabies vaccination status (83.6%); not keeping other rabies transmitted animals (cat) (75.7%); health inspection status (67.1%); and the number of dogs that were kept not more than one tail (55.7%). Bad dog maintenance systems associated with the type of feed given (100%); contact with other dogs (80%); and system maintenance by way of detachable dogs (73.6%). The level of public understanding in Bangli district was well connected with the mobility of dogs (88.6%); understanding of the dangers of rabies (79.3%); dog origin (79.3%); knowledge of the characteristics of rabies (74.3%); and the village of rabies free status was retained (78.6%). Poor level of public understanding related to the lack of village rules and custom rules relating to rabies (100%); lack of community participation in education programs (62.1%); and how to have dogs (52.1%). Based on the results of this study, its concluded that the maintenance system of dogs and the level of public understanding regarding rabies in Bangli are relatively good. ABSTRAK Rabies adalah penyakit zoonosis yang bersifat mematikan. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat atau encephalitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase dan hubungan antara faktor-faktor yang memengaruhi sistem pemeliharaan dan tingkat pemahaman masyarakat terhadap penyakit rabies di Kabupaten Bangli, Bali. Jumlah responden yang diambil sebanyak 140, tersebar di 14 desa yang belum pernah dilaporkan terjadi kasus rabies. Data hasil wawancara berdasarkan kuisioner dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan dendrogram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan anjing yang baik di Kabupaten Bangli berhubungan dengan kondisi pemeliharaan anjing (100%); kesadaran memberikan pakan (100%); jumlah pemberian pakan yang lebih dari satu kali (91,4%); status vaksinasi rabies (83,6%); tidak memelihara hewan penular rabies (HPR) selain anjing (kucing) (75,7%); status pemeriksaan kesehatan (67,1%); dan jumlah anjing yang dipelihara tidak lebih dari satu ekor (55,7%). Sistem pemeliharaan anjing yang buruk berhubungan dengan jenis pakan yang diberikan (100%); berkontak dengan anjing lainnya (80%); dan sistem pemeliharaan anjing dengan cara dilepas (73,6%). Tingkat pemahaman masyarakat Kabupaten Bangli yang baik berhubungan dengan mobilitas anjing (88,6%); pemahaman mengenai bahaya rabies (79,3%); asal anjing (79,3%); pengetahuan mengenai ciri-ciri rabies (74,3%); dan status desa bebas rabies yang masih dipertahankan (78,6%). Tingkat pemahaman masyarakat yang buruk berhubungan dengan belum adanya aturan desa maupun aturan adat yang berkaitan dengan penyakit rabies (100%); kurangnya pastisipasi masyarakat dalam program penyuluhan (62,1%); dan cara memperoleh anjing (52,1%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem pemeliharaan anjing dan tingkat pemahaman masyarakat mengenai penyakit rabies di Kabupaten Bangli tergolong baik.
Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Mengkudu Dalam Ransum Terhadap Kecernaan Lemak Dan Serat Kasar Non Ruminansia Nautus Stivano Dalle; Hendriks Demon Tukan; Elisabeth Yulia Nugraha
Peternakan Lokal Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Peternakan Lokal
Publisher : Program Studi Peternakan Universitas Muslim Maros

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46918/peternakan.v4i2.1406

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mempelajari pengaruh penggunaan tepung daun mengkudu (Morinda Citrifolia) dalam ransum terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar dan lemak kasar pada babi peranakan landrace. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor ternak babi jantan kastrasi peranakan landrace fase stater umur 1-2 bulan, variasi berat badan 10,50-21,50 kg, rata-rata 16,70 kg dan koefisien variasi 18,76 %. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok sebagai ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah R0: 100 % ransum basal tanpa tepung daun mengkudu (TDM), R1: 98 % ransum basal+2 % TDM, R2: 96 % ransum basal+4 % TDM, R3: 94 % ransum basal+6 % TDM. Variabel yang dihitung adalah konsumsi serat kasar, kecernaan serat kasar, konsumsi lemak kasar dan kecernaan lemak kasar dan lemak kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun mengkudu dalam ransum basal berpangaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar namun berpengaruh tidak nyata (P>0,05 terhadap konsumsi dan kecernaan lemak kasar. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah penggunaan tepung daun mengkudu 2, 4, 6 % dalam ransum basal memberikan pengaruh yang relatif sama dalam meningkatkan konsumsi dan kecernaan serat kasar dan lemak kasar pada ternak babi. Kata kunci: babi, mengkudu, serat kasar, lemak kasar.
EDUKASI MASYARAKAT PETERNAK MENYIKAPI POTENSI ASF GELOMBANG KE-2 DI KAB. MANGGARAI BARAT, NTT Maria Tarsisia Luju; Yohana Maria Febrizky Bollyn; Wigbertus Gaut Utama; Korbinianus Feribertus Rinca; Elisabeth Yulia Nugraha; Hendrikus Demon Tukan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jpmp.v7i2.719

Abstract

Masyarakat di Manggarai Flores, NTT mayoritas memelihara ternak babi  disetiap keluarga. Salah satu alasan mengapa pemeliharaan ternak babi menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakat di Manggarai yaitu karena ternak babi merupakan hewan adat yang biasa digunakan untuk konsumsi dan ritual pada acara-acara adat budaya di Manggarai. Beberapa ritual yang selalu menggunakan ternak babi antara lain acara kematian, pernikahan, persembahan leluhur dan acara adat lainnya.  Selain itu, memelihara ternak babi di Manggarai juga merupakan salah satu usaha yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga apabila dilakukan dengan manajemen yang baik. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada masyarakat peternak babi di Kecamatan Kuwus Manggarai Barat yang terdampak secara ekonomi akibat kematian babi oleh virus African Swine Fever. Kurangnya pengetahuan tentang cara pencegahan ASF menjadi permasalahan yang dialami para peternak babi di Kecamatan Kuwus. Berdasarkan masalah tersebut, kami melakukan edukasi tentang strategi pencegahan potensi ASF gelombang kedua kepada para peternak babi di Kuwus. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat peternak setelah dilakukan edukasi mengenai pencegahan ASF pada babi.Kata Kunci : African Swine Fever, Babi, Peternak Babi
Penyebaran Kejadian Penyakit African Swine Fever di Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2020-2021 Elisabeth Yulia Nugraha; Korbinianus Feribertus Rinca; Yohana Maria Febrizki Bollyn
Jurnal Veteriner Vol 23 No 3 (2022)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2022.23.3.336

Abstract

Penyakit African Swine Fever (ASF) pertama kali dilaporkan terjadi di Desa Daleng, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat pada bulan September 2020. Penyakit ini telah menyebar di seluruh Kabupaten Manggarai Barat dan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi peternak dikarenakan angka mortalitasnya yang mencapai lebih dari 90%. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan penyebaran penyakit ASF yang terjadi di Kabupaten Manggarai Barat berdasarkan penelusuran laporan kejadian ASF, terutama yang telah diteguhkan secara laboratorium. Survei data penelitian ini memanfaatkan data sekunder, selain itu juga dilengkapi dengan borang kuisioner open ended yang akan ditanyakan ke para responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit ASF berdasarkan pemetaan telah menyebar di dua belas kecamatan yang ada di Kabupaten Manggarai Barat. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan ASF dalam tempo kurang dari satu tahun telah menyebar ke seluruh Kabupaten Manggarai Barat. Kasus penyebaran ASF di Kabupaten Manggarai Barat menunjukkan adanya campur tangan manusia karena masih mengacu pada sistem dan pola pemeliharaan yang semi intensif.
Comparison of Nutritional Value between Broiler Feather Flour and Fermented Broiler Feather Flour Nautus Stivano Dalle; Hendrikus Demon Tukan; Elisabeth Yulia Nugraha
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 10, No 3 (2022)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jipt.v10i3.p246-253

Abstract

The aim of this study was to acknowledge the change in the nutrient content of fermented feather flour use a mixture of yeast tape and yeast bread. Feather flour used is a waste broiler feather flour obtained from the Oesao Presidential Market, Kupang Regency. Trial method used was a direct methods and fermented result through proximate analysis would be compared with before fermented. The design used was complete randomized design with 2 treatments and 3 replications. The treatment tested were R0: Broiler feather flour without fermented and R1: fermented broiler feather flour used yeast tape and yeast bread. Variable observed were the change in nutrient content in form of dry matter, crude protein, crude fat, crude fiber and material extract without nitrogen feather meal after fermented. Statistical analysis showed significant result (P<0.05) on variables and fermented used yeast tape and yeast bread could increase crude protein and crude fat with could reduce content of crude fiber, carbohydrates and material extract without nitrogen feather meal. The conclusion of this study was yeast tape and yeast bread could increase the nutrients in feather flour that could be used as indgredients mixed diet.
PENGARUH SUPLEMENTASI KONSENTRAT TEPUNG TONGKOL JAGUNG TERFERMENTASI YANG DITAMBAHKAN Zn-BIOKOMPLEKS TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN KAMBING KACANG Nautus Stivano Dalle; Defiyanto Djami Adi; Elisabeth Yulia Nugraha; Hendrikus Demon Tukan; Paskalina Dewi Egi; Kamel Jemahu
Wahana Peternakan Vol. 7 No. 1 (2023): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v7i1.880

Abstract

The study aimed at evaluating the effect of supplementing concentrate containing fermented corncob (TTJF) and Zn bio-complex on kacang goat performance. There were 12 kacang does 6-8 months of age with 9,3-15,5 averanging 11,20 kg and CV 13,30%. initial body weight used in the study. Completely randomized design 4 treatment diets offered were: R0 : concentrate feed without fermented corncob + 2,06g Zn bi-complex, R1 : concentrate feed containing TTJF 10% + Zn-Biokomplex 2,06g; R2 : concentrate feed containing TTJF 20% + Zn-Biokomplex 2,06g and R3: concentrate feed containing TTJF 30% + Zn-Biokomplex 2,06g. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). The results of all variables measured were : R0 daily body weight gain (52.21g), R1 (66.16g), R2 (46.17g), R3 (42.09g), daily body length gain: R0 (0.17cm), R1 (0.20cm), R2 (0.18cm), R3 (0.14cm), daily girth cycle gain R0 (0.22cm), R1 (0.27cm), R2 (0.23cm), R3 (0.19cm) and daily body height R0 (0.15cm), R1 (0.18cm), R2 (0.15cm), R3 (0.13cm). Statistical analysis shows that the effect of supplementing containing fermented corncob concentrate with Zn bio-complex is not significant (P>0.05) on all performance variables measured. The conclusion is that supplementing containing fermented corncob concentrate up to 30% with Zn bio-complex performs the relative results in kacang does growth performances. Keywords: kacang goats, corncob, growth, Zn bio-complex
Tingkat Morbiditas dan Mortalitas African Swine Fever pada Peternakan Rakyat di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia Korbinianus Feribertus Rinca; Elisabeth Yulia Nugraha; Yohana Maria Febriski Bollyn; Maria Tarsisia Luju; Hendrikus Demon Tukan; Wigbertus Gaut Utama
Jurnal Sain Veteriner Vol 41, No 1 (2023): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.75422

Abstract

African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit menular dengan tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi yang menyerang ternak babi, baik ternak babi domestik maupun babi liar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat mobiditas dan mortalitas African Swine Fever pada Peternakan Rakyat yang tersebar di 12 Kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder ternak babi yang sakit dan mati akibat virus ASF. Penentuan status infeksi ASF melalui pemeriksaan sampel melalui metode polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan di Balai Besar Veteriner Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa morbiditas dan mortalitas pada ternak babi yang terinfeksi ASF mengalami peningkatan dari tahun 2020 hingga 2021. Morbiditas atau tingkat kesakitan secara menyeluruh meningkat dari 1,67 % di tahun 2020 menjadi 3,86% di tahun 2021. Penyebab tingginya morbiditas ASF di Kabupaten Mangarai Barat antara lain masyarakat belum memahami penerapan biosekuriti yang ketat, sistem pemeliharaan masih secara tradisonal, populasi babi liar yang tidak teridentifikasi dan personal. Mortalitas atau tingkat kematian secara menyeluruh meningkat dari 1,36 % di tahun 2020 menjadi 3,37% di tahun 2021. Penyebab meningkatnya mortalitas antara kurangnya pengetahuan masyarakat tentang transmisi penyakit, gejala klinis penyakit, sumber infeksi penyakit, dan pencegahan penyakit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, peningkatan kasus ASF di Kabupaten Manggarai Barat disebabkan oleh peternak itu sendiri. Oleh karena itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan perlu melakukan edukasi dan pemberdayaan kepada peternak di Kabupaten Mangggarai Barat agar lebih memahami ASF sehingga angka morbiditas dan mortalitas menurun.
EDUKASI PROSPEK USAHA SEKTOR PETERNAKAN PADA SISWA SMK DI MANGGARAI RAYA Nautus Stivano Dalle; Maria Tarsisia Luju; Yohana Maria Febrizki Bollyn; Wigbertus Gaut Utama; Yohana Nurciyani; Hendrikus Demon Tukan; Elisabeth Yulia Nugraha
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i2.13229

Abstract

Abstrak: Kesulitan, kebingungan, keragu-raguan dalam mengambilkeputusan untuk melanjutkan studi atau menjadi wirausahawan adalah permasalahan yang sering dihadapi siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya siswa yang telah duduk di kelas 12. Tujuan dari PkM ini adalah untuk mengedukasi siswa dibidang peternakan seperti manajemen biosecurity, pengolahan pakan, recording dan juga perhitungan ekonomi serta memotivasi siswa agar dapat melanjutkan studi pada perguruan tinggi khususnya program studi peternakan. Metode yang dilakukan adalah penyuluhan dan diskusi untuk menggali dan menambah pengetahuan bidang peternakan serta mempromosikan kelebihan program studi peternakan bagi siswa-siswa dikelas 12. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas XII Jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia SMKN 1 Lamba Leda sebanyak 40 orang. Kegiatan kedua dilakukan di SMKN 1 Kuwus diikuti oleh 38 orang siswa kelas XII Jurusan Agribinis Ternak Ruminansi dan di SMKN 1 Lembor Selatan Jurusan Perhotelan diikuti oleh 41 orang siswa kelas XII.. Hasil dari kegiataan ini menunjukan adanya peningkaan pengetahuan dan keinginan anak dalam pemilihan melanjutkan studi dibidang peternakan. Abstract: Difficulties, confusion, hesitation in making decisions to continue their studies or become entrepreneurs are problems that are often faced by students in Vocational High Schools (SMK), especially students who are already in class 12.The purpose of this PkM is to educate students in the field of animal husbandry such as biosecurity management, feed processing, recording and also economic calculations as well as motivate students to continue their studies at universities, especially animal husbandry study programs. The method carried out is counseling and discussion to explore and increase knowledge in the field of animal husbandry and promote the advantages of animal husbandry study programs for students in class 12. This activity was attended by 40 students of class XII of the Ruminant Agribusiness Department of SMKN 1 Lamba Leda. The second activity was carried out at SMKN 1 Kuwus followed by 38 class XII students of the Ruminansi Livestock Agribinis Department and at SMKN 1 South Lembor, the Hospitality Department was attended by 41 class XII students. The results of this activity show a denial of knowledge and desires of children in the selection to continue their studies in the field of animal husbandry.  
POTENSI PENGEMBANGAN PETERNAKAN BABI BERDASARKAN ANALISIS LOCATION QUOTIENT Nautus Stivano Dalle; Hendrikus Demon Tukan; Elisabeth Yulia Nugraha; Wigbertus Gaut Utama
Jambura Journal of Animal Science Vol 5, No 2 (2023): Jambura Journal of Animal Science
Publisher : Animal Husbandry Department, Faculty of Agriculture Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35900/jjas.v5i2.18889

Abstract

The purpose of this study is to determine areas in Manggarai that have potential in pig development. The method used in this study is secondary data observation of Manggarai Regency and will be analyzed using Location Quotient (LQ) analysis. The results showed that the areas that received LQ 1 scores were Satar Mese, West Satar Mese, Wae Ri'i, Cibal and West Reok districts. This means that the region has not been able to meet the needs of its own territory and is still importing from other regions. While the sub-districts that received LQ 1 scores were North Satar Mese, Langke rembong, Ruteng, Lelak, North Rahong, West Cibal and Reok. This means that the pig farming sector is able to meet the needs of its own region and is also able to export outside the region. Manggarai District, North Satar Mese, Langke Rembong, Ruteng, Lelak, North Rahong, West Cibal and Reok are districts with superior communities in the form of livestock