Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

KARAKTERISTIK SISTEM HIDROGEOLOGI KARST BERDASARKAN ANALISIS HIDROKIMIA DI TELUK MAYALIBIT, RAJA AMPAT Raras Endah; Boy Yoseph; Emi Sukiyah; Taat Setiawan
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 15, No 3 (2017): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v15i3.15100

Abstract

ABSTRAKKarst Teluk Mayalibit memiliki sistem hidrogeologi yang unik karena sebagian pola aliran bukan berasal dari kawasan karst itu sendiri. Penelitian sistem hidrogeologi karst ini dilakukan dengan menggunakan analisis hidrokimia yang dikompilasi dengan observasi hidrogeologi di lapangan. Berdasarkan analisis data hidrokimia seperti temperatur, derajat keasaman (pH), tekanan parsial terhadap CO2 (PCO2),  dan indeks kejenuhan terhadap kalsit (SIkalsit) menunjukan bahwa pada elevasi 40-80 mdpl termasuk dalam zona transisi dengan sifat sistem aliran terbuka atau rongga,  sedangkan pada elevasi 20-40 mdpl analisis hidrokimia menunjukan bahwa elevasi ini termasuk zona aliran menerus dengan sifat sistem aliran tertutup atau difusi. Kata Kunci : Karst, Sistem Hidrogeologi, Hidrokimia, Sistem Aliran, Teluk Mayalibit.ABSTRACT Karst of Mayalibit Bay has a unique hydrogeological system because some flow patterns are not from karst area itself. Karst of hydrogeological system research is done by using hydro chemical analysis which is compiled by hydrogeological observation in the field. Based on analysis of hydro chemical data such as temperature, degree of acidity (pH), partial pressure on CO2 (PCO2), and saturation index of calcite (SIcalcite) showed that at elevation 40-80 mdpl included in transition zone with open flow system or cavity, 20-40 mdpl hydro chemical analysis indicates that this elevation includes a continuous flow zone with the nature of the closed flow system or diffusion. Keywords: Karst, Hydrogeology System, Hydro chemical, Flow System, Mayalibit Bay.
Identifikasi Gerakan Tanah (Longsor) di Kabupaten Garut, Jawa Barat Zahra Syahida Sabila; Emi Sukiyah; Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah Alam; Zufialdi Zakaria
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.793 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v16i1.16779

Abstract

Wilayah Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat merupakan bagian dari zona gerakan tanah di Indonesia bagian barat. Indonesia bagian barat dibentuk akibat  pengaruh tumbukan dua lempeng tektonik yaitu Indo-Australia dan Eurasia. Zona tersebut juga merupakan zona gempa dan zona gunungapi. Tanah residu yang tebal pada lereng dan curah hujan yang cukup tinggi di Jawa Barat merupakan salah satu penyebab daerah rawan longsor. Hal ini menjadi kendala bagi pengembangan wilayah Kabupaten Garut. Potensi gerakan tanah (longsor) pada daerah berlereng di Kabupaten Garut perlu mendapatkan perhatian. Sistem peringatan dini diperlukan untuk mengurangi  potensi  kebencanaan geologi gerakan tanah sehubungan dengan berbagai kegiatan atau proyek yang sudah ataupun akan dikembangkan.Kata Kunci: tektonik, gerakan tanah, sistem peringatan dini
PERAN CITRA SATELIT LANDSAT 8 DALAM IDENTIFIKASI TATA GUNA LAHAN DI WILAYAH KABUPATEN SUMEDANG PRADNYA PARAMARTA RADITYA RENDRA; Nana Sulaksana; Boy Yoseph C. S. S. S Alam
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 17, No 2 (2019): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.67 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v17i2.21302

Abstract

Kegiatan penelitian dilakukan di Kabupaten Sumedang yang memiliki keragaman jenis tata guna lahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran citra satelit Landsat 8 dalam mengungkap jenis tata guna lahan di daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan melalui analisis citra Landsat 8 dengan dukungan Sistem Informasi Geografis di studio dan observasi ke lapangan untuk mengecek langsung jenis tata guna lahan di daerah penelitian. Perangkat lunak ArcGIS 10.0 dengan Sistem Informasi Geografis digunakan untuk mengolah dan menganalisis citra satelit Landsat 8. Berdasarkan hasil penelitian, daerah penelitian dapat dibedakan menjadi 4 kawasan, yaitu kawasan pemukiman, hutan, budidaya (ladang, kebun, dan sebagainya), serta perairan dan lahan basah (sawah). Kawasan pemukiman terkonsentrasi di daerah berkembang seperti Jatinangor, Tanjungsari, Sumedang Selatan, dan Sumedang Utara. Kawasan hutan tersebar di beberapa daerah namun sebagian besar berada di bagian selatan daerah penelitian. Kawasan budidaya dan lahan basah seperti sawah sebagian besar merupakan hasil konversi lahan kawasan hutan sehingga letaknya berdekatan dengan kawasan hutan. Kata kunci : ArcGIS, citra Landsat 8, Sistem Informasi Geografis, Sumedang, tata guna lahan
HYDROGEOLOGICAL IDENTIFICATION OF THE WELARAN WATERSHED KARANGSAMBUNG BASED ON DESCRIPTIVE-QUALITATIVE METHOD Nandian Mareta; Rachmat Fajar Lubis; Boy Yoseph CSS Syah Alam; Mohammad Sapari Dwi Hadian
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 31, No 1 (2021)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/risetgeotam2021.v31.1144

Abstract

The Welaran watershed in the Karangsambung area is hydrogeologically interesting because of its morphology, “U” shaped morphology like an amphitheater with the lithology consisting of tertiary to quarternary rocks. The character of Welaran river is an intermittent river that watery during the rainy season and dry during the dry season. This study intended to identify and determine the general hydrogeological condition of the Welaran watershed on a scale of 1:20.000. This study applies a descriptive-qualitative research method. The steps used are hydrogeological analysis and water balance. The results obtained indicate that the hydrogeological conditions of the area affect the character of the rivers in t   
HIDROGEOKIMIA AIRTANAH PADA DAERAH PANTAI: STUDI KASUS DATARAN RENDAH KATAK, DESA SUMBER AGUNG, KABUPATEN BANYUWANGI Arief Nur Muchamad; Boy Yoseph CSS Syah Alam; Euis Tintin Yuningsih
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1024.372 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.442

Abstract

This paper describes the groundwater quality assessment conducted in Katak lowland area, in Banyuwangi District, East Java. The quality of water salinity had been identified during field observation. In order to identify the origin of saline groundwater, a hydrogeochemical study has been carried out by analysing of 12 groundwater wells, 3 surface water and sea water. Hydrogeochemical analysis identified major ion elements on Piper′s diagram to know the facies and dominant ion content in ground water study area. The interpretation of plots for different major ions suggests that saline water in Katak are typically salt water intrusion and flushing salt residue in marine sediment/limestone. This hydrochemical research area provides new insights into the geochemical relationships between freshwater and seawater at different depths in coastal and alluvial sediments. Saltwater intrusion occurs due to cone of depression caused by concentrated exploitation of groundwater in the south/coastal area, and flushing mainly by groundwater flow through marine sediment/limestone in the northern area. Groundwater zonation is characterized by hydrochemical type from natrium chloride type in the southern area to calciumsulphate  type in the northern  area. Controlled by hydrodynamic of groundwater with salt water and flushing of geochemical by ground water, respectively. AbstrakMakalah ini menjelaskan hasil dari penilaian kualitas airtanah yang dilakukan di daerah dataran rendah Katak, di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kualitas airtanah yang asin telah teridentifikasi saat observasi lapangan. Dalam rangka mengidentifikasi asal air asin di daerah Katak, studi hidrogeokimia dilakukan terhadap sampel airtanah dari 12 airtanah sumur/bor, 3 air permukaan dan air laut. Analisis hidrokimia dilakukan dengan pengeplotan unsurunsur ion utama pada diagram Piper untuk mengetahui fasies dan kandungan ion dominan pada airtanah di daerah penelitian. Interpretasi plot untuk ion utama menunjukkan bahwa salinitas di daerah Katak diakibatkan oleh intrusi air laut dan pembilasan garam-garam pada sedimen marine/batugamping. Penelitian hidrokimia di daerah dataran rendah Katak memberikan wawasan baru mengenai hubungan antara air tawar dan air laut pada kedalaman yang berbeda di dalam sedimen pantai dan aluvial. Intrusi air asin terjadi karena kerucut depresi yang disebabkan oleh eksploitasi air tanah terkonsentrasi di bagian selatan yang merupakan daerah pesisir dan pembilasan karena aliran air tanah melalui sedimen marine/batugamping di Utara. Zonasi jenis airtanah diketahui dari karakteristik hidrokimianya, mulai dari jenis natrium klorida di Selatan sampai kalium sulfat di Utara. Hal tersebut masing-masing dikontrol oleh hidrodinamika airtanah dengan air asin dan pelarutan kimia batuan oleh airtanah.
Vertical Electrical Sounding Exploration of Groundwater in Kertajati, Majalengka, West Java, Indonesia Gumilar Utamas Nugraha; Boy Yoseph CSSSA; Andi Agus Nur; Pulung Arya Pranantya; Lina Handayani; Rachmat Fajar Lubis; Hendra Bakti
Indonesian Journal on Geoscience Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17014/ijog.8.3.359-369

Abstract

DOI:10.17014/ijog.8.3.359-369Continuously increasing population and progressive infrastructural development in the region of Kertajati International Airport, Indonesia, emphasize the need to develop a sustainable water supply network. Airport facilities require sufficient water resources, which can be obtained from surface water and groundwater. Groundwater exploration can provide necessary information for assessing water resources. The purpose of this study is to analyze the configuration of aquifers in the studied area. A Schlumberger array was used to carry out twelve vertical electrical soundings (VES) with AB/2 electrode spacing ranging from 1.5 m to 150 m. IPI2win software was used to qualitatively interpret the VES results and it suggested the presence of three distinct lithological units interpreted as clay, alluvial sand, and a Lower Quaternary formation. In general, resistivity values in the studied area can be divided into five resistivity categories: very low resistivity with values ranging from 1 Ωm to 10 Ωm, low resistivity with values ranging from 10 Ωm to 50 Ωm, medium resistivity with values ranging from 50 Ωm to 100 Ωm, high resistivity with values ranging from 100 Ωm to 200 Ωm, and very high resistivity with values > 200 Ωm. The geo-electric interpretation revealed three geo-electric layers: topsoil (1 - 144 Ω m), sand (1 - 298 Ω m), and clay (1 - 82 Ω m). Aquifers in the studied area are lithologically composed of sand. Clay is the dominant lithology in the studied area, so the presence of aquifers in this area is very limited, and thus the supply of groundwater is also limited. The exploitation of groundwater must be limited and controlled to maintain the sustainability of groundwater in the studied area.
Sistem Akuifer Air Tanah Daerah Sukamoro Kabupaten Banyuasin - Sumatera Selatan Deden Zaenudin Mutaqin; Undang Mardiana; Febriwan Mohammad; Muhammad Kurniawan Alfadli; Boy Yoseph CSSSA
Dinamika Rekayasa Vol 17, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Agustus 2021
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2021.17.2.349

Abstract

Studi sistem akuifer hidrogeologi sangat penting untuk dilakukan dalam rangka mengidentifikasi kondisi geologi dan hidrogeologi. Lokasi daerah penelitian termasuk ke dalam daerah bukan cekungan air tanah, tetapi kondisi visual di lapangan menunjukkan penduduk sekitar banyak memanfaatkan air tanah cukup besar. Metode yang digunakan berupa penyelidikan geologi, geolistrik 2-D konfigurasi Wenner – Schlumberger dan hidrogeologi. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui sistem akuifer  daerah Sukamoro.  Di daerah Sukamoro terdapat dua sistem akuifer, yaitu pada endapan rawa (satuan lanau) berupa sistem dengan aliran antar butir; merupakan sistem airtanah tidak tertekan, dengan nilai TDS yang acak dengan nilai resistivitas di bawah 40 Ohm meter, berada pada bagian Selatan daerah penyelidikan. Pada satuan perselingan batupasir dengan batulempung yang memiliki sistem akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir dan rekahan, merupakan sistem airtanah tidak tertekan dan tertekan,  dengan nilai TDS  antara 80-240 mg/L dan di bawah 80 mg/L, dengan nilai resistivitas 41-450 Ohm meter
Vertical Electrical Sounding Exploration of Groundwater in Kertajati, Majalengka, West Java, Indonesia Gumilar Utamas Nugraha; Boy Yoseph CSSSA; Andi Agus Nur; Pulung Arya Pranantya; Lina Handayani; Rachmat Fajar Lubis; Hendra Bakti
Indonesian Journal on Geoscience Vol. 8 No. 3 (2021)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17014/ijog.8.3.359-369

Abstract

DOI:10.17014/ijog.8.3.359-369Continuously increasing population and progressive infrastructural development in the region of Kertajati International Airport, Indonesia, emphasize the need to develop a sustainable water supply network. Airport facilities require sufficient water resources, which can be obtained from surface water and groundwater. Groundwater exploration can provide necessary information for assessing water resources. The purpose of this study is to analyze the configuration of aquifers in the studied area. A Schlumberger array was used to carry out twelve vertical electrical soundings (VES) with AB/2 electrode spacing ranging from 1.5 m to 150 m. IPI2win software was used to qualitatively interpret the VES results and it suggested the presence of three distinct lithological units interpreted as clay, alluvial sand, and a Lower Quaternary formation. In general, resistivity values in the studied area can be divided into five resistivity categories: very low resistivity with values ranging from 1 Ωm to 10 Ωm, low resistivity with values ranging from 10 Ωm to 50 Ωm, medium resistivity with values ranging from 50 Ωm to 100 Ωm, high resistivity with values ranging from 100 Ωm to 200 Ωm, and very high resistivity with values > 200 Ωm. The geo-electric interpretation revealed three geo-electric layers: topsoil (1 - 144 Ω m), sand (1 - 298 Ω m), and clay (1 - 82 Ω m). Aquifers in the studied area are lithologically composed of sand. Clay is the dominant lithology in the studied area, so the presence of aquifers in this area is very limited, and thus the supply of groundwater is also limited. The exploitation of groundwater must be limited and controlled to maintain the sustainability of groundwater in the studied area.